Tujuan dan Manfaat Pembelajaran Bahasa Inggris

TUJUAN DAN MANFAAT PEMBELAJARAN
BAHASA INGGRIS PADA ANAK MI



A.    Tujuan dan Manfaat Belajar
1.      Tujuan Belajar
Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu di ciptakan adanya sistem lingkungan (kondisi) belajar yang lebih kondusif. Hal ini akan berkaitan dengan mengajar. Mengajar diartikan sebagai suatu usaha penciptaan sistem lingkungan yang memungkinkan terjaidnya proses belajar. Sistem lingkungan belajar ini sendiri terdiri atau dipengaruhi oleh berbagai komponen yang masing-mmasing akan saling memengaruhi .lkomponen-komponen itu misalnya tujuan pembelajaran yang ingi dicapai ,materi yang yang ingin diajarkan ,guru dan siswa yang memainkan peranan serta dalam hubungan sosial tertentu,jenis kegiatan yang dilakukan serta sarana dan prasarana belajar-mengajar yang tersedia. [1]
Komponen-komponen sistem lingkungan itu saling mempengaruhi secara bervariasi sehingga setiap peristiwa belajar memiliki profil yang unik dan kompleks.masing-masing profil sistem lingkungan belajar,diperuntukan tujuan-tujuan belajar yang berbeda. Dengan kata lain,untuk mencapai tujuan belajar tertentu harus diciptakan sistem lingkungan belajar yang tertentu pula. Tujuan belajar untuk pengembangan nilai afeksi memerlukan penciptaan sistem lingkungan yang berbeda dengan  sistem yang dibutuhkan untuk tujuan belajar pengembangan gerak,dan begitu seterusnya.
Mengenai tujuan-tujuan belajar sebenarnya sangat banyak dan bervariasi. Tujuan-tujuan belajar yang eksplisit diusahakan untuk dicapai dengan tindakan instruksional,lazim dinamakan dengan instructional effects yang biasa berbentuk pengetahuan dan keterampilan. Sedang tujuan-tujuan yang lebih merupakan hasil smapingan yaitu : tercapai karena siswa “ menghidupi (to live in) suatu sistem lingkungan belajar tertentu seperti contohnya,kemampuan berfikir kritis dan kreatif, sikap terbuka dan demokratis, menerima pendapat orang lain. Semua itu lazim diberi istilah nurturant effects. Jadi guru dalam mengajar, harus sudah memiliki rencana dan menetapkan strategi belajar-mengajar untuk mencapai instructional effects,maupun kedua-duanya.  Maka tujuan belajar ada tiga jenis yaitu :
a.       Untuk mendapatkan pengetahuan
Hal ini ditandai dengan kemampuan berfikir. Pemilikan pengetahuan dan kemampuan berfikir sebagai yang tidak dapat dipisahkan. Dengan kata lain, tidak dapat mengembangkan kemampuan berfikir tanpa bahan pengetahuan, sebaliknya kemampuan berfikir akan memperkaya pengetahuan. Tujuan inilah yang memiliki kecenderungan lebih besar perkembangannya di dalam kegiatan belajar. Dalam hal ini peranan guru sebagai pengajar lebih menonjol.
b.      Penanaman konsep dan keterampilan
Penanaman kpnsep dan merumuskan konsep,juga memerlukan suatu keterampilan. Jadi soal keterampilan yang bersifat jasmani maupun rohani. Ketampilan jasmaniah adalah keterampilan-ketrampilan yang dapat dilihat, diamati, sehingga akan menitik beratkan pada keterampilan gerak/penampilan dari anggota tubuh seseorang yang sedang belajar. Keterampilan memang dapat dididik, yaitu dengan banyak melatih kemampuan. Demikian juga mengungkapan perasaan melalui bahasa tulis atau lisan, bukan soal kosa kata atau tata bahasa, semua memerlukan banyak latihan. Interaksi yang mengarah pada pencapaian keterampilan itu akan menuruti kaidah-kaidah tertentu dan bukan  semata-mata hanya menghafal atau meniru. Cara berinteraksi,misalnya dengan metode role playing. [2]
c.       Pembentukan sikap
Dalam menumbuhkan sikap mental,perilaku dan pribadi anak didik ,guru harus lebi bijak dan hati-hati dalam pendekatannya. Untuk ini dibutuhkan kecakapan dalam mengarahkan motivasi dan berfikir dengan tidak lupa menggunakan pribadi guru itu sendiri sebagai contoh atau model.
Dalam interaksi belajar-mengajar guru akan senantiasa diobservasi, dilihat, didengar, ditiru semua perilakunya oleh para siswanya. Dari proses observasi siswa mungkin juga menirukan perilaku gurunya, sehingga diharapkan terjadinya proses internalisasi yang dapat menumbuhkan proses penghayatan para setiap diri siswa untuk kemudian diamalkan.
Pembentukan sikap mental dan perilaku anak didik,tidak akan terlepas dari soal penanaman nilai-nilai transfer of values. Oleh karena itu,guru tidak sekedar “pengajar” tetapi betul-betul sebagai pendidik yang akan memindahkan nilai-nilai itu kepada anak didiknya.  Dengan dilandai nilai-nilai itu, anka didik/siswa akan tumbuh kesadaran dan kemauannya,untuk mempraktikkan segala sesuatu yang sudh dipelajarnya. Cara berinteraksi atau metode-metode yang dapat digunakan misal dengan diskusi, demonstrasi, sosiodrama, role playing.
Jadi pada intinya, tujuan belajar itu adalah ingin mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan penanaman sikap mental/ nilai-nilai. Pencapaian tujuan belajar berarti akan menghasilkan hasil belajar.[3]


2.      Manfaat Belajar
Mendengar kata belajar mungkin sudah tidak terasa asing lagi di telinga semua orang yang hamper membuat kebanyakan orang menjadi “ALERGI” untuk mendengarnya. Karena yang terbayang dibenak semua orang adalah setumpuk buku-buku yang ada di hadapan mereka untuk dibaca dan dipelajari semuanya, yang akan menjadi membosankan. Kenapa orang-orang trsebut merasa bosan dengian orang-orang tersebut yang berasumsi bahwa mereka sudah lama lulus sekolah, jadi untuk apa belajar. Orang seperti itu berfikir demikian karena mereka tidak melihat atupun belum menikmati manfaat dahsyat dari kegiatn “belajar”.
Dalam dunia usaha kata belajar itu sangat menjadi keharusan. Tanpa belajar, pelaku usaha akan terasa bahwa usahanya akan jauh tertinggal dan tersingkirkan dari persaingan, karena dengan belajar menumbuhkan inovasi, inovasi melahirkan perubahan positif yang diperlukan dalam usaha. Belajar juga harus membutuhkan waktu yang sangat cepat, bahkan lebih cepat dari pesaing-pesaing, agar usaha yang dijalankan berjalan dengan pesat. Dengan belajar inilah melahirkan manfaat-manfaat yang bias diambil, diantaranya adalah :
a.       Dengan belajar dapat menumbuhkan kebiasaan pada diri orang tersebut.
b.      Dengan belajar dapat menumbuhkan motifasi pada diri orang tersebut dan dapat menjadikan seseorang sukses.
c.       Dengan belajar akan menambah banyak ilmu pengetahuan.
d.      Dapat menjadi orang yang diperlukan bagi lingkungan kita.
e.       Dapat menambah keterampilan pada diri kita.
Dengan belajar inilah akam menghasilkan sesuatu yang lebih baik pula. Prinsip dari belajar itu sendiri adalah komitmen. Komitmen secara fisik, mental dan emosional. Komitmen fisik itu adalah menyediakan waktu khusus untuk belajar, terlibat scara fisk dalam mencari bahan-bahan yang harus dipelajari, ataupun mencatat hal-hal penting yang didapat dalam belajar. Komitmen secara mental memprose informasi yang didapatkan(bukan skedar mendengar informasi selintas dengan dari kuping kiri ke kuping kanan saja). Komitmen secara emosional adalah dengan menerapkan rasa “senang” dan “suka” dalam belajar pelajaran maupun sesulit apapun.[4]
3.      Manfaat Belajar di Sekolah
a.       Menambah Pengetahuan / Menambah Wawasan
Dengan belajar maka anak-anak bisa memahami banyak hal yang sebelumnya tidak diketahuinya.  Walaupun tidak dirasakan langsung, namun perlahan namun pasti, anak-anak akan mengalami pengembangan wawasan yang didapat dari berbagai pelajaran yang dipelajarinya di sekolah.  Hal ini tentu tidak didapatkan oleh anak-anak yang tidak sekolah sehingga wawasannya cenderung tidak berkembang sesuai dengan yang diharapkan.
b.      Mengasah Kemampuan Otak Anak-Anak     
Di sekolah biasanya anak-anak akan dipaksa untuk belajar menghapal banyak materi pelajaran sekolah.  Selain itu anak juga diajarkan untuk berpikir dengan cepat, tajam, akurat, kritis, sistematis, dan penuh perhitungan yang matang.  Terutama ketika menghadapi ujian yang memiliki sistem nilai minus jika ada jawaban yang salah.  Ketika anak dihadapkan pada ujian esay dan ujian wawancara (lisan) anak akan menjadi lebih terlatih kemampuan otaknya.
c.       Belajar Menghormati dan Menghargai Guru
Anak yang menjadi siswa / siswi sekolah tentu akan dipaksa untuk patuh, tunduk dan hormat kepada guru yang mengajarnya di kelas.  Anak-anak yang tidak mampu menghormati dan menghargai guru bisa mendapatkan nilai yang rendah atau bahkan hukuman dari sekolah.  Bahkan bisa dikeluarkan dari sekolah jika memiliki perkara yang berat terhadap gurunya sendiri.
d.      Membiasakan Diri Anak dengan Kompetisi
Nilai sekolah merupakan ajang pengukuran kemampuan anak yang satu dengan yang lainnya.  Ketika nilai ujian telah dihitung dan diurutkan, maka anak yang mendapatkan nilai yang bagus tentu akan mendapatkan kebanggaan tersendiri.  Sedangkan anak yang mendapat nilai jelek akan terpacu untuk belajar lebih giat agar nilainya bisa menjadi lebih baik pada ujian yang berikutnya.
e.       Belajar Bersosial dan Berkomunikasi dengan Orang Lain
Di sekolah terdapat beragam jenis orang.  Ada yang sepantar dan juga ada yang lebih tua.  Anak-anak diharapkan mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya.  Di sekolah anak-anak akan berkomunikasi secara formal maupun non formal dengan orang-orang dewasa yang ada di sekolah.  Dengan demikian, anak-anak akan terbiasa melakukan interaksi sosial dengan banyak orang dari berbagai latar belakang di kehidupan nyata.[5]

B.     Tujuan dan Manfaat Pembelajaran
1.      Tujuan Pembelajaran
Dalam kegiatan belajar mengajar, dikenal adanya tujuan pengajaran atau yang sudah umum dikenal dengan tujuan instruksional. Bahkan ada juga yang menyebut tujuan pembelajaran. Tujuan pengajar inilah yang merupakan hasil belajar bagi siswa setelah melakukan proses belajar di bawah bimbingan guru dalam kondisi yang kondusif. Mengenai tujuan pengajaran/ pembelajaran ini biasanya dibagai menjadi dua :  Tujuan Umum Pengajaran (TUP) dan Tujuan Instruksional Khusus sekarang dikenal dengan Tujuan Khusus Pengajaran (TKP).[6]
Mengenai pengertian Tujuan Umum Pengajaran (TUP) Tujuan Instruksional Umum (TIU) ada beberapa rumusan :
a.       Menurut SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.8/U/1975, TIU diartikan sebagai tujuan-tujuan yang pencapaiannya dibebankan kepada program pengajaran suatu bidang pelajaran.
b.      Menurut Gene E. Hall dan Howarld L.Jones , TIU adalah pernyataan umum mengenai hasil suatu program pengajaran.
c.       Dick dan Carey mengemukakan bahwa TIU adalah suatu pernyataan yang menjelaskan mengenai apakah kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa setelah ia selesai mengikuti suatu pengajaran.
d.      Bringgs mengatakan bahwa TIU adalah pernyataan umum mengenai tujuan akhir dari program pengajaran.
Dengan melihat beberapa pengertian seperti tersebut di atas, maka yang dimaksud dengan tujuan umum pengajaran/pembelajaran itu adalah merupakan hasil belajar siswa setelah selesai belajar, dan dirumuskan dengan suatu pernyataan yang bersifat umum. Kemudian untuk membuktikan tercapai tidaknya tujuan umum pengajaran itu, dapat dilihat dari pencapaian tujuan-tujuan yang lebih khusus (TKP/TIK). Dengan demikian yang disebut tujuan pengajaran/instruksional khusus (TKP/TIK) itu merupakan tujuan-tujuan pengajaran yang bersifat khusus sebagai penjabaran dari tujuan umum pengajaran. TKP/TIK ini lebih bersifat khusus dan konkret, dalam arti dapat diukur atau dapat diamati hasilnya.
Untuk merumuskan TUP/TIU dan TKP/TIK, biasanaya menggunakan dua cara. Pertama, menggunakan kata-kata yang dapat menunjukkan keumuman untuk TIU,misalnya digunakan kata-kata : memahami,menghayati, menyadari, mengtahui dan sebagainya. Sedang untuk TKP/TIK menggunakan kata-kata yang menunjukkan pada sifat khusus atau dapat diamati,misalnya menggunakan menerangkan,menunjukkan,menjelaskan.[7]
Selanjutnya cara yang kedua, menggunakan ukuran  sempitnya materi. TUP/TIU dirumuskan dengan sasaran materi yang luas/umum,sedang untuk TKP/TIK dirumuskan dengan materi yang merupakan penjabaran atau bagian-bagian dari materi yang ada pada TUP/TIU.
Perlu ditambahkan bahwa untuk merumuskan tujuan khusus atau tujuan yang lebih operasional (TKP), ada tiga buah sifat yang dapat dijadikan sebagai pedoman. Tiga sifat itu adalah :
1)        Berpusat pada perubhan tingkah laku siswa
2)        Mengkhususkan dalm bentuk-bentuk terbatas ( hanya satu jenis tingkah laku)
3)        Realistis bagi kebutuhan perkembangansiswa tersebut .
Berpusat pada tingkah laku maksudnya bahwa dalam merumuskan tujuan harus berorientasi pada tingkah laku siswa. Jadi realisasi dari pencapaian tujuan itu akan berwujud tingkah laku,sehingga dapat di ukur/diamati (bersifat konkret). Bahwa setiap tingkah laku yang ditujukkan untuk realisasi dari satu tujuan akan terbatas pada sesuatu persoalan saja.,bukan satu tingkah laku untuk satu tujuan tetapi untuk berbagai persoalan. Jadi yang tepat satu tingkah laku,untuk satu tujuan untuk menunjuk pada satu persoalan. Kemudia yang penting setiap tingkah laku siswa yang merupakan realisasi tujuan itu akan membawa follow up atau akan membawa konsekuesi-konsekuensi ke arah perkembangan pelajaran.
Alternatif-alternatif itu penting untuk dijadikan acuan dalam merumuskan tujuan. Sebab kalau tidak,guru akan menghadapi kesulitan dalam memberikan evaluasi. Perumusan tujuan harus berorientasi pada tingkah laku siswa,bukan karena kehendak guru atau karena kondisi sesuatu. Ini harus dipahami sebagai dasar motivasi, baik oleh guru maupun siswa.[8]
 Materi atau bahan pelajaran merupakan salah satu komponen penting selain komponen pengajar dan peserta didik,dalam proses pembelajaran. Iteraksi antara ketiga komponen tersebut melibatkan sarana dan prasarana seperti metode,media dan penataan lingkungan tempat belajar, sehingga akan tercipta situasi pembelajaran yang memungkinkan tercapainya tujuan yang telah direncanakan sebelumnya. Jadi, perencanaan adalah hal yang penting dalam kegiatan belajar mengajar (KBM).[9]
Proses pembelajaran bisa disebut interaksi edukatif yang sadar akan tujuan, artinya interaksi yang telah dicanangkan untuk satu tujuan tertentu, setidaknya tercapai tujuan intruksional atau tujuan pembelajaran yang dirumuskan dalam satuan pelajaran. Setiap pokok atau topik pelajaran diidentifikasidan disusun agar sesuai antara yang satu dengan yang lain.
Maka perencanaan dapat dipandang dari berbagai sudut pandang,namun secara sederhana perencanaan pengajaran merupakan suatu program tentang bagaimana mengajarkan apa yang sudah dirumuskan dalam kurikulum. Perencanaan pengajaran sebagai sebuah proses merupakan pengembangan pelajaran secara sistematik yang menggunakan secara khusus teori-teori pembelajaran dn pengajaran untuk menjamin kualitas pembelajaran.Tujuan perencanaan pembelajaran bukan hanya penguasaan prinsip-prinsip fundamental pembelajaran, tetapi juga mengembangkan sikap yang positif terhadap program pembelajaran, meneliti dan menemukan pemecahan masalah pembelajaran.[10]
Dilihat dari sejarahnya tujuan pembelajaran pertama kali dikenalkan oleh B.F Skinner pada tahun 1950 yang diterpakannya dalam ilmu perilaku (Behavioral Science) dengan maksud untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Kemudian diikuti oleh Robert Mager yang menulis buku yang berjudul Preparing Instructional Objective pada tahun 1962. Selanjutnya diterpak secara meluas pada tahun 1970 di seluruh lembaga pendidikan termasuk di Indonesia. Penuangan tujuan pembelajaran ini bukan saja memperjelas arah yang ingin dicapai dalam suatu kegiatan belajar, tetapi dari segi efisiensi dipeoleh hasil yang maksimal.[11] Keuntungan yang dapat diperoleh melalui penuangan tujuan pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut :
a)      Waktu mengajar dapat dialokasikan dan dimanfaatkan secara tepat.
b)      Pokok bahasan dapat dibuat seimbang, sehingga tidak ada materipelajaran yang dibahas terlalu mendalam atau terlalu sedikit.
c)      Guru dapat menetapkan berapa banyak materi pelajaran yang dapat atau sebaiknya disajikan dalam setiap jam pelajaran.
d)     Guru dapat menetapkan urutan dan rangkaian materi pelajaran secara tepat.
e)      Guru dapat dengan mudah menetapkan dan memperiapkan trategi belajar mengaja yang paling cocok dan menarik.
f)       Guru dapat dengan mudah mempersiapkan berbagai keperluan peralatan maupn bahan dalam keperluan belajar.
g)      Guru dapat dengan mudah mengukur keberhasilan siswa dalam belajar.
h)      Guru dapat menjamin bahwa hasil belajarnya akan lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar tanpa tujuan yang jelas.
2.      Taksonomi Tujuan Pembelajaran
Tujuan Pembelaran biasanya diarahkan pada salah satu kaaan dari taksonomi S. Bloom dan D. Krathohl memilah taksonomi pembelajaan dalam tiga kawasan yaitu kawasan (1) kognitif, (2) afektif, dan (3) psikomotor.
a.      Kawasan Kognitif
Kawasan kognitif adalah kawasan yang membahas tujuan pembelajaran berkenaan dengan proses mental yang beraal dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang lebih tinggi yakni evaluasi. Kawasan kogntif ini tediri atas 6 tingkatan yang secara hierarki berurut dari yang paling rendah (pengetahuan) sampai ke yang paling tunggu (evaluasi) dan dapat dijelakan seagai berikut :
1)      Tingkatan Pengetahuan (Knowlwdge)
Pengetahuan di sini diartikan kemampuan seseorang menghafalkan atau mengingat kembali atau mengulang kembali pengetahuan yang pernah diterimanya.
2)      Tingkat Pemahaman (Comprehenion)
Pemahaman di sini diartikan kemampuan seseorang dalam mengartikan, menafsirkan, menerjemahkan atau menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri tentang pengetahuan yang pernah diteima.
3)      Tingkatan Penerapan (Appication)
Penerapan di sini diartikan kemampuan seseorang dalam menggunakan pengetahuan dalam memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari.
4)      Tingkat Analisis (Analysis)
Penerapan di sini diartikan kemampuan seseorang dalam menggnakan pengetahuan dalam memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari.
5)      Tingkat Sintesis (Synthesis)
Sintesis di sini diartikan kemampuan seseorang dalam mengaitkan dan menyaukan berbagai elemen dan unsur pengetahuan yang ada sehinggan terbrntuk pola baru yang lebih menyeluruh.
6)      Tingkatan Evaluasi (Evalution)
Evaluasi di sini diartikan kemampuan seseorang dalam membuat perkiraan atau keputusan yang tepat berdasakan kriteria atau pengetahuan suatu masalah. [12]
b.      Kawasan Afektif (Sikap dan Perilaku)
Kawsan afektif adalah satu domain yang berkaitan dengan sikap, niilai-nilai interes, apresiasi (penghargaan) dan penyesuaian perasaan sosial. Tingkatan afeksi disini ada lima, dari yang paling derhana ke yamg kompleks adalah ebagai berikut :
1)      Kemauan menerima
Kemauan menerima merupakan keinginan untuk memperhatikan suatu gejala atau rancangan tetentu, seperti kenginan membaca buku, mendengar muik atau begaul dengan orang yang mempunyai ras berbeda.
2)      Kemauan Menanggapi
Kemauan menanggapi merupakan kegiatan yang menunjuk pada partisipasi aktif dalam kegiatan tertentu, seperti menyelesaikan tugas terstruktur, menaati peraturan, mengikuti diskusi kelas, menyeleaikan tugas di laboratorium atau menolong orang lain.
3)      Berkeyakinan
Berkeyakinan berkenaan dengan kemauan menerima sitem nilai tertentu pada diri ndividu. Seperti menunjukkan kepercayaan terhadap sesuatu apresiasi (penghargaan) terhadap sesuatu, sikap ilmiah atau kesungguah (komitmen) untuk melakukan suatu kehidpan sosial.
4)      Penerapan Karya
Penerapan karya berkenaan denga penerimaan terhadap berbagai sistem nilai yang berbeda-beda berdakan pada suatu item nilai yang lebih tinggi. Seperti menyadaripentingnya keselarasan antara hak dan tangung jawab, betanggung jawab tehadap hal yang telah dilakukan, memahami dan menerima kelebihan dan kekurangan diri sendiri, ata menyadari perann prencanaan dalam memecahkan suatu permaalahan.

5)      Ketekunan dan Keteltian
Ini adalah tingkatan afektif yang tinggi. Pada taaf ini individu yang udah memiliki sistem nilai selalu menyeleraskan perilakunya sesuai dengan sistem nilai yang dipegangnya. Seperti berikap objektif tehadap segala hal.[13]
c.       Kawasan Psikomotor
Domain pikomotorik mencakup tujuan yang berkaitan dengan keterampilan (aktif) yang berifat manual atau motorik. Sebagaimana kedua domain yang lain, domain ini juga mempunyai berbagai tingkatan. Urutan tingkatan dari yang paling sederhana sampai ke yang paling kompleks (tertinggi) adalh :
1)      Persepsi
Persepsi berkenaan dengan penggunanaan indra dalam melakukan kegiatan. Seperti mengenal keruakan mein dari suaranya yang sumbang, atau menghubungkan suara musik dengan tarian tertentu.
2)      Kesiapan
 berkenaan dengan kegunaan melakukan sesuatu kegiatan (set). Termasuk di dalamnya mental set (kesiapan mental), physycal set (kesiapan fisik), atau emotional set ( kesiapan emosi perasaan) untuk melakukan suatu tindakan.
3)      Mekanisme
Mekanisme berkenaan dengan penampilan respons yang sudah dipelajari dan menadi kebiasaan, sehingga gerakan yang ditampilkan menunjukkan kpada suatu kemahiran. Seperti menulis halus, menari, atau menata laboratorium.


4)      Respons Terbimbing
Respons Terbimbing seperti meniru (imitasi) atau mengikuti, mengulangi perbuatan yang diperintahkan atau ditunjukkan oleh orang lain, melakukan kegiatan coba-coba (trial and error).
5)      Kemahiran
Kemahiran adalah penampilan gerakan motoik dengan keterampilan penuh. Kemahiran yang dipertunjukkan biasanya cepat, dengan hasil yang baik, namun menggunakan sedikit tenaga. Seperti keteampilan menyeti kendaraan bermotor.
6)      Adaptasi
Adaptasi berkenaan dengan keterampilan yang udah berkembang pada diri individu sehinggan yang bersangkutan mampu memodifikasi (membuat perