BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pembelajaran
merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan berbagai aspek yang saling
berkaitan. Oleh karena itu, untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif, dan
menyenangkan, diperlukan berbagai keterampilan. Di antaranya adalah
keterampilan membelajarkan atau keterampilan mengajar. Keterampilan mengajar
merupakan kompetensi professional yang cukup kompleks sebagai integrasi dari
berbagai kompetensi guru secara utuh dan menyeluruh. Turney (1973)
mengungkapkan 8 keterampilan mengajar yang sangat berperan dan menentukan
kualitas pembelajaran, yaitu keterampilan bertanya, memberi penguatan,
mengadakan variasi, menjelaskan, membuka dan menutup pelajaran, membimbing
diskusi kelompok kecil, mengelola kelas, serta mengajar kelompok kecil dan
perorangan. Penguasaan terhadap keterampilan mengajar tersebut harus utuh dan
terintegrasi, sehingga diperlukan latihan yang sistematis, misalnya melalui
pembelajaran mikro (micro teaching).
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah dan batasan masalah maka peneliti merumuskan masalah
sebagai berikut: “ Keterampilan Pembelajaran IPS di SD/MI
C.
Tujuan
Makalah
ini bertujuan untuk mengetahui: “Perencanaan Pembelajaran IPS di SD/MI “
BAB
II
PEMBAHASAN
A. KOMPONEN
KETERAMPILAN MENGAJAR
Dalam keterampilan
mengajar terdapat beberapa komponen, antara lain yaitu sebagai berikut :
1. Keterampilan
Mengelola Kelas
Tugas
guru dalam hal ini adalah membelajarkan peserta didik dengan menyelidiki
kondisi belajar yang optimal. Kondisi belajar yang optimal dapat dicapai jika
guru mampu mengatur peserta didik dan sasaran pembelajaran serta
mengendalikannyadalam suasanayang menyenangkan untuk mencapai tujuan
pembelajaran.[1]
Komponen
keterampilan mengelola kelas adalah sebagai berikut:
a.
Kehangatan dan
keantusiasan
b.
Penggunaan bahan
yang menantang akan meningkatkan gairah belajar siswa
c.
Perlu
dipertimbangkan penggunaan variasi media, gaya mengajar, dan pola interaksi
d.
Diperlukan
keluwesan tingkah laku guru dalam mengubah strategi mengajarnya untuk mencegah
gangguan yang timbul
e.
Penekana hal
yang positif dan menghindari pemusatan perhatian peserta didik pada hal
negative
f.
Mendorong
peserta didik untuk mengembangkan disiplin diri sendiri dengan cara memberi
contoh dalam perbuatan guru sehari-hari.
Keterampilan mengelola
kelas dibedakan menjadi dua, yaitu:
a.
Keterampilan
yang berkaitan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal.
1) Menunjukkan
sikap yang tanggap: melalui perbuatan sikap tanggap ini siswa merasakan bahwa “
guru hadir bersama mereka” dan “tahu apa yang mereka perbuat”. Kesan ini dapat
ditunjukkan dengan cara memandang kelas secara seksama, gerak mendekati,
memberikan pertanyaan, dan member reaksi terhadap gangguan serta kekacauan
siswa.
2) Membagi
perhatian: pengelolaan kelas yang efektif ditandai dengan pembagian perhatian
yang efektif pula. Perbuatan membagi perhatian dapat dikerjakan secara visual
dan verbal. Memusatkan perhatian kelompok: perbuatan ini penting untuk
mempertahankan perhatian siswa dari waktu ke waktu dan dapat dilaksanakan
dengan cara menyiagakan siswa, menuntut tanggung jawab siswa .
3) Memberi
petunjuk-petunjuk yang jelas
4) Menegur:
teguran verbal yang efektif harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
(1)tegas, jelas tertuju kepada siswa
yang mengganggu dan tingkah laku yang harus dihentikan; (2) menghindari
peringatan yang kasar atau yang mengandung penghinaan; (3) menghindari ocehan
yang berkepanjangan.
5) Member
penguatan: pemberian penguatan dapat dilakukan kepada siswa yang suka
mengganggu jika pada suatu saat tertangkap melakukan perbuatan yang positif.
Dapat pula kepada siswa yang bertingkah laku yang wajar,
b.
Keterapilan yang
berkaitan dengan pengembalian kondisi belajar yang optimal.
