BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Penelitian
Tindakan pada awalnya memiliki misi pemberdayaan masyarakat dalam ilmu sosial
yang diterapkan untuk meningkatkan kinerja dan produktivitas karyawan
perusahaan yang dilakukan oleh Kurt Lewin. Tahun 1946 ia menulis tentang “Action research and minority problems”
pada Journal of Social Issues, yang
intinya penelitian dan tindakan adalah cara untuk meningkatkan hubungan antar
kelompok. Tahun 1952 Lewin menulis artikel dengan judul “group decision and social change” yang
intinya bagaimana mempertahankan empat langkah- langkah “action research : planning, action, observation, and reflection”
dalam penelitian tindakan.
Dalam melaksanakan tugas mengajar,
guru pasti pernah dihadapkan pada permasalahan pembelajaran dan non
pembelajaran. Masalah pembelajaran misalnya: siswa tidak mau memperhatikan
pelajaran (minat belajar rendah atau motivasi belajar rendah), siswa pasif,
tidak berani bertanya, prestasi belajar rendah, dan sebagainya. Sedangkan yang
bersifat non pembelajaran misalnya perkembangan personal siswa tidak optimal,
efektivitas hubungan guru dan siswa yang kurang baik dan sebagainya.
Permasalahan-permasalahan seperti
itu menuntut segera diatasi agar tidak berlarut-larut dan berdampak sistematik
pada proses pembelajaran selanjutnya. Peningkatan kualitas pembelajaran harus
selalu diupayakan semaksimal mungkin oleh semua komponen pelaku-pelaku
pendidikan, terutama oleh guru yang memiliki tanggungjawab yang paling besar
dalam pembelajaran.
Guru harus diberi kesempatan untuk
menyelesaikan masalah-masalah pembelajaran dan non pembelajaran secara
profesional dan kolaboratif lewat sebuah penelitian tindakan secara terkendali.
Upaya meningkatkan kompetensi guru untuk menyelesaikan masalah-masalah
pembelajaran akan berdampak positif ganda. Pertama, kemampuan dalam
menyelesaikan masalah pembelajaran akan meningkat. Kedua, penyelesaian masalah
pembelajaran melalui sebuah investigasi terkendali akan dapat meningkatkan
kualitas isi, masukan, proses, sarana/ prasarana, dan hasil belajar. Ketiga,
peningkatan kedua kemampuan tadi akan bermuara pada peningkatan kualitas
lulusan.
Upaya perbaikan kualitas proses
pembelajaran menuntut adanya inisiatif dan motivasi internal guru sendiri.
Untuk itu melalui penelitian tindakan masalah-masalah pembelajaran dapat dikaji
dan dituntaskan sehingga proses pembelajaran yang inovatif dan ketercapaian
tujuan pembelajaran dapat diaktualisasikan secara sistematis.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1.
Apa yang dimaksud dengan action research (penelitian tindakan)?
2.
Apa yang dimaksud dengan classroom action research
(penelitian tindakan kelas)?
3.
Bagaimana karakteristik penelitian tindakan
kelas?
4.
Metode dan instrumen pengumpulan data?
5.
Metode analisis data?
6.
Apa saja jenis, model penelitian tindakan
kelas?
7.
Apa saja tujuan dan manfaat penelitian tindakan
kelas?
8.
Apa prinsip dari penelitian tindakan kelas?
9.
Bagaimana langkah-langkah penyusunan penelitian
tindakan kelas?
10. Bagaimana sistematika
penyusunan penelitian tindakan kelas?
11. Apa saja kelebihan dan
kekurangan penelitian tindakan kelas?
C.
TUJUAN
1.
Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan
penelitian tindakan.
2.
Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan
penelitian tindakan kelas.
3.
Untuk mengetahui karakteristik penelitian tindakan
kelas.
4.
Untuk mengetahui metode dan Instrumen pengumpulan
data.
5.
Untuk mengetahui metode analisis data.
6.
Untuk mengetahui jenis, model dan desain
penelitian tindakan kelas.
7.
Untuk mengetahui tujuan dan manfaat penelitian
tindakan kelas.
8.
Untuk mengetahui apa saja prinsip dari penelitian
tindakan kelas.
9.
Untuk mengetahui langkah-langkah penyusunan penelitian
tindakan kelas.
10.
Untuk mengetahui bagaimana sistematika
penyusunan penelitian tindakan kelas.
11.
Untuk mengetahui apa saja kelebihan dan
kekurangan penelitian tindakan kelas.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
ACTION RESEARCH (Penelitian Tindakan)
Istilah action research (penelitian
tindakan) untuk pertama kalinya dikenalkan oleh Lewin pada tahun 1944, seperti dijelaskan
sebelumnya. Dia menggunakan istilah ini untuk mendeskripsikan bentuk penelitian
yang mengawinkan antara pendekatan penelitian, eksperimen dalam ilmu sosial,
dengan program tindakan sosial dalam merespon permasalahan sosial yang besar
pada waktu itu. Lewin menyatakan, bahwa teori pengembangan dan penambahan sosial
yang diperlukan secara simultan dapat dicapai dengan menggunakan definisi
penelitian tindakan sebagai proses dimana dengan proses itu orang dapat membangun eksperimen eksperimen sosial dengan
maksud untuk mencapai tujuan tertentu (Green Wood and Levin dalam Pardjono,
2007:9).
Menurut Kemmis
dan Mc. Taggart dalam Pardjono (2007:9), Penelitian tindakan merupakan proses berfikir reflektif secara
kolektif yang dilaksanakan oleh partisipan didalam situasi sosial tertentu agar
dapat meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari praktik praktik sosial dan
pendidikan dan dapat meningkatkan pemahaman mereka terhadap praktik dan situasi
yang berlangsung. Sedangkan menurut
Mills dalam Craig A. Mertler (2009 :4) penelitian
tindakan didefinisikan sebagai penyelidikan sistematis yang dilakukan oleh guru, administrator, konselor, atau orang lain yang memiliki kepentingan dalam proses belajar mengajar atau lingkungan untuk tujuan mengumpulkan
informasi tentang bagaimana sekolah mereka beroperasi, bagaimana mereka mengajar, dan bagaimana siswa belajar. Dalam
penelitian tindakan kelas, harus ada kolaborator, yaitu anggota kelompok
peneliti atau orang lain yang mampu, secara kritis memberi masukan selama
peneliti melakukan tindakan dan pada tahap analisis serta refleksi.
