ARTIKEL TENTANG PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN PERPINDAHAN SUHU DAN KALOR UNTUK IPA KELAS V SEKOLAH DASAR

 




PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN PERPINDAHAN SUHU DAN KALOR UNTUK IPA KELAS V SEKOLAH DASAR

 

Oleh : Indah Dwie Ningsih

Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah UIN Raden Intan Lampung

Email: Indahdwien@gmail.com

Abstrak

Media pembelajaran biasa digunakan dalam proses belajar mengajar di sekolah untuk memudahkan pendidik menyampaikan pelajaran dan peserta didik dalam memahami materi pelajaran. Dalam dunia pendidikan media pembelajaran digolongkan menjadi 3 macam yaitu, media audio, media visual, dan media audio visual. Dari ketiga jenis media tersebut memiliki cara penyampaian yang berbeda-beda. Penggunaan media harus disesuaikan dengan materi yang akan dipelajari, tujuannnya agar penggunaan media dan penyampaian materi pelajaran dapat selaras dan sesuai. Pendidik dituntut untuk kreatif dalam menyampaikan pelajaran dan berkenan untuk memanfaatkan media pelajaran guna menunjang proses belajr mengajar di sekolah. Perkembangan teknologi masa kini tentunya membantu pendidik untuk mengajar, dengan adanya fasilitas internet yang mudah di akses semakin memudahkan proses belajar mengajar. Dengan menggunakan media pelajaran diharapkan dapat menambah semangat belajar peserta didik dalam memahami materi khususnya mata pejaran Ilmu Penetahuan Alam dengan materi suhu dan kalor. Peserta didik jenjang sekolah dasar akan lebih antusia ketika pembelajaran dilakukan lebih bervariasi dengan memanfaatkan media pelajaran sebagai pengantar materi.

Kata kunci: Media audio, media visual dan media audoi visual

 Abstrak

Learning media are commonly used in teaching and learning in schools to facilitate educators conveying lessons and students in understanding the subject matter. In the world of education instructional media are classified into 3 types namely, audio media, visual media, and audio visual media. Of the three types of media, they have different delivery methods. The use of media must be adapted to the material to be studied, the aim is so that the use of media and the delivery of subject matter can be in harmony and in accordance. Educators are required to be creative in presenting lessons and deign to use instructional media to support the learning process of teaching in schools. The development of technology today certainly helps educators to teach, with the internet facilities that are easily accessed, it makes the learning process easier. By using instructional media, it is hoped that it can increase the students' enthusiasm for learning in understanding the material, especially the eyes of the Natural Sciences subject with temperature and heat. Elementary school students will be more enthusiastic when learning is more varied by using instructional media as an introduction to the material.

Keywords: Media audio, media visual dan media audoi visual

 PENDAHULUAN

Proses belajar  mengajar akan membosankan apabila dilakukan hanya dengan metode ceramah saja. Dunia pendidikan saat ini dituntut untuk dikembangkanya pendekatan pembelajaran sesuai dengan dinamika pendidikan Negara kita,  yang berakar pada UUD 1945 dan UU no. 20 Tahun 2003 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan zaman dan sesuai dengan perkembangan IPTEK.[1]

