Penelitian Eksperimen PART 2 / 6


a)        Desain Kelompok Pembanding Prates-Pasca tes Beracak (Randomized Pretest-Posttest Comparison Group Design)

Kelompok
Pretest
Perlakuan
Posttest
Acak
A (kel. Eksp)
O
X1
O
Acak
B (kel. Eksp)
O
X2
O
Acak
C (kel. Eksp)
O
X3
O
Eksperimen dilakukan terhadap tiga kelompok, masing-masing diambil secara acak. Terhadap ketiganya diberikan tes awal, kemudian kelompok A diberi pelakuan 1, kelompok B diberi perlakuan 2, dan kelompok C diberi perlakuan 3. Setelah itu diberikan tes akhir. Perlakuan 1, 2, dan 3 merupakan perlakuan dalam rumpun yang sejenis tetapi berbeda-beda, misalkan menggunakan perlakuan metode mengajar, digunakan metode pengamatan, percobaan, dan pemecahan masalah. Hasil dari tes awal dan tes akhir masing-masing kelompok dibandingkan.
b)       Desain Kelompok Kontrol/ Pembanding Prates-Pascates Beracak (Randomized Pretest-Posttest Control/ Comparison  Group Design)

Kelompok
Pretest
Perlakuan
Posttest
Acak
A (kel. Eksp)
O
X1
O
Acak
B (kel. Eksp)
O
X2
O
Acak
C (kel. Eksp)
O
X3
O
Acak
D (kel. Kont)
O
O
Hampir sama dengan model desain penelitian di atas, tetapi dalam model desain ini ada kelompok kontrol (D) yang tidak diberi perlakuan khusus, tetapi perlakuan seperti biasanya, misalkan dalam metode mengajar menggunakan metode ceramah.
c)        Desain Kelompok Kontrol PascaTest Beracak (Randomized Posttest Control Group Design)

Kelompok
Perlakuan
Posttest
Acak
A (kel. Eksp)
X
O
Acak
B (kel. Kont)
O
Model eksperimen sama dengan Desain Kelompok Kontrol Pratest-Pasca Test Acak tetapi tanpa tes awal.

d)       Desain Kelompok Pembanding Pascates Beracak (Randomized Posttest-Only Comparison Group Design)

Kelompok
Perlakuan
Posttest
Acak
A (kel. Eksp)
X1
O
Acak
B (kel. Eksp)
X2
O
Acak
C (kel. Eksp)
X3
O
Model desain eksperimen sama dengan Desain Kelompok Pembanding Prates-Pasca tes Beracak tetapi tanpa tes awal.
e)        Desain Faktorial Beracak (Randomized Factorial Design)

Kelompok
Pretest
Perlakuan
Perlakuan
Posttest
Acak
A (kel. Eksp)
O
X1
Y1
O
Acak
B (kel. Eksp)
O
X2
Y1
O
Acak
C (kel. Eksp)
O
X1
Y2
O
Acak
D (kel. Eksp)
O
X2
Y2
O
Eksperimen dilakukan terhadap empat kelompok, masing-masing diambil secara acak. Terhadap ketiganya diberikan tes awal. Masing-masing kelompok diberi perlakuan dengan dua cara macam perlakuan dengan jenis atau isi yang berbeda. Dalam mengajar misalkan kelompok A belajar dengan metode pemecahan masalah dalam IPA, kelompok B metode percobaan juga dalam bidang studi IPA. Kelompok C belajar dengan metode pemecahan masalah dalam bidang studi IPS dan kelompok D metode percobaan dalam bidang studi IPS. Keempatnya diberi tes akhir, dan hasilnya dibandingkan.
1)      Eksperimen Kuasi
Eksperiman ini disebut juga dengan eksperimen semu, karena penelitian eksperimen kuasi seperti eksperimen yang seolah-olah murni. Hal tersebut terjadi disebabkan berbagai hal, terutama berkenaan dengan pengontrolan variabel, kemungkinan sukar sekali dapat digunakan eksperimen murni. Eksperimen kuasi dapat digunakan minimal jika dapat mengontrol satu variable saja meskipun dalam bentuk matching, atau memasangka/menjodohkan karakteristik, namun lebih baik jika random. Misalkan penjodohan kelompok diambil berdasarkan kecerdasan. Sejumlah siswa dites misalkan dengan dengan tes kecerdasan Binet-Simon. Berdasarkan hasil tes tersebut diperoleh IQ masing-masing siswa. Siswa yang memiliki tingkat IQ yang sama dipasangkan/dijodohkan, satu masuk kelompok eksperimen dan yang lain dimasukan pada kelompok kontrol. Dua macam model eksperimental kuasi yaitu:
a)        Desain Kelompok Kontrol Pratest-Pasca Test Berpasangan (Matching Pretest-Posttest Control Group Design)

Kelompok
Pretest
Perlakuan
Posttest
Pasangan
A (kel. Eksp)
O
X
O
Pasangan
B (kel. Kont)
O
O
Model eksperimen ini sama dengan Desain Kelompok Kontrol Pratest-Pasca Test Beracak, tetapi pengambilan kelompoknya tidak dilakukan secara acak penuh, hanay satu karakteristik saja, atau diambil dengan dengan dipasangkan/dijodohkan.
b)       Desain Kelompok Pembanding Prates-Pascates Berpasangan (Matching Pretest-Posttest Comparison Group Design)

Kelompok
Pretest
Perlakuan
Posttest
Pasangan
A (kel. Eksp)
O
X1
O
Pasangan
B (kel. Eksp)
O
X2
O
Pasangan
C (kel. Eksp)
O
X3
O
Model desainnya sama dengan Desain Kelompok Pembanding Prates-Pasca tes Beracak, tetapi pengambilan kelompok tidak secara acak tetapi berpasangan.
2)      Eksperimen Lemah atau Pra Eksperimen
Model desain eksperimen ini adalah yang paling lemah, oleh karena itu disebut ekperimen lemah atau “weak experimental”. Desain ini kadang-kadang disebut juga pra-eksperimen atau “pre experimental”, karena sepintas modelnya seperti eksperimen tetapi bukan. Disebut eksperimen lemah atau pra eksperimen, karena tidak ada penyamaan karakteristik (random) dan tidak ada pengontrolan variabel. Model ini sebaiknya hanya digunakan untuk penelitian latihan. Tidak digunakan untuk penelitian tesis, disertasi atau penelitian-penelitian yang hasilnya digunakan untuk penentuan kebijakan, pengembangan ilmu, dan sejenisnya.
a)        Desain Pratest-Pascatest Satu Kelompok (One Group Pretest-Posttest Design)
Kelompok
Pretest
Perlakuan
Posttest
A
O
     X
O
Dalam model desain penelitian ini, kelompok tidak diambil secara acak atau perpasangan, juga tidak ada kelompok pembanding, tetapi diberi tes awal dan tes akhir di samping perlakuan. Contoh penggunaan model ini, adalah dalam pelatihan pegawai. Sebelum dilaksanakan pelatihan diadakan tes awal, kemudian diberi pelatihan dalam jangka waktu tertentu, pada akhir masa pelatihan diberi tes akhir. Hasil kedua tes dibandingkan. Perbedaannya menunjukan “dampak” dari pelatihan tersebut. Karena tidak diadakan pengontrolan variable, dampak tersebut masih diragukan.
b)       Desain Prates-Pascates Kelompok Statis (The Static Group Pretest-Posttest Design)
Kelompok
Pretest
Perlakuan
Posttest
A
O
X1
O
B
O
X2
O
Hampir sama dengan Desain Pratest-Pascatest Satu Kelompok, tetapi dalam model ini ada dua kelompok yang diberi perlakuan yang berbeda dalamrumpun yang sejenis. Dalam pengajaran misalkan, kelas A belajar dengan “metode pembelajaran komunikatif”, kelas B dengan “metode pembelajaran ekspositori”.
c)        Desain Prates-Pascates Kelompok Statis (The Static Group Pretest-Posttest Design)
Kelompok
Perlakuan
Tes
Perlakuan
Tes
Perlakuan
Tes
A
X1
O
X2
O
X3
O
B
X2
O
X3
O
X1
O
C
X3
O
X1
O
X2
O
Penelitian dilakukan terhadap tiga kelompok tanpa acak atau pasangan, dan tanpa tes awal. Masing-masing kelompok secara bergantian diberi tiga perlakuan. Pada setiap akhir perlakuan diberi tes. Hasil-hasil tes tersebut dibandingkan. Desain ini diarahkan untuk mengetahui “dampak dari urutan” pemberian perlakuan, mana yang paling tinggi.
3)      Eksperimen Subjek-Tunggal
Dalam eksperimen murni, kuasi dan lemah digunakan subjek atau partisipan kelompok. Perbedaan antar kelompok dihitung berdasarkan skor rata-rata antar kelompok-kelompok tersebut. Dalam ekseprimen subjek-tunggal, subjek atau partisipannya bersifat tunggal, bisa satu orang, dua orang atau lebih. Pendekatan dasar dalam eksperimen subjek-tunggal adalah meneliti individu dalam kondisi tanpa perlakuan dan kemudian dengan perlakuan dan akibatnya terhadap variable akibat diukur dalam kondisi tersebut. Beberapa variasi dari desain ekseprimen subjek-tunggal yaitu:
a)        Desain A-B
Menurut Todman & Dugard (2009: 43) Desain ini adalah satu-kasus, desain dua tahap, biasanya dengan kontrol kondisi diikuti dengan kondisi perlakuan. Sebuah tes pengacakan dapat digunakan untuk mengevaluasi perbedaan antara nilai rata-rata pada ukuran perilaku diambil di awal dan fase perlakuan, asalkan desain tersebut dimodifikasi sehingga titik intervensi secara acak ditentukan dalam kisaran yang telah ditentukan periode pengamatan. Dapat dicatat bahwa, meskipun tes pengacakan ini berlaku, interpretasi dari kesimpulan statistik selalu dikompromikan dalam desain ini dengan ancaman terhadap validitas internal, seperti yang timbul dari sejarah dan efek pematangan. Namun, penentuan acak perlakuan awal dapat mengurangi ancaman terhadap validitas internal.
Desain eksperimen subjek-tunggal yang paling sederhana adalah desain A-B, A adalah lambang dari data garis dasar (baseline data) sedangkan B untuk data perlakuan (treatmen data).
Intervensi
Data garis dasar
Data perlakuan






