TUJUAN DAN
MANFAAT PEMBELAJARAN
BAHASA INGGRIS
PADA ANAK MI
A.
Tujuan dan Manfaat Belajar
1.
Tujuan Belajar
Dalam
usaha pencapaian tujuan belajar perlu di ciptakan adanya sistem lingkungan
(kondisi) belajar yang lebih kondusif. Hal ini akan berkaitan dengan mengajar.
Mengajar diartikan sebagai suatu usaha penciptaan sistem lingkungan yang
memungkinkan terjaidnya proses belajar. Sistem lingkungan belajar ini sendiri
terdiri atau dipengaruhi oleh berbagai komponen yang masing-mmasing akan saling
memengaruhi .lkomponen-komponen itu misalnya tujuan pembelajaran yang ingi
dicapai ,materi yang yang ingin diajarkan ,guru dan siswa yang memainkan
peranan serta dalam hubungan sosial tertentu,jenis kegiatan yang dilakukan
serta sarana dan prasarana belajar-mengajar yang tersedia. [1]
Komponen-komponen
sistem lingkungan itu saling mempengaruhi secara bervariasi sehingga setiap
peristiwa belajar memiliki profil yang unik dan kompleks.masing-masing profil
sistem lingkungan belajar,diperuntukan tujuan-tujuan belajar yang berbeda.
Dengan kata lain,untuk mencapai tujuan belajar tertentu harus diciptakan sistem
lingkungan belajar yang tertentu pula. Tujuan belajar untuk pengembangan nilai
afeksi memerlukan penciptaan sistem lingkungan yang berbeda dengan sistem yang dibutuhkan untuk tujuan belajar
pengembangan gerak,dan begitu seterusnya.
Mengenai tujuan-tujuan
belajar sebenarnya sangat banyak dan bervariasi. Tujuan-tujuan belajar yang
eksplisit diusahakan untuk dicapai dengan tindakan instruksional,lazim
dinamakan dengan instructional effects yang biasa berbentuk pengetahuan dan
keterampilan. Sedang tujuan-tujuan yang lebih merupakan hasil smapingan yaitu :
tercapai karena siswa “ menghidupi (to live in) suatu sistem lingkungan belajar
tertentu seperti contohnya,kemampuan berfikir kritis dan kreatif, sikap terbuka
dan demokratis, menerima pendapat orang lain. Semua itu lazim diberi istilah
nurturant effects. Jadi guru dalam mengajar, harus sudah memiliki rencana dan
menetapkan strategi belajar-mengajar untuk mencapai instructional
effects,maupun kedua-duanya. Maka tujuan
belajar ada tiga jenis yaitu :
a. Untuk
mendapatkan pengetahuan
Hal ini ditandai dengan
kemampuan berfikir. Pemilikan pengetahuan dan kemampuan berfikir sebagai yang
tidak dapat dipisahkan. Dengan kata lain, tidak dapat mengembangkan kemampuan
berfikir tanpa bahan pengetahuan, sebaliknya kemampuan berfikir akan memperkaya
pengetahuan. Tujuan inilah yang memiliki kecenderungan lebih besar
perkembangannya di dalam kegiatan belajar. Dalam hal ini peranan guru sebagai
pengajar lebih menonjol.
b. Penanaman
konsep dan keterampilan
Penanaman kpnsep dan
merumuskan konsep,juga memerlukan suatu keterampilan. Jadi soal keterampilan
yang bersifat jasmani maupun rohani. Ketampilan jasmaniah adalah
keterampilan-ketrampilan yang dapat dilihat, diamati, sehingga akan menitik
beratkan pada keterampilan gerak/penampilan dari anggota tubuh seseorang yang
sedang belajar. Keterampilan memang dapat dididik, yaitu dengan banyak melatih
kemampuan. Demikian juga mengungkapan perasaan melalui bahasa tulis atau lisan,
bukan soal kosa kata atau tata bahasa, semua memerlukan banyak latihan.
Interaksi yang mengarah pada pencapaian keterampilan itu akan menuruti
kaidah-kaidah tertentu dan bukan
semata-mata hanya menghafal atau meniru. Cara berinteraksi,misalnya
dengan metode role playing. [2]
c. Pembentukan
sikap
Dalam
menumbuhkan sikap mental,perilaku dan pribadi anak didik ,guru harus lebi bijak
dan hati-hati dalam pendekatannya. Untuk ini dibutuhkan kecakapan dalam
mengarahkan motivasi dan berfikir dengan tidak lupa menggunakan pribadi guru
itu sendiri sebagai contoh atau model.
Dalam
interaksi belajar-mengajar guru akan senantiasa diobservasi, dilihat, didengar,
ditiru semua perilakunya oleh para siswanya. Dari proses observasi siswa
mungkin juga menirukan perilaku gurunya, sehingga diharapkan terjadinya proses internalisasi
yang dapat menumbuhkan proses penghayatan para setiap diri siswa untuk kemudian
diamalkan.
Pembentukan
sikap mental dan perilaku anak didik,tidak akan terlepas dari soal penanaman
nilai-nilai transfer of values. Oleh karena itu,guru tidak sekedar “pengajar”
tetapi betul-betul sebagai pendidik yang akan memindahkan nilai-nilai itu
kepada anak didiknya. Dengan dilandai
nilai-nilai itu, anka didik/siswa akan tumbuh kesadaran dan kemauannya,untuk
mempraktikkan segala sesuatu yang sudh dipelajarnya. Cara berinteraksi atau
metode-metode yang dapat digunakan misal dengan diskusi, demonstrasi, sosiodrama,
role playing.
Jadi
pada intinya, tujuan belajar itu adalah ingin mendapatkan pengetahuan, keterampilan
dan penanaman sikap mental/ nilai-nilai. Pencapaian tujuan belajar berarti akan
menghasilkan hasil belajar.[3]
2.
Manfaat Belajar
Mendengar kata belajar mungkin sudah tidak terasa asing lagi di
telinga semua orang yang hamper membuat kebanyakan orang menjadi “ALERGI” untuk
mendengarnya. Karena yang terbayang dibenak semua orang adalah setumpuk
buku-buku yang ada di hadapan mereka untuk dibaca dan dipelajari semuanya, yang
akan menjadi membosankan. Kenapa orang-orang trsebut merasa bosan dengian
orang-orang tersebut yang berasumsi bahwa mereka sudah lama lulus sekolah, jadi
untuk apa belajar. Orang seperti itu berfikir demikian karena mereka tidak
melihat atupun belum menikmati manfaat dahsyat dari kegiatn “belajar”.
Dalam dunia usaha kata belajar itu sangat menjadi keharusan. Tanpa
belajar, pelaku usaha akan terasa bahwa usahanya akan jauh tertinggal dan
tersingkirkan dari persaingan, karena dengan belajar menumbuhkan inovasi,
inovasi melahirkan perubahan positif yang diperlukan dalam usaha. Belajar juga
harus membutuhkan waktu yang sangat cepat, bahkan lebih cepat dari
pesaing-pesaing, agar usaha yang dijalankan berjalan dengan pesat. Dengan
belajar inilah melahirkan manfaat-manfaat yang bias diambil, diantaranya adalah
:
a.
Dengan
belajar dapat menumbuhkan kebiasaan pada diri orang tersebut.
b.
Dengan
belajar dapat menumbuhkan motifasi pada diri orang tersebut dan dapat
menjadikan seseorang sukses.
c.
Dengan
belajar akan menambah banyak ilmu pengetahuan.
d.
Dapat
menjadi orang yang diperlukan bagi lingkungan kita.
e.
Dapat
menambah keterampilan pada diri kita.
Dengan belajar
inilah akam menghasilkan sesuatu yang lebih baik pula. Prinsip dari belajar itu
sendiri adalah komitmen. Komitmen secara fisik, mental dan emosional. Komitmen
fisik itu adalah menyediakan waktu khusus untuk belajar, terlibat scara fisk
dalam mencari bahan-bahan yang harus dipelajari, ataupun mencatat hal-hal
penting yang didapat dalam belajar. Komitmen secara mental memprose informasi
yang didapatkan(bukan skedar mendengar informasi selintas dengan dari kuping
kiri ke kuping kanan saja). Komitmen secara emosional adalah dengan menerapkan
rasa “senang” dan “suka” dalam belajar pelajaran maupun sesulit apapun.[4]
3.