Saat ini dan masa depan pendidikan akan menjadi tantangan yang akan terus berubah disesuikan dengan standar Pengembangan IPTEK . Sebagaimana Nurdyansyah juga mempertegas bahwa: “Educational process is the process of developing student’s potential until they become the heirs and the developer of nation’s culture”.[2] Oleh karena itu Duschl mengatakan bahwa Pendidikan adalah bagian dari rekayasa sosial. Melalui komunitas, pendidikan dapat dibentuk dan diarahkan ke tujuan tertentu.[3] Permasalahan bangsa yang semakin hari semakin rumit dengan adanya berbagai krisis multi dimensi ditambah dengan pengaruh dari arus informasi memunculkan beragam bentuk perilaku di masyarakat khususnya bagi para peserta didik. Perkembangan teknologi merupakan sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan ini. Sehingga keluarga harus berperan aktif dalam mendidik anaknya sejak dini serta menguatkan pondasi karakter yang baik. Pada kenyataannya masih banyak permasalahan yang harus dihadapi dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Permasalahan ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor eksternal yang berasal dari luar peserta didik, maupun faktor internal yang berasal dari dalam diri peserta didik.[4]  Nurdyansyah meperejelas “The education world must innovate in a whole. It means that all the devices in education system have its role and be the factors which take the important effect in successful of education system”.  Proses pembelajaran hendaknya berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat dan minat peserta didik.[5] Proses pembelajaran harus melibatkan banyak pihak, yang diimbangi oleh perkembangan teknologi untuk mempermudah dalam tercapaianya suasana tertentu dalam proses pembelajaran sehingga peserta didik nyaman dalam belajar. Hakikat belajar yaitu suatau proses pengarahan untuk pencapaian tujuan dengan melakukan perbuatan melalui pengalaman yang diciptakan.  Bahan ajar berguna membantu pendidik dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Bagi pendidik bahan ajar digunakan untuk mengarahkan semua aktivitasnya dan yang seharusnya diajarkan kepada siswa dalam proses pembelajaran. Pengalaman belajar tersebut perlu adanya standarisasi penilaian hasil belajar. Penilaian hasil belajar memerlukan sebuah pengolahan dan analisis yang jelas. Sehingga pembelajaran dapat berjalan efektif dan efisien.

 1. Latar Belakang

Alat yang digunakan untuk memudahkan proses belajar mengajar disebut Media Pembelajaran. Alat ini sangat berpengaruh besar untuk pendidik. Karena, sangat membantu pendidik dalam mengajar serta memudahkan peserta didik menerima dan dapat memahami pelajaran yang disampaikan oleh pendidik.  Media pembelajaran yang dapat dimanfaatkan oleh pendidik bermacam-macam. Seperti gambar, poster, video, film, slide, dan lain-lain. Selain untuk mempermudah proses pembelajaran, media pembelajaran ini diharuskan dapat memberikan motivasi dalam belajar peserta didik. Apabila motivasi yang didapatkan peserta didik kurang, maka hal itu dikarenakan pendidik yang kurang kreatif dalam mengajar. Selain kurang kreatif, kurangnya penggunaan media pembelajaran juga dapat mengakibatkan motivasi belajar peserta didik lebih rendah.16 Menurut Depdiknas yang dikuti dalam Ali media pembelajaran ialah apa saja yang bisa menghasilkan suatu informasi untuk diterapkan kepada semua orang yang membutuhkan informasi tersebut.17Ada pula pendapat dari Daryanto yang dikutip dalam Jupriyanto media pembelajaran adalah sebuah proses untuk menuju progress yang sesuai dengan ketentuan awal yang ingindicapai oleh pendidik untuk peserta didik.  Setelah mengetahui beberapa pengertian media pembelajaran dari beberapa tokoh-tokoh dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakanalatperaga yang berbagai macam bentukakantetapimemilikitujuan yang sama yaitu mempermudah peserta didik dalam memahami suatu materi pembelajaran.

2. Rumusan Masalah

a. Bagaimana pemanfaatan media pembelajaran untuk meningkatkan materi suhu dan energi panas ?

b. Apa kendala pemanfaatan media pembelajaran untuk meningkatkan materi suhu dan energi panas ?

 

3. Tujuan Penulisan

a. Untukmenganalisispemanfaatan media pembelajaran untuk meningkatkan materi suhu dan energi panas

b. Untuk menganalisis kendala pemanfaatan media pembelajaran untuk meningkatkan materi suhu dan energi panas

 

KJIAN TEORI

a. Media Pembelajaran

1) Pengertian Media Pembelajaran

Media pembelajaran menurut Suprapto yang dikutip dalam Mahfud ialah media yang berguna untuk mempermudah peserta didik dalam memahami materi pembelajaran dan tidak keluar dari koridornya, yaitu harus sesuai dengan tujuan awalnya. Sedangkan menurut Arsyad media pembelajaran itu berfariasi tidak hanya alat peraga melainkan mencakup siapa saja yang menggerakkan alat peraga seperti manusia, kemudian alat peraga juga merupakan hasil dari gabungan alat dan bahan yang bisa menghasilkan sebuah karya untuk mempermudah peserta didik dalam mencari dan mendapatkan sebuah informasi. Ada beberapa pendapat di atas mengenai pengertian media pembelajaran, untuk lebih memahaminya dapat ditarik kesimpulan bahwa media pembelajaran merupakan sebuah alat peraga yang berfariasi untuk mempermudah peserta didik dalam mencari informasi untuk mempertegas maksut dari materi pembelajaran.

 

2) Fungsi Media Pembelajaran

Dalam kegiatan belajar mengajar itu dimulai pasti pendidik menggunakan suatu media pembelajaran untuk memperjelas materi yan disampaikan kepada peserta didiknya. Pendidik menggunakan media pembelajaran  untuk menyelingi dalam penjelasan materi karena begitu banyak fungsi yang dimiliki oleh media pembelajaran, seperti[6] :

a) Berfungsi menciptakan suasa kelas yang menyenangakan dan kreatif

b) Berfungsi sebagai sarana komunikasi antar peserta didik dengan peserta didik lainnya agar tidak acuh tak acuh, serta menjadi sarana tanya jawab antar pendidik dan peserta didik.

c)Berfungsi sebagai alat bantu dalam mempermudah peserta didik untuk memahami materi dengan cepat dan tepat.

d) Berfungsi sebagai sarana pembelajaran yang modern dengan berjuta manfaat yang didapat baik peserta didik  maupun pendidik yang bisa mewujutkan peserta didik dan pendidik yang berkualitas tinggi

e) Dengan adanya media pembelajaran langsung di depan mata, maka peserta didik lebih mudah untuk memahaminya karena dia tidak perlu membayangkan lagi.

 

3) Cirri-ciri Media Pembelajaran

Media pembelajaran bukan sepenuhnya digunakan untuk melakukan kegiatan belajar mengajar. Media ini hanya sebagai pelengkap dan pemerjelas sesuatu yang sulit di bayangkan oleh peserta didik. Media pembelajaran juga perlu pendamping seperti sumber belajar agar kegiatan belajar mengajar bisa berjalan dengan lancar. Maka dari itu menurut Musfiqon yang dikutip dalam Miswarmedia pembelajaran memiliki ciri-ciri yang sangat menonjol seperti media itu bisa di lihat jelas oleh mata, ada wujud aslinya, memiliki suara untuk memperjelas materi, bisa dirasakan ketika di pegang, serta memiliki kegunaan dengan dana yang murah. Banyak yang membayangkan kalau media pembelajaran yang memiliki cirri-ciris eperti itu, berarti media pembelajaran merupakan benda mati yang diciptakan oleh manusia. Pemikiran tersebut mengenai cirri-ciri media pembelajaran sangatlah salah besar, karena media pembelajaran juga bisa berbentuk manusia itu sendiri, manusia juga memiliki cirri-ciri seperti yang ada pada media pembelajaran.[7]

 

b. Materi Suhu dan Kalor

1) Materi Suhu

Suhu ialah suatu besaran yang digunakan untun mengungkapkan suatu ukuran derajar dingin atau panasnya suatu benda biasa disebut Suhu. Dapat digunakan untuk mencari dengan pasti dingin atau panasnya suatu benda. Maka kita memerlukan suatu besaran yang dapat diukur beserta alat ukurnya.[8] Alat pengukuran untuk mencari suhu ialah Termometer yang merupakan alat pengukuran yang sering digunakan untuk mengukur suhu. Pertama kalainya termometer dibuat oleh seseorang yang bernama Galeleo Galilei (1564-1642). Termometer tersebut dinamakan termometer udara. Yang terdiri dari sebatang pipa kaca yang berukuran panjang dan dilengkapi oleh bola kacanya, lalu pipa tersebut dapat dimasukkan pada cairan yang berwarna. Jika uadara yang ada didalam pipa mennjadi mengembang, maka pipa tersebut akan mengeluarkan suatu udara dan pada saat itulah bola kaca sedang dipanaskan. Sedangkan apabila udara yang ada didalam pipa mengalami penyusutan, maka mengakibatkan air akan naik ke dalam pipa tersebut hal itu dikarenakan bola pipa sedang didinginkan.[9]