X
X
X
X
X
X
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
Waktu
Dalam garis dasar yang diberi lambang A belum terdapat perlakuan, tetapi karena ada pengamat seringkali ada perubahan kegiatan. Kegiatan terus diamati sampai berada dalam keadaan stabil. Setelah stabil lalu diberikan perlakuan, pengaruh dari pemberian perlakuan terus diamati sampai kegiatan tersebut stabil, dan ini diberi lambang B. Perbedaan kegiatan, kemampuan, pengetahuan antara sebelum dan sesudah diberi perlakuan (garis dasar A) dan setelah diberi perlakuan (perlakuan B) menunjukkan pengaruh dari perlakuan.
b)       Desain A-B-A
Model desain ini yang sering digunakan dalam eksperimen subjek tunggal. Desain ini hmapir sama dengan desain A-B, tetapi setelah perlakuan diikuti oleh keadaan tanpa perlakuan seperti dalam keadaan sebelumnya, atau garis dasar A. Garis dasar kedua ditujukan untuk mengetahui apakah tanpa perlakuan kegiatan akan kembali pada keadaan awal atau masih terus seperti dalam keadaan dalam perlakuan.
Garis dasar
Perlakuan
Garis dasar






X
X
X
X
X
X






O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
Waktu

c)        Desain Garis Dasar Jamak
Desain garis dasar jamak (multiple baseline design) pada dasarnya menggunakan desain A-B, tetapi tidak hanya untuk seorang individu dan dalam satu perlakuan tetapi terhadap beberapa individu dalam beberapa situasi dan aktivitas. Bila kegiatannya bervariasi maka desainnya disebut desain garis dasar jamak lintas kegiatan (Multiple-baselines across behaviors), bila yang bervariasi situasinya makan disebut desain garis dasar jamak lintas situasi (Multiple baselines across situations), dan bila individualnya yang bervariasi maka desainnya disebut desain garis dasar jamak lintas individu (Multiple baselines across individuals ).