Manfaat Belajar di Sekolah
a.
Menambah
Pengetahuan / Menambah Wawasan
Dengan belajar
maka anak-anak bisa memahami banyak hal yang sebelumnya tidak diketahuinya.
Walaupun tidak dirasakan langsung, namun perlahan namun pasti, anak-anak
akan mengalami pengembangan wawasan yang didapat dari berbagai pelajaran yang
dipelajarinya di sekolah. Hal ini tentu tidak didapatkan oleh anak-anak yang
tidak sekolah sehingga wawasannya cenderung tidak berkembang sesuai dengan yang
diharapkan.
b.
Mengasah
Kemampuan Otak Anak-Anak
Di
sekolah biasanya anak-anak akan dipaksa untuk belajar menghapal banyak materi
pelajaran sekolah. Selain itu anak juga diajarkan untuk berpikir dengan
cepat, tajam, akurat, kritis, sistematis, dan penuh perhitungan yang matang.
Terutama ketika menghadapi ujian yang memiliki sistem nilai minus jika
ada jawaban yang salah. Ketika anak dihadapkan pada ujian esay dan ujian
wawancara (lisan) anak akan menjadi lebih terlatih kemampuan otaknya.
c.
Belajar
Menghormati dan Menghargai Guru
Anak yang menjadi siswa / siswi sekolah tentu akan dipaksa untuk
patuh, tunduk dan hormat kepada guru yang mengajarnya di kelas. Anak-anak
yang tidak mampu menghormati dan menghargai guru bisa mendapatkan nilai yang
rendah atau bahkan hukuman dari sekolah. Bahkan bisa dikeluarkan dari
sekolah jika memiliki perkara yang berat terhadap gurunya sendiri.
d.
Membiasakan
Diri Anak dengan Kompetisi
Nilai sekolah
merupakan ajang pengukuran kemampuan anak yang satu dengan yang lainnya.
Ketika nilai ujian telah dihitung dan diurutkan, maka anak yang
mendapatkan nilai yang bagus tentu akan mendapatkan kebanggaan tersendiri.
Sedangkan anak yang mendapat nilai jelek akan terpacu untuk belajar lebih
giat agar nilainya bisa menjadi lebih baik pada ujian yang berikutnya.
e.
Belajar
Bersosial dan Berkomunikasi dengan Orang Lain
Di sekolah terdapat beragam jenis orang. Ada yang sepantar
dan juga ada yang lebih tua. Anak-anak diharapkan mampu beradaptasi
dengan lingkungan sekitarnya. Di sekolah anak-anak akan berkomunikasi
secara formal maupun non formal dengan orang-orang dewasa yang ada di sekolah.
Dengan demikian, anak-anak akan terbiasa melakukan interaksi sosial dengan
banyak orang dari berbagai latar belakang di kehidupan nyata.[5]
B.
Tujuan dan Manfaat Pembelajaran
1.
Tujuan Pembelajaran
Dalam
kegiatan belajar mengajar, dikenal adanya tujuan pengajaran atau yang sudah
umum dikenal dengan tujuan instruksional. Bahkan ada juga yang menyebut tujuan
pembelajaran. Tujuan pengajar inilah yang merupakan hasil belajar bagi siswa
setelah melakukan proses belajar di bawah bimbingan guru dalam kondisi yang
kondusif. Mengenai tujuan pengajaran/ pembelajaran ini biasanya dibagai menjadi
dua : Tujuan Umum Pengajaran (TUP) dan
Tujuan Instruksional Khusus sekarang dikenal dengan Tujuan Khusus Pengajaran
(TKP).[6]
Mengenai
pengertian Tujuan Umum Pengajaran (TUP) Tujuan Instruksional Umum (TIU) ada
beberapa rumusan :
a. Menurut
SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.8/U/1975, TIU diartikan sebagai
tujuan-tujuan yang pencapaiannya dibebankan kepada program pengajaran suatu
bidang pelajaran.
b. Menurut
Gene E. Hall dan Howarld L.Jones , TIU adalah pernyataan umum mengenai hasil
suatu program pengajaran.
c. Dick
dan Carey mengemukakan bahwa TIU adalah suatu pernyataan yang menjelaskan
mengenai apakah kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa setelah ia selesai
mengikuti suatu pengajaran.
d. Bringgs
mengatakan bahwa TIU adalah pernyataan umum mengenai tujuan akhir dari program
pengajaran.
Dengan
melihat beberapa pengertian seperti tersebut di atas, maka yang dimaksud dengan
tujuan umum pengajaran/pembelajaran itu adalah merupakan hasil belajar siswa
setelah selesai belajar, dan dirumuskan dengan suatu pernyataan yang bersifat
umum. Kemudian untuk membuktikan tercapai tidaknya tujuan umum pengajaran itu,
dapat dilihat dari pencapaian tujuan-tujuan yang lebih khusus (TKP/TIK). Dengan
demikian yang disebut tujuan pengajaran/instruksional khusus (TKP/TIK) itu
merupakan tujuan-tujuan pengajaran yang bersifat khusus sebagai penjabaran dari
tujuan umum pengajaran. TKP/TIK ini lebih bersifat khusus dan konkret, dalam
arti dapat diukur atau dapat diamati hasilnya.
Untuk
merumuskan TUP/TIU dan TKP/TIK, biasanaya menggunakan dua cara. Pertama,
menggunakan kata-kata yang dapat menunjukkan keumuman untuk TIU,misalnya
digunakan kata-kata : memahami,menghayati, menyadari, mengtahui dan sebagainya.
Sedang untuk TKP/TIK menggunakan kata-kata yang menunjukkan pada sifat khusus
atau dapat diamati,misalnya menggunakan menerangkan,menunjukkan,menjelaskan.[7]
Selanjutnya
cara yang kedua, menggunakan ukuran
sempitnya materi. TUP/TIU dirumuskan dengan sasaran materi yang
luas/umum,sedang untuk TKP/TIK dirumuskan dengan materi yang merupakan
penjabaran atau bagian-bagian dari materi yang ada pada TUP/TIU.
Perlu
ditambahkan bahwa untuk merumuskan tujuan khusus atau tujuan yang lebih
operasional (TKP), ada tiga buah sifat yang dapat dijadikan sebagai pedoman.
Tiga sifat itu adalah :
1)
Berpusat pada
perubhan tingkah laku siswa
2)
Mengkhususkan
dalm bentuk-bentuk terbatas ( hanya satu jenis tingkah laku)
3)
Realistis bagi
kebutuhan perkembangansiswa tersebut .
Berpusat
pada tingkah laku maksudnya bahwa dalam merumuskan tujuan harus berorientasi
pada tingkah laku siswa. Jadi realisasi dari pencapaian tujuan itu akan
berwujud tingkah laku,sehingga dapat di ukur/diamati (bersifat konkret). Bahwa
setiap tingkah laku yang ditujukkan untuk realisasi dari satu tujuan akan
terbatas pada sesuatu persoalan saja.,bukan satu tingkah laku untuk satu tujuan
tetapi untuk berbagai persoalan. Jadi yang tepat satu tingkah laku,untuk satu
tujuan untuk menunjuk pada satu persoalan. Kemudia yang penting setiap tingkah
laku siswa yang merupakan realisasi tujuan itu akan membawa follow up
atau akan membawa konsekuesi-konsekuensi ke arah perkembangan pelajaran.
Alternatif-alternatif
itu penting untuk dijadikan acuan dalam merumuskan tujuan. Sebab kalau
tidak,guru akan menghadapi kesulitan dalam memberikan evaluasi. Perumusan
tujuan harus berorientasi pada tingkah laku siswa,bukan karena kehendak guru
atau karena kondisi sesuatu. Ini harus dipahami sebagai dasar motivasi, baik
oleh guru maupun siswa.[8]
Materi atau bahan pelajaran merupakan salah
satu komponen penting selain komponen pengajar dan peserta didik,dalam proses
pembelajaran. Iteraksi antara ketiga komponen tersebut melibatkan sarana dan
prasarana seperti metode,media dan penataan lingkungan tempat belajar, sehingga
akan tercipta situasi pembelajaran yang memungkinkan tercapainya tujuan yang
telah direncanakan sebelumnya. Jadi, perencanaan adalah hal yang penting dalam
kegiatan belajar mengajar (KBM).[9]
Proses
pembelajaran bisa disebut interaksi edukatif yang sadar akan tujuan, artinya
interaksi yang telah dicanangkan untuk satu tujuan tertentu, setidaknya
tercapai tujuan intruksional atau tujuan pembelajaran yang dirumuskan dalam
satuan pelajaran. Setiap pokok atau topik pelajaran diidentifikasidan disusun
agar sesuai antara yang satu dengan yang lain.