Termometer yang dibuat berdasarkan prinsip-prinsip dalam perubahan suatu volume. Termometer yang berbentuk tabung dan biasa diisi dengan raksa disebut termometer raksa. Termometer raksa mempunayai skala Celcius, yang biasa kita jumpai dalam sehari-hari. Selain termometer tersebuat terdapat juga termometer alkohol, dan termometer lainnya. Setiap termometer terdapat kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Untuk kelebihan termometer alkohol yaitu harganya yang sangat terjangkau (murah), dapat digunakan mengukur suhu yang sangat dingin, dan lebih jelas dalam menaikan suhu yang rendah. Sedangkan kekurangan termometer alkohol yaitu memilihi didih yang sangat rendah yakni 78 derajat celcius yang mengakibatkan pemakaian yang sangat terbatas, tidak memiliki warna maka harus diberi warna agar dapat terlihat, dan dapat membasahi dinding kaca. Untuk kelebihan termometer raksa yaitu mudah terlihat karena bersifat mengkilap, tidak membasahi kaca saat mengalami penyusutan, dan dapat menjadi panas yang rata sehingga dapat menunjukkan suatu suhu dengan tepat. Sedangkan untuk kekurangannya yaitu harga yang sangat mahal, tidak dapat mengukur suhu yang sangat rendah, dan termasuk salah satu zat yang bersifat bahaya karena jika pecah akan mengakibatkan kulit terkelupas.[10]  Macam-macam termometer sangat banyak. Terdapat beberapa termometer yang sudah tidak asing lagi, seperti termometer ruang, termometer laboraturium, termometer klinis, dan termometer six-bellani.  Termometer ruang ialah yang biasa ditempelkan pada dinding kantor, sekolah ataupun rumah. Yang digunakan untuk mengukur suhu udara pada saat itu. Termometer laboraturium ialah yang biasa kita jumpai di laboratorium. Yang biasa digunakan untuk mengukr suhu air yang sedang dipanaskan ataupun didinginkan. Termometer klinis ialah yang biasa digunakan pada saat demam. Yang digunakan dokter untuk mengetahui suhu di dalam tubuh pasien. Pada saat tubuh mengalami demam maka suhu dapat melebihi 40 derajat, sedangkan pada saat tubuh sehat sekitaran 30 derajat. Sedangkan termometer six-bellani ialah termometer yang sangat jarang digunakan. Termometer ini digunakan untuk mengetahui suhu tertinggi ataupun terendah dari suatu suhu dalam jangka waktu yang tidak menentu.[11]

 

2) Pengertian Kalor

Suatu energi yang dapat berpindah ataupun dipindahkan. Dapat berpindah dikarenakan adanya perbedaan suhu maka dapat disebut Kalor. Dan dapat mengubah bentuk dari sebuah benda. Perpindahan pada kalor diakibatkan berpindahnya energi dari suatu tempat yang memiliki suhu tinggi ke tempat yang memiliki suhu lebih rendah.[12]  Dalam tahapan perpindahan kalor terbagi menjadi tiga tahap: konveksi, konduksi, dan radiasi. Pada tahap konveksi, perpindahan yang dialami mengakibatkan perubahan suatu zat pada setiap benda yang diakibatkan oleh berpindahnya suatu energi yang ada. Pada tahap konduksi, berpindahnya suatu kalor yang tanpa diikiti dengan berpindahnya suatu partikelnya. Maka, saat mengalami perubahan suatu sutu, partikel yang ada didalam benda tidak ada perubahan bentuk sama sekali, hanya saja perubahan tempat atau pergeseran saja. Sedangkan tahap radiasi, berpindahnya kalor dan tidak melalui suatu zat sebagai perantanya. Misalnya pada siang hari sangat panas, padahal letak antara matahari dan bumi sangat jauh tetapi sinar matahari dapat kita rasakan. Satuam dalam Kalor yaitu Joule (J) atau kalori (kal) yang disebut satuan untuk menyatakan kalor. Satuan untuk joule ialah satuan kalor yang biasa digunakan dalam fisika. Sedangkan satuan untuk kalori (kal) ialah satuan kalor yang digunakan untuk menyatakan kandungan energi yang terdapat dalam bahan makanan.

 

METODE

Metode yang digunakan dalam penyusunan artikel ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif hanyalah memaparkan situasi atau peristiwa, tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi . Karakteristik data diperoleh dengan ukuran–ukuran kecenderungan pusat atau ukuran sebaran, tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk mengembangkan masalah–masalah dari suatu fenomena yang mengembangkan masalah itu secara rasional. Metode deskriptif ditujukan untuk mengumpulakan informasi aktual secara rinci melukiskan gejala yang ada, mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek–praktek yang berlaku, membuat perbandingan atau evaluasi apapun yang berlaku, menentukan apapun yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah.

Penelitian desktiptif ditujukan untuk:(1)mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada, (2)mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlalu, (3)membuat perbandingan atau evaluasi, (4)menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang. Metode deskriptif amat berguna untuk melahirkan teori–teori tentatif. Metode deskriptif mencari teori,bukan menguji teori. Ciri lain dari metode deskriptif ialah titik berat pada observasi dan suasana alamiah (naturalistis setting). Peneliti bertindak sebagai pengamat. Ia hanya membuat kategori perilaku, mengamati gejala, dan mencatat dalam buku observasinya. Penelitian deskriptif mungkin lahir karena kebutuhan. Pejabat hubungan masyarakat ingin mengetahui citra lembaga dalam persepsi publiknya: pengiklan ingin memastikan beberapa persen populasi yang mengetahui barang yang diiklankan; pengambil keputusan ingin mengecek raksi khalayak terhadap kebijakan baru yang dikeluarkannya; pemasang iklan ingin memastikan jumlah pembaca media cetak atau pendengar radio tertentu pada daerah tertentu; pemerintah daerah ingin menyelidiki arus informasi peraturan pemerintahan dari pusat ke tingkat pemerintahan terbawah.


HASIL DAN PEMBAHASAN

Pemanfaatan media pembelajaran untuk meningkatkan materi suhu dan kalor, seorang guru diharuskan mempunyai kreatifitas yang cukup tinggi. Dapat membuat alat peraga yang unik setiap materi. Alat peraga yang dibuat sangat penting dalam menyampaikan infomasi kedapa siswa. Karena banyak para ahli membuktikan bahwa kemampuan alat indra menerima dan menyerap informasi lebih bedsar dibandaningkan pendengaran. Jadi, siswa lebih mudah menyerap suatu materi pembelajaran melalui penglihatan.32Jadi, alat peraga tersebut bertujuan untuk mempermudah penyampaian materi pembelajaran, mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran, menjadikan suasana pembelajaran yang kondusif, mencjadikan pembelajaran yang efektif dan efisien. Salah satu kendala pemanfaatan media pembelajaran untuk meningkatkan materi suhu dan energi panas yaitu dari pendidik yang merasa repot, akan mengeluarkan uang yang tidak sedikit, kurang kreatifnya seorang pendidik.33Jadi, sebagai pendidik yang profesional harus mampu menciptakan suasana yang lebih dinamis tidak monoton, tidak membuat siswa merasa cepat bosan. Dan harus teru menerus mengembangkan inovasnya disetiap pembelajaran.

 

PENUTUP

Kesimpulan

Sebagai seorang pendidik harus mengetahui apa saja media-media yang ada dalam media visual, audio visual, dan alat peraga sehingga pendidik dapat memanfaatkan secara tepat dan baik pada saat proses belajar mengajar.  Jadi menjadi seorang pendidik harus selalu memutar pikirannya, selalu berfikir yang kreatif dan inovatif agar dapat menciptakan media pembelajaran yang pantas untuk setiap pelajarannya. Demikian yang dapat kita sampaikan dalam artikel ini. Apabila terdapat kekurangan pada artikel ini, maka kami mohon kritik dan saran yang dapat membangun untuk kemajuan yang lebih baik lagi.

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Abidin, M. M., Purnama, B. E., &Nugroho, G. K. 2013. Pembangunan Media Pembelajaran Teknik Komputer Jaringan Kelas X.

 

Erniwati, E., Eso, R., & Rahmia, S. 2015. Penggunaan Media Praktikum Berbasis Video Dalam Pembelajaran IPA-Fisika Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Suhu dan Perubahannya. Jurnal Sains dan Pendidikan Fisika, 10(3).

 

Husein, S., Herayanti, L., & Gunawan, G. 2017. Pengaruh Penggunaan Multimedia Interaktif Terhadap Penguasaan Konsep dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa pada Materi Suhu dan Kalor. Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi, 1(3), 221-225. 

 

Nurdyansyah, N. 2016. Developing ICT-Based Learning Model to Improve Learning Outcomes IPA of SD Fish Market in Sidoarjo. Jurnal TEKPEN, 1(2). Terbitan 2, 929-930.  