Penelitian tindakan merupakan bentuk
penelitian untuk mendapatkan pengetahuan tentang perubahan (changes) dan peningkatan (improvement) karena dampak suatu
tindakan yang mampu memberdayakan kelompok sasaran. Berdasarkan definisi itu,
dalam penelitian tindakan ada 3 elemen kunci yaitu : Penelitian, tindakan, dan
partisipasi.
Penelitian
tindakan juga harus mengikuti etika penelitian ilmiah dan langkah langkah
seperti adanya desain, pengamatan atau pengumpulan data, dan analisis data.
Penelitian tindakan merupakan salah satu cara yang cukup signifikan untuk
menemukan pengetahuan baru karena target akhir penelitian tindakan tidak
membuktikan suatu hipotesis tetapi menghasilkan hipotesis.
Partisipasi
dari orang yang diberdayakan harus ada, karena mereka sendirilah pada dasarnya
yang mampu menolong dirinya sendiri untuk berubah. Dalam penelitian tindakan
kelas, peneliti dan partisipan bersama-sama
mendiskusikan dan mendesain penelitian sehingga dapat menumbuhkan
pengetahuan yang nantinya diperlukan untuk mengubah keadaan, dan menggunakan
hasil penelitian sebagai dasar peningkatan kinerjanya. Penelitian tindakan
merupakan proses partisipatori karena setiap anggota bertanggung jawab pada
kesuksesan pelaksanaan penelitian.
Penelitian
tindakan, bertujuan untuk mengubah untuk mengubah situasi awal suatu kelompok,
organisasi, masyarakat yang memiliki berbagai permasalahan, kearah keadaan yang
lebih baik misalnya lebih swakelola, swadaya, atau keadaan yang lebih bebas,
kelas lebih aktif, lebih partisipatif, dan sebagainya.
B. Pengertian CLASSROOM ACTION RESEARCH
(PENELITIAN TINDAKAN KELAS)
Menurut Suharsimi Arikunto (2012:3), Dilihat dari namanya Clasroom
Action Research sudah menunjukan isi yang dterkandung di dalamnya, yaitu
sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di dalam kelas. Dikarenakan ada tiga
kata yang membentuk pengertian terebut, maka ada tiga pengertian yang dapat
diterangkan.
Penelitian menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan
menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau
informasi yang bermanfaat dalam meningkatan mutu suatu hal yang menarik minta
dan penting bagi peneliti. Tindakan- menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang
sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian
siklus kegiatan untuk siswa.
Istilah kelas adalah
sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari
guru yang sama pula. Dengan menggabungkan batasan pegertian tiga kata ini, yaitu (1)
penelitian, (2) tindakan, (3) kelas, dapat diambil kesimpulan bahwa penelitian
tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa
sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas.
Selain itu, Pardjono (2007:12) Clasroom
Action Research (Penelitian Tindakan Kelas), adalah satu jenis penelitian
tindakan yang dilakukan guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di
kelasnya. Misi pemberdayaan dalam konteks penelitian tindakan kelas adalah
,memberdayakan guru dan sekaligus siswa. Guru diberdayakan dari sudut
pengembangan profesionalitas sedangkan siswa mendapat manfaat dari upaya guru
karena mendapatkan pelayanan yang lebih baik karena dmapak dari meningkatnya
kualitas pembelajarannya. Kolaborasi juga bisa dilakukan oleh peneliti dengan
guru lain, kepala sekolah, peneliti dari universitas, guru senior dan
sebagainya.
Pernyataan Pardjono tersebut juga di dukung oleh Suhardjono (2012:58),
yang menyatakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian
tindakan (Action Research) yang
dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya. PTK
berfokus pada kelas atau pada proses belajar mengajar yang terjadi di dalam
kelas, bukan pada input
kelas(silabus, materi, dan lain- lain) ataupun output (hasil belajar). PTK juga harus tertuju atau mengenai hal-
hal yang terjadi di dalam kelas.
Selain itu, Rochiati Wiriaatmadja (2009:13) mengemukakan, penelitian
tindakan kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondidi
praktek pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri .
Mereka dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran
mereka, dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu. Menurut Wibawa (Tukiran
Taniredja,dkk, 2012:15), penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian yang
mengangkat masalah-masalah aktual yang dihadapi oleh guru di lapangan.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa
penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang mengangkat masalah-masalah
yang actual yang dilakukan oleh para guru yang merupakan pencermatan kegiatan
belajar yang berrupa tindakan untuk memperrbaiki dan meningkatkan praktek
pembelajaran di kelas secara lebih professional.
C.
KARAKTERISTIK PENELITIAN TINDAKAN KELAS
` Menurut Pardjono (2007:16), penelitian tindakan kelas mempunyai
beberapa karakteristik yang sedikit berbeda bila dibandingkan dengan jenis
penelitian lainnya. Beberapa karakteristik penting tersebut diantaranya sebagai
berikut:
1.
Permasalahan
yang dipecahkan merupakan permasalahan praktis dan urgen yang dihadapi oleh para guru atau peneliti dalam profesinya
sehari- hari.
2.
Peneliti
memberikan perlakuan atau tindakan yang berupa tindakan terencana untuk
memecahkan permasalahan dan sekaligus meningkatkan kualitas yang dapat
dirasakan implikasinya oleh subjek yang diteliti.
3.
Langkah-
langkah penelitian yang direncanakan selalu dalam bentuk siklus atau tingkatan
atau daur yang memungkinkan terjadinya peningkatan untuk setiap siklusnya.
4.
Adanya
empat komponen penting dalam setiap langkah, yaitu:
(1)Perencanaan, (2) Tindakan, (3) Observasi, (4)
Reflektif
Langkah 1,2, dan seterusnya membentuk spiral yang menuju
ke arah tercapainya tujuan dan juga diperolehnya solusi permasalahan.
5.
Adanya
langkah berpikir reflektif dan kolektif yang dilakukan oleh para peneliti baik
sesudah atau sebelum tindakan.
Sedangkan
menurut Zainal Arifin (2012), Karakteristik
PTK adalah
1.
Dilakukan
dakam bentuk refleksi diri. Refleksi adalah tindakan merenung, mempertimbangkan
atau memikirkan sesuatu.
2.
Mengutamakan
maalah- masalah praktis, terbatas dan sesuai dengan situasi aktual dalam
praktik pembelajaran di kelas.
3.
Fleksibel
dan adaptif, baik bagi peeliti maupun proses penelitiannya.
4.
Tujuannya
untuk memperbaiki praktik pembelajaran guru di kelas.
5.
Menggunakan
pendekatan kolaboratif terhadap orang-orang yang terlibat di dalamnya.
6.
Melibatkan
kelompok partisipan secara demokratis yang emmiliki komitmen bersama untuk
melkukan evaluasi diri secara kontinu sebagai upaya perbaikan praktik
pembelajaran.
7.
Memiliki
kerangka kerja yang sistematis untuk mengembangkan ketrampilan yang lebih baik.
8.
Memiliki
langkah- langkah yang spesifik, yaitu rencana, tindakan dan observasi, refleksi.
D.
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN TINDAKAN KELAS
1.
Menurut
Sukardi (2012 : 212) Secara umum penelitian tindakan kelas mempunyai tujuan
seperti berikut:
a.
Merupakan
salah satu cara strategis guna memperbaiki layanan maupun hasil kerja dalam
suatu lembaga.
b.
Mengembangkan
rencana tindakan guna meningkatkan apa yang telah dilakukan sekarang.
c.
Mewujudkan
proses penelitian yang mempunyai manfaat ganda baik peneliti yang dalam hal ini
mereka memperoleh informasi yang berkaitan dengan permasalaahan, maupun pihak
subjek yang diteliti dalam mendapatkan manfaat langsung dari adanya tindakan
nyata.
d.
Tercapainya
konteks pembelajaran dari pihak yang terlibat, yaitu peneliti dan para subjek
yang diteliti (Mc Niff, 1992).
e.
Timbulnya
budaya meneliti yang terkait dengan prinsip sambil bekerja dapat melakukan
penelitian dibidang yang ditekuninya.
f.
Timbulnya
kesadaran pada subjek yang diteliti sebagai akibat adanya tindakan nyata untuk
meningkatkan kualitas.
g.
Diperolehnya
pengalaman nyata yang berkaitan erat dengan usaha peningkatan kualitas secara
profesional maupun akademik.
2.
Manfaat PTK
sangat besar bagi dunia pendidikan. Menurut I Wayan Santyana dalam Zainal
Arifin (2012:100), yaitu :
a.
PTK dapat memberikan manfaat sebagai inovasi
pendidikan yang tumbuh dari bawah, karena guru adalah ujung tombak pelaksana
lapangan.
b.
PTK dapat
merangsang para praktisi menjdi lebih mandiri yang ditopang oleh rasa percaya
diri, sehingga secara keilmuan menjadi lebih berani mengambil prakarsa yang
patut diduganya dapat memberikan manfaat perbaikan. Rasa percaya diri tersebut
tumbuh sebagai akibat guru semakin banyak mengembangkan sendiri pengetahuaanya
berdasar pengalaman yang praktis.
c.
Pelaksanaan
PTK secara kontinu dapat membentuk sikap profesional (guru, kepala sekolah,
pengawas), sehingga mereka tidak akan cepat berpuas diri lalu diam di zona
nyaman, melainkan selalu memiliki komitmen untuk meraih hasil yang lebih baik.
Sikap profesional ini muncul dari rasa kepedulian untuk memecahkan
masalah-masalah praktis dalam kesehariannya.
d.
Manfaat
lainnya, bahwa hal PTK dapat dijadikan sumber masukan dalam rangka melakukan
pengembangan kurikulum dan pembelajaran. Proses pengembangan kurikulum tidak
bersifat netral, melainkan dipengaruhi oleh gagasan-gagasan yag saling terkait
mengenai hakikat pendidikan, pengetahuan, dan pembelajaran yang dihayati oleh
guru di lapangan.
e.
PTK dapat
membantu guru untuk lebih memahami hakikat pendidikan dan pembelajaran secara
empirik.
E.
PRINSIP PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) mempunyai beberapa prinsip penting yang perlu diperhatikan para peneliti. Beberapa
prinsip penting tersebut diantaranya diuraikan sebagai berikut (Pardjono, 2007:18):
1.
PTK
memcahkan permasalahan signifikan yang dihadapi pada guru. Permasalahan yang
signifikan, yaitu problematika yang sering dirasakaan dan ditemui oleh para
guru di kelas atau di suatu sekolah.
2.
PTK
memberikan perlakuan atau tindakan kepada para siswa atau responden yang
diteliti. Perlakuan yang nyata di sekolah di antaranya seperti pemberian handout dalam pembelajaran , metode
mengajar yang terencana dan diberikan kepada siswa, pemberian buku acuan
belajar dan sebagainya.
3.
PTK
dilakukan oleh seorang guru secara kolaboratif atau bersama- sama. Satu
diantaranya guru yanng terlibat langsung adalah guru pengampu di sekolah
tersebut, sedangkan anggota tim lainnya bisa dosen atau guru dalam suatu
sekolah.
4.
PTK
menekankan kepada kontribusi bagi peningkatan profesionalitas guru.
Permasalahan diutamakan yang praktis yang akan memberikan dampak pada guru atau
untuk lebih memahami dan menguasai situasi dan kondisi sekolah maupun siswa
yang menjadi objek penelitian.
5.
PTK
merupakan penelitian yang menekankan cara berpikir kolektif dan reflektif yang
dilakukan bersama responden yang diteliti.
6.
PTK
dilaksanakan secara sitematis dan memperhatikan asas- asas metodologi
penelitian.
7.
PTK
menjadikan wahana bagi guru untuk lebih memahami pribadi siswa. Siswa bukan
saja dipandang secara parsial, tetapi dipandang secara horistik sehingg guru
dapat mengetahui kelemahan maupun kelebihan siswanya.
F.
JENIS PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Ada empat jenis PTK (Kemmis
dan Mc Taggart dalam Zainal Arifin : 2011) , yaitu:
1.
PTK Diagnostik
PTK diagnostik
ialah penelitian yang dirancang dengan menuntun peneliti ke arah suatu tindakan.
Dalam hal ini peneliti mendiagnosia dan memasuki situasi yang terdapat di dalam
latar penelitian. Sebagai contohnya ialah apabila peneliti berupaya menangani
perselisihan, pertengkaran, konflik yang dilakukan antar siswa yang terdapat di
suatu sekolah atau kelas.
2.
PTK Partisipan
Suatu penelitian
dikatakan sebagai PTK partisipan ialah apabila orang yang akan melaksanakan
penelian harus terlibat langsung dalam proses penelitian sejak awal sampai
dengan hasil penelitian berupa laporan. Dengan demikian, sejak penencanan
panelitian peneliti senantiasa terlibat, selanjutnya peneliti memantau,
mencacat, dan mengumpulkan data, lalu menganalisa data serta berakhir dengan
melaporkan hasil panelitiannya. PTK partisipasi dapat juga dilakukan di sekolah
seperti halnya contoh pada butir a di atas. Hanya saja, di sini peneliti
dituntut keterlibatannya secara langsung dan terus-menerus sejak awal sampai
berakhir penelitian.
3.
PTK Empiris
PTK empiris ialah
apabila peneliti berupaya melaksanakan sesuatu tindakan atau aksi dan
membukakan apa yang dilakukan dan apa yang terjadi selama aksi berlangsung.
Pada prinsipnya proses penelitinya berkenan dengan penyimpanan catatan dan
pengumpulan pengalaman penelti dalam pekerjaan sehari-hari.
4.
PTK Eksperimental
PTK eksperimental ialah
apabila PTK diselenggarakan dengan berupaya menerapkan berbagai teknik atau
strategi secara efektif dan efisien di dalam suatu kegiatam belajar-mengajar.
Di dalam kaitanya dengan kegitan belajar-mengajar, dimungkinkan terdapat lebih
dari satu strategi atau teknik yang ditetapkan untuk mencapai suatu tujuan
instruksional. Dengan diterapkannya PTK ini diharapkan peneliti dapat
menentukan cara mana yang paling efektif dalam rangka untuk mencapai tujuan
pengajaran.
G.
MODEL- MODEL PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Model-model
penelitian tindakan kelas menurut Rochiati (2009: 62-70), yaitu:
1.
Model
Lewin yang ditafsirkan oleh Kemmis
Penjelasan
Model ini
menggambarkan sebuah spiral dari beberapa siklus kegiatan. Bagan yang
melukiskan kegiatan ini pada siklus dasar kegiatan terdiri dari
mengidentifikasi gagasan umum, melakukan reconnaissance, menyusun rencana umum,
mengembangkan langkah tindakan pertama, mengevaluasi, dan memperbaiki rancangan
umum. Dari siklus dasar yang pertama inilah, apabila peneliti menilai adanya
kesalahan atau kekurangan dapat memperbaiki atau memodifikasi dengan
menggunakannya dalam spiral ke perencanaan langkah tindakan kedua. Apabila
dalam implementasinya kemudian dievaluasi masih ada kesalahan atau kekurangan masih bisa
diperbaiki atau dimodifikasi, yakni kemudian secara spiral dilanjutkan dengan
perencanaan tindakan ketiga, dan seterusnya. Siklus dalam spiral ini baru
perhenti apabila tindakan substantif yang dilakukan oleh penyaji sudah
dievaluasi baik, yaitu penyaji yang mungkin peneliti sendiri atau mitra guru
sudah menguasai keterampilan mengajar yang dicobakan dalam penelitian tersebut.
Bagi peneliti peengamat atau observer, siklus dihentikan apabila data yang
dikumpulkan untuk penelitian sudah jenuh atau kondisi kelas sudah stabil.
Penafsiran yang diberikan oleh Kemmis
meliputi hal-hal berikut :
1. Penyusunan gagasan atau rencana umum dapat
dilakukan jauh sebelumnya.
2. Reconnaissance bukan hanya kegiatan menemukan
fakta di lapangan akan tetapi juga mencakup analisis dan terus berlanjut pada
siklus berikutnya, dan bukanhanya pada awal saja.
3. Implementasi tindakan bukan pekerjaan yang
mudah, karenanya jangan langsung dievaluasi, melainkan dimonitor dahulu sampai
langkah implementasi dilakkukan seoptimal mungkin.
2.
Revisi
Model Lewin Menurut Elliot
Penjelasan
masalah adalah pernyataan yang mengubungkan gagasan atau idea dengan tindakan.
Contoh : orang tua peserta didik bersedia untuk membantu sekolah dengan
melakukan supervise PR (pekerjaan rumah) mereka. Bagaimana caranya agar bantuan
orangtua murid bekerja lebih produktif? (Elliot dalam Rochiati, 2009:65)
Adapun yang diangkat dalam penelitian,
hendaknya tetap berada dalam lingkup permasalahan yang dihadapi guru dalam
praktek kesehariannya di kelas atau di ruang kuliah dan merupakan sesuatu yang
ingin diubah atau diperbaiki.
Sedangkan yang
dimaksud dengan reconnaissance, kegiatannya dimaksud meliputi pemahaman tentang
situasi kelasyang ingin diubah atau diperbaiki.. apabila guru/dosen dalam pembelajaran sehari-hari merasakan ada
sesuatu yang janggal atau kurang memuaskan, yang oleh peneliti pengamat juga
dicermati pada waktu orientasi atau tahap awal penelitian sebagai perlu
peningkatan, maka diperlukan penjelasan lebih lanjut. Misalnya, kejanggalan itu
ialah bahwa para peserta didik banyak membuang waktu percuma di kelas perlu
deskripsi yang mendetail, seperti :
1.
Peserta
didik mana yang mebunag waktu percuma di kelas?
2.
Tugas
apayang mereka lakukan?
3.
Pada
saat-saat mana dalam pelajaran mereka melakukannya?
4.
Manifestasi
bentuk kegiatan apa yang mereka tampilkan waktu “membuang waktu percuma” di
kelas?
Informasi
yang didapat dari pertanyaan-pertanyaan di atas akan menolong untuk membedakan
berbagai aspek permasalahan penelitian dan membantu ke arah mana perbaikan
harus dilakukan.
Refleksi atau
mempertimbangkan baik atau buruknya atau pun berhasil belum berhasilnya
tindakan merupakan bagian dari tahap diskusi dan analisis penelitian sesudah
tindakan dilakukan sehingga memberikan arah perbaikan selanjutnya. Bentuk dari
model ini digambarkan dalam alur-alur tahap penelitian, namun demikian tetap
beradda dalam siklus yang bergerak dalam spiral.
3.
Model
Ebbutt
Model ini menunjukkan bentuk alur kegiatan penelitian. Dimulai
dengan pemikiran awal penelitian yang dilanjutkan dengan reconnaissance. Bagian
ini, Ebbutt berpendapat berbeda dengan penafsiran Elliott mengenai
reconnaissance-nya Kemmis, yang seakan-akan hanya berkaitan dengan penemuan
fakta saja (fact finding only). Padahal, menurutnya reconnaissance mencakup
kegiatan-kegiatan diskusi, negosiasi, menyelidiki kesempatan, mengakses
kemungkinan dan kendala, atau dengan singkat mencangkup keseluruhan analisis.
Menurut Ebbutt, cara yang tepat untuk memahami proses penelitian
tindakan ialah dengan pemikirannya sebagai suatu seri dari siklus yang
berturut-turut dengan setiap siklus mencakup kemungkinan masukan balik
informasi di dalam dan diantara siklus. Deskripsi ini mungkin tidak begitu
rapih dibandingkan dengan membayangkan proses itu sebagai spiral, atau dengan
bagan representasi. Bagaimanapun menurut Ebbutt proses penelitian tindakan
pendidikan yang ideal adalah seperti yang digambarkannya di atas.
4.
Model
McKernan
Penjelasan :
McKernan dalam Rochiati
(2009: 69-70) lebih menekankan model penelitian dengan
“proses waktu”, dalam arti bahwa dalam penelitian tindakan yang penting janganlah dilakukan menentukan fokus
permasalahan, penyelesaian masalah yang rasional dan kepemilikan penelitian
yang demokratis.
5.
Model
Spiral dari Kemmis dan Taggart
Secara utuh Kemmis dan Taggart
(Suharsimi, 2010: 138-140) menjelaskan tahap-tahap
penelitian tindakan yang dilakukannya, yaitu :
a.
PLAN (perencanaan)
Yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan,
dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Penelitian
tindakan yang ideal sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara pihak yang
melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan. Cara ini
dikatan ideal karena adanya upaya untuk mengurangi unsur subjektivitas pengamat
serta mutu kecermatan amatan yang dilakukan. Dengan mudah dapat diterima bahwa
pengamatan yang diarahkan pada diri sendiri biasanya kurang teliti
dibandiongkan dengan pengamatan yang dilakukan terhadap hal-hal yang berada
diluar diri, karena adanya unsur subjektivitas yang mudah berpengaruh, yaitu
cenderung mengunggulkan dirinya. Denagn demikian tindakan yang baik adalah
apabila dilakukan dalam bentuk kolaborasi sebagai berikut. “Pihak yangmelakukan
tindakan adalah guru sendiri, sedangkan yang melakukan pengamatan terhadap
berlangsungnya proses tindakan adalah peneliti, bukan gguru yang sedang
melakukan tindakan.
Dalam tahap menyusun rancangan, peneliti
menentukan titik-titik atau fokus peristiwa yang perlu mendapatkan [perhatian
khusus untuk diamati, kemudian membuat sebuah instrumen pengamatan untuk
membantu peneliti merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung. Jika yang digunakan dalam penelitian ini
bentuk terpisah, yaitu peneliti dan pelaksana guru adalah orang yang berbeda,
dalam tahap menyusun rancangan harus ada kesepakatan antar keduanya. Oleh karen
apelaksana guru adalah pihak yang paling berkepentingan untuk meningkatkan
kinerja, maka pemilihan strategi pembelajaran disesuaikan dengan selera guru,
agar pelaksanaan tindakan dapat terjadi secar wajar.
b.
ACT (Pelaksanaan Tindakan)
Yaitu implementasi atau penerapan isi rancangan
didalam kancah, yaitu mengenai tindakan kelas. Hal yang perlu diingat adlah
bahwa dalam tahap dua ini pelaksana guru harus ingat dan taat padaapa yang
sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pulaberlaku wajar. Tentu saja
membuat modifikasi tetap diperbolehkan, selama tidak mengubah prinsip dan
hindari kekakuan.
c.
OBSERVE (Pengamatan)
Pelaksanaan pengamatan oleh pengamat. Sebetulnya
sedikit kurang tepat kalau pengamatan ini dipisahkan dengan pelaksanaan
tindakan karena seharusnya pengamatan dilakukan pada waku tindakan sedang
dilakukan. Jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Sebuatan tahap dua
diberikan untuk memberikan peluang kepada guru pelaksana yang berstatus juga
sebgai pengamat. Ketika agur tersebut sedang melakukan tindakan karena hatinya
menyatu dengan kegiatan, tentu tidak sempat menganalisis peristiwanya ketika
sedang terjadi. Oleh karena itu kepada guru pelaksana yang berstatus sebagai
pengamat iniuntuk melakukan “Pengamatan Balik” terhaddap apa yang terjadi
ketika tindakan berlangsung. Sambil melakukan pengamatan balik ini guru
pelaksana mencatat sediki demi sedikit apa yang terjadi.
d.
REFLECT (Refleksi)
Kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah
terjasdi. Istilah “refleksi” sebetulnya lebih tepat dikenakan ketika guru
pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudia berhadapan dengan peneliti
ddan subjek peneliti untuk bersama-sama mendiskusikan implementasi rancangan
tindakan. Istilah refleksi ini sam adengan “memantul-seperti halnya sinar
memancar dan menatap kena kaca”, yang dalam hal ini guru pelaksana sedang
memantulkan pengalamannya kepada peneliti yang baru saja mengamati kegiatannya
dalam tindakan, tetapi juga dihadapan subjek yang terlihat dalam penelitian.
Inilah inti dari penelitian tindakan, yaitu ketika guru pelaku mengatakan
kepada pengamat tentang hal-hal yang dirasakan sudah berjalan baik dan bagian
mana yang belum. Disamping itu, juga sangat penting artinya jika siswa yang
dikenai tindakan mengemukakan pendapat tentang apa yang dialami, sert adanya
kemungkinan usul penyempurnaannya.s
H.
LANGKAH- LANGKAH PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Menurut Zaenal
Arifin (2012:111), secara umum langkah- langkah PTK akan
membentuk suatu siklus sampai dirasa ada suatu perbaikan. Langkah- langkah
tersebut yaitu penetapan fokus masalah penelitian, perencanaan tindakan
perbaikan, peaksanaan tindakan perbaikan, observasi dan interpretasi, evaluasi
dan refleksi, serta simpulan dan tindak lanjut. Kelima langkah ini dapat
diperinci lagi menjadi langkah- langkah operasional sebagai berikut.
Langkah ke-1 : Menetapkan Fokus Masalah. Maksudnya, Anda harus mencari dan
menetapkan masalah yang dipandang kritis dan betul- betul memerlukan tindakan
perbaikan dalam sistem pembelajaran. Untuk menuntut Anda dalam menetapkan fokus
masalah, jawablah pertanyaan- pertanyaan apa yang sedang terjadi sekarang,
apakah yang sedang terjadi itu ada masalah, jika ada, bagaimana cara
mengatasinya, bisakah saya memperbaikinnya, dan seterusnya.
Langkah ke-2 : Melakukan diskusi awal.
Maksudnya, Anda harus mengadakan pertemuan di antara kelompok yang terlibat,
seperti guru, peneliti, penasehat, dan sponsor, untuk mendiskusikan masalah
kritis yang perlu diperbaiki dn berakhir dengan suatu draft(konsep awal) usulan
(proposal).
Langkah ke-3 : Melakukan kajian pustaka. Maksudnya, Anda harus mempelajari berbagai
referensi seperti buku sumber, jurnal penelitian dan hasil- hasil penelitian
terdahulu yang relevan. Coba juga anda cek di referensi tersebut, adakah orang
lain yang menemukan masalah yang sama? Jika masalahnya sama, tetapi lokasi
sekolah dan kelasnya berbeda,maka masalah tersebut dapat dilanjutkan.
Langkah ke-4 : Melanjutkan kembali
masalahnya. Maksudnya setelah anda mengikuti langkah 1,2,dan 3, Anda harus merumuskan
kembali masalahnya secara mantap. Mungkin saja berubah atau muncul hipotesis
tindakan yang dapat diuji.
Langkah ke-5 : Setting penelitian. Maksudnya, Anda harus menetapkan sampel,
kelompok partisipan, administrasi penelitian, pemilihan bahan/ materi, metode
mengajar, alokasi waktu dan biaya, dan merinci kegiatan untuk setiap tahap
penelitian, yaitu rencana, tindakan, observasi, merekam data, evaluasi, dan
refleksi.
Langkah ke-6 : Melaksanakan
penelitian. Maksudnya anda melaksanakan penelitian tindakan yang meliputi
tahap- tahap rencana, tindakan observasi, merekam data, evaluasi dan refleksi
Langkah ke-7 : Menafsirkan dan memberi
makna. Maksudnya data yang sudah dikumpulkan kemudian anda tafsirkan dan diberi
makna. Untuk itu, sebaiknya ada kriteria standar sebagai acuan penafsiran
Langkah ke-8 : Membahas hasil penelitian dan evaluasi. Maksudnya Anda harus
membahas hasil penelitian dengan cara mengaitkan hasil penelitan dengan bahan
pustaka, lihat kesesuaiannya, apa kelebihan dan kekurangannya, dan berikan
komentar atau pendapat Anda. Selanjutnya anda evaluasikeseluruhan hasil
penelitian berdasar kriteria yang telah ditetapkan.
Langkah ke-9 : Simpulan dan saran.
Maksudnya, Anda harus menarik simpulan dan memberikan saran perbaikan. Perlu
Anda pahami bahwa simpulan tidak sama dengan rangkuman. Simpulan adalah
kristalisasi dari hasil pembahasan sesuai dengan rumusan masalah.
Langkah ke-10 : Menyusun Laporan PTK.
Langkah-langkah
Pelaksanaan PTK Menurut Burhan Elfanany
1.
Tahapan
Pra PTK
Penyusunan proposal penelitian, meliputi :
a)
Halaman
pengantar yang berisi halaman judul dan halaman pengesahan.
b)
Halaman
isi yang berisi latar belakang masalah, rumusan permasalahan, cara pemecahan
masalah.
c)
Tujuan dan
manfaat penelitian.
d)
Kerangka
teori dan hipotesis.
e)
Rancangan
metodologi.
f)
Tim
peneliti
g)
Jadwal
penelitian
2.
Tahapan
Tindakan
a)
Perencanaan
Tindakan
1)
Membuat
rencana pembelajaran beserta sekenario tindakan yang akan dilaksanakan.
2)
Merumuskan
tujuan instruksional umum dan khusus. Guru yang melaksanakan PTK perlu
menambahkan tujuan sesuai dengan hasil yang diharapkan oleh gururu setelah
melakukan tindakan perbaikan.
3)
Merumuskan
indikator keberhasilan.
4)
Memilih
bahan ajar.
5)
Memilih
metode
6)
Memilih
alat bantu, anatara lain : pedoman observasi, catatan harian, kamera, dll.
7)
Mempersiapkan
alat ukur untuk mengukur ketercapaian tujuan instruksional khusus.
8)
Memperjelas
skenario pembelajaran
b)
Pelaksanaan
Tindakan
Tahapan
ini merupakan implementasi (pelaksanaan) dari semua rencana yang telah dibuat.
Tahap ini, berlangsung di dalam kelas, adalah realisasi dari teori pendidikan
dan teknik mengajar yang telah dipersiapkan sebelumnya.
c)
Pengamatan
Tindakan
Kegiatan
observasi atau pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Data
yang dikumpulkan pada tahapan ini berisi tentang pelaksanaan tindakan dari
rencana yang telah dibuat dan dampaknya terhadap proses dan hasil instruksional
yang dikumpulkan dengan alat bantu instrumen pengamatan yang dikembangkan oleh
peneliti.
d)
Refleksi
terhadap tindakan
Tahapan ini untuk memproses
data yang telah didapat pada saat pengamatan. Data yang didapat kemudian
dianalisis. dalam proses refleksi segala pengalaman, pengetahuan dan teori
instruksional yang dikuasai dan relevan dengan tindakan yang dilakukan
sebelumnya menjadi bahan pertimbangan dan perbandingan sehingga dapat ditarik
kesimpulan yang mantap dan sahih.
Langkah-langkah Penelitian
Tindakan Kelas buku UT
1.
Mengidentifikasi
Masalah
Munculnya permasalahan mungkin belum
terliaht jelas/kabur bagi guru namun tetap ada kesadara dari guru bahwa ada
yang harus diperbaiki. Guru menganalisa masalah apa saja yang terjadi di dalam
kelas.
2.
Menganalisa
dan Merumuskan Masalah
Setelah masalah teridentifikasi,
dilanjutkan dengan menganalisa permasalahan yang dapat diselesaikan melalui
penelitian tindakan kelas. Kemudian menetapkan fokus permasalahan atau rumusan
masalah dengan jelas.
3.
Merencanakan
PTK
Berdasarkan rumusan masalah yang
telah ditetapkan kemudian membuat rencana tindakan atau rencana perbaikan,
yaitu ;
a)
Rumuskan
cara perbaikan yang ditempuh dalam bentuk hipotesis tindakan.
b)
Analisis
kelayakan hipotesis tindakan.
4.
Melaksanakan
PTK
a)
Menyiapkan
Pelaksanaan
b)
Membuat
rencana pembelajaran beserta sekenario tindakan.
c)
Menyiapakan
fasilitas atau sarana pendukung yang diperlukan.
d)
Menyiapkan
cara merekan dan menganalisis data yang berkaitan dengan proses dan hasil
perbaikan.
5.
Melaksanakan
Tindakan
Pelaksanaan
kegiatan tindakan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya dan
melaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan.
6.
Merefleksi
Hasil Tindakan
Merefleksi
tindakan yang telah dilakukan dan melihat dampak dari pelaksanaan tindakan
tersebut. Dengan begitu dapat ditentukan kekuatan dan kelemahan dari tindakan
tersebut.
I.
METODE DAN INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
1.
Metode dan Instrumen Pengumpulan
Data
Seperti halnya pada penelitian secara
umum, PTK juga dengan istilah metode dan pengumpulan data. Metode pengumpulan
data atau metode penelitian adalah cara
yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data penelitian, contoh
metodenya seperti : angket, wawancara, pengamatan atau observasi, tes,
dokumentasi. Sedangkan instrument penelitian adalah alat atau fasilitas yang
digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah
dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis
sehingga lebih mudah diolah. Contoh jenis instrumennya adalah angket, check
list, pedoman wawancara, pedoman pengamatan (Suharsimi Arikunto, 2010:203).
Cara sendiri merujuk pada sesuatu
yang abstrak, tidak dapat terlihat mata tetapi hanya dapat ditunjukan
kegunaannya. Menurut Trianto (2011: 54) beberapa metode dalam pengumpulan data antara
lain; angket (questionnaire),
wawancara (interview), pengamatan (observation), ujian (test) dokumentasi (documentation).
Instrumen pengumpul data
adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh penelitian dalam kegiatannya
mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah, jadi
suatu intrumen berfungsi untuk menjaring data data hasil penelitian.
Berikut ini adalah Tabel
Pasangan Metode dan Instrumen Pengumpul Data menurut Suharsimi Arikunto dalam
Trianto (2012: 55).
No
|
Jenis
Metode
|
Jenis
Instrumen
|
1
|
Angket (questionnaire)
|
Angket (questionnaire)
Daftar Cocok (Check List)
Skala (Scale)
Invetori (Inventory)
|
2
|
Wawancara (Interview)
|
Pedoman wawancara (interview guide)
Daftar Cocok (check list)
|
3
|
Pengamatan (Observation)
|
Lembar Pengamatan (Observation sheet)
Paduan pengamatan (Observation schedule)
Daftar Cocok (Check List)
|
4
|
Ujian atau tes (test)
|
Soal Ujian, Soal tes atau tes (test)
Inventori (Inventory)
Daftar cocok (Check list)
Tabel (Table)
|
2.
Analisis Instrumen Pengumpulan Data
a.
Validitas Instrumen
Menurut Nana Syaodih S. (2012: 228-229), validitas instrument menunjukkan bahwa hasil dari suatu pengukuran
menggambarkan segi atau aspek yang diukur.
Beberapa
karakteristik dari validitas :
1.
Validitas sebenarnya menunjuk kepada hasil dari
penggunaan instrumen tersebut bukan pada instrumennya. Suatu instrumen
dikatakan valid atau memiliki validitas bila instrumen tersebut benar-benar
mengukur aspek atau segi yang akan diukur.
2.
Kedua,
validitas menunjukan suatu derajad atau tingkatan, validitasnya tinggi, sedang
atau rendah, bukan valid atau tidak valid.
3.
Ketiga,
validitas instrumen juga memiliki spesifikasi tidak berlaku umum.
Ada beberapa
macam validitas, yaitu validitas isi, konstruk, dan kriteris.
1.
Validitas
isi berkenaan dengan isi dan format dari instrumen.
2.
Validitas
konstruk berkenaan dengan konstruk atau struktur dan karakteristik psikologis
aspek yang akan diukur dengan instrumen.
3.
Validitas
kriteria berkenaan dengan tingkat ketepatan instrumen mengukur segi yang akan
diukur dibandingkan dengan hasil pengukuran dengan instrumen lain yang menjadi
kriteria.
Rumus korelasi product
moment Karl Person yang dapat digunakan untuk mengukur
validitas adalah :
Keterangan:
rxy = Koefisisen korelasi antara X dan Y.
x = Skor butir.
y = Skor Total
N = Jumlah Subjek
x2 = Jumlah kuadrat nilai X
y2 = Jumlah kuadrat nilai Y
(Suharsimi Arikunto, 2010: 170).
b.
Reliabilitas instrumen
Reliabilitas berkenaan dengan
tingkat keajegan atau ketetapan hasil pengukuran. Suatu instrumen memiliki
tingkat reliabilitas yang memadai, bila instrumen tersebut digunakan mengukur
aspek yang diukur beberapa kali hasilnya sama atau relatif sama.
dimana Vt = Varian total
Keterangan :
k : banyaknya butir pertanyaan
N : jumlah
peserta tes
p : banyaknya
subjek yang skornya 1
q : banyaknya
subjek yang mendapat skor 0
J.
TEKNIK
ANALISIS DATA
Menurut Wina Sanjaya (2012:106-107)
Analisis data dalam PTK bisa dilakukan dengan analisis kualitatif dan
kuantitatif. Analisis data kuantitatif digunakan untuk menentukan peningkatan
proses belajar khususnya berbagai tindakan yang dilakukan guru. Analisis data
kuantitatif digunakan untuk menentukan peningkatan hasil belajar siswa sebagai
pengaruh dari setiap tindakan yang dilakukan oleh guru.
Anilisis data bias dilakukan melalui tiga
tahap. Pertama, reduksi data yaitu
kegiatan menyeleksi data sesuai dengan fokus masalah. Pada tahap ini, guru atau
peneliti mengumpulkan semua instrument yang digunakan untuk mengumpulkan data
kemudian dikelompokkan berdasarkan fokus masalah atau hipotesis. Tahap kedua, mendeskripsikan data sehingga data
yang telah diorganisir jadi bermakna. Mendeskripsikan data bisa dilakukan dalam
bentuk naratif, membuat grafik atau menyusunnya dalam bentuk tabel. Pada tahap
ketiga, adalah membuat kesimpulan berdasarkan deskripsi data. Dalam proses
penelitian menganalisis dan menginterpretasi data berupa langkah sangat penting,
sebab data yang telah terkumpul tidak akan berarti apa- apa tanpa dianalisis
dan dan diberi makna melalui interpretasi data.Proses analisis dan interpretasi
data dalam PTK diarahkan untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan untuk
menjawab rumusan masalah dan pertanyaan penelitian.
Proses analisa data pada penelitian ini sesuai
model Miles and Huberman (Sugiyono, 2006: 337-345), yaitu langkah-langkah
analisis data terdiri dari tiga alur kegiatan secara bersamaan, antara lain:
reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan. Adapun penjelasan nya sebagai
berikut:
1. Reduksi data, yaitu proses
penyeleksian, pemilihan, penyederhanaan, dan pengkategorian data yang diperoleh
dari berbagai sumber di lapangan. Hal ini bertujuan untuk mempermudah
pengorganisasian dan keperluan analisis data serta penarikan kesimpulan.
2. Penyajian data, dalam tahap
ini dilakukan dengan mengumpulkan informasi yang diperoleh dari hasil reduksi.
Data yang telah disajikan dievaluasi dan disusun penafsirannya untuk menentukan
tindakan selanjutnya. Hasil evaluasi dan penafsiran adalah 1) perbedaan antara
perencanaan tindakan, 2) persepsi guru, peneliti, dan observer tentang hasil
observasi guru, wawancara terhadap siswa, dan tes hasil belajar, 3) penentuan
tindakan berikutnya, dan 4) permasalahan dan pemecahan masalah yang terjadi
saat penelitian.
3. Penarikan kesimpulan,
merupakan paparan akhir tentang tindakan dari penafsiran dan evaluasi penyajian
data penelitian.
K.
SISTEMATIKA LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
LEMBAR JUDUL PENELITIAN
LEMBAR PERNYATAAN
LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Identifikasi Masalah
Pembatasan Masalah atau Fokus Penelitian
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Hasil Penelitian
BAB II LANDASAN TEORI
Kajian Teori
Hasil Penelitian yang Relevan
Kerangka Pikir
Hipotesis Tindakan
BAB III METODE PENELITIAN
Jenis dan Desain Penelitian
Lokasi dan Waktu Penelitian
Subjek Penelitian
Jenis Tindakan
Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Teknik Analisis Data
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Prosedur dan Hasil Penelitian
Pembahasan
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Implikasi
Keterbatasan Penelitian
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
L.
CONTOH PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Judul : “Peningkatan konsep diri dan proses
belajar matematika menggunakan pendekatan matematika realistik pada siswa kelas V di SD N 5 Bumirejo Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen tahun
ajaran 2013/2014.”
Rumusan Masalah
Bagaimana
meningkatan konsep diri dan proses belajar matematika
siswa kelas V di SD N 5 Bumirejo Kecamatan Kebumen melalui
pendekatan matematika realistik?
M.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
Kelebihan dan kekurangan menurut
Zaenal Arifin (2012: 107-108) yaitu :
1.
Kelebihan
a.
Hasil PTK
kolaboratif dapat dijadikan feedback bagi sistem pembelajaran dengan cara yang
lebih substansil dan kritis.
b.
Mendorong
guru untuk berbagi masalah pembelajaran terhadap pihak-pihak yang terkait.
c.
Dapat
memberdayakan potensi guru.
d.
Tumbuhnya
rasa memilki melalui kolaborasi tim dalam PTK
e.
Tumbuhnya
berpikir kritis dan kreatif, sistematis dan logis melalui interaksi terbuka
yang bersifat relflektif-evaluatif dalam PTK.
f.
Adanya
upaya saling mendorong untuk berubah dalam kerjasama
g.
Meningkatnya kesepakatan
melalui kerjasama secara demokratis dan dialogis, dan
h.
Timbulnya
semangat dan motivasi kerja melalui dinamika kelompok
2.
Kekurangan
a.
Sulitnya
mencapai keharmonisan kerjasama antara orang- orang yang memiliki latar
belakang yang berbeda
b.
Kurangnya
pengetahuan peneliti dalam metode penelitian karena terlalu banyak berurusan
dengan hal-hal praktis
c.
Rendahnya
efisiensi waktu karena disatu pihak, guru sebagai peneliti harus terlibat dalam
proses tindakan, sedangkan dilain pihak guru harus melakukan tugas rutin.
d.
Adanya
tuntunan pemimpin kelompok untuk bertindak secara demokratis dan memiliki
kepekaan tinggi terhadap kebutuhan anggota kelompoknya dalam situasi tertentu.
Padahal untuk mendapatkan pemimpin yang demikian sangat sulit.
e.
Memiliki
validitas dan reliabilitas yang rendah.
BAB III
KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan di atas dapat diperoleh
kesimpulan bahwa penelitian tiondakan kelas adalah penelitian yang mengangkat masalah-masalah yang actual yang
dilakukan oleh para guru yang merupakan pencermatan kegiatan belajar yang
berupa tindakan untuk memperbaiki dan meningkatkan praktek pembelajaran di
kelas secara lebih professional. Oleh karena itu
penelitian ini sangat membantu guru dalam memecahkan masalah yang timbul
di dalam kelas.
Namun penelitian tindakan kelas juga mempunyai
beberapa kelemahan yang tidak mungkin dielak. Diantaranya yaitu Sulitnya mencapai keharmonisan kerjasama antara orang- orang yang
memiliki latar belakang yang berbeda ,rendahnya efisiensi waktu karena disatu pihak, guru
sebagai peneliti harus terlibat dalam proses tindakan, sedangkan dilain pihak
guru harus melakukan tugas rutin. Ada lagi kelemahan lainnya yaitu Memiliki validitas
dan reliabilitas yang rendah.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. Pedoman Tesis & Disertasi.
Yogyakarta : Program Pascasarjana UNY
Burhan L Fanani. 2013. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta :
Araska
Craig A. Merthler. 2009. Action Research. London: Sage
Igak wardani, Kuswaya
Wihardit. 2008. Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta : Universitas Terbuka.
Nana Syaodih Sukmadinata. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung :PT Remaja Rosdakarya
Pardjono, dkk. 2007. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Lembaga Penelitian
UNY
Rochiati Wiriaatmaja.2009. Metode Penelitian
Tindakan Kelas. Bandung: Rosda Karya.
Sugiono. 2006. Metode
Penelitian Pendidikan. Bandung:
Alfabeta
Sukardi. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
_________. (2007). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara.
_________. (2012). Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi
Aksara.
Trianto. 2011. Paduan Lengkap
Penelitian Tindakan KelasTeori & Praktik. Jakarta : Prestasi Pustaka
Publisher
Tukiran dkk. 2012. PTK Untuk Pengembangan Profesi Guru.
Bandung : Alfabeta
Wina Sanjaya 2009. Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta : Kencana Prenada Media Grup
Zainal Arifin. 2012. Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosda Karya.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Reviewed by asarisolid
on
4:19 PM
Rating:
No comments: