ARITMATIKA SOSIAL - Untung, Rugi, Diskon, Rabat, Bruto, Netto, dan Tara

 


KATA PENGANTAR

 

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang berjudul “ARITMATIKA SOSIAL”

Pada kesempatan ini, kami ingin menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan selalu memberikan dukungan dalam penulisan makalah ini, kami ucapkan terimakasih kepada bapak Dicky Prasetya M.Pd selaku Dosen Mata Kuliah Matematika yang telah memberikan bimbingan serta arahan serta teman-teman yang telah memberikan dukungan serta bantuan dalam proses penulisan makalah ini.      

           Makalah ini berisikan tentang informasi materi Aritmatika Sosial yang mencakup Untung, Rugi, Diskon, Rabat, Bruto, Netto, dan Tara.

Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang Aritmatika Sosial, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

  

Bandar Lampung, 20 Maret 2019

 

                                                                                                                    Penyusun

 

DAFTAR ISI

 

 KATA PENGANTAR........................................................................................................ 1

DAFTAR ISI...................................................................................................................... 2

 

BAB 1 (PENDAHULUAN)

       LATAR BELAKANG................................................................................................. 3

       RUMUSAN MASALAH............................................................................................ 4

       TUJUAN PENULISAN.............................................................................................. 4

 

BAB 2 (PEMBAHASAN)

       PENGERTIAN ARITMATIKA SOSIAL.................................................................. 3

       UNTUNG DAN RUGI............................................................................................... 6

       PERSENTASE UNTUNG DAN RUGI..................................................................... 6

       RABAT (DISKON)..................................................................................................... 7

       BRUTO NETTO DAN TARA.................................................................................... 8

      

BAB 3 (PENUTUP)

       KESIMPULAN........................................................................................................... 11

       SARAN........................................................................................................................ 11

 

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 12

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Pada zaman dahulu kala apabila seseorang ingin membeli suatu barang, maka ia harus menyediakan barang miliknya sebagai ganti atau penukar barang yang diinginkan tersebut. Misalnya seorang petani ingin membeli pakaian, maka petani tersebut bisa menukarnya dengan tiga ekor ayam atau membelinya dengan dua karung beras. Pembelian dengan cara tukar menukar dikenal dengan istilah barter.

Kemudian dengan berkembangnya pengetahuan dan peradaban umat manusia, jual beli dengan cara barter mulai ditinggalkan. Kegiatan jual beli dilakukan dengan memberi nilai atau harga terhadap suatu barang. Setelah mengalami proses, akhirnya manusia menemukan benda yang disebut mata uang. Sejalan dengan perkembangan dengan dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar istilah-istilah perdagangan seperti harga pembelian, harga penjualan, untung dan rugi. Demikian pula, istilah impas, rabat (diskon), bruto, netto, tara, dan bonus. Istilah-istilah ini merupakan bagian dari matematika yang disebut Aritmetika Sosial, yaitu yang membahas perhitungan keuangan dalam perdagangan dan kehidupan sehari-hari beserta aspek-aspeknya.

Oleh karena itu, dalam makalah ini akan membahas tentang Aritmatika Sosial yang mencakup untung, rugi, diskon, rabat, bruto, netto, dan tara.

 

B.     Rumusan Masalah

1.      Apa pengertian aritmatika sosial?

2.      Bagaimana menentukan untung dan rugi?

3.      Bagaimana menetukan diskon, dan rabat?

4.      Bagaimana menentukan bruto netto dan tara?

 

C.    Tujuan penulisan

1.    Memahami dasar aritmatika sosial

2.    Memahami rumus tentang untung dan rugi

3.    Memahami rumus tentang diskon (rabat)

4.    Memahami rumus tentang bruto netto dan tara

 

ARITMATIKA SOSIAL 

A.    Pengertian Aritmatika Sosial

Di dalam prinsip matematika ada terdapat fungsi aritmatika, yaitu suatu fungsi matematika sederhana yang terdiri dari, penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian serta gabungan. Untuk lebih dapat memahami aritmatika sosial ini dengan baik, kita harus mengingat kembali materi yang terdahulu mengenai pecahan. Kita juga harus mengingat kembali mengenai operasi hitung pada bentuk aljabar karena materi yang akan dipelajari ini merupakan penggunaan aljabar dalam kehidupan sehari-hari.

Aritmatika sosial adalah materi yang dekat dengan kehidupan sehari-hari kita, seperti: Menghitung Nilai Keseluruhan, Nilai Per Unit dan Nilai Sebagian serta Harga Beli, Harga Jual, Untung, Rugi, Diskon (Rabat), Bruto, Tara dan Neto. Untuk lebih memperjelas materi ini, sebaiknya kita pahami pengertian dari masing-masing sub materi yang berkaitan dengan aritmatika sosial. Berikut pengertiannya:   

          Dalam pembelajaran matematika terdapat karakteristik tentang materi aritmatika sosial dalam kegiatan ekonomi, yang berupa harga keseluruhan, harga per unit, dan harga sebagian. Selain itu juga terdapat harga pembelian, harga penjualan, untung dan rugi serta rabat (diskon), bruto, tara, dan neto. Dalam karakteristik ini, dapat menggunkan konteks-konteks yang berupa permainan transaksi jual beli dengan memberikan beberapa kesepakatan awal. Penggunaan konteks ini bertujuan untuk memudahkan dalam mengkonstruksi konsep matematika tentang aritmatika sosial (harga keseluruhan, harga per unit, dan harga sebagian. Selain itu juga terdapat harga pembelian, harga penjualan, untung dan rugi serta rabat (diskon), bruto, tara, dan neto). Kegiatan yang digunakan dalam aritmatika sosial yaitu berupa benda yang dapat di perjualbelikan. Istilah ini merupakan bentuk situasi yang dikenal melalui proses generalisasi dan formalisasi.

Ciri-ciri materi aritmatika sosial ini selalu berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Dan berkaitan dengan perekonomian atau perdagangan serta transaksi jual-beli. Pada materi ini, terdapat harga keseluruhan, harga per unit, dan harga sebagian. Selain itu juga terdapat harga pembelian, harga penjualan, untung dan rugi serta rabat (diskon), bruto, tara, dan neto. Perhitungan dalam materi ini menggunakan konsep aljabar melalui operasi hitung yang berupa pecahan dan lain-lain.

1. Uang dalam Perdagangan

Sebagaimana diketahui bahwa setiap negara mempunyai satuan mata uang. Misalnya negara Indonesia satuan mata uangnya dalam rupiah (Rp.), Inggris satuan mata uangnya pounsterling (£), Amerika mempunyai satuan mata uang dolar ($), Jepang satuan mata uangnya yen (¥), dan sebagainya. Karena setiap negara mempunyai mata uang yang berbeda, maka dalam perdagangan internasional berlaku nilai tukar mata uang dari suatu negara dengan negara lain. Penentuan nilai tukar ini tentunya dipengaruhi oleh banyak faktor dan yang sangat mempengaruhi adalah faktor ekonomi dari negara masing-masing.

a.      Untung dan Rugi

Dalam perdagangan kita tentunya pernah mendengar istilah harga penjualan, harga pembelian, untung atau rugi. Untuk lebih jelasnya kita perhatikan beberapa contoh berikut.

Contoh:

Seorang pedagang telur membeli telur sebanyak 72 butir dengan harga Rp. 1.500,00 tiap butir. Separuhnya dijual Rp. 1.750,00 tiap butir, dan sisanya dijual Rp. 1000 per butir. Tentukan untung atau ruginya.

Penyelesaian:

Harga pembelian = 72 × Rp. 1.500,00 = Rp. 108.000,00

Harga penjualan = (36 × Rp. 1.750,00) + (36 × Rp. 1000,00)

= Rp. 99.000,00

Jadi rugi = Rp. 108.000,00 – Rp. 99.000,00 = Rp. 9.000,00

Contoh:

Pa Ahmad membeli sebuah Televisi secara tunai seharga Rp. 3.500.000,00. Karena sesuatu hal sebulan kemudian televisi itu dijual kembali kepada tetangganya secara tunai pula seharga Rp. 3.500.000,00. Dalam hal ini harga pembelian sama dengan harga penjualan, sehingga dikatakan bahwa penjualan itu impas.

Dari kedua contoh di atas menunjukkan bahwa dalam kegiatan jual beli, seseorang bisa saja memperoleh keuntungan atau kerugian. Pengertian untung atau rugi dalam perdagangan dapat diartikan sebagai berikut:

(1) Jika harga penjualan lebih dari harga pembelian, maka dikatakan untung, sebaliknya jika harga penjualan kurang dari harga pembelian, maka dikatakan rugi.

(2) Jika harga penjualan sama dengan harga pembelian, maka dikatakan impas.

(3) Untung = harga penjualan – harga pembelian.

Rugi = harga pembelian – harga penjualan.

 

b.      Persentase tentang Untung dan Rugi

Untung atau rugi biasanya dinyatakan dengan persen, biasanya dari harga pembelian atau biaya pembuatan, kadang-kadang dari harga penjualan. Dalam semua contoh berikut untung atau rugi dinyatakan sebagai suatu persentase dari harga pembelian kecuali bila dinyatakan lain.

Contoh:

Suatu barang dibeli dengan harga Rp. 2.000,00 dan dijual Rp. 2.500,00.

Nyatakanlah untungnya sebagai persentase dari:

a. Harga pembelian

b. Harga penjualan

Penyelesaian:

Untung = Rp. 2.500,00 – Rp. 2.000,00 = Rp. 500,00

a. Untung sebagai perentase dari harga pembelian =   x100% = 25%

b. Untung sebagai persentase dari harga penjualan =   x100% = 20%

 

2. Rabat (Diskon), Bruto, Tara dan Neto

Dalam perdagangan kita mengenal adanya diskon (rabat), bruto, tara dan

neto. Untuk lebih jelasnya kita perhatikan bahasan diskusi berikut.

a. Diskon (Rabat)

Untuk menarik minat pembeli biasanya diberlakukan diskon (rabat), yaitu potongan harga penjualan pada saaat transaksi jual-beli. Istilah ini sering kita jumpai di pusat-pusat perbelanjaan, misalnya dalam perdagangan pakaian, makanan, elektronik dan berbagai produk lain.

Contoh:

Sebuah penerbit buku menitipkan dua jenis buku masing-masing sebanyak 200 dan 500 buah. Pemilik toko harus membayar hasil penjualan buku kepada penerbit setiap 3 bulan. Harga buku jenis pertama Rp. 7.500,00 sebuah, sedangkan buku jenis kedua Rp. 10.000,00. Rabat untuk setiap buku pertama 30% sedang untuk buku kedua hanya 25%. Jika pada akhir 3 bulan pertama toko itu berhasil memasarkan 175 buku jenis pertama dan 400 buku jenis kedua, berapa:

a. Rabat yang diterima pemilik toko buku?

b. Uang yang harus disetorkan kepada penerbit?

Penyelesaian:

a. Untuk buku jenis pertama:

Harga jual = 175 × Rp. 7.500,00 = Rp. 1.312.500,00

Untuk buku jenis kedua:

Harga jual = 400 × Rp. 10,000,00 = Rp. 4.000.000,00

Rabat buku pertama    = 30% x Rp. 1.312.500,00

=  x 1.312.500,00

= Rp. 393.750,00

Rabat buku kedua       = 25% × Rp. 4.000.000,00

=  x 4.000.000,00

= Rp. 1.000.000,00

Rabat total yang diterima pemilik toko adaah:

Rp. 393.750,00 + Rp. 1.000.000,00 = Rp. 1.393.750,00

 

b. Tulis:

T = hasil penjualan total,

P = rabat yang diterima, dan

S = jumlah uang yang harus disetor ke penerbit

T = Rp. 1.312.500,00 + Rp. 4.000.000,00

= Rp. 5.312.500,00

S = T – P

= Rp. 5.312.500,00 – Rp. 1.393.750,00

= Rp. 3.919.750,00

Jumlah uang yang harus disetor ke penerbit Rp. 3.919.750,00

  

b. Bruto, netto dan tara

Istilah bruto, tara, dan neto sering kita jumpai dalam masalah berat barang. Dalam kehidupan sehari-hari bruto diarikan sebagai berat kotor, neto adalah berat bersih, dan tara adalah selisih antara bruto dan neto.

Contoh:

Seorang pengecer buah mangga menerima kiriman dua kotak buah mangga “arumanis” dengan harga total Rp. 160.000,00. Pada setiap kotak tertera Pengecer menjual kembali buah mangga itu dengan harga per kilo gramnya Rp. 3000,00. Tanpa memperhatikan biaya lainnya, tentukan:

a. keuntungan yang diperoleh pengecer tersebut

b. persentase keuntungan itu

Bruto 40 kg

Neto 35 kg

Penyelesaian:

a. Diketahui     B = harga beli = Rp. 160.000,00

J = harga jual = 2 × 35 × Rp. 3.000,00 = Rp. 210.000,00

U = untung

Rumus U = J - B

= Rp. 210.000,00 – Rp. 160.000,00

= Rp. 50.000,00

Berarti pengecer memperoleh keuntungan Rp. 50.000,00

b. Persentase keuntungan:

50 per  160.000 x 100% =  5 per 6 x 100%     = (125 per 4) persen

= 31,25%

Suatu pabrik menentukan target bahwa setiap bulan harus dapat menghasilkan 100 unit produksi. Untuk memberikan dorongan kepada karyawan agar target tersebut dapat tercapai, pabrik memberikan imbalan jasa kepada karyawannya. Bahkan imbalan itu akan ditambah lagi untuk setiap unit produksi setelah 100 unit dicapai untuk setiap bulannya. Imbalan jasa seperti ini dalamn perdagangan disebut “bonus”.

Istilah bruto, netto, dan tara adalah istilah yang sering digunakan dalam penyebutan dan penulisan berat  atau bobot barang dalam kemasan yang dikemas oleh pabrik. Kalau kita perhatikan, biasanya pada kemasan barang tertulis hanya bruto atau netto saja. Untuk produk yang diproduksi dalam negeri kadang-kadang dituliskan “berat bersih” yang artinya sama dengan netto.

Bruto atau berat kotor adalah berat suatu barang beserta kemasannya. Netto atau berat bersih adalah berat suatu barang tidak termasuk kemasannya. Tara adalah berat kemasan suatu barang. Berikut contoh soal beserta penyelesaiannya.

Cara Menghitung Bruto

Bruto = Netto + Tara

Contoh:

Diketahui netto biskuit dalam kemasan 55 gram dan berat kemasan 1,5 gram. Maka bruto dapat dihitung dengan cara berikut ini.

Bruto = netto + tara = 55 + 1,5 = 56,5

Jadi bruto biskuit dalam kemasan tersebut 56,5 gram

Cara Menghitung Netto

Netto = Bruto – Tara

Contoh

Diketahui berat bruto salep obat gosok 45 gram, berat wadahnya  15 gram. Maka netto salep tersebut dapat dihitung dengan cara berikut ini.

Netto = bruto – tara = 45 – 15 = 30

Jadi netto salep tersebut adalah 30 gram.

Cara Menghitung Tara

Tara = Bruto – Netto

Contoh:

Diketahui 1 toples permen mimiliki netto 250 gram dan bruto 282 gram. Maka tara dapat dihitung menggunakan cara berikut ini.

Tara = bruto – netto = 282 – 250 = 32

Jadi tara 1 toples permen tersebut adalah 32 gram.

Catatan:

Netto lebih tepat disebut isi bersih, karena isi kemasan tidak selau dinyatakan dalam besaran berat. Jika kita perhatikan pada keemasan benda cair (air mineral, sirup, minyak pelumas, dsb) umumnya netto menyatakan volume. Contohnya pada kemasan cup (gelas) air mineral tertulis netto: 240 ml.

  

KESIMPULAN

 1. Aritmetika sosial

Aritmetika sosial adalah bagian dari matematika yang membahas perhitungan keuangan dalam perdagangan dan kehidupan sehari-hari beserta aspek-aspeknya.

2. Untung dan Rugi

a. Jika harga penjualan lebih dari harga pembelian, maka dikatakan untung, sebaliknya jika harga penjualan kurang dari harga pembelian, maka dikatakan rugi.

b. Jika harga penjualan sama dengan harga pembelian, maka dikatakan impas.

c. Untung = harga penjualan – harga pembelian.  

Rugi = harga pembelian – harga penjualan.

d. Persentase untung atau rugi dihitung terhadap harga pembelian atau harga penjualan

3. Rabat (diskon), Bruto, Tara, dan Netto

a. Diskon adalah potongan harga yang diberikan penjual kepada pembeli jika membeli barang eceran secara tunai.

b. Bruto adalah berat barang ditambah dengan pembungkusnya.

c. Netto adalah berat bersih barang setelah dikurangi pembungkusnya.

d. Tara adalah selisih bruto dan netto dan secara matematis ditulis: Tara = Bruto - netto

 

SARAN

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah Aritmatika Sosial ini. Tentu masih banyak kekurangan dan kelemahannya karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Penulis banyak berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan makalah-makalah di kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya juga para pembaca.

 

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Kodir, M, dkk. (1979). Matematika untuk SMP Jilid 3. Jakarta: Depdikbud.

Abdul Kodir, M, dkk. (1978). Pengantar Matematika Jilid 1. Jakarta: Depdikbud.

Depdiknas. (2002). Contextual Teaching and Learning (CTL). Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Menengah.

Karso. (2007). Materi Kurikulum Matematika SMA (Aljabar 4). Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka Depdiknas

Pandoyo dan Djoko Musono. (1993). Matematika untuk 1a untuk Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Kelas 1. Jakarta: Depdikbud.

 

ARITMATIKA SOSIAL - Untung, Rugi, Diskon, Rabat, Bruto, Netto, dan Tara ARITMATIKA SOSIAL - Untung, Rugi, Diskon, Rabat, Bruto, Netto, dan Tara Reviewed by asarisolid on 5:54 PM Rating: 5

No comments:

ADS

referensimakalah. Powered by Blogger.