Nurdyansyah, N. 2017. Integration of Islamic Values in Elementary School. Atlantis Press. Advances in Social Science, Education and Humanities Research (ASSEHR), volume 125 

 

Nurdyansyah, N., Siti, M., & Bachtiar, S. B. 2017. Problem Solving Model with Integration Pattern: Student’s Problem Solving Capability. Atlantis Press. Advances in Social Science, Education and Humanities Research, volume 173, 258. 

 

Nurdyansyah, N., & Fitriyani, T. 2018. Pengaruh Strategi Pembelajaran Aktif Terhadap Hasil Belajar Pada Madrasah Ibtidaiyah. Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. 3. 

Nurdyansyah, N. 2018. Model Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Pelajaran IPA Materi Komponen Ekosistem. Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. 

 

Nurseto, T. 2011. Membuat media pembelajaran yang menarik. Jurnal Ekonomi & Pendidikan, 8(1). 3. 

 

Purnomo, M. 2015. Implementasi pembelajaran dengan metode problem posing untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar Fisika materi suhu dan kalor di kelas X SMA Muhamadiyah Gubug tahun ajaran 2014/2015 (Doctoral dissertation, UIN Walisongo). 

 

Siagian, H., & Siboro, A. 2014. PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJAR DENGAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DAN PENDEKATAN KONVENSIONAL PADA MATERI POKOK KALOR DAN PERPINDAHAN. Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan, 20(01), 22-29.

 



[1] Nurdyansyah, N. (2016). Developing ICT-Based Learning Model to Improve Learning Outcomes IPA of SD Fish Market in Sidoarjo. Jurnal TEKPEN, 1(2). Terbitan 2, 929-930.  

[2] Nurdyansyah, N. (2017). Integration of Islamic Values in Elementary School. Atlantis Press. Advances in Social Science, Education and Humanities Research (ASSEHR), volume 125 

[3] Nurdyansyah, N., Siti, M., & Bachtiar, S. B. (2017). Problem Solving Model with Integration Pattern: Student’s Problem Solving Capability. Atlantis Press. Advances in Social Science, Education and Humanities Research, volume 173, 258. 

[4] Nurdyansyah, N., & Fitriyani, T. (2018). Pengaruh Strategi Pembelajaran Aktif Terhadap Hasil Belajar Pada Madrasah Ibtidaiyah. Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. 3. 

[5] Nurdyansyah, N. (2018). Model Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Pelajaran IPA Materi Komponen Ekosistem. Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. 2. 

[6] Nurseto, T. (2011).Membuat media pembelajaran yang menarik.Jurnal Ekonomi & Pendidikan, 8(1). 3. 

[7] Abidin, M. M., Purnama, B. E., &Nugroho, G. K. (2013).Pembangunan Media Pembelajaran Teknik Komputer Jaringan Kelas X

[8] Erniwati, E., Eso, R., & Rahmia, S. (2015). Penggunaan Media Praktikum Berbasis Video Dalam Pembelajaran IPA-Fisika Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Suhu dan Perubahannya. Jurnal Sains dan Pendidikan Fisika, 10(3).

[9] Husein, S., Herayanti, L., & Gunawan, G. (2017). Pengaruh Penggunaan Multimedia Interaktif Terhadap Penguasaan Konsep dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa pada Materi Suhu dan Kalor. Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi, 1(3), 221-225. 

[10] Ibid., 230 

[11] Purnomo, M. (2015). Implementasi pembelajaran dengan metode problem posing untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar Fisika materi suhu dan kalor di kelas X SMA Muhamadiyah Gubug tahun ajaran 2014/2015 (Doctoral dissertation, UIN Walisongo). 

[12] Siagian, H., & Siboro, A. (2014). PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJAR DENGAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DAN PENDEKATAN KONVENSIONAL PADA MATERI POKOK KALOR DAN PERPINDAHAN. Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan, 20(01), 22-29 

ARTIKEL TENTANG PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN PERPINDAHAN SUHU DAN KALOR UNTUK IPA KELAS V SEKOLAH DASAR ARTIKEL TENTANG PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN PERPINDAHAN SUHU DAN KALOR UNTUK IPA KELAS V SEKOLAH DASAR Reviewed by asarisolid on 1:38 AM Rating: 5

No comments:

ADS

referensimakalah. Powered by Blogger.