Keterampilan
ini berkaitan dengan respon guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan
dengan maksut agar guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan
kondisi belajar yang optimal.[2]
Beberapa
kekeliruan yang perlu dihindari dalam mempraktikkan keterampilan mengelola
kelas adalah :
a. Campur
tangan yang berlebihan.
b. Kelenyapan
perbuatan yang menunjukkan adanya kelenyapan dilihat pada tingkah laku guru
yang gagal dalam melengkapi suatu instruksi, sehingga penyajiannya menjadi
terhenti untuk beberapa saat, yang sifatnya menjadi mengganggu.
c. Ketidak
tepatan memulai dan mengakhiri kegiatan.
d. Penyimpangan,
penyimpangan terjadi karena guru sedemikian asyik membicarakan suatu kegiatan
yang keluar dari tujuan pembelajaran.
e. Bertele-tele,
kesalahan ini terjadi karena guru: (1) selalu mengulang-ulang hal tertentu, (2)
memperpanjang keterangan, (3) mengubah sesuatu teguran yang sederhana menjadi
ocehan yang berkepanjangan.
f. Pengulangan
penjelasan yang tidak perlu, kekeliruan ini ditandai oleh kegiatan guru yang
membagi petunjuk secara terpisah dalam setiap kelompok, yang sebenarnya
petunjuk tersebut dapat diberikan secara kalsikal.
Melihat
sedemikian kompleksnya keterampilan mengelola kelas, maka penguasaan atau
pemahaman komponen keterampilan menggunakannya harus dikerjakan dan dilatih
secara intensif.
2. Keterampilan
Memberi Penguatan (reinforcement)
Untuk
kegiatan proses pembelajaran, penghargaan mempunyai arti tersendiri, semua
penghargaan ini tidak berwujud materi, melainkan dalam bentuk kata-kata,
senyuman, anggukan, dan sentuhan. Pada dasarnya antara keterampilan memberi
penguatan dengan keterampilan bertanya saling terkait satu sama lain.
Intisari
dari penguatan itu adalah respon terhadap suatu tingkah laku positif yang dapat
meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut. Penguatan
tidak boleh dianggap sepele dan sembarangan, tetapi harus mendapat perhatian
serius. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan keterampilan
penguatan antara lain:
a.
Hindari komentar
negative, jika peserta didik tidak mampu menjawab pertanyaan jangan dibentak
atau dihina.
b.
Kehangatan,
artinya perlihatkan dalam gerakan, mimic, suara serta anggukan yang serius.
c.
Kesungguhan,
dilaksanakan dengan serius tidak basa-basi.
d.
Bermakna, jika
guru bertanya dan peserta didik menjawab, maka guru harus menjawab seperti
bagus, tepat.
e.
Perlu ada
variasi, seperti anggukan, senyum, sentuhan, bagus, gerakan tangan.
Pada
prinsipnya keterampilan penguatan dapat dikelompokkan kepada dua jenis,
penguatan verbal dan penguatan non verbal.
a. Penguatan
verbal, berupa kata-kata atau kalimat seperti saya senang, ya, dan sebagainya.
b. Penguatan
non verbal, berupa mimik, dan gerakan tubuh.
3.
Keterampilan
membimbing diskusi kelompok kecil (Guiding
Small Discusion)
Membimbing
diskusi kelompok berarti suatu proses yang teratur dengan melibatkan kelompok
peserta didik dalam interaksi tatap muka kooperatif yang optimal dengan tujuan
berbagi informasi atau pengalaman mengambil keputusan.[3]
Ada beberapa
komponen yang diperlu diperhatikan dalam diskusi kelompok kecil antara lain:
a. Memusatkan
perhatian peserta didik pada tujuan dan topic diskusi. Kegiatannya antara lain:
merumuskan tujuan san topik yang akan didiskusikan, mengemukakan masalah, catat
kesalahan yang menyimpang dari tujuan.
b. Memperluas
masalah, intinya merangkum kembali permasalahan supaya jelas, menjelaskan
gagasan peserta didik dengan memberikan informasi yang jelas.
c. Menganalisis
pendapat pesera didik, antara lain menganalisis alasan yang dikemukakan
memiliki dasar yang kuat, memperjelas hal-hal yang telah disepakati.
d. Meluruskan
alur berfikir peserta didik, mencakup mengajukan beberapa pertanyaan menentang
siswa untuk berfikir, memberikan contoh-contoh verbal, memberikan waktu untuk
berfikir, dan member dukungan terhadap pendapat peserta didik yang penuh
perhatian.
e. Memberikan
kesempatan untuk berpartisipasi dalam diskusi, terkait dengan memancing
semangat berfikir peserta didik, memberikan kesempatan kepada yang belum
berbicara, mengatur jalannya siding diskusi, dan mengomentari pendapat yang
dikemukakan.
f. Menutup
diskusi, kegiatannya, membuat rangkuman hasil diskusi, menindaklanjuti hasil
diskusi, dan menilai hasil diskusi.
4. Keterampilan
menjelaskan pelajaran (Explaining)
Keterampilan memberi penjelasan adalah penyajian informasi secara lisan yang
dikelola secara sistematis untuk menunjukkan adanya hubungan antara satu dengan
yang lainnya. Cirri utama keterampilan penjelasan yaitu penyampaian informasi
yang terencana dengan baik, disajikan dengan benar, serta urutan yang cocok.
Memberikan penjelasan merupakan salah satu aspek yang penting dalam perbuatan
guru. Beberapa alasan mengapa keterampilan penjelasan perlu dikuasai, antara
lain:
a. Pada
umumnya interaksi komunikasi lisan di dalam kelas didominasi oleh guru.
b. Sebagian
besar kegiatan guru adalah informasi. Untuk itu evektifitas pembicaraan perlu
ditingkatkan.
c. Menjelaskan
yang diberikan guru dan yang ada dalam buku sering dipahami peserta didik.
d. Informasi
yang diperoleh peserta didik agak terbatas.
Komponen-komponen
yang harus diperhatikan dalam penjelasan adalah:
a. Merencanakan
pesan yang disampaikan
b. Menggunakan
contoh-contoh
c. Memberikan
penjelasan yang paling penting
d. Mengajukan
pertanyaan kepada peserta didik tentang materi yang belum dipahami.
T. Gilarso juga
menyebutkan bahwa komponen penjelasan itu terkait dengan orientasi, bahasa yang
sederhana, contoh yang banyak dan relevan, memiliki struktur yang jelas,
bervariasi dalam menjelaskan, latihan dan umpan balik. Tujuan akhir dalam
keterampilan memberi penjelasan adalah guru tidak hanya mengajarkan pengetahuan
tentang sesuatu, tetapi sekaligus melatih peserta didik dalam proses dan teknik
berfikir. Isi penjelasan terkait dengan perencanaan, dan pelaksanaan.
Langkah-langkah dalam menjelaskan menurut Wardani yang mengemukakan bahwa
prinsip-prinsip penjelasan perlu dipahami antara lain:
a.
Penjelasan dapat
diberikan di awal, di tengah, atau di akhir
b.
Penjelasan harus
relevan dengan tujuan
c.
Guru dapat
member penjelasan bila ada pertanyaan siswa atau dirancang guru sebelumnya.
d. Penjelasan
itu materinya harus bermakna bagi siswa.
e. Penjelasan
harus sesuai dengan latar belakang dan kemampuan siswa.
5. Keterampialan
Mengadakan Variasi (Variation Stimulus)
Kejenuhan atau
kebosanan yang dialami dalam kegiatan proses pembelajaran sering terjadi.
Ditambah lagi kondisi ruangan tidak nyaman, performance guru kurang menyejukkan
hati peserta didik, materi yang diajarkan kurang menarik. Dengan memperbaiki
gaya mengajar saja belum dapat mengatasi persoalan yang terjadi. Namun, dengan
harapan bervariasinya proses pembelajaran yang diberikan akan membawa cakrawala
kecerahan bagi peserta didik di lapangan.
Variasi stimulus itu
adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi pembelajaran yang
ditujukan untuk mengatasi kebosanan peserta didik, sehingga dalam proses situai
pembelajaran senantiasa menunjukkan ketekunan dan penuh partisipasi. Inti
tujuan proses pembelajaran variasi adalah menumbuhkembangkan perhatian dan
minat peserta didik agar belajar lebih baik. Sedangkan manfaat keterampilan
variasi dalam proses pembelajaran adalah:
a.
Menumbuhkan
perhatian peserta didik
b. Melibatkan
peserta didik berpartisipasi dalam berbagai kegiatan proses pembelajaran.
c. Dengan
bervariasinya cara guru menyampaikan proses pembelajaran, maka akan membentuk
sikap positif bagi peserta didik terhadap guru
d. Dapat
menanggapi rasa ingin tahu dan ingin menyelidiki peserta didik
e.
Melayani
keinginan dan pola belajar para peserta didik yang berbeda-beda..
Beberapa variasi guru
dalam proses pembelajaran yang perlu diketahui adalah sebagai berikut:
a.
Keterampilan
variasi mengajar erat kaitannya dengan professional lainnya, antara lain
penguasaan berbagai macam metode dan keterampilan mengajukan pertanyaan.
b. Keterampilan
variasi sebelumnya direncanakan dan di susun dalam SP.
c. Keterampilan
variasi sangat dianjurkan akan tetapi, harus wajar dan luwes sesuai dengan
tujuan yang telah di tetapkan.[4]
B. KETERAMPILAN
DASAR MENGAJAR
Keterampilan dasar
mengajar merupakan keterampilan yang kompleks pula, yang pada dasarnya merupakan
pengintegrasian utuh dari berbagai keterampilan yang jumlahnya sangat banyak.
Maka terdapat delapan keterampilan dasar mengajar yang dianggap sangat berperan
dalam keberhasilan kegiatan belajar mengajar.
1. Keterampilan
Bertanya
Keterampilan bertanya
ini sangat perlu dikuasi oleh guru/pendidik karena hampir pada setiap kegiatan
belajar mengajar guru/pendidik mengajukan pertanyaan, dan kualitas pertanyaan
guru menentukan kualitas jawaban murid.
Keterampilan bertanya
dapat dibagi menjadi dua, sebagai berikut
:
a.
Keterampilan
bertanya dasar, dengan komponen-komponennya yaitu :
1) Pengungkapan
pertanyaan secara jelas dan singkat
2) Pemberian
acuan, supaya siswa dapat mejawab dengan tepat, dalam mengajukan pertanyan guru
perlu memberikan informasi-informasi yang menjadi acuan pertanyaan.
3) Pemusatan
kearah jawaban yang diminta: pemusatan dapat dikerjakan dengan cara memberikan
pertanyaan yang luas (terbuka) yang kemudian mengubahnya menjadi pertanyaan
yang sempit.
4) Pemindahan
giliran menjawab: pemindahan giliran menjawab dapat dikerjakan dengan cara
meminta siswa yang berbeda untuk menjawab pertanyaan yang sama.
5) Penyebaran
pertanyaan: dengan maksut tertentu guru dapat melemparkan pertanyaan ke seluruh
kelas, kepada peserta didi tertentu, atau menjabarkan respon siswa kepada
peserta didik yang lain.
6) Pemberian
waktu berfikir: dalam mengajukan pertanyaan guru harus berdiam diri sesaat
sebelum menunjukkan peserta didik merespon pertanyaannya.
7)
Pemberian
tuntunan: bagi peserta didik yang mengalami kesukaran dalam menjawab pertanyan,
strategi pemberian tuntunan perlu dikerjakan. Strategi itu meliputi
pengungkapan pertanyaan dengan bentuk atau cara yang lain, mengajukan
pertanyaan lain yang lebih sederhana, atau mengulangi penjelasan-penjelasan
sebelumnya.
b.
Keterampilan
bertanya lanjut, yang terdiri dari komponen-komponen berikut :
1) Mengubah
tuntutan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan, yaitu dari tingkatan yang
paling rendah (mengingat) ke tingkat lebih tinggi seperti memahami, menerapkan,
menganalisis, mensistesis, dan mengevaluasi.
2) Pengaturan
urutan pertanyaan, yaitu mulai dari pertanyaan yang sederhana diikuti dengan
yang agak kompleks, sampai kepada pertanyaan yang paling kompleks.
3) Penggunaan
pertanyaan pelacak dengan berbagai teknik. untuk mengetahui sejauh mana kemampuan
siswa yang berkaitan dengan jawaban yang dikemukakan, keterampilan mengacak
perlu dipunyai oleh guru. Melacak dapat dikejakan dengan meminta siswa untuk
memberikan penjelasan tentang jawabannya, memberikan alasan, memberikan contoh
yang relevan, dan sebagainya
4) Peningkatan
terjadinya interaksi, dengan cara meminta siswa lain memberi jawaban atas
pertanyaan yang sama.
Bertanya
merupakan ucapan verbal yang meminta respons dari seseorang yang terkenal.
Respons yang diberikan dapat berupa pegetahuan sampai dengan hal-hal seperti
stimulasi efektif yang mendorongkan kemampuan berfikir, antara lain:
a. Merangsang
kemamuan berfikir siswa
b. Membantu
siswa dalam belajar.
c. Mengarahkan
siswa pada tingkat interaksi belajar yang mandiri
d. Meningkatkan
kemampuan berfikir siswa dari kemampuan berfikir tingkat rendah ke tingkat yang
lebih tinggi.
e. Membantu
siswa dalam mencapai tujuan pelajaran yang dirumuskan
Teknik dasar bertanya
dilakukan dalam proses pembelajaran antara lain :
a.
Pertanyaan yang
diajukan harus jelas dan langsung diajukan kepada semua peserta didik, dan
berikan waktu secukupnya
untuk brfikir menjawabnya.
b. Mencegah
jawaban yang tidak sesuai dengan pertanyaan.
c. Mempersilahkan
peserta didik untuk menjawab
d.
Memotivasi
peserta didik agar mendengarkan jawaban.
Hal-hal yang harus
dihindari dalam komponen bertanya yaitu :
a.
Menjawab
pertanyaan sendiri
b. Mengulang
jawaban peserta didik
c. Mengulang-ulang
jawaban peserta didik
d. Mengajukan
pertanyaan yang memberikan jawaban serentak.
2. Keterampilan
Membuka dan Menutup Pelajaran
Membuka pelajaran
adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan suasana siap mental
dan penuh perhatian pada diri siswa. Sedangkan menutup pelajaran adalah
kegiatan yang dilakukan guru untuk mengakhiri kegiatan inti pelajaran.
Komponen-komponen
keterampilan membuka dan menutup pelajaran adalah sebagai berikut :
a. Membuka
pelajaran, mencakup hal-hal berikut:
1) Menarik
perhatian siswa dengan berbagai cara
2) Menimbulkan
motivasi
3) Memberikan
acuan
4) Membuat
kaitan
b. Menutup
pelajaran, mencakup
hal-hal berikut:
1) Meninjau
kembali, dengan cara merangkum atau membuat ringkasan.
2) Mengadakan
evaluasi penguasaan siswa
3) Memberikan
tindak lanjut, yang dapat berupa pekerjaan rumah, merancang sesuatu, atau
berkunjung kesuatu tempat.
Perlu
ditekankan bahwa kegiatan membuka dan menutup pelajaran tidak saja dilakukan
pada awal dan akhir kegiatan, tetapi juga pada awal dan akhir setiap penggal
kegiatan, dengan catatan bahwa kegiatan ini harus bermakna dan
berkesinambungan.
3.
Keterampilan
Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan
Pengajaran
kelompok kecil dan perorangan masing-masing memerlukan keterampilan yang
berkaitan dengan penanganan siswa dan penanagan tugas. Ada 4 kelompok
keterampilan yang perlu dikuasai guru, yaitu sebagai berikut:
1) Keterampilan
mengadaka pendekatan secara pribadi,
2) Keterampilan
mengorganisasikan,
3) Ketarampilan
terbimbing dan memudahkan belajar
4) Keterampilan
merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar.[5]
C. KETERAMPILAN
DASAR MENGAJAR IPS DI SD/MI
IPs kadang dianggap
sebagai pelajaran keterampilan oleh karena menyangkut berbagai hal yang dibutuhkan oleh seseorang sebagai warga
masyarakat ataupun sebagai warganegara. Hal itu jelas, sebab di antara isi
lPSISS adalah keterampilan peta, keterampilan belajar dan kesarjanaan dan
keterampilan dalam berpikir kritis. Keterampilan lainnya ditambahkan pula oleh
James A. Banks, (1985) dengan "Social Science Inquiry Skill"dan
"Group Skills". Untuk lebih jelasnya dibahas secara garis besar
hal-hal yang berkaitan dengan keterampilan-keterampilan tersebut yang secara
langsung akan mempengaruhi pengajaran IPS/SS.[6]
a. Mengajarkan cara memahami,
Bagaimana konsep dipelajari Konsep-konsep sering muncul dalam bentuk abstrak.
Agaknya, setiap konsep muncul dalam pikiran seseorang sebagai pemahaman
terhadap sesuatu yaitu sejumlah keseluruhan gagasan dan dugaan/pikiran
seseorang tentang suatu topik tertentu. Jadi konsep pemahaman seseorang tentang
hijau adalah keseluruhan gagasan seseorang tentang hijau, demikian juga dengan
konsep seseorang tentang demokrasi. Walaupun konsep tersebut mungkin tidak
lengkap atau benar, itu adalah miliknya sendiri. Itulah sebabnya tidak ada dua
orang yang memiliki pemahaman yang sama terhadap sesuatu.
b. Mengajarkan sikap, minat, dan nilai-nilai,
Berbeda dengan pengajaran konsep dan generalisasi, maka mengajarkan sikap dan
penghargaan, sesuatu yang ideal, minat, niali-nilai dan karakter moral dan
etika adalah lebih sulit. Namun karena hal itu merupakan kebutuhan bangsa dan
negara untuk tetap hidup maka kita sebagai guru-guru lPs/ss seharusnya merasa
terpanggil untuk paling tidak menganggap hal tersebut sebagai bagian dari tanggung
jawab kita untuk mengerjakannya dan mengajarkan secara efektif.
c. Mengajarkan cara berfikir,
Berpikir sebagai kata kerja menunjukkan adanya suatu proses. Berpikir adalah
kegiatan mental yang bertujuan, yaitu suatu proses mental dalam mana seseorang
berinteraksi dengan data dan informasi untuk memperoleh pengetahuan. Tuntutan
perubahan yang cepat itu mengisyaratkan kepada kita bahwa membaca, menulis, dan
berhitung, sebagai kemampuan dasar sudah tidak memadai. Untuk itu perlu
dikembangkan pula kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah serta melek ilmu
pengetahuan dan teknologi. Alat berpikir amat diperlukan untuk memungkinkan
kita memahami dunia teknologi yang ada di sekeliling kita. oleh sebab itu
pengembangan kemampuan siswa-siswi dalam berpikir kritis dan pemecahan masalah
dalam semua bidang merupakan tujuan-tujuan yang bersifat mendasar.
d. Mengajarkan Konsep Generalisasi dan Isu,
Mengajar IPS haruslah membantu dan mendorong siswa-siswi untuk berpikir karena
untuk berpikir para siswa-siswi harus dihadapkan pada permasalahan yang dekat
lingkungan dan kebutuhannya baik untuk sekarang maupun yang akan datang. Selama
ini murid dianggap kurang berpikir karena memang kurikulum/isi materi pelajaran
kurang menantang siswa-siswi untuk berpikir. Mengajarkan cara siswa-siswi untuk
menemukan konsep dan generalisasi adalah salah satu cara untuk membantu
berpikir mereka.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Di antara keterampilan
mengajar dasar yang harus dimiliki artara lain keterampilan membuka dan menutup
pelajaran; keterampilan menjelaskan. keterampilan bertanya; keterampilan
memberi penguatan; keterampaan variasi gaya mengajar, keterampilan membimbing
diskusi, dan keterampilan membimbing kelompok kecil.
Bila keterampilan
mengajar dasar diaplikasikan dalam pembelajaran IPS maka diperlukan
keterampilan mengajar cara memahami IPs MI, mengajarkan sikap, minat dan nilai;
dan mengajarkan cara mengajak berpikir siswa-siswi.
Untuk mengajar konsep
dan generalisasi diperlukan strategi tertentu diantaranya adalah agar mempunyai
arti maka konsep-konsep harus dikaitkan dengan pengalaman individual.
Pengalaman itu langsung
atau baru, nyata atau disimulasikan, namun harus selalu diingat bahwa ide harus
senantiasa dihubungkan dengan pengalaman sebelumnya.
Cara Mengajarkan isu
sosial adalah: (a) harus disesuaikan dengan tingkat usia dan perkembangan
kemampuan mereka; (b) menyampaikan gambaran umum misalnya tentang kepatuhan dan
kesadaran hukum (c) Menyampaikan tujuannya
DAFTAR
PUSTAKA
Hamzah Uno, 2006, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran
( PT. Bumi Aksara : Jakarta )
Rohani Ahmad, 2010, pengelolaan
pengajaran, ( PT rineka cipta : Jakarta )
Solihatin Etin, 2012, Strategi
Pembelajaran PPKN, ( PT. Bumi Aksara
: Jakarta )
paket 3 eprints.radenfatah.ac.id/380/2/PAKET%202.pdf / jurnal
peendidikan IPS diakses pada tanggal 19 maret 2017 pada pukul 10.00
Keterampilan Pembelajaran IPS di SD/MI
Reviewed by asarisolid
on
11:39 PM
Rating:
No comments: