Sumber-Sumber Ilmu Kalam

BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah
Sumber utama ilmu. kalam ialah Al-Quran dan Al- Hadis yang menerangkan tentang wujud-Nya Allah swt, sifat-sifat-Nya, dan persoalan akidah Islam lainnya. Ulama-ulama islam dengan tekun dan teliti memahami nash-nash yang bertalian dengan akidah ini, menguraikan dan menganalisisnya, dan masing-masing golongan memperkuat pendapatnya dengan nash-nash tersebut.

B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah “Apa saja yang menjadi sumber-sumber pemikiran Ilmu Kalam?”.

C.      Manfaat Penulisan Masalah
Ingin mengetahui tentang sumber-sumber ilmu kalam.













BAB II
PEMBAHASAN

A.      Sumber-sumber pemikiran Ilmu Kalam
Ada dua pengaruh yang dapat ditelusuri yang sekaligus juga sebagai sumber dan asal usul kemunculan Ilmu Kalam, yakni:
1.    Secara Langsung
a.       Al-Qur’an
Sebagai sumber ilmu kalam, Al-Quran banyak menyinggung hal-hal yang berkaitan dengan masalah-masalah ketuhanan. Di antara ayat-ayat Al-Quran yang membicarakan masalah-masalah ketuhanan antara lain :
1)        Q.S Al-Ikhlash (112): 3-4. Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan tidak beranak dan tidak diperanakkan, bahkan tidak ada sesuatu pun di dunia ini yang tampak sekutu (sejajar) dengan-Nya.
2)        Q.S Asy-Syura (42): 7. Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan tidak seperti apapun di dunia ini. Ia Maha Mendengar dan Maha Mengetahui.
3)        Q.S Al-Furqan (25): 59. Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan Yang Maha Penyayang bertahta di atas “Arsy”. Ia Pencipta langit, bumi, dan semua yang ada di antara keduanya.
4)        Q.S Al-Fath (48): 10. Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan mempunyai “tangan” yang selalu berada di atas tangan orang-orang yang melakukan sesuatu, selama orang-orang itu selalu berpegang teguh dengan janji Allah.
5)        Q.S. Taha (20): 39. Ayat ini menunjukkan bahwa tuhan mempunyai “mata” yang selalu digunakan untuk mengawasi seluruh gerak, termasuk gerakan hati makhluknya.
6)        Q.S. Ar-Rahman (55): 27. Ayat ini menunjukkan bahwa tuhan mempunyai “wajah” yang tidak akan rusak selama-lamanya.
7)        Q.S. An-Nisa’ (4): 125. Ayat ini menunjukkan bahwa tuhan menurunkan aturan berupa agama. Seseorang akan dikatakan telah melaksanakan aturan agama apabila melaksanakannya dengan ikhlas karena Allah.
8)        Q.S. Lukman (31): 22. Ayat ini menunjukkan bahwa orang yang telah menyerahkan dirinya kepada allah disebut sebagai orang muhsin.
9)        Q.S. Ali Imron (3): 83. Ayat ini menunjukkan bahwa tuhan adalah tempat kembali segala sesuatu, baik secaraterpaksa maupun secara sadar.
10)    Q.S. Ali Imron (3): 84-85. Ayat ini menunjukkan bahwa tuhanlah yang menurunkan petunjuk jalan kepada para nabi.
11)    Q.S. Al-Anbiya’ (21): 92. Ayat ini menunjukkan bahwa manusia dalam berbagai suku, ras, atau etnis, dan agama apapun adalah umat Tuhan yang satu. Oleh sebab itu, semua umat, dalam kondisi dan situasi apapun, harus mengarahkan pengabdiannya kepada-Nya.
12)    Q.S. Al-Hajj (22): 78. Ayat ini menunjukkan bahwa seseorang yang ingin melakukan suatu kegiatan yang sungguh-sungguh akan dikatakan sebagai “jihad” kalau dilakukannya hanya karena Allah SWT semata.
Karena tidak ditemukannya penjelasan rincian pada ayat-ayat tersebut. Oleh sebab itu, para ahli berbeda pendapat dalam menginterpretasikan rinciannya.

a.    Hadits
Hadist Nabi SAW pun banyak membicarakan masalah–masalah yang
dibahas ilmu kalam.[1] Diantaranya adalah hadist nabi yang menjelaskan hakikat keimanan:
حديث ابي هريرة  ر. ع قا ل : كا ن رسول الله ص. م . يوما با رزا للناس فاتاه رجل فقال : يا رسول الله, ما الاءيمان ؟ قال : ان تؤمن بالله و ملائكته وكتابه ولقائه و رسوله وتؤمن بالبعث الاخر, قال : يا رسول الله, ما الاسلام ؟ قال : الاسلام ان تعبد الله ولا تشرك به شيئا وتقيم الصلاة المكتوبة وتؤدي الزكاة المفروضة وتصوم رمضان, قال : يا رسول الله, ما الاحسان ؟ قال : ان تعبد الله كانك تراه فاءنك ان لا تراه فانه يراك قال : يا رسول الله, متى الساعة ؟ قال : ما المسؤول عنها با علم من السا ئل ولكن ساحدثك عن اشراتها  , اذا ولدت الامة ربها فداك من اشرافها واذا كانت العراة الحفاة رءوس الناس فذاك من اشراتها واذا تطاول دعاء البحم في البنيان فذاك من اشراتها في خمس لا يعلمهن الا الله ثم تلا صلى الله عليه وسلم . (ان الله عنده علم الساعة وينزل الغيث ويعلم ما في الارحام وما تدري نفس ماذا تكسب غدا وما تدري نفس باي ارض تموت ان الله عليم خبير). قال : ثم ادبر اللرجل فقال رسول الله صلى الله عليه و سلم : ردوا علي الرجل فاءخذوا ليردوه فلم يروا شيئا فقال رسول الله صلى الله عليه و سلم : هذا جبريل جاء ليعلم الناس دينهم.
Artinya:
Diriwayatkan dari Abu Hurairah R.A. berkata: pada suatu hari, ketika Rosulullah SAW. Berada bersama kaum muslimin, datanglah seorang laki-laki dan bertanya kepada beliau, “wahai rosulullah, ‘apakah yang dimaksud dengan iman? Rosulullah menjawab: “yaitu kamu percaya kepada Allah, para  malaikat, semua kitab yang diturunkan, hari pertemuan dengannya, para rosul, dan hari kebangkitan. ‘lelaki itu bertanya lagi, ‘wahai rosulullah, apakah pula yang di yang dimaksud dengan islam? Rosulullah menjawab, ‘islam adalah mengbdikan diri kepada allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan perkara lain, mendirikan sholat yang telah difardukan, mengeluarkan zakat yang diwajibkan, dan berpuasa dibulan ramadhan. Kemudian lelaki itu bertanya lagi, ‘wahai rosulullah! Apakah ihsan itu? Rosulullah SAW. Menjawab: ‘hendaklah engkau beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya. Sekiranya engkau tidak melihat-Nya, ketahuilah bahwa dia senantiasa memperhatikanmu. ‘lelaki itu bertanya lagi,wahai rosulullah, ‘kapankah hari kiamat akan terjadi? Rosulullah menjawab, ‘aku tidak lebih tahu darimu, tetapi aku akan menceritakan kepadamu mengenai tanda-tandanya. Apabila seorang hamba melahirkan majikannyaadalah sebagian dari tandanya. Apabila seorang miskin menjadi pemimpin masyarakat, itu juga sebagian dari tandanya. Apabila masyarakat yang asaa pengembala kambing mampu bersaing dalam mendirikan bangunan-bangunan mereka. Itu juga tanda akan terjadi hari kiamat. Hanya lima perkara itu saja sebagian tanda-tanda ng kuketahui, selain dari itu allah saja yang maha mengetahuinya, ‘kemudian rosulullah SAW. Membaca surat al-luqman ayat 34. Sesungguhnya allah lebih mengetahui kapankah terjadi hari kiamat. Di samping itu Dialah yang menurunkan hujan dan mengetahui apa yang ada di dalam rahim ibuyang mengandung. Tiada seorangpun yang mengetahui apakah yang diusahakan keesokan hari,yaitu baik atau jahat. Dan tiada seorangpun yang mengetahuidimanakah di menemui ajalnya. Sesungguhnya allah maha mengetahui lagi amat meliputi pengetahuan-Nya. Kemudian lelaki tersebut beranjak dari situ, rosulullah SAW, terus bersabda kepada sahabatnya, ‘ panggil kembali orang itu. ‘tetapi lelaki tersebut telah hilang. Rosulullah SAW pun bersabda, lelaki tadi adalah Jibril a.s. kedatangannya adalah untuk mengajar manusia tentang agama mereka”[2]. Ada pula beberapa hadits yang kemudian dipahami oleh sebagian ulama sebagai prediksi nabi mengenai kemunculan berbagai golongan dalam ilmu kalam. Diantaranya adalah: “Hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah R.A. ia mengatakan bahwa Rosulullah SAW. Bersabda, “orang-orang Yahudi akan terpecah belah menjadi tujuh puluh dua golongan: dan umatku akan terpecah menjadi Tujuh puluh tiga golongan”. “Hadits yang diriwayatlan dari Abdullah bin Umar. Ia mengatakan bahwa Rosulullah SAW. Bersabda, “akan menimpa umatku apa yang pernah menimpa bani Israil. Bani Israil telah terpecah belah menjadi 72 golongan dan umatku akan terpacah belah menjadi 73 golongan. Semuanya akan masuk neraka, kecuali satu golongan saja, “siapa mereka itu wahai Rodulullah.?. “Tanya para sahabat. Rosulullah menjawab, mereka adalah yang mengikuti jejakku dan sahabat-sahabatku.
Syaikh Abdul Qadir mengomentari bahwa hadits yang berkaitan dengan masalah Faksi umat ini, yang
merupakan salah satu kajian Ilmu Kalam, mempunyai sanad sangat banyak.[3] Di antara sanad yang sampai kepada Nabi adalah yang berasal dari beberapa sahabat, seperti : Anas Bin Malik, Abu Hurairah, Abu Addardha, Jabir, Abu Said Al Kudri, Abu Abi Ka’ab, Abdullah Bin Amr Bin Al Ash, Abu Umah, Watsilah Bin Al Aqsha. Adapula pada riwayat yang hanya sampai pada sahabat. Diantaranya adalah Hadits yang mengatakan bahwa umat islam akan terpecah belah kedalam beberapa golongan. diantara golongan-golongan itu, hanya satu saja yang benar, sedangkan yang lain sesat.

2.      Secara Tidak Langsung
a.       Pemikiran manusia[4]
Dalam hal ini, baik berupa pemikiran umat islam sendiri atau pemikiran yang berasal dari luar umat islam. Sebelum filsafat Yunani masuk dan berkembang di dunia islam, umat islam sendiri telah menggunakan pemikiran rasionalnya untuk menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan ayat-ayat Al-Qur’an, terutama yang belum jelas maksudnya (Al Mutasyabihat), keharusan untuk menggunakan rasio ternyata mendapat pijakan dari beberapa ayat Al-Qur’an diantaranya:[5]
افلا يتدبرون القراءن ام على قلوب اقفالها (محمد : 24)
Artinya:
 “Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur’an ataukah hati mereka terkunci “ (Q.S. Muhammad (47) : 24).

افلم ينظروا الى السماء فوقهم كيف بنينها وزينها وما لها من فروج. والارض مددنها والقينا فيها رواسي وانبتنا فيها من كل زوج بهيج.

Artinya: “Maka apakah mereka tidak melihat akan langit yang ada diatas mereka, bagaimana kami meninggikannya dan mengnghiasinya dan langit  iu tidak mempunyai retak-retak sedikitpun? Dan kami hamparkan bumi itu, dan kami letakkan padanya gunung-gunung yang kokoh dan kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang indah dipandang mata”.
Dengan demikian, jika ditemukan seorang muslim telah melakukan suatu kajian objek tertentu dengan rasionya, hal itu secara teoretis bukan karena adanya pengaruh dari pihak luar saja, tetapi karena adanya perintah langsung Al-Quran sendiri.
Adapun sumber ilmu kalam  berupa pemikiran yang berasal dari luar Islam
dapat di klasifikasikan dalam dua kategori :
1)        Pemikiran nonmuslim yang telah menjadi peradaban lalu ditrasfer dan diasimilasikan dengan pemikiran umat islam. Proses transfer dan asimilasi ini dapat dimaklumi karena sebelum islam masuk dan berkembang, dunia arab (timur tengah) suatu wilayah tempat diturunkannya agama-agama samawi lainnya.
2)        Berupa pemikiran-pemikiran nonmuslim yang bersifat akademis, seperti filsafat (terutama dari yunani), sejarah dan sains.

b.      Insting [6]
Kepercayaan adanya tuhan telah berkembang sejak adanya manusia pertama. Abbas Mahmoutd Al-kakad mengatakan bahwa keberadaan mitos merupakan asal-usul agama dikalangan orang-orang primitif. Tylor justru mengatakan bahwa animisme anggapan adanya kehidupan pada benda-benda mati merupakan asal usul kepercayaan adanya tuhan. Adapun spencer mengatakan lain lagi. Ia mengatakan bahwa pemujaan terhadap nenek moyang merupakan bentuk ibadah paling tua. Keduanya menganggap bahwa animisme dan pemujaan terhadap nenek moyang sebagai asal usul kepercayaan dan ibadah tertua terhadap tuhan yang maha Esa




















BAB IV
KESIMPULAN

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sumber-sumber pemikiran dalam ilmu kalam terdiri dari Al-Quran, hadist, pemikiran manusia dan insting. Perkembangan Ilmu Kalam sejalan juga dengan perkembangan Islam dan dipengaruhi oleh perkembangan jalan pikiran dan keadaan umat Islam. Perkembangan juga mempunyai beberapa masa, yaitu masa Rasulullah SAW, masa Khulafa Rasyidin, masa Bani Umayyah, masa Bani Abbas, dan masa Pasca
Bani Abbas.
Sekarang Ilmu Kalam disosialisasikan melalui tiga jalur, yaitu:
1)         Formal  
2)         Informal
3)         Nonformal
















Daftar Pustaka

Rosihan, Anwar. Ilmu Kalam, (Bandung: Pustaka Setia, 2003), Cet. Ke-3,  h.22-26.

Taufik, Rahman. Tauhid Ilmu Kalam Bandung Pustaka Setia 2013

Muthahhari, Murthada. Mengenali Ilmu Kalam. Jakarta Pustaka Zahra 2002

Adeng Mushtar Ghazali. 2005. Perkembangan Ilmu Kalam dari Klasik Hingga Modern. Bandung: Pustaka Setia

http://RahmatFauza,ZuriRizkiZias&ZahrulFaizin.w4kg3ng.co.cc/26/10/2009/pengertian-sumber-dan-sejarah-ilmu




[1] Lihat Abd Al-Qahir bin Tharir bin Muhammad Al-Baghdadi, Al-Farq bain Al-Firaq, Muhammad Ali Shahib wa Auladuh, Mesir, 1037, hlm. 5-7.
[2] Al-Bukhari, Shahih  Al-Bukhari, No. Hadis 50, Vol I, Dar Ibn Katsir, Beirut,1987, hlm. 27
[3] Baghdadi, op. cit., hlm. 8-10
[4] Lihat Abd Ar-Rahman I Do’i, Shariah the islamic Law, Ta Ha Publisher Ltd., London, 1984, hlm. 21, 45 dan 64. Bandingkan dengan Mushin Abd. Al-Hamid, Tajdid Al-Fikr Al-Islami, Dar Ash-Shahwah li An-Nasyr, Mesir, t.t., hlm. 24-26
[5] Lihat Harun Nasution, Akal dan Wahyu dalam islam, UI Press, Jakarta, 1986, hlm. 39-51
[6] Lihat Abbas Mahmout Al-Akkad, Ketuhanan Sepanjang Ajaran Agama-Agama dan Pemikiran Manusia, Terj. A. Hanafi, Bulan  Bintang, Jakarta, 1973, hlm. 32.
Sumber-Sumber Ilmu Kalam Sumber-Sumber Ilmu Kalam Reviewed by asarisolid on 5:59 PM Rating: 5

No comments:

ADS

referensimakalah. Powered by Blogger.