Pengantar Kurikulum

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Istilah “Kurikulum” memiliki berbagai tfsiran yang dirumuskan oleh pakar-pakar dalam bidang pengembangan kurikulum sejak dulu sampai dengan dewasa ini. Istilah kurikulum berasal dari bahasa latin, yakni “Curriculae”, artinya jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari. Pada waktu itu, pengertian kurikulum ialah jangka waktu pendidkan yang harus ditempuh oleh siswa yang bertujuan untuk memperoleh ijazah. Dengan menempuh kurikulum siswa dapat memperoleh ijazah. Dalam hal ini, ijazah pada hakikatnya merupakan suatu bukti, bahwa siswa telah menempuh kurikulum yang berupa rencana pelajaran, sebagaimana seorang pelari telah menempuh suatu jarak antara satu tempat ke tempat lainnya dan akhirnya mencapai finish. Dengan kata lain, suatu kurikulum dianggap sebagai jembatan yang sangat penting untuk mencapai titik akhir dari suatu perjalanan dan ditandai oleh perolehan suatu ijazah tertentu.



B.     Rumusan Masalah
1.      Apa saja komponen-komponen pengembangan kurikulum?
2.      Apa saja prinsip-prinsip pengembangan kurikulum?

C.    Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui komponen-komponen pengembangan kurikulum
2.      Untuk mengetahui prinsip-prinsip pengembangan kurikulum


BAB II
PEMBAHASAN

A.    KOMPONEN-KOMPONEN PENGEMBANGAN KURIKULUM
Kurikulum sebagai suatu sistem keseluruhan memiliki komponen-komponen yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya, yakni : (1). Tujuan, (2). Materi, (3). Metode, (5). Organisasi dan (6). Evaluasi. Komponen-kompoen tersebut, baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama menjadi dasar utama dalam upaya mengembangkan sistem pembelajaran.[1]
a.    Tujuan Kurikulum
Tujuan kurikulum tiap satuan pendidikan harus mengacu ke arah pencapaian tujuan pendidkan nasional, sebagaimana telah ditetapkan dalam Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 Tentang Sistem pendidikan nasional. Dalam skala yang lebih luas, kurikulum merupakan suatu alat pendidikan dalam rangka pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas. Kurikulum menyediakan kesempatan yang luas bagi peserta didik untuk mengalami proses pendidikan dan pembelajaran untuk mencapai target tujuan pendidikan nasional khususnya dan sumber daya manusia yang berkualitas umumnya. Tujuan ini dikategorikan sebagai tujuan umum kurikulum.[2]
Tujuan Mata Ajaran. Mata ajaran dkelompokan menjadi beberapa bidang studi, yakni :
1). Bidang studi Bahasa dan Seni.
2). Bidang studi Ilmu Pengetahuan Sosial
3). Bidang studi Ilmu Pengetahuan
4). Bidang studi Penddikan Jasmani dan Kesehatan
Setiap Bidang studi meliputi sejumlah mata ajaran tertentu. Misalnya bidang studi IPS, terdiri dari mata ajaran ekonomi, sosiologi, geografi, sejarah, dan lain-lain.
     Setiap mata ajaran memiliki tujuan sendiri dan berbeda dengan tujuan yang hendak dicapai oleh mata ajaran lainnya. Sebagai contoh kita pilih tujuan mata ajaran berhitung, sebagai berikut :
1). Menanamkan, memupuk, dan mengembangkan pengetahuan dan  kecakapan dasar berhitung yang praktis
2). Menanamkan, memupuk, dan mengembangkan kemampuan berpikir logis dan kritis dalam pola berpikir abstrak, sehingga mampu memecahkan soal-soal yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari.
3). Menanamkan, memupuk, dan mengembangkan sikap gotng royong, jujur, serta percaya kepada diri sendiri.

Berdasarkan tujuan-tujuan tersebut, baik tujuan khusus maupun tujaun khusus, selanjutnya dapat ditetapkan atau direncanakan materi pelajaran.

b.   Materi Kurikulum
Materi Kurikulum pada hakikatnya adalah isi kurikulum. Dalam Undang-Undang pendidikan tentang Sistem Pendidikan Nasional telah ditetapkan bahwa “isi kurikulum merupakan bahan kajian dan pelajaran untuk mencapai tujuan penyelenggaraan suatu pendidkan yang bersangkutan dalam rangka upaya pencapaian tujuan pendidikan nasional” (Bab IX, Ps. 39).  Sesuani dengan rumusan tersebut, isi kurikulum dikembangkan dan disusun berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut :[3]
1). Materi kurikulum berupa bahan pembelajaran yang terdiri dari bahan
     kajian atau topik-topik pelajaran  yang dapat dikaji oleh siswa dalam
     proses belajar dan pembelajaran.
2). Materi kurikulum mengacu pada pencapaian tujuan masing-masing
     satuan pendidikan.
3). Materi kurikulum diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
     Dalam hal ini, tujuan pendidikan nasional merupakan target tertinggi
     yang hendak dicapai melalui penyampaian materi kurikulum.

     Materi kurikulum mengandung aspek-aspek tertentu sesuai dengan tujuan kurikulum, yang meliputi :
1).  Teori, ialah seperangkat konstruk atau konsep, definisi dan preposisi yang
      saling berhubungan, yang menyajikan pendapat sistematik tetang gejala
       dengan menspesifikasi hubungan-hubungan antara variabel-variabel
       dengan maksud menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut.
2).  Konsep, adalah suatu abstraksi yang dibentuk oleh generalisasi dari
       kekhususan- kekhususan. Konsep adalah definisi singkat dari
       sekelompok fakta atau gejala.
3).  Generalisasi, adalah kesimpulan  umum, pola skema yang ada pada
       materi berdasarkan pada hal-hal khusus, bersumber dari analisis,
       pendapat atau pembutian dalam penelitian.
4).  Prinsip, adalah ide utama, pola skema yang ada pada materi
       mengembangkan hubungan antara beberapa konsep.
5).   Prosedur, adalah salah satu seri langkah-langkah yang berurutan dalam
        meateri pelajaran  yang harus dilakukan oleh siswa.
6).   Fakta, adalah sejumlah informasi khusus dalam materi yang dianggap
        penting, trdiri dari terminologi, orang dan tempat, da kejadian.
7).   Istilah, adalah kata kata-kata perbendaharaan yang baru dan khusus yang
        diperkenalkan dalam materi.
8).   Contoh atau ilustrasi, ialah suatu hal atau tindakan atau proses yang
        bertujuan untuk memperjelas suatu uraian atau pendapat.
9).   Definisi, adalah penjelas tentang makna atau pengertian tentang suatu 
        hal atau kata dalam garis besarnya.
10).  Preposisi, adalah suatu pernyataan atau theorem, atau pendapat yang
         tidak perlu diberi argumentasi. Preposisi hampir sama dengan asumsi
         dan paradigma[4]

c.    Metode
Metode adalah cara yang digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran dalam upaya mencapai tujuan kurikulum. Suatu metode mengandung pengertian terlaksananya kegiatan guru dan kegiatan siswa dalam proses pembelajaran. Metode dilaksanakan melalui prosedur tertentu.
Metode atau strategi pembelajaran menempati fungsi yang penting dalam kurikulum, karena memuat tugas-tugas yang perlu dikerjakan oleh siswa dan guru. Karena itu, penyusunannya hendaknya berdasarkan analisa tugas yang
  mengacu pada tujuan kurikulum dan berdasarkan perilaku awal siswa.
 Dalam hal ini, ada tiga alternatif yang dapat di gunakan, yakni :
1).  Pendekatan yang berpusat mata pelajaran, di mana materi pembelajaran
       terutama tersumber dari mata ajaran.
2).  Pendekatan yang berpusat pada siswa. Pembelajaran dilaksanakan 
       berdasarkankan kebutuhan, minat, dan kemampuan siswa.
3).  Pendekatan  yang berorientasi pada kehidupan masyarakat. Pendekatan
       ini bertujuan mengintegrasikan sekolah dan masyarakat dan  
       memperbaiki kehidupan masyarakat.

d.   Organisasi Kurikulum
Organisasi kurikulum terdiri dari beberapa bentuk, yang masing-masing memiliki ciri-cirinya sendiri :[5]
1).    Mata pelajaran terpisah (Isolated subjects)
         Kurikulum terdiri dari sejumlah mata ajaran yang terpisah-pisah, seperti
         : Sejarah, Ilmu pasti, Bahasa Indonesia, dan sebagainya. Tiap mata
         ajaran disampaikan sendiri-sendiri tanpa ada hubungan degan mata 
         ajaran lannya.
2).     Mata ajaran – Mata ajaran Berkorelasi (correlated)
Korelasi diadakan sebagai upaya untuk mengurangi  kelemahan-kelemahan sebagai akibat pemisah mata ajaran. Prosedur yang ditempuh adalah menyampaikan pokok-pokok yang saling berkorelasi guna memudahkan siswa memahami pelajaran tersebut.
3).     Bidang Studi (broadfield)
Beberapa mata ajaran yang sejenis dan memiliki ciri-ciri yang sama dikorelasikan/difungsikan dalam satu bidang pengajaran, misalnya bidang studi bahasa, meliputi membaca, bercerita, mengarang, bercakap-cakap, dan sebagainya.
4).      Program yang berpusat pada anak (Childecentered Program)
Program ini adalah orientasi baru dimana kurikulum dititikberatkan pada kegiatan-kegiatan peserta didik, bukan pada mata ajaran. Guru menyiapkan program yang meliputi kegiatan-kegiatan yang menyajikan kehidupan anak, misalnya : ekskursi, cerita. Dengan cara memperkaya dan memperluas macam-macam kegiatan, peserta didik akan dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan.
5).     Core Program
Core artinya inti atau pusat. Core Program adalah suatu program inti berupa satu unit atau masalah. Masalah itu diambil dari salah suatu mata ajaran tertentu.
6).     Electic Program
Ialah suatu program yang mencari keseimbangan antara organisasi kurikuum yang berpusat pada mata ajaran dan yang berpusat pada peserta didik. Caranya ialah memilih unsu-unsur yang baik yang terdapat pada kedua jenis organisasi tersebut, kemudian unsur-unsur itu diintegrasikan menjadi suatu program.

e.    Evaluasi
Merupakan suatu komponen kurikulum, karena kurikuum dalah pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Dengan evaluasi dapat diperoleh informasi yang akurat tentang penyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan belajar siswa.[6]
Aspek-aspek yang perlu dinilai bertitik tolak dari aspek-aspek tujuan yang hendak dicapai, baik tujuan kurikulum, tujuan pembelajaran dan tujuan belajar siswa.
Jenis penilaian yang dilaksanakan tergantung pada tujuan diselenggarakannya penilaian tersebut, misalnya penilain formatif dimaksudkan untuk kemajuan siswa dan dalam upaya melakukan perbaikan yang dibutuhkan.
Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh suatu instrumen penilain, ialah, validasi, reliabilitasi, objektivitas, kepraktisan, pembedaan
Disamping itu perlu diperhatikan bahwa, penilaian harus bersifat objektif, dilakukan berdasarkan tanggung jawab kelompok guru, rencna yang terinci dan materi kurikuum, menggunakan alat ukur yang handal dan mudah dilakukan serta memberikan hasil yang akurat.[7]
B.     PINSIP-PRINSIP  PENGEMBANGAN KURIKULUM
Pengebangan kurikulum berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut :
1). Prinsip Berorientasi Pada Tujuan
Pengembangan kurikulum diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu, yang bertitik tolak dari tujuan penddikan nasional. Tujuan kurikulum merupakan penjabaran dan upaya untuk mencapai tujuan satuan dan jenjang pendidikan tertentu. Tujuan kurikulum mengandung aspek-aspek pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilaiyang selanjutnya menumbuhkan perubahan tingkah laku peserta didik yang mencakup ketiga aspek tersebut.
2). Prinsip relevansi (kesesuaian)
Pengembangan kurikulum yang meliputi tujuan, isi dan sistem penyampaianya harus relevan (sesuai) dengan kebutuhan dan keadaan masyarakat, tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa, serta serasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
3). Prinsip efisiensi dan efektifitas
Pengembangan kurikulum harus mempertimbangkan segi efisiensi dalam pendayagunaan dana, waktu, tenaga dan sumber-sumber yang tersedia agar dapat mencapai hasil yang optiamal.
4). Prinsip Fleksibilitas (keluwesan)
Kurikulum yang luwes mudah disesuaikan, diubah, dilengkapi atau dikurangi berdasarkan tuntutan dan keadaan ekosistem dan kemampuan setempat, jadi tidak statis atau kaku.
5). Prinsip Berkesinambungan
Kurikulum disusun secara berkesinambungan, artinya bagian-bagian, aspek-aspek, materi, dan bahan kajian disusun secara berurutan, tidak terlepas-lepas, melainkan satu sama lain memiliki hubungan fungsional yang bermakna, sesuai dengan jenjang pendidikan, struktur dalam satuan pendidikan, tingkat perkembangan siswa.
6).Prinsip Keseimbangan
Penyusunan kurikulum supaya memperhatikan keseimbangan secara proporsional dan fungsional antara berbagai program dan sub-program, antara semua mata ajaran, dan antara aspek-aspek perilaku yang ingin dikembangkan. Dengan keeimbangan tersebut diharapkan terjalin perpaduan yang lengkap dan menyeluruh, yang satu sama lainnya saling memberikan sumbangannya terhadap pengembangan pribadi.
7). Prinsip Keterpaduan
Kurikulum dirancang dan dilaksanakan berdasarkan prinsip keterpaduan. Perencanaan terpadu bertitik tolak dari masalah atau topik konsistensi antara unsur-unsurnya. Pelaksanaan terpadu dengan melibatkan semua pihak, baik dilingkungan sekolah maupun pada tingkat intersektoral.
8). Prinsip Mutu
Pengembangan kurikulum berorientasi pada pendidikan mutu dan mutu pendidkan. Pendidkan mutu berarti pelaksanaan pembelajaran yang bermutu, sedang mutu pendidikan berorientasi pada hasil pendidikan yang berkualitas.[8]








BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Istilah “Kurikulum” memiliki berbagai tfsiran yang dirumuskan oleh pakar-pakar dalam bidang pengembangan kurikulum sejak dulu sampai dengan dewasa ini. Istilah kurikulum berasal dari bahasa latin, yakni “Curriculae”, artinya jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari. Pada waktu itu, pengertian kurikulum ialah jangka waktu pendidkan yang harus ditempuh oleh siswa yang bertujuan untuk memperoleh ijazah.
komponen-komponen kurikulum yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya, yakni : (1). Tujuan, (2). Materi, (3). Metode, (5). Organisasi dan (6). Evaluasi.
Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum  meliputi, prinsip berorientasi pada tujuan, relevansi (kesesuian), prinsip efisiensi dan efektifitas, prinsip fleksibilitas (keluwesan), berkesinambungan (kontinuitas), keseimbangan, keterpaduan, dan prinsip mutu.




DAFTAR PUSTAKA

Hamalik Oemar .2005.Kurikulum dan pembelajaran.Jakarta:Bumi Aksara




[1] Oemar Hamalik, kurikulum dan pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta, 2005, hal.24
[2] Oemar Hamalik, Ibid., hal.24
[3] Oemar Hamalik, Ibid.,hal.25
[4] Oemar Hamalik, Ibid., hal.26
[5] Oemar Hamalik, Ibid., hal.27
[6] Oemar Hamalik, Ibid.,hal.29
[7] Oemar Hamalik, Ibid., hal.30
[8] Oemar Hamalik, Ibid.,hal.32
Pengantar Kurikulum Pengantar Kurikulum Reviewed by asarisolid on 9:48 PM Rating: 5

No comments:

ADS

referensimakalah. Powered by Blogger.