Rancangan Penelitian Eksperimen menurut Creswell (2011: 241) yaitu, sebagai berikut:
1)      Pre-Experimental
a)      One-Shot Case Study
Rancangan berikut melibatkan satu kelompok (X) dalam treatment tertentu yang kemudian dilanjutkan dengan observasi/pengukuran (O).
X                                   O
b)      One-Group Pre-Test Post-Test Design
Rancangan berikut mencakup sayu kelompok yang diobservasi pada tahap pre-test yang kemudian dilanjutkan dengan treatment dan post-test.
O                     X                     O
c)      Statistic Group Comparison or Post-Test-Only with Non-equivalent Groups
Pada rancangan ini, setelah melakukan treatment pada satu kelompok eksperimental (A), peneliti memilih satu kelompok perbandingan (B), lalu melakukan post-test pada kelompok A (kelompok yang sudah diberi treatment tadi) dan kelompok B yang sudah dipilih sebelumnya.
Kelompok A X                               O
Kelompok B                                   O
d)      Alternative Treatment Post-Test-Only with Non-Equivalent Groups Design
Rancangan ini menerapkan prosedur yang sama dengan rancangan Statistic Group Comparison sebelumnya. Hanya saja, dalam rancangan ini peneliti melakukan treatment yang sedikit berbeda (dengan rancangan sebelumnya) terhadap kelompok perbandingan ekuivalen.
Kelompok A X                                    O
Kelompok B X                                   O
2)      Quasi Experimental
a)      Nonequivalent [Pre-Test and Post-Test] Control-Group Design
Dalam rancangan ini, kelompok eksperimen (A) dan kelompok kontrol (B) diseleksi tanpa prosedur penempatan acak (without random assignment). Pada dua kelompok tersebut, sama-sama dilakukan pre-test dan post-test. Hanya kelompok eksperimen (A) saja yang diberi treatment.
Kelompok A O                X                   O
Kelompok B O                                      O
b)      Single-Group Interrupted Time-Series Design
Dalam rancangan ini, peneliti melakukan pengukuran pada satu kelompok, baik sebelum atau sesudah treatment.
O    O     O    O    X     O     O      O      O
c)      Control-Group Interrupted Time-Series Design
Rancangan ini merupakan modifikasi dari rancangan Single-Group sebelumnya. Dalam rancangan ini, dua kelompok partisipan (A dan B), yang dipilih tanpa random assignment, diobservasi sepanjang waktu. Meski demikian, dari dua kelompok tersebut, hanya satu kelompok saja yang di treatment, yaitu kelompok A.
Kelompok A O     O      O     O    X     O     O    O    O
Kelompok B O     O      O     O    O     O     O    O    O



3)      True Experimental
a)      Pre-Test Post-Test Control Group Design
Rancangan ini merupakan rancangan klasik dan tradisional yang menerapkan prosedur random assignment (R) pada para partisipan untuk ditempatkan ke dalam dua kelompok (A dan B). Peneliti menerapkan pre-test dan post-test pada dua kelompok ini. Meski demikian, yang di treatment hanya kelompok eksperimen (A) saja.
Kelompok A R                O                    X                  O
Kelompok B R                O                                         O
b)      Post-Test-Only Control-Group Design
Rancangan post-test ini merupakan salah satu rancangan eksperimen yang cukup populer dan diterapkan karena pre-test memberikan efek-efek yang kurang diharapkan. Para partisipan dikategorisasi atau ditempatkan secara acak (random assignment) dalam dua kelompok. Peneliti sama-sama melakukan post-test pada kedua kelompok tersebut dan hanya kelompok eksperimen (A) saja yang di treatment.
Kelompok A R                 X                   O
Kelompok B R                                       O
c)      Solomon Four-Group Design
Rancangan ini merupakan salah satu bentuk rancangan faktorial 2 X 2 yang menerapkan prosedur random assignment (R) pada para partisipan untuk dikategorisasi ke dalam 4 kelompok (A, B, C, dan D). Peneliti bisa memberikan pre-test dan treatment secara variatif pada masing-masing kelompok. Hanya saja, peneliti harus melakukan post-test untuk semua kelompok tersebut, tanpa terkecuali.
Kelompok A R                 O                   X                  O
Kelompok B R                 O                                        O
Kelompok C R                                       X                  O
Kelompok D R                                                           O



4)      Single-Subject
A-B-A Single-Subject Design
Rakncangan ini menerapkan observasi terus-menerus pada satu individu utama. Target perilaku dan individu tersebut dibangun sepanjang waktu untuk kemudian dicari perilaku utama yang menjadi garis dasar (baseline) untuk diteliti. Perilaku dasar ini kemudian dinilai, ditreatment, sebelum pada akhirnya treatment tersebut dihentikan di tahap akhir penelitian.
        Baseline A              Treatment B                    Baseline A
O    O     O    O     O    X    X     X     X      X     O     O     O     O    O

Menurut Sugiyono (2011:73) terdapat beberapa bentuk desain eksperimen, yaitu: (1)pre-experimental (nondesign), yang meliputi one-shot case studi, one group pretestposttest,intec-group comparison; (2) true-experimental, meliputi posttest onlykontrol design, pretest-kontrol group design; (3) factorial experimental; dan (4)Quasi experimental, meliputi time series design dan nonequivalent kontrol groupdesign.
1.        Pre-Experimental Designs (nondesigns)
Disebut pre-eksperimen karena desain ini masih belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh. Sebab masih ada variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen. Hal ini dapat terjadi karena tidak adanya variabel kontrol, dan sampel tidak dipilih secara random.
Ada 3 Bentuk Pre-eksperimen:
a.         One-Shot Case Study
X        0
 
 



Keterangan :
X = treatment yang diberikan (variabel independen)
0 = observasi (variabel dependen)
Dibaca:terdapat suatu kelompok diberi perlakuan dan selanjutnya diobservasi hasilnya. Dinama perlakuan sebagai variabel independen dan hasil sebagai variabel dependen.
b.         One-Group Pretest-Posttest Design
Pada desain ini terdapat pretest sebelum diberi perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan. Desain ini dapat digambarkan:
O1   X  O2
 
 



Keterangan:
O1 = nilai pretest (sebelum diberi perlakuan)
O2 = nilai posttest (setelah diberi perlakuan)
(O2 - O1) = pengaruh perlakuan
c.         Intact-Group Comparison
Pada desain ini terdapat satu kelompok yang digunakan untuk penelitian, tetapi dibagi dua, yaitu setengah kelompok untuk eksperimen (yang diberi perlakuan) dan setengah untuk kelompok kontrol (yang tidak diberi perlakuan).
X   O1
     O2
 
 




Ket.
O1 = hasil pengukuran setengah kelompok yang diberi perlakuan
O2 = hasil pengukuran setengah kelompok yang tidak diberi perlakuan
(O1 – O2) = pengaruh perlakuan
2.        True Experimental Design
Dikatakan true experiment, karena dalam desain ini, peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Dengan demikian, validitas internal (kualitas pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Cirri utama dari true experimental adalah sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol diambil secara random dari populasi tertentu.
Ada dua model desainnya, yaitu:
a.        
R   X   O2
     R        O4
 
Posttest-Only Kontrol Design



Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R). kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok yang lain tidak. Kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol. Pengaruh adanya perlakuan adalan (O1:O2). Dalam penelitian yang sesungguhnya, pengaruh perlakuan dianalisis dengan uji beda dengan menggunakan statistik t-test.
b.         Pretest-Posttest Kontrol Group Design
    R   O2     X    O2
    R   O4          O4
 
 




Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random, kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil pretest yang baik bila nilai kelompok eksperimen tidak berbeda secara signifikan. Pengaruh perlakuan adalah (O2 - O1) - (O4 – O3)
3.         Factorial Design
Desain factorial merupakan modifikasi dari design true experimental, yaitu dengan memperhatikan kemungkinan adanya variabel moderator yang mempengaruhi perlakuan (variabel independen) terhadap hasil (variabel dependen).
R      O1     X     Y1    O2
R     O3           Y1    O4
R      O5     X     Y2    O6
R     O7           Y2    O8

 
 





Pada desain ini semua kelompok dipilih secara random, kemudian masing-masing diberi pretest. Kelompok untuk penelitian dinyatakan baik bila setiap kelompok nilai pretestnya sama. Jadi, O1 = O3 = O5 = O7. Dalam hal ini variabel moderatornya adalah Y1 dan Y2.
4.        Quasi Experimental Design
Bentuk desain eksperimen ini merupakan pengembangan dari true experimental design yang sulit dilaksanakan. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Walaupun demikian desain ini lebih baik daripada pre-experimental design. Quasi experimental design digunakan karena pada kenyataannya sulit mendapatkan kelompok kontrol yang digunakan untuk penelitian. Berikut adalah macam dari quasi experimental design, yaitu:
a.        
O1 O2 O3 O4 X  O5 O6 O7 O8
 
Time Series Design


Dalam desain ini, kelompok yang digunakan untuk penelitian tidak dapat dipilih secara random. Sebelum diberi perlakuan, kelompok diberi pretest sampai empat kali, dengan maksud untuk mengetahui kestabilan dan kejelasan keadaan kelompok sebelum diberi perlakuan. Bila hasil pretest selama empat kali ternyata nilainya berbeda-beda, berarti kelompok tersebut keadaanya labil, tidak menentu, dan tidak konsisten. Setelah kestabilan keadaan kelompok dapat diketahui dengan jelas, maka baru diberi perlakuan. Desain penelitian ini hanya menggunakan satu kelompok saja, sehingga tidak memerlukan kelompok kontrol.
Hasil pretest yang bail adalah O1 = O2 = O3 = O4 dan hasil perlakuan yang baik adalah O5 = O6 = O7 = O8. Besarnya pengaruh perlakuan adalah (O5+ O6+ O7+O8) – (O1+ O2+ O3+ O4).
Kemungkinan hasil penelitian dari desain ini ditunjukan pada gambar berikut:
Gambar. Berbagai kemungkinan hasil penelitian yang menggunakan desain time series

Dari gambar tersebut terlihat bahwa terdapat berbagai kemungkinan hasil penelitian yang menggunakan time series.
Hasil penelitian yang baik adalah ditunjukan pada grafik A. Hasil pretest menunjukan keadaan kelompok stabil dan konsisten (O1=O2=O3=O4) setelah diberi perlakuan keadaannya meningkat secara konsisten (O5=O6=O7=O8).
Grafik B memperlihatkan adanya pengaruh terhadap kelompok yang sedang dieksperimen, tetapi setelah itu kembali lagi pada posisi semula. Jadi pengaruh perlakuan hanya sebagai contoh: pada waktu penataran, pengetahuan, dan keterampilannya meningkat, tetapi setelah kembali ke tempat kerja kemampuannya kembali seperti semula. Grafik C memperlihatkan pengaruh luar lebih berperan daripada pengaruh perlakuan, sehingga grafiknya naik terus. Grafik D menunjukan keadaan kelompok tidak menentu.
b.         Nonequivalent Kontrol Group Design
O1      X    O2
  O3            O4
 
 




Desain ini hamper sama dengan pretest-posttest kontrol group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kontrol tidak dipilih secara random.
Penelitian Eksperimen PART 2 / 6 Penelitian Eksperimen PART 2 / 6 Reviewed by asarisolid on 1:32 AM Rating: 5

No comments:

ADS

referensimakalah. Powered by Blogger.