Maka
perencanaan dapat dipandang dari berbagai sudut pandang,namun secara sederhana
perencanaan pengajaran merupakan suatu program tentang bagaimana mengajarkan
apa yang sudah dirumuskan dalam kurikulum. Perencanaan pengajaran sebagai
sebuah proses merupakan pengembangan pelajaran secara sistematik yang
menggunakan secara khusus teori-teori pembelajaran dn pengajaran untuk menjamin
kualitas pembelajaran.Tujuan perencanaan pembelajaran bukan hanya penguasaan
prinsip-prinsip fundamental pembelajaran, tetapi juga mengembangkan sikap yang
positif terhadap program pembelajaran, meneliti dan menemukan pemecahan masalah
pembelajaran.[10]
Dilihat dari sejarahnya tujuan pembelajaran pertama kali dikenalkan
oleh B.F Skinner pada tahun 1950 yang diterpakannya dalam ilmu perilaku (Behavioral
Science) dengan maksud untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Kemudian
diikuti oleh Robert Mager yang menulis buku yang berjudul Preparing
Instructional Objective pada tahun 1962. Selanjutnya diterpak secara meluas
pada tahun 1970 di seluruh lembaga pendidikan termasuk di Indonesia. Penuangan
tujuan pembelajaran ini bukan saja memperjelas arah yang ingin dicapai dalam
suatu kegiatan belajar, tetapi dari segi efisiensi dipeoleh hasil yang
maksimal.[11]
Keuntungan yang dapat diperoleh melalui penuangan tujuan pembelajaran tersebut
adalah sebagai berikut :
a)
Waktu
mengajar dapat dialokasikan dan dimanfaatkan secara tepat.
b)
Pokok
bahasan dapat dibuat seimbang, sehingga tidak ada materipelajaran yang dibahas
terlalu mendalam atau terlalu sedikit.
c)
Guru
dapat menetapkan berapa banyak materi pelajaran yang dapat atau sebaiknya
disajikan dalam setiap jam pelajaran.
d)
Guru
dapat menetapkan urutan dan rangkaian materi pelajaran secara tepat.
e)
Guru
dapat dengan mudah menetapkan dan memperiapkan trategi belajar mengaja yang
paling cocok dan menarik.
f)
Guru
dapat dengan mudah mempersiapkan berbagai keperluan peralatan maupn bahan dalam
keperluan belajar.
g)
Guru
dapat dengan mudah mengukur keberhasilan siswa dalam belajar.
h)
Guru
dapat menjamin bahwa hasil belajarnya akan lebih baik dibandingkan dengan hasil
belajar tanpa tujuan yang jelas.
2.
Taksonomi Tujuan Pembelajaran
Tujuan Pembelaran biasanya diarahkan pada salah satu kaaan dari
taksonomi S. Bloom dan D. Krathohl memilah taksonomi pembelajaan dalam tiga
kawasan yaitu kawasan (1) kognitif, (2) afektif, dan (3) psikomotor.
a.
Kawasan Kognitif
Kawasan kognitif adalah kawasan yang membahas tujuan pembelajaran
berkenaan dengan proses mental yang beraal dari tingkat pengetahuan sampai ke
tingkat yang lebih tinggi yakni evaluasi. Kawasan kogntif ini tediri atas 6
tingkatan yang secara hierarki berurut dari yang paling rendah (pengetahuan)
sampai ke yang paling tunggu (evaluasi) dan dapat dijelakan seagai berikut :
1)
Tingkatan
Pengetahuan (Knowlwdge)
Pengetahuan
di sini diartikan kemampuan seseorang menghafalkan atau mengingat kembali atau
mengulang kembali pengetahuan yang pernah diterimanya.
2)
Tingkat
Pemahaman (Comprehenion)
Pemahaman
di sini diartikan kemampuan seseorang dalam mengartikan, menafsirkan,
menerjemahkan atau menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri tentang
pengetahuan yang pernah diteima.
3)
Tingkatan
Penerapan (Appication)
Penerapan
di sini diartikan kemampuan seseorang dalam menggunakan pengetahuan dalam
memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari.
4)
Tingkat
Analisis (Analysis)
Penerapan
di sini diartikan kemampuan seseorang dalam menggnakan pengetahuan dalam
memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari.
5)
Tingkat
Sintesis (Synthesis)
Sintesis
di sini diartikan kemampuan seseorang dalam mengaitkan dan menyaukan berbagai
elemen dan unsur pengetahuan yang ada sehinggan terbrntuk pola baru yang lebih
menyeluruh.
6)
Tingkatan
Evaluasi (Evalution)
Evaluasi di sini diartikan kemampuan seseorang dalam membuat
perkiraan atau keputusan yang tepat berdasakan kriteria atau pengetahuan suatu
masalah. [12]
b.
Kawasan Afektif (Sikap dan Perilaku)
Kawsan afektif adalah satu domain yang berkaitan dengan sikap,
niilai-nilai interes, apresiasi (penghargaan) dan penyesuaian perasaan sosial.
Tingkatan afeksi disini ada lima, dari yang paling derhana ke yamg kompleks
adalah ebagai berikut :
1)
Kemauan
menerima
Kemauan
menerima merupakan keinginan untuk memperhatikan suatu gejala atau rancangan
tetentu, seperti kenginan membaca buku, mendengar muik atau begaul dengan orang
yang mempunyai ras berbeda.
2)
Kemauan
Menanggapi
Kemauan
menanggapi merupakan kegiatan yang menunjuk pada partisipasi aktif dalam
kegiatan tertentu, seperti menyelesaikan tugas terstruktur, menaati peraturan,
mengikuti diskusi kelas, menyeleaikan tugas di laboratorium atau menolong orang
lain.
3)
Berkeyakinan
Berkeyakinan
berkenaan dengan kemauan menerima sitem nilai tertentu pada diri ndividu.
Seperti menunjukkan kepercayaan terhadap sesuatu apresiasi (penghargaan)
terhadap sesuatu, sikap ilmiah atau kesungguah (komitmen) untuk melakukan suatu
kehidpan sosial.
4)
Penerapan
Karya
Penerapan karya berkenaan denga penerimaan terhadap berbagai sistem
nilai yang berbeda-beda berdakan pada suatu item nilai yang lebih tinggi.
Seperti menyadaripentingnya keselarasan antara hak dan tangung jawab,
betanggung jawab tehadap hal yang telah dilakukan, memahami dan menerima
kelebihan dan kekurangan diri sendiri, ata menyadari perann prencanaan dalam
memecahkan suatu permaalahan.
5)
Ketekunan
dan Keteltian
Ini
adalah tingkatan afektif yang tinggi. Pada taaf ini individu yang udah memiliki
sistem nilai selalu menyeleraskan perilakunya sesuai dengan sistem nilai yang
dipegangnya. Seperti berikap objektif tehadap segala hal.[13]
c.
Kawasan Psikomotor
Domain pikomotorik mencakup tujuan yang berkaitan dengan
keterampilan (aktif) yang berifat manual atau motorik. Sebagaimana kedua domain
yang lain, domain ini juga mempunyai berbagai tingkatan. Urutan tingkatan dari
yang paling sederhana sampai ke yang paling kompleks (tertinggi) adalh :
1)
Persepsi
Persepsi
berkenaan dengan penggunanaan indra dalam melakukan kegiatan. Seperti mengenal
keruakan mein dari suaranya yang sumbang, atau menghubungkan suara musik dengan
tarian tertentu.
2)
Kesiapan
berkenaan dengan kegunaan melakukan sesuatu
kegiatan (set). Termasuk di dalamnya mental set (kesiapan mental), physycal
set (kesiapan fisik), atau emotional set ( kesiapan emosi perasaan)
untuk melakukan suatu tindakan.
3)
Mekanisme
Mekanisme berkenaan dengan penampilan respons yang sudah dipelajari
dan menadi kebiasaan, sehingga gerakan yang ditampilkan menunjukkan kpada suatu
kemahiran. Seperti menulis halus, menari, atau menata laboratorium.
4)
Respons
Terbimbing
Respons
Terbimbing seperti meniru (imitasi) atau mengikuti, mengulangi perbuatan yang
diperintahkan atau ditunjukkan oleh orang lain, melakukan kegiatan coba-coba (trial
and error).
5)
Kemahiran
Kemahiran
adalah penampilan gerakan motoik dengan keterampilan penuh. Kemahiran yang
dipertunjukkan biasanya cepat, dengan hasil yang baik, namun menggunakan
sedikit tenaga. Seperti keteampilan menyeti kendaraan bermotor.
6)
Adaptasi
Adaptasi
berkenaan dengan keterampilan yang udah berkembang pada diri individu sehinggan
yang bersangkutan mampu memodifikasi (membuat perubahan) pada pola gerakan
sesuai dengan situasi dan kondisi tertentu. Hal ini telibat seperti pada orang
yang bermain tenis, pola-pola gerakan disesuaikan dengan kebutuhan mematahkan
permainan lawan.
7)
Originansi
Originansi menunjukkan kepada penciptaan pola gerakan baru untuk
diseuaikan dengan situasi atau masalah tertentu. Biasanya hal ini dapat
dilakukan oleh orang yang sudah mempunyai keterampilan tinggi seperti
menciptakan mode pakaian, komposisi musik, atau menciptakan tarian.[14]
Tujuan pembelajaran dapat diklasifikasikan atas tujuan
umum dan tujuan khusus. Tujuan umum adalah pernyataan umum tentang hasil
pembelajaran yang diinginkan yang mengacu pada struktur orientasi, sedangkan
tujuan khusus adalah pernyataan khusus tentang hasil pembelajaran yang diinginkan
yang mengacu pada konstruk tertentu.
a. Tujuan umum pembelajaran dapat dibedakan atas:
1) Tujuan yang bersifat orientatif, dapat
diklasifikasikan pula atas 3 tujuan, yakni:
a) Tujuan orientatif konseptual
Pada tujuan
ini tekanan utama pembelajaran adalah agar siswa memahami konsep-konsep penting
yang tercakup dalam suatu bidang studi.
b) Tujuan orientatif prosedural
Pada tujuan
ini tekanan utama pembelajaran adalah agar siswa belajar menampilkan prosedur.
c) Tujuan orientatif teoritik
Pada tujuan
ini tekanan utama pembelajaran adalah agar siswa memahami hubungan kausal
penting yang tercakup dalam suatu bidang studi.
b. Tujuan pendukung dapat diklasifikasikan menjadi 2
tujuan, yakni:
1) Tujuan pendukung prasyarat, yaitu tujuan pendukung
yang menunjukkan apa yang harus diketahui oleh siswa agar dapat mempelajari
tugas yang didukungnya.
2) Tujuan pendukung konteks, yaitu tujuan pendukung yang
membantu menunjukkan konteks dari suatu tujuan tertentu dengan tujuan yang
didukungnya.
Selain tujuan umum dan tujuan pendukung di atas,
terdapat pula tujuan pembelajaran yang lain yaitu untuk mengembangkan
kemampuan, membangun watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
pencerdasan kehidupan bangsa.[15]
Tujuan pengajaran / pendidikan yang akan dicapai dalam pembelajaran
secara umum dapat berkisar pada hal-hal sebagai berikut :
1)
Mendapat
sekedar pengetahuan
2)
Mempelajari
keterampilan menggunakan teknikk dan alat.
3)
Mempelajari
konsep dan teori
4)
Meningkatkan kemampuan menemukan permasalahan
5)
Meningkatkan
kemampuan analitikal
6)
Meningkatkan
kemampuan komunikasi yang efektif dan persuasive
7)
Mengembangkan
sikap diri
8)
Mengembangkan kualitas berfikir
9)
Mengembangkan
judgment dan wisdom (menempatkan diri di posisi untuk mengambil keputusan)
Tujuan pembelajaran
dewasa ini mempunyai perbedaan yang sangat mendasar. Tujuan pembelajaran jaman
dahulu berpusat pada guru, atau proses yang dilakukan guru. Sedangkan tujuan pembalajaran
sekarang berpusat pada peserta didik, atau hasil yang dicapai setelah pembelajaan
yang diperoleh peserta didik.
Dengan
berpusatnya tujuan pembelajaran pada peserta didik, maka keberhasilan proses belajar
mengajar lebih banyak dinilai dari seberapa jauh perubahan-perubahan perilaku
yang diharapkan ada pada diri siswa. Tentu saja tugas seorang guru tidak
berakhir hanya ketika perubahan sikap dan prilaku yang diharapkan sebagi hasil
dari proses belajar mengajar.
Serta dengan berpusatnya tujuan pembelajaran pada diri siswa maka
dapat memberikan petunjuk yang terarah bagi alat evaluasi, pemilihan materi serta
kegiatan belajar mengajar dan media pembelajaran.
3. Rumusan Tujuan Pembelajaran
Seiring dengan pergeseran teori dan cara pandang dalam pembelajaran, saat
ini telah terjadi pergeseran dalam perumusan tujuan pembelajaran. W. James
Popham dan Eva L. Baker mengemukakan pada masa lampau guru diharuskan
menuliskan tujuan pembelajarannya dalam bentuk bahan yang akan dibahas dalam
pelajaran, dengan menguraikan topik-topik atau konsep-konsep yang akan dibahas
selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran.
Tujuan pembelajaran pada masa lalu ini tampak lebih mengutamakan pada
pentingnya penguasaan bahan bagi siswa dan pada umumnya yang dikembangkan
melalui pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher-centered).
Namun seiring dengan pergeseran teori dan cara pandang dalam pembelajaran,
tujuan pembelajaran yang semula lebih memusatkan pada penguasaan bahan,
selanjutnya bergeser menjadi penguasaan kemampuan siswa atau biasa dikenal
dengan sebutan penguasaan kompetensi atau performansi.
Dalam praktik pendidikan di Indonesia, pergeseran tujuan pembelajaran ini
terasa lebih mengemuka sejalan dengan munculnya gagasan penerapan
Kurikulum Berbasis Kompetensi.
Selanjutnya, W. James Popham dan Eva L. Baker menegaskan bahwa seorang guru
profesional harus merumuskan tujuan pembelajarannya dalam bentuk perilaku siswa
yang dapat diukur yaitu menunjukkan apa yang dapat dilakukan oleh siswa
tersebut sesudah mengikuti pelajaran.
Dalam sebuah perencanaan pembelajaran tertulis (written plan/RPP),
untuk merumuskan tujuan pembelajaran tidak dapat dilakukan secara sembarangan,
tetapi harus memenuhi beberapa kaidah atau kriteria tertentu.
W. James Popham dan Eva L. Baker (2005) menyarankan dua kriteria yang harus dipenuhi dalam memilih tujuan pembelajaran, yaitu:
W. James Popham dan Eva L. Baker (2005) menyarankan dua kriteria yang harus dipenuhi dalam memilih tujuan pembelajaran, yaitu:
a. Preferensi nilai guru yaitu cara pandang dan keyakinan guru mengenai apa yang penting dan
seharusnya diajarkan kepada siswa serta bagaimana cara membelajarkannya; dan
b. Analisis taksonomi perilaku sebagaimana dikemukakan oleh Bloom di atas. Dengan menganalisis taksonomi
perilaku ini, guru akan dapat menentukan dan menitikberatkan bentuk dan jenis
pembelajaran yang akan dikembangkan, apakah seorang guru hendak menitikberatkan
pada pembelajaran kognitif, afektif ataukah psikomotor.
Rumusan tujuan
merupakan pernyataan tentang hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh setiap
siswa. Lebih tepatnya, kemampuan baru apa yang seharusnya dikuasai siswa pada
akhir pelajaran. Rumusan tujuan bukan merupakan pernyataan tentang apa yang
direncanakan guru untuk dilaksanakan dalam pembelajaran tetapi tentang apa yang
seharusnya siswa peroleh dari suatu pelajaran.
4.
Tujuan Pembelajaran di SD/MI
Pembelajaran di SD/MI bertujuan memberikan bekal kemampuan dasar
baca, tulis, hitung, pengetahuan, dan keterampilan dasar yang bermanfaat bagi
siswa sesuai dengan tingkat perkembangan serta mempersiapkan mereka untuk
mengikuti pendidakan di SMP. Terkait dengan tujuan memberikan bekal kemampuan
dasar baca tulis, maka peran pendidikan mampu memberikan bekal pada kemampuan
dasar baca tulis mulai pada tahap keterwacanaan (di kelas-kelas awal), sampai
pada tercapainya kemahirwacanaan (di kelass-kelas tinggi).[16]
Membaca merupakan suatu keterampilan untuk meningkatkan daya nalar
seseorang. Artinya, baha daya berpikir seseorang banyak ditentukan oleh kultur
membacanya secara makro, membaca juga bedampak terhadap kualitas pembangunan
bangsa dan negara. Sebagaimana suatu adagium yang kita maklumi baha maju
mundurnya suatu negara bergantung pada m,inat dan kultur membaca.
Minat dan kultur membaca di negara Barat di kawasan Asia Tenggara
(ASEAN), seperti : Singapura, Thailand, Filipina, Malaysia lebih baik
dibandingkan dengan negara Indonesia. Di Indonesia, minat baca masyarakat maih
rendah, yang otomatis beakibat pada sumber daya manuia yang rendah pula. Padahal,
minat itu merpakan kunci utama dalam belajar, termasuk minat membaca.
Pendeknya, tidak akan ada proses belajara atau mmembaca tanpa minat (no
learning withoun inteet).[17]
Problematika rendahnya minat membaca juga telihat dari poduk buku
yang dipublikasikan baik secara kuantita maupun kualitas. Ini sangat berkaitan
dengan minat membaca masyarakat kita yang secara logika akn berimba kepada
kultu membaca dan tentu saja berkibat pula kepad kemampuan membaca itu sendii,
bahkan selanjutnya sangat berpengaruh tehadap minat menulis.
Pemahaman terhadap bacaan dapat dipandang sebagai suatu proses yang
bergulir terus-menerus dan berkelanjutan. Membaca pemahaman sebagai proses
memecayai bahwa upaya memahami bacaan sudah tejadi ketika kita belum membaca
buku apa pun. Kmudian, pemahaman itu menapaki tahapan yang berbeda dan terus
berubah saat baris demi baris, kalimat demi kalimat, paragraf demg paragraf
dari bacaan itu, yakni ketika menutup buku, novel, atau apa saja. Apakah
pemahaman sampai disini? Belum, proses pemahaman terus berlangsung bahkan
setelah proses membaca telah selesai. Agara meningkatkan pemahaman dalam diri
siswa itu terjadi, guru perlu menciptakan kondii yang memungkinkan interaksi
beberapa pihak dapat tejadi, untuk itu, guru harus membuat perencanaan yang
mantap.
Rendahnya minat baca menjadi problem yang dihadapi bangsa kita. Hal
ini terlihat dari tertinggalnya kualitas DM kita oleh negara-egara tetanga, an
ini menunjukkan kualitas pendidikan kita lebih rendah dibandingkan mereka.
Salah satunya adalah akibat dari kebiasaan membaca yang sangat rendah dan ini
berakibat fatal kepada kualitas SDM-nya sendiri, sebab kepintaran daya nalar
seseorang salah satu kunci utamanya ditentukan oleh frekuensi dan banyaknya
buku yang dibaca (kultur membaca).
Di SD/MI, bagi
pembaca pemula yang dimulai pada kelas 3 dan serusnya, misalnya penerapan strategi
Directed Reading Thinking Activiy (DRTA) dianggap yang palang efektif.
Karena strategi individual dan menekankan pada pengembangan proses berpikir
tigggi. Selain itu, strategi ini melibatkan pemahaman aktif dan pertukaran
gagasan diantara para pembelajar serta sangat efektif dalam mengarahkan
dinamika sosial yang terjadi dalam kelompok pembelajar.[18]
4. Tujuan
Pembelajaran sebagai Kontrak Antara Guru dan
Siswa
Tanpa tujuan pembelajaran yang eksplisit, siswa
tidak akan tahu apa yang diharapkan dari mereka. Apabila tujuan dinyatakan
dengan jelas dan spesifik, pembelajaran dan pengajaran menjadi berorientasi
pada tujuan.
Sesungguhnya,
pernyataan tujuan dapat dipandang sebagai suatu kontrak antara guru dan siswa.
Inilah tujuan pembelajarannya. Tugas saya sebagai guru adalah menyediakan
aktivitas pembelajaran yang cocok untuk pencapaian tujuan itu.
Tanggung jawab kamu sebagai siswa adalah berpartisipasi dengan
sungguh-sungguh dalam aktivitas pembelajaran itu.”
5. Manfaat Tujuan Pembelajaran
Dalam Permendiknas RI No. 52 Tahun 2008 tentang Standar Proses disebutkan
bahwa tujuan pembelajaran memberikan petunjuk untuk memilih isi mata pelajaran,
menata urutan topik-topik, mengalokasikan waktu, petunjuk dalam memilih
alat-alat bantu pengajaran dan prosedur pengajaran, serta menyediakan ukuran
(standar) untuk mengukur prestasi belajar siswa.
Upaya merumuskan tujuan pembelajaran dapat memberikan manfaat tertentu,
baik bagi guru maupun siswa. Nana Syaodih Sukmadinata mengidentifikasi 4
(empat) manfaat dari tujuan pembelajaran, yaitu:
a. Memudahkan dalam mengkomunikasikan maksud kegiatan belajar mengajar kepada
siswa, sehingga siswa dapat melakukan perbuatan belajarnya secara lebih
mandiri;
b. Memudahkan guru memilih dan menyusun bahan ajar;
c. Membantu memudahkan guru menentukan kegiatan belajar dan media
pembelajaran;
d. Memudahkan guru mengadakan penilaian.[19]
C. Tujuan dan Manfaat Pembelajaran Bahasa Inggris pada
Siswa SD/MI
1. Tujuan Pembelajaran Bahasa Inggris pada Siswa SD/MI
Pembelajaran
Bahasa Inggris pada tingkat SD/MI Bahasa Inggris merupakan alat untuk
berkomunikasi secara lisan dan tulis. Berkomunikasi adalah memahami dan
mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan,
teknologi dan buaya. Kemampuan berkomunikasi dalam pengertian yang utuh adalah
kemampuan berwacana, yakni kemampuan memahami dan menghasilkan teks lisan dan
tulis yang direalisasikan dalam 4 keterampilan berbahasa yaitu mendengarkan,
berbicara, membaca dan menulis. Bahasa Inggris diarahkan untuk mengembangkan
keterampilan-keterampilan tersebut agar lulusan mampu berkomunikasi dan
berwacana dalam bahasa Inggris pada tingkat literasi tertentu. Tingkat Literasi
mencakup performative, fungsional, infomational dan epistemic.
Pada tingkat
performative, orang mampu membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara dengan
simbol-simbol yang digunakan. Pada tingkat functional, orang mampu menggunakan
bahasa untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seperti membaca surat kabar,
manual atau petunjuk. Pada tingkat informational, orang mampu mengakses
pengetahuan dengan kemampuan berbahasa, sedangkan pada tingkat epistemic orang
mampu mengungkapkan pengetahuan kedalam bahasa sasaran.
Pembelajaran
bahasa Inggris ditargetkan agar peserta didik dapat mencapai tingkat
finctional, yakni berkomunikasi secara lisan dan tulis untuk menyelesaikan
masalah seharihari. Diharapkan dapat mencapai tingkat informational karena
mereka disiapkan untuk melanjutkan pendidikannya keperguruan tinggi. Tinggi
literasi epistemic dianggap terlalu tinggi untuk dapat dicapai oleh peserta
didik karena bahasa Inggris di Indonesia merupakan
bahasa asing.
Adapun tujuan
dan ruang lingkup pembelajaran bahasa inggris bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut :
a.
Mengembangkan
kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisan dan tulis untuk mencapai tingkat
literasi functional.
b.
Memiliki
kesadaran tentang hakekat dan pentingnya bahasa Inggris untuk meningkatkan daya
saing bangsa dalam masyarakat global.
c.
Mengembangkan
peserta didik tentang keterkaitan antara bahasa dengan budaya.
Sebagai
bahasa asing dan terkait dengan pendidikan anak-anak secara umum tujuan adanya
bahasa Inggris di kurikulum sekolah dasar tidaklah sama dengan tingkat
pendidikan diatasnya. Sebaiknya tujuan pengajaran bahasa Inggris untuk
anak-anak adalah mempersiapkan anak secara kebahasaan, secara mental dan budaya
untuk mempelajari bahasa asing.
Tujuan
belajar bahasa secara umum adalah belajar untuk berkomunikasi, tetapi untuk anak-anak
Indonesia perlu disertakan tujuan yang didasarkan pada wawasan kebangsaan.
a.
Menimbulkan kesadaran terhadap
bahasa ibu, bahasa nasional dan bahasa Inggris
b.
Mengembangkan sikap positif terhadap
makna belajar bahasa
c.
Menemukan dan mengembangkan sikap positif
terhadap budaya, baik lokal, nasional maupun internasional serta perbedaan yang
dibawanya.
Pembelajaran
bahasa Inggris di SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai
berikut :
a.
Mengembangkan
kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisan terbatas untuk mengiringi tindakan
(language accompanying action
b.
Memiliki
kesadaran tentang hakikat dan pentingnya bahasa Inggris untuk meningkatkan daya
saing bangsa dalam masyarakat global.
Berdasarkan hal
tersebut, pembelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar diarahkan mempersiapkan
siswa agar memiliki kemampuan berbahasa Inggris sebagai bekal mempelajari
bahasa Inggris di jenjang berikutnya. Kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan
berkomunikasi dalam bahasa Inggris untuk menunjang kegiatan kelas dan sekolah
Kemampuan atau
kompetensi bahasa Inggris yang harus dimiliki siswa sekolah tercantum dalam
Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 yaitu tentang standar kompetensi untuk satuan
pendidikan dasar dan menengah. Berikut ini pemaparan Standar Kompetensi Lulusan
Satuan Pendidikan (SKLSP) untuk mata pelajaran bahasa Inggris.
a.
Mendengarkan
Memahami instruksi, informasi, dan cerita sangat sederhana yang
disampaikan secara dalam konteks kelas, sekolah, dan lingkungan sekitar.
b.
Berbicara
Mengungkapkan makna secara lisan dalam wacana interpersonal dan
transaksional sederhana dalam bentuk instruksi dan informasi dalam konteks
kelas, sekolah, dan lingkungan sekitar.
c.
Membaca
Membaca nyaring dan memahami makna dalam instruksi, informasi, teks
fungsional pendek, dan teks deskriptif bergambar sangat sederhana yang
disampaikan secara tertulis konteks kelas, sekolah, dan lingkungan sekitar.
d.
Menulis
Menuliskan
kata, ungkapan, dan teks fungsional pendek sangat sederhana dengan ejaan tanda
baca yang tepat.
Keempat
kompetensi ini merupakan empat keterampilan berbahasa Inggris yang digunakan
untuk berkomunikasi dan berwacana dalam bahasa Inggris. Oleh karena itu,
pembelajaran bahasa Inggris diarahkan untuk mengembangkan
keterampilan-keterampilan tersebut dengan program pembelajaran yang disusun
oleh setiap satuan pendidikan.
Namun
dibalik semua itu, tujuan inti dari pembelajaran bahasa apapun adalah belajar
komunikasi.
Selain itu tujuan pembelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Dasar,
yaitu :
a.
Memahami instruksi, isi-isi cerita naratif,kalimat-kalimat,
dan berita yang disampaikan melalui media audio-visual.
b.
Menyampaikan pertanyaan, instruksi,
pesan, ide, dll. Dengan susunan kalimat dan pengucapan yang benar.
c.
Mempresentasikan ide dengan
memanfaatkan berbagai media komunikasi dengan memahami metode presentasi yang
tepat.
d.
Memahami bahan bacaan dan
istilah-istilah yang sesuai dengan bidang studinya dengan menggunakan tekhnik
membaca yang beragam.
e.
Menulis ide,pendapat, pesan, dan
cerita dalam kalimat-kalimat yang benar dan baik.
f.
Menilai media visual singkat ke
dalam bentuk verbal dan non-verbal (membuat resensi dan film review secara
sederhana).
g.
Menggunakan kaidah bahasa yang tepat
dan terintegrasi dalam aspek bahasa secara keseluruhan.
Cara pemberian pelajaran terhadap
anakpun harus di sampaikan dengan cara yang tepat. Pembelajaran yang di berikan
pada seorang anak yang masih duduk di bangku SD/MI, sudah seharusnya
diperkenalkan dengan kegiatan yang sesuai dengan dunia anak. Misalnya, belajar kosakata dan kalimat sederhana tentang apa yang ada
di sekitarnya atau belajar sambil menggambar, menyanyi, bermain, dan
berceritera. Namun pada kenyataannya anak-anak SD/MI sering di tugasi
untuk menerjemahkan kalimat-kalimat yang sulit, mencatat bahasa dengan
istilah-istilah yang tidak dimengerti oleh siswa dan pekerjaan rumah yang
serinng tidak jelas perintahnya sehingga ada jawaban yang rancu.
Dan yang paling mengkhawatirkan
adalah penggunaan pengajar yang tidak kompeten terutama di kalangan SD/MI.
Menurut Andrea Candra, bahwa Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan ( LPTK )
yang bertanggung jawab atas pendidikan tenaga kependidikan, tidak memiliki
program pendidikan tanpa tenaga kependidikan yang memilikikewenangan mengajar
bahasa Inggris di SD/MI. Sebelum adanya kurikulum kependidikan yang berlaku
secara Nasional Tahun 1994, LPTK diarahkan untuk menghasilkan tenaga pengajar
untuk SMA. Jangankan untuk SD/MI, untuk sekolah menengah kejuruan atau SMK dan
SLTP pun LPTK tidak siap. Ini berarti bahwa penyelenggaraan pengajaran Bahasa
Inggris di SD/MI tidak ditangani oleh guru yang memanng kompeten. Padahal guru
yang kompeten adalah salah satu faktor yang cukup mempengaruhi kesuksesan
seorang siswa dalam berbahasa Asing. Karena pada jenjang inilah seorang siswa
akan memiliki pandangan terhadap Bahasa Asing tersebut dan apapun yang
dipelajari di SD/MI akan berpengaruh pada jenjang selanjutnya.
Alexei A.leontiev dalam bukunya Psycology and The
Language Learning Process (1989) mengemukakan mengenai belajar bahasa pada masa
kanak-kanak bahwa “Language Learning in anearly age of a child (6-12 years old)
has a deceptive effect.His Language development will be greatly effected by his
experience in learning the language.When he has undergone the right track of
learning his language esquistion will develop smoothly dalam (Andrea Candra ).”
Alexei A.leontiev dalam bukunya Psycology and The
Language Learning Process mengemukakan mengenai belajar bahasa pada masa
kanak-kanak bahwa “Pembelajaran bahasa pada usia kanak-kanak (6-12 tahun) berdampak
baik. Perkembangan bahasanya akan sangat mempengaruhi latihannya dalam
berbahasa. Ketika dia menjalani pembelajaran bahasa yang sesungguhnya dia akan
cepat mahir dan lancar.
Berdasarkan
pendapat Leontiev ini kita dapat menyimpulkan bahwa pembelajaran bahasa,
khususnya bahasa asing, harus diajarkan sesuai dengan tuntutan pembelajaran
anak. Dan untuk melakukan hal tersebut, di perlukan guru yang benar-benar
kompeten. Akan tetapi hal tersebut masih sulit dilaksanakan di sekolah dasar.
Dengan tidak tersedianya guru Bahasa Inggris di SD/MI, strategi
belajar-mengajar yang benar dan sesuai dengan kebutuhan pembelajaran siswa juga
tidak bisa di kembangkan.
Kalaupun
pandanngan Leontiev dijadikan acuan, maka dapat di prediksikan bahwa pembelajaran
bahasa inggris di SLTP dan SMU pun tidak dapat mencapai tujuan yang di
inginkan. Dan akibat yang lebih buruk adalah kesalahan di SD/MI akan di bawa
hingga di SLTP dan SMU. Selain itu keinginan siswa untuk belajar Bahasa Inggris
akan sulit berkembang karena memiliki dasar yang kurang dan pengalaman yang
urang menyenangkan saat pembelajaran di SD/MI.
Dari semua
pemaparan diatas dapat di pastikan bahwa pembelajaran bahasa asing terutama
bahasa inggris dikatakan penting karena sangat mempengaruhi terhadap masa yang
akan datang karena semakin maju jaman, maka semakin penting pula bahasa asing
itu terutama bahasa inggris karena bahasa inggris merupakan bahasa universal.
Namun, semakin majunya jaman mungkin saja di masa yang akan datang bukan hanya
bahasa inggris yang perlu di kuasai akan tetapi tidak menutup kemungkinan
bahasa-bahasa lain juga akan sama pentingnya dengan bahasa inggris.[20]
Tujuan pembelajaran
Mata Pelajaran Bahasa Inggris dalam Kurikulum yang berlaku saat ini mencakup :
1.
Mengembangkan kemamupuan berkomunikasi dalam
bahasa tersebut baik lisan maupun tulis. Kemampuan tersebut meliputi
mendengarkan (listening), berbicara (speaking), membaca (reading),
dan menulis (writing).
2.
Menumbuhkan kesadaran akan hakikat dan
pentingya bahasa Inggris sebagai salah satu bahasa asing untuk menjadi alat
utama belajar.
3.
Mengembangkan pemahaman keterkaitan antara
bahasa dan budaya serta memperluas cakrawala budaya. Dengan demikian siswa
memiliki wawasan lintas budaya dan melibatkan diri dalam keragaman budaya.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran Mata
Pelajaran Bahasa Inggris diperlukan saling keterkaitan antar komponen dalam
kurikulum, yakni tujuan pembelajaran yang dalam konteks kurikulum saat ini dan
sejalan dengan Standar Isi yang diatur dalam Peraturan Pemerintah No.19,
dinyatakan dalam bentuk rumusan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang
selanjutnya dirumuskan secara spesifik dalam bentuk indikator-indikator yang
digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam memlih dan mengembangkan komponen
kurikulum lainnya, yakni bahan ajar, kegiatan pemelajaran, dan evaluasi
pemelajaran. Keempat komponen utama kurikulum ini dalam Kurikulum Mata
Pelajaran Bahasa Inggris yang berlaku saat ini harus secara eksplisit dicakup
dalam silabus mata pelajaran Bahasa Inggris yang dikembangkan baik untuk
kepentingan pembelajaran di kelas maupun untuk pengembangan bahan ajar. Dalam
petunjuk guru ini keempat komponen tersebut dicoba dipetakan dengan mengacu
kepada kurikulum tersebut.[21]
2. Manfaat Pembelajaran Bahasa Inggris pada Siswa SD/MI
Kita semua tahu bahwa bahasa inggris digunakan secara internasional.
Artinya masyarakat yang berasal dari beragam latar belakang goegrafi, agama dan
kultur telah memiliki suatu media yang disepakati untuk berkomunikasi satu sama
lainnya, yaitu Bahasa Inggris. Sehingga jika ingin berwawasan dan
berpengetahuan luas maka bahasa inggris adalah sesuatu yang sangat penting
untuk dipelajari. Bahasa Inggris memberi ruang gerak yang seluas-luasnya kepada
kita untuk larut menjadi bagian dari komunitas global masyarakat dunia. Bahkan
pada bidang-bidang tertentu bahasa inggris mutlak sangat diperlukan. Oleh sebab
itu, kita sebagai guru di sekolah dasar sudah sepatutnya mengenalkan bahasa
inggris kepada siswa sejak usia dini. Dengan metode yang tepat belajar bahasa
inggris akan terasa menyenangkan yang akan menambah wawasan mereka dalam
bermain.
Di Indonesia, bahasa inggris telah lama diajarkan di semua sekolah menengah
dan atas baik negeri maupun swasta. Sejak kelas tujuh sampai kelas dua belas,
bahasa inggris menjadi mata pelajaran pokok sejajar dengan mapel bahasa
Indonesia dan matematika. Oleh karena itu, pada ujian akhir nasional (UAN) SMP
maupun SMA, bahasa inggris termasuk salah satunya yang diujikan. Dalam beberapa
tahun terakhir ini, bahasa inggris juga telah diajarkan di sekolah dasar
sebagai muatan lokal. Para siswa kelas 3 sampai kelas 6 menerima pelajaran
bahasa inggris selama beberapa jam pelajaran dalam seminggu. Sebagai bahasa
internasional, memang sudah sepatutnya kalau Bahasa Inggris diajarkan sejak
dini. bahkan dibeberapa sekolah TK, para siswanya diberi pelajaran bahasa
inggris walaupun dalam tingkat pemula. Anak-anak TK di ajari menyanyi yang
terkadang lirik lagunya di campur dengan bahasa inggris meskipun masih basic
sekali, menghafal nama bilangan dan nama warna dalam bahasa inggris. Bahasa
inggris di sekolah dasar memang merupakan muatan lokal, tetapi hal itu sangat
bermanfaat untuk mereka di era globalisasi seperti ini. Kebijakan memasukkan
bahasa inggris sebagai muatan lokal SD/MI merupakan langkah maju. Ketika anak
lulus SD/MI masuk ke jenjang yang lebih tinggi, bahasa inggris sudah tidak
asing lagi.
Pendidikan bahasa inggris di SD/MI dimaksudkan untuk mengembangkan
kemampuan berbahasa yang disertai dengan tindakan. Dalam pendidikan sekolah
dasar Bahasa Inggris digunakan untuk interaksi dan bersifat “here and now”.
Topik pembicaraannya berkaitan dengan hal-hal yang berada dalam konteks
situasi. Dalam hal ini siswa di ajak untuk latihan berinteraksi dengan pasangan
temannya, agar siswa SD/MI tidak kesulitan dalam melafalkan Bahasa Inggris
karena pada dasarnya pembelajaran bahasa harus sering berlatih untuk diucapkan
dan bisa luwes dalam pengucapannya.
Memasuki era globalisasi atau yang lebih dikenal dengan pasar bebas,
menuntut setiap individu untuk mempersiapkan sumber daya yang handal, terutama
dibidang IPTEK. Untuk mengetahui hal tersebut, dibutuhkan pengetahuan yang
memadai dalam menghadapi tuntutan dunia global yang bersaing dengan ketat.
Disini peran bahasa inggris sangat penting sekali dalam menguasai ilmu
komunikasi dan berinteraksi langsung dengan dunia global.
Dengan memberikan pembelajaran Bahasa Inggris terhadap anak sekolah dasar,
anak akan lebih tau tentang dunia global itu seperti apa, dengan satu bahasa
yaitu bahasa Inggris, anak bisa berkeliling dunia, karena bahasa inggris telah
digunakan diberbagai negara meskipun sebagai bahasa kedua setelah bahasa resmi
dimasing-masing negara. Pembelajaran bahasa inggris mungkin manfaatnya belum
bisa begitu terlihat ketika si anak masih berada di sekolah dasar, tetapi itu
akan sangat bermanfaat sekali untuk masa depan si anak, untuk melanjutkan ke
jenjang pendidikan yang seterusnya, karena si anak sudah mendapatkan bekal di
sekolah dasarnya. Bagi kita seorang guru harus mampu mengajarkan bahasa inggris
yang benar dan tepat dan tentunya menyenangkan.
Hal ini agar si anak benar-benar memahami apa yang telah disampaikan oleh
para guru. Anak-anak SD/MI masih sangat polos sekali, mereka akan menganut dan
menerima apa yang di berikan oleh gurunya. Sekali saja gurunya memberikan
pengetahuan bahasa inggris yang salah atau kurang benar, sampai jenjang
pendidikan berikutnya pun anak akan lebih cenderung mempertahankan apa yang
telah didapatkan dari gurunya di sekolah dasar itu, meskipun yang diberikan
guru itu kurang tepat. Oleh karena itu, sebagi guru harus memberikan
pembelajaran Bahasa Inggris yang baik dan benar kepada anak, agar anak memiliki
bekal yang tepat untuk menguasai bahasa inggris dengan baik.
Bahasa Inggris merupakan suatu bahasa yang sangat penting dalam dunia
internasional terutama di era globalisasi sekarang ini. Bahasa Inggris
digunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain diberbagai negara. Dengan
menguasai bahasa inggris, orang akan bisa masuk dan mengakses dunia informasi
dan teknologi. Dengan pengenalan bahasa inggris di sekolah dasar, maka siswa
akan mengenal dan mengetahui Bahasa Inggris lebih awal. Sehingga, mereka akan mempunyai
pengetahuan dasar yang lebih baik sebelum melanjutkan ke tingkat pendidikan
yang lebih tinggi. Seorang guru dapat memberikan bekal bagi siswa bahwa dengan
menguasai bahasa Inggris maka bisa memberikan kesempatan yang lebih terbuka
untuk mengembangkan diri guna memperoleh kesempatan yang lebih baik menghadapi
persaingan lapangan kerja dan karir di masa yang akan datang. Bahasa Inggris
telah menjadi suatu alat yang sangat menentukan bagi kelanjutan pendidikan,
pekerjaan serta status sosial masyarakat.
Sebagai seorang guru juga harus memperhatikan metode yang digunakan dalam
pengajaran Bahasa Inggris kepada siswa sekolah dasar, agar manfaat dari
pengajaran itu benar-benar didapatkan oleh si anak. Misalnya saja guru
menggunakan pendekatan komunikatif, artinya yang perlu ditonjolkan adalah
interaksi dan komunikasi bahasa, bukan pengetahuan tentang bahasa. Belajar
bahasa lebih efektif jika diajarkan secara alamiah, artinya dilakukan melalui
komunikasi langsung dalam Bahasa Inggris yang sedang dipelajari. Kebutuhan
utama siswa sekolah dasar dalam belajar bahasa adalah untuk berkomunikasi, maka
tujuan umum pembelajaran bahasa adalah untuk mengembangkan siswa untuk
berkomunikasi agar siswa bisa lancar dalam melafalkan bahasa inggris sebagai
bekal dimasa depannya untuk menghadapi dunia global seperti saat sekarang ini.
Pada intinya bahasa inggris sangat penting sekali dikenalkan kepada siswa
sekolah dasar agar mereka lebih mengetahui dan memahami tentang Bahasa Inggris
dan tidak merasa kesulitan ketika mendapatkan Bahasa Iggris dijenjang
berikutnya, karena mereka sudah merasa tidak asing lagi dengan Bahasa Inggris.
Dalam garis besar pendidikan dasar di Indonesia, tujuan pendidikan dasar di
Indonesia ialah mempersiapkan lebih awal pengetahuan dasar siswa sebelum melangkah
ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Akhirnya kesimpulan utama alasan
pengajaran bahasa Inggris diadakan di sekolah dasar ialah untuk memberikan
pengetahuan penguasaan kosa kata yang banyak sehingga apabila siswa melanjutkan
jenjang pendidikannya ke tingkat yang lebih tinggi mereka tidak akan mengalami
kesulitan . oleh krena itu fokus utama dalam pengajaran bahasa Inggris ini
menurut responden ialah penguasaan kosa kata. Dengan menguasai kosa kata yang
banyak maka para siswa dapat dengan mudah menguasai keterampilan bahasa yang
lain.[22]
[1] Sadirman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012),
cet ke-21, hlm 25
[2] Ibid, hlm 28
[3] Ibid., hlm.
29
[5]http://www.organisasi.org/1970/01/kegunaan-fungsi-manfaat-belajar-pelajaran-sekolah-bagi-anak-anak.html Diakses pada 28 Januari 2017
[6]R. Ibrahim dan Nana Syaodih S,
Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta : Rineka Cipta, 2010), Cet.
Ke.3, hlm 69
[7] Ibid, hlm 70
[8] Ibid.,
hlm. 71
[9] Iskandarwassid
dan Sunendar Dadang, Strategi
Pembelajaran Bahasa, ( Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA, 2011), Cet ke-3, hlm
202
[10] Ibid., hlm. 203
[11] Hamzah B. Uno,
Perencanaan Pembelajaran, (Gorontalo : PT Bumi Aksara, 2006), Cet. Ke-1,
hlm 34
[12] Ibid.,
hlm. 35-37
[13] Ibid.,
hlm. 37-38
[14] Ibid.,
hlm. 38-39
[15]http://neparasi.blogspot.co.id/2012/10/pengertian-dan-tujuan-dari-belajar-dan.html?m=1 Diakses pada 28 Januari 2017
[16] Ahmad Susanto,
Teori Belajar Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta : Prenadamedia Group,
2012), hlm. 89
[17] Ibid.,
hlm. 90
[18] Ibid.,
hlm. 91
[19]http://biosaefful.blogspot.co.id/2013/05/definisi-manfaat-dan-tujuan-pembelajaran.html?m=1 Diakses pada 28 Januari 2017
[20]http://pgsd1c2009.blogspot.co.id/2009/11/pengajaran-bahasa-inggris-di-sekolah.html Diakses pada
28 Januari 2017
[21]http://blog.inigarut.com/2015/03/contoh-pembelajaran-bahasa-inggris-di.html?m=1 Diakseses pada
28 Januari 2017
[22] https://arekubl.blogspot.co.id/2014/06manfaat-belajar-bahasa-inggris.html?m=1 Diakses pada
28 Januari 2017
Tujuan dan Manfaat Pembelajaran Bahasa Inggris
Reviewed by asarisolid
on
2:38 AM
Rating:
Kami menyediakan jasa pembuatan Blower Keong, Blower Centrifugal, Blower Axialfan, Blower Industri, Blower Pabrik, Blower Direct, Blower Fanblet dan masih banyak blower lainnya,
ReplyDeleteuntuk info lebih lanjut hubungi kami di : 081112300319 / 081977000899 / 081112520816
Kunjungi juga kami di :
https://www.kontraktorducting.com/
https://id.pinterest.com/kontraktorductingdanblower/
https://twitter.com/kontraktorduct1
https://www.bukalapak.com/u/partisiindonesia14
https://www.tokopedia.com/partisiindonesia14
https://jualblowerkarawang14.blogspot.com/#
https://id.pinterest.com/blowerjakarta14/
#jualblower #blowermurah #centrifualblower #axialfan #blowerportable #blowerkandangayam #blowerindustri #blowercustom blower ruangan | jual blower keong | blower harga | blower industri | blower fan | harga blower pabrik | blower industri | blower atap pabrik | jual exhaust pabrik | harga blower | harga blower | blower ducting | harga blower pabrik | blower industri | blower atap pabrik | jual exhaust pabrik | harga blower angin |blower ducting | blower pabrik sawit | harga blower pabrik | harga blower pabrikan | blower pada pabrik | blower pabrik rokok randegan | blower pabrik adalah | fungsi blower di pabrik | kegunaan blower pada pabrik | apa fungsi blower pada pabrik | blower industrial fan | blower industrial parts | blower keong mini | blower keong besar | blower keong adalah | harga blower angin keong | agen blower keong | blower keong bandung | harga blower keong besar | jual blower keong jogja | jual blower keong surabaya | blower keong centrifugal | blower keong cke | cari blower keong | blower di medan | jual blower keong di surabaya | jual blower keong di medan | jual blower keong di bandung | jual blower keong di malang | jual blower keong di bali | fungsi blower keong | fan blower keong | foto blower keong | gambar blower keong | blower keong harga | blower keong jogja | blower keong tangerang | ukuran blower keong | blower centrifugal fan | centrifugal blower design | centrifugal blower brand | centrifugal blower catalogue | centrifugal blower exhaust fan | centrifugal blower for dust collector | centrifugal blower for sale | centrifugal blower function | centrifugal blower impeller design | centrifugal blower impeller | centrifugal blower indonesia | centrifugal blower jual | blower centrifugal di jakarta | blower keong centrifugal | centrifugal blower price list | custom blower | custom blower pulleys | custom blower shafts | custom blower housings | custom blower intake | fan blower custom | pembuatan blower custom | blower keong centrifugal | blower keong besar