a)
Desain Kelompok Pembanding Prates-Pasca tes Beracak
(Randomized Pretest-Posttest Comparison
Group Design)
|
Kelompok
|
Pretest
|
Perlakuan
|
Posttest
|
Acak
|
A (kel. Eksp)
|
O
|
X1
|
O
|
Acak
|
B (kel. Eksp)
|
O
|
X2
|
O
|
Acak
|
C (kel. Eksp)
|
O
|
X3
|
O
|
Eksperimen
dilakukan terhadap tiga kelompok, masing-masing diambil secara acak. Terhadap
ketiganya diberikan tes awal, kemudian kelompok A diberi pelakuan 1, kelompok B
diberi perlakuan 2, dan kelompok C diberi perlakuan 3. Setelah itu diberikan
tes akhir. Perlakuan 1, 2, dan 3 merupakan perlakuan dalam rumpun yang sejenis
tetapi berbeda-beda, misalkan menggunakan perlakuan metode mengajar, digunakan
metode pengamatan, percobaan, dan pemecahan masalah. Hasil dari tes awal dan
tes akhir masing-masing kelompok dibandingkan.
b)
Desain Kelompok Kontrol/ Pembanding Prates-Pascates
Beracak (Randomized Pretest-Posttest
Control/ Comparison Group Design)
|
Kelompok
|
Pretest
|
Perlakuan
|
Posttest
|
Acak
|
A (kel. Eksp)
|
O
|
X1
|
O
|
Acak
|
B (kel. Eksp)
|
O
|
X2
|
O
|
Acak
|
C (kel. Eksp)
|
O
|
X3
|
O
|
Acak
|
D (kel. Kont)
|
O
|
O
|
Hampir
sama dengan model desain penelitian di atas, tetapi dalam model desain ini ada
kelompok kontrol (D) yang tidak diberi perlakuan khusus, tetapi perlakuan
seperti biasanya, misalkan dalam metode mengajar menggunakan metode ceramah.
c)
Desain Kelompok Kontrol PascaTest Beracak (Randomized Posttest Control Group Design)
|
Kelompok
|
Perlakuan
|
Posttest
|
Acak
|
A (kel. Eksp)
|
X
|
O
|
Acak
|
B (kel. Kont)
|
O
|
Model eksperimen sama
dengan Desain Kelompok Kontrol Pratest-Pasca Test Acak tetapi tanpa tes awal.
d)
Desain Kelompok Pembanding Pascates Beracak (Randomized Posttest-Only Comparison Group
Design)
|
Kelompok
|
Perlakuan
|
Posttest
|
Acak
|
A (kel. Eksp)
|
X1
|
O
|
Acak
|
B (kel. Eksp)
|
X2
|
O
|
Acak
|
C (kel. Eksp)
|
X3
|
O
|
Model
desain eksperimen sama dengan Desain Kelompok Pembanding Prates-Pasca tes
Beracak tetapi tanpa tes awal.
e)
Desain Faktorial Beracak (Randomized Factorial Design)
|
Kelompok
|
Pretest
|
Perlakuan
|
Perlakuan
|
Posttest
|
Acak
|
A (kel. Eksp)
|
O
|
X1
|
Y1
|
O
|
Acak
|
B (kel. Eksp)
|
O
|
X2
|
Y1
|
O
|
Acak
|
C (kel. Eksp)
|
O
|
X1
|
Y2
|
O
|
Acak
|
D (kel. Eksp)
|
O
|
X2
|
Y2
|
O
|
Eksperimen
dilakukan terhadap empat kelompok, masing-masing diambil secara acak. Terhadap
ketiganya diberikan tes awal. Masing-masing kelompok diberi perlakuan dengan
dua cara macam perlakuan dengan jenis atau isi yang berbeda. Dalam mengajar
misalkan kelompok A belajar dengan metode pemecahan masalah dalam IPA, kelompok
B metode percobaan juga dalam bidang studi IPA. Kelompok C belajar dengan
metode pemecahan masalah dalam bidang studi IPS dan kelompok D metode percobaan
dalam bidang studi IPS. Keempatnya diberi tes akhir, dan hasilnya dibandingkan.
1)
Eksperimen Kuasi
Eksperiman
ini disebut juga dengan eksperimen semu, karena penelitian eksperimen kuasi
seperti eksperimen yang seolah-olah murni. Hal tersebut terjadi disebabkan
berbagai hal, terutama berkenaan dengan pengontrolan variabel, kemungkinan
sukar sekali dapat digunakan eksperimen murni. Eksperimen kuasi dapat digunakan
minimal jika dapat mengontrol satu variable saja meskipun dalam bentuk matching,
atau memasangka/menjodohkan karakteristik, namun lebih baik jika random.
Misalkan penjodohan kelompok diambil berdasarkan kecerdasan. Sejumlah siswa
dites misalkan dengan dengan tes kecerdasan Binet-Simon. Berdasarkan hasil tes
tersebut diperoleh IQ masing-masing siswa. Siswa yang memiliki tingkat IQ yang
sama dipasangkan/dijodohkan, satu masuk kelompok eksperimen dan yang lain
dimasukan pada kelompok kontrol. Dua macam model eksperimental kuasi yaitu:
a)
Desain Kelompok Kontrol Pratest-Pasca Test Berpasangan
(Matching Pretest-Posttest Control Group
Design)
|
Kelompok
|
Pretest
|
Perlakuan
|
Posttest
|
Pasangan
|
A (kel. Eksp)
|
O
|
X
|
O
|
Pasangan
|
B (kel. Kont)
|
O
|
O
|
Model eksperimen ini
sama dengan Desain Kelompok Kontrol Pratest-Pasca Test Beracak, tetapi pengambilan
kelompoknya tidak dilakukan secara acak penuh, hanay satu karakteristik saja,
atau diambil dengan dengan dipasangkan/dijodohkan.
b)
Desain Kelompok Pembanding Prates-Pascates
Berpasangan (Matching Pretest-Posttest
Comparison Group Design)
|
Kelompok
|
Pretest
|
Perlakuan
|
Posttest
|
Pasangan
|
A (kel. Eksp)
|
O
|
X1
|
O
|
Pasangan
|
B (kel. Eksp)
|
O
|
X2
|
O
|
Pasangan
|
C (kel. Eksp)
|
O
|
X3
|
O
|
Model
desainnya sama dengan Desain Kelompok Pembanding Prates-Pasca tes Beracak,
tetapi pengambilan kelompok tidak secara acak tetapi berpasangan.
2)
Eksperimen Lemah atau Pra Eksperimen
Model
desain eksperimen ini adalah yang paling lemah, oleh karena itu disebut
ekperimen lemah atau “weak experimental”.
Desain ini kadang-kadang disebut juga pra-eksperimen atau “pre experimental”, karena sepintas modelnya seperti eksperimen
tetapi bukan. Disebut eksperimen lemah atau pra eksperimen, karena tidak ada
penyamaan karakteristik (random) dan
tidak ada pengontrolan variabel. Model ini sebaiknya hanya digunakan untuk
penelitian latihan. Tidak digunakan untuk penelitian tesis, disertasi atau
penelitian-penelitian yang hasilnya digunakan untuk penentuan kebijakan,
pengembangan ilmu, dan sejenisnya.
a)
Desain Pratest-Pascatest Satu Kelompok (One Group Pretest-Posttest Design)
Kelompok
|
Pretest
|
Perlakuan
|
Posttest
|
A
|
O
|
X
|
O
|
Dalam model desain
penelitian ini, kelompok tidak diambil secara acak atau perpasangan, juga tidak
ada kelompok pembanding, tetapi diberi tes awal dan tes akhir di samping
perlakuan. Contoh penggunaan model ini, adalah dalam pelatihan pegawai. Sebelum
dilaksanakan pelatihan diadakan tes awal, kemudian diberi pelatihan dalam
jangka waktu tertentu, pada akhir masa pelatihan diberi tes akhir. Hasil kedua
tes dibandingkan. Perbedaannya menunjukan “dampak” dari pelatihan tersebut.
Karena tidak diadakan pengontrolan variable, dampak tersebut masih diragukan.
b)
Desain Prates-Pascates Kelompok Statis (The Static Group Pretest-Posttest Design)
Kelompok
|
Pretest
|
Perlakuan
|
Posttest
|
A
|
O
|
X1
|
O
|
B
|
O
|
X2
|
O
|
Hampir sama dengan
Desain Pratest-Pascatest Satu Kelompok, tetapi dalam model ini ada dua kelompok
yang diberi perlakuan yang berbeda dalamrumpun yang sejenis. Dalam pengajaran
misalkan, kelas A belajar dengan “metode pembelajaran komunikatif”, kelas B
dengan “metode pembelajaran ekspositori”.
c)
Desain Prates-Pascates Kelompok Statis (The Static Group Pretest-Posttest Design)
Kelompok
|
Perlakuan
|
Tes
|
Perlakuan
|
Tes
|
Perlakuan
|
Tes
|
A
|
X1
|
O
|
X2
|
O
|
X3
|
O
|
B
|
X2
|
O
|
X3
|
O
|
X1
|
O
|
C
|
X3
|
O
|
X1
|
O
|
X2
|
O
|
Penelitian dilakukan
terhadap tiga kelompok tanpa acak atau pasangan, dan tanpa tes awal.
Masing-masing kelompok secara bergantian diberi tiga perlakuan. Pada setiap
akhir perlakuan diberi tes. Hasil-hasil tes tersebut dibandingkan. Desain ini
diarahkan untuk mengetahui “dampak dari urutan” pemberian perlakuan, mana yang
paling tinggi.
3)
Eksperimen Subjek-Tunggal
Dalam
eksperimen murni, kuasi dan lemah digunakan subjek atau partisipan kelompok.
Perbedaan antar kelompok dihitung berdasarkan skor rata-rata antar
kelompok-kelompok tersebut. Dalam ekseprimen subjek-tunggal, subjek atau
partisipannya bersifat tunggal, bisa satu orang, dua orang atau lebih.
Pendekatan dasar dalam eksperimen subjek-tunggal adalah meneliti individu dalam
kondisi tanpa perlakuan dan kemudian dengan perlakuan dan akibatnya terhadap
variable akibat diukur dalam kondisi tersebut. Beberapa variasi dari desain
ekseprimen subjek-tunggal yaitu:
a)
Desain A-B
Menurut Todman &
Dugard (2009: 43) Desain ini adalah satu-kasus, desain dua tahap, biasanya
dengan kontrol kondisi diikuti dengan kondisi perlakuan. Sebuah tes pengacakan
dapat digunakan untuk mengevaluasi perbedaan antara nilai rata-rata pada ukuran
perilaku diambil di awal dan fase perlakuan, asalkan desain tersebut dimodifikasi sehingga
titik intervensi secara acak ditentukan dalam kisaran yang telah ditentukan
periode pengamatan. Dapat dicatat bahwa, meskipun tes pengacakan ini berlaku,
interpretasi dari kesimpulan statistik selalu dikompromikan dalam desain ini
dengan ancaman terhadap validitas internal, seperti yang timbul dari sejarah
dan efek pematangan. Namun, penentuan acak perlakuan awal dapat mengurangi ancaman terhadap validitas internal.
Desain
eksperimen subjek-tunggal yang paling sederhana adalah desain A-B, A adalah
lambang dari data garis dasar (baseline
data) sedangkan B untuk data perlakuan (treatmen
data).
Intervensi
|
|||||||||||
Data
garis dasar
|
Data
perlakuan
|
||||||||||
|
|
|
|
|
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
O
|
O
|
O
|
O
|
O
|
O
|
O
|
O
|
O
|
O
|
O
|
O
|
Waktu
|
Dalam garis dasar yang
diberi lambang A belum terdapat perlakuan, tetapi karena ada pengamat
seringkali ada perubahan kegiatan. Kegiatan terus diamati sampai berada dalam
keadaan stabil. Setelah stabil lalu diberikan perlakuan, pengaruh dari
pemberian perlakuan terus diamati sampai kegiatan tersebut stabil, dan ini
diberi lambang B. Perbedaan kegiatan, kemampuan, pengetahuan antara sebelum dan
sesudah diberi perlakuan (garis dasar A) dan setelah diberi perlakuan
(perlakuan B) menunjukkan pengaruh dari perlakuan.
b)
Desain A-B-A
Model
desain ini yang sering digunakan dalam eksperimen subjek tunggal. Desain ini
hmapir sama dengan desain A-B, tetapi setelah perlakuan diikuti oleh keadaan
tanpa perlakuan seperti dalam keadaan sebelumnya, atau garis dasar A. Garis
dasar kedua ditujukan untuk mengetahui apakah tanpa perlakuan kegiatan akan
kembali pada keadaan awal atau masih terus seperti dalam keadaan dalam
perlakuan.
Garis
dasar
|
Perlakuan
|
Garis
dasar
|
|||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
|
|
|
|
|
|
O
|
O
|
O
|
O
|
O
|
O
|
O
|
O
|
O
|
O
|
O
|
O
|
O
|
O
|
O
|
O
|
O
|
O
|
Waktu
|
c)
Desain Garis Dasar Jamak
Desain
garis dasar jamak (multiple baseline
design) pada dasarnya menggunakan desain A-B, tetapi tidak hanya untuk
seorang individu dan dalam satu perlakuan tetapi terhadap beberapa individu
dalam beberapa situasi dan aktivitas. Bila kegiatannya bervariasi maka
desainnya disebut desain garis dasar jamak lintas kegiatan (Multiple-baselines across behaviors),
bila yang bervariasi situasinya makan disebut desain garis dasar jamak lintas
situasi (Multiple baselines across
situations), dan bila individualnya yang bervariasi maka desainnya disebut
desain garis dasar jamak lintas individu (Multiple
baselines across individuals ).
Rancangan
Penelitian Eksperimen menurut Creswell (2011: 241) yaitu, sebagai berikut:
1)
Pre-Experimental
a)
One-Shot
Case Study
Rancangan berikut
melibatkan satu kelompok (X) dalam treatment
tertentu yang kemudian dilanjutkan dengan observasi/pengukuran (O).
X O
b)
One-Group
Pre-Test Post-Test Design
Rancangan berikut
mencakup sayu kelompok yang diobservasi pada tahap pre-test yang kemudian dilanjutkan dengan treatment dan post-test.
O X O
c)
Statistic
Group Comparison or Post-Test-Only with Non-equivalent Groups
Pada rancangan ini,
setelah melakukan treatment pada satu
kelompok eksperimental (A), peneliti memilih satu kelompok perbandingan (B),
lalu melakukan post-test pada
kelompok A (kelompok yang sudah diberi treatment
tadi) dan kelompok B yang sudah dipilih sebelumnya.
Kelompok A
X O
Kelompok B O
d)
Alternative
Treatment Post-Test-Only with Non-Equivalent Groups Design
Rancangan ini
menerapkan prosedur yang sama dengan rancangan Statistic Group Comparison sebelumnya. Hanya saja, dalam rancangan
ini peneliti melakukan treatment yang
sedikit berbeda (dengan rancangan sebelumnya) terhadap kelompok perbandingan
ekuivalen.
Kelompok A X O
Kelompok B
X O
2)
Quasi
Experimental
a)
Nonequivalent
[Pre-Test and Post-Test] Control-Group Design
Dalam rancangan ini,
kelompok eksperimen (A) dan kelompok kontrol (B) diseleksi tanpa prosedur
penempatan acak (without random
assignment). Pada dua kelompok tersebut, sama-sama dilakukan pre-test dan post-test. Hanya kelompok eksperimen (A) saja yang diberi treatment.
Kelompok A
O X O
Kelompok B
O O
b)
Single-Group
Interrupted Time-Series Design
Dalam rancangan ini,
peneliti melakukan pengukuran pada satu kelompok, baik sebelum atau sesudah treatment.
O O
O O X O
O O O
c)
Control-Group
Interrupted Time-Series Design
Rancangan ini merupakan
modifikasi dari rancangan Single-Group sebelumnya.
Dalam rancangan ini, dua kelompok partisipan (A dan B), yang dipilih tanpa random assignment, diobservasi sepanjang
waktu. Meski demikian, dari dua kelompok tersebut, hanya satu kelompok saja
yang di treatment, yaitu kelompok A.
Kelompok A
O O O O
X O O O
O
Kelompok B
O O O O O O O
O O
3)
True
Experimental
a)
Pre-Test
Post-Test Control Group Design
Rancangan ini merupakan
rancangan klasik dan tradisional yang menerapkan prosedur random assignment (R) pada para partisipan untuk ditempatkan ke
dalam dua kelompok (A dan B). Peneliti menerapkan pre-test dan post-test pada
dua kelompok ini. Meski demikian, yang di treatment
hanya kelompok eksperimen (A) saja.
Kelompok A
R O X O
Kelompok B
R O O
b)
Post-Test-Only
Control-Group Design
Rancangan post-test ini merupakan salah satu
rancangan eksperimen yang cukup populer dan diterapkan karena pre-test memberikan efek-efek yang
kurang diharapkan. Para partisipan dikategorisasi atau ditempatkan secara acak (random assignment) dalam dua kelompok.
Peneliti sama-sama melakukan post-test pada
kedua kelompok tersebut dan hanya kelompok eksperimen (A) saja yang di treatment.
Kelompok A
R X O
Kelompok B
R O
c)
Solomon
Four-Group Design
Rancangan ini merupakan
salah satu bentuk rancangan faktorial 2 X 2 yang menerapkan prosedur random assignment (R) pada para
partisipan untuk dikategorisasi ke dalam 4 kelompok (A, B, C, dan D). Peneliti
bisa memberikan pre-test dan treatment secara variatif pada
masing-masing kelompok. Hanya saja, peneliti harus melakukan post-test untuk semua kelompok tersebut,
tanpa terkecuali.
Kelompok A
R O X O
Kelompok B
R O O
Kelompok C
R X O
Kelompok D
R
O
4)
Single-Subject
A-B-A Single-Subject
Design
Rakncangan ini
menerapkan observasi terus-menerus pada satu individu utama. Target perilaku
dan individu tersebut dibangun sepanjang waktu untuk kemudian dicari perilaku
utama yang menjadi garis dasar (baseline)
untuk diteliti. Perilaku dasar ini kemudian dinilai, ditreatment, sebelum pada akhirnya treatment tersebut dihentikan di tahap akhir penelitian.
Baseline A Treatment B Baseline A
O O
O O O X X X
X X O O O O O
Menurut Sugiyono (2011:73) terdapat beberapa bentuk
desain eksperimen, yaitu: (1)pre-experimental (nondesign), yang meliputi
one-shot case studi, one group pretestposttest,intec-group comparison; (2)
true-experimental, meliputi posttest onlykontrol design,
pretest-kontrol group design; (3) factorial experimental; dan (4)Quasi
experimental, meliputi time series design dan nonequivalent kontrol
groupdesign.
1.
Pre-Experimental
Designs (nondesigns)
Disebut pre-eksperimen
karena desain ini masih belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh. Sebab masih
ada variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel
dependen. Jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen itu bukan
semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen. Hal ini dapat terjadi karena
tidak adanya variabel kontrol, dan sampel tidak dipilih secara random.
Ada
3 Bentuk Pre-eksperimen:
a.
One-Shot
Case Study
|
Keterangan :
X = treatment
yang diberikan (variabel independen)
0 = observasi (variabel
dependen)
Dibaca:terdapat
suatu kelompok diberi perlakuan dan selanjutnya diobservasi hasilnya. Dinama
perlakuan sebagai variabel independen dan hasil sebagai variabel dependen.
b.
One-Group
Pretest-Posttest Design
Pada desain ini terdapat pretest
sebelum diberi perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih
akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.
Desain ini dapat digambarkan:
|
Keterangan:
O1 = nilai
pretest (sebelum diberi perlakuan)
O2 = nilai
posttest (setelah diberi perlakuan)
(O2 - O1)
= pengaruh perlakuan
c.
Intact-Group
Comparison
Pada desain ini terdapat satu kelompok yang
digunakan untuk penelitian, tetapi dibagi dua, yaitu setengah kelompok untuk
eksperimen (yang diberi perlakuan) dan setengah untuk kelompok kontrol (yang
tidak diberi perlakuan).
|
Ket.
O1 = hasil
pengukuran setengah kelompok yang diberi perlakuan
O2 = hasil
pengukuran setengah kelompok yang tidak diberi perlakuan
(O1 – O2)
= pengaruh perlakuan
2.
True
Experimental Design
Dikatakan true
experiment, karena dalam desain ini, peneliti dapat mengontrol semua
variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Dengan demikian, validitas
internal (kualitas pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi.
Cirri utama dari true experimental adalah sampel yang digunakan untuk
eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol diambil secara random dari populasi
tertentu.
Ada dua model desainnya, yaitu:
a.
|
Posttest-Only Kontrol Design
Dalam
desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R).
kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok yang lain tidak. Kelompok
yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak
diberi perlakuan disebut kelompok kontrol. Pengaruh adanya perlakuan adalan (O1:O2).
Dalam penelitian yang sesungguhnya, pengaruh perlakuan dianalisis dengan uji
beda dengan menggunakan statistik t-test.
b.
Pretest-Posttest
Kontrol Group Design
|
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih
secara random, kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah
perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil pretest yang
baik bila nilai kelompok eksperimen tidak berbeda secara signifikan. Pengaruh
perlakuan adalah (O2 - O1) - (O4 – O3)
3.
Factorial
Design
Desain factorial merupakan modifikasi dari design
true experimental, yaitu dengan memperhatikan kemungkinan adanya variabel
moderator yang mempengaruhi perlakuan (variabel independen) terhadap hasil
(variabel dependen).
|
Pada desain ini semua kelompok dipilih secara
random, kemudian masing-masing diberi pretest. Kelompok untuk penelitian
dinyatakan baik bila setiap kelompok nilai pretestnya sama. Jadi, O1
= O3 = O5 = O7. Dalam hal ini variabel
moderatornya adalah Y1 dan Y2.
4.
Quasi
Experimental Design
Bentuk desain
eksperimen ini merupakan pengembangan dari true
experimental design yang sulit dilaksanakan. Desain ini mempunyai kelompok
kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol
variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Walaupun
demikian desain ini lebih baik daripada pre-experimental
design. Quasi experimental design
digunakan karena pada kenyataannya sulit mendapatkan kelompok kontrol yang
digunakan untuk penelitian. Berikut adalah macam dari quasi experimental
design, yaitu:
a.
|
Time Series Design
Dalam desain ini, kelompok yang digunakan untuk
penelitian tidak dapat dipilih secara random. Sebelum diberi perlakuan,
kelompok diberi pretest sampai empat kali, dengan maksud untuk mengetahui
kestabilan dan kejelasan keadaan kelompok sebelum diberi perlakuan. Bila hasil
pretest selama empat kali ternyata nilainya berbeda-beda, berarti kelompok
tersebut keadaanya labil, tidak menentu, dan tidak konsisten. Setelah
kestabilan keadaan kelompok dapat diketahui dengan jelas, maka baru diberi
perlakuan. Desain penelitian ini hanya menggunakan satu kelompok saja, sehingga
tidak memerlukan kelompok kontrol.
Hasil pretest yang bail adalah O1 = O2
= O3 = O4 dan hasil perlakuan yang baik adalah O5
= O6 = O7 = O8. Besarnya pengaruh perlakuan
adalah (O5+ O6+ O7+O8) – (O1+
O2+ O3+ O4).
Kemungkinan hasil penelitian dari desain ini
ditunjukan pada gambar berikut:
Gambar. Berbagai kemungkinan hasil penelitian yang
menggunakan desain time series
Dari gambar tersebut terlihat bahwa
terdapat berbagai kemungkinan hasil penelitian yang menggunakan time series.
Hasil penelitian yang baik adalah
ditunjukan pada grafik A. Hasil pretest menunjukan keadaan kelompok stabil dan
konsisten (O1=O2=O3=O4) setelah
diberi perlakuan keadaannya meningkat secara konsisten (O5=O6=O7=O8).
Grafik B memperlihatkan adanya pengaruh terhadap
kelompok yang sedang dieksperimen, tetapi setelah itu kembali lagi pada posisi
semula. Jadi pengaruh perlakuan hanya sebagai contoh: pada waktu penataran,
pengetahuan, dan keterampilannya meningkat, tetapi setelah kembali ke tempat
kerja kemampuannya kembali seperti semula. Grafik C memperlihatkan pengaruh
luar lebih berperan daripada pengaruh perlakuan, sehingga grafiknya naik terus.
Grafik D menunjukan keadaan kelompok tidak menentu.
b.
Nonequivalent
Kontrol Group Design
|
Desain ini hamper sama dengan pretest-posttest
kontrol group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kontrol
tidak dipilih secara random.
Penelitian Eksperimen PART 2 / 6
Reviewed by asarisolid
on
1:32 AM
Rating:
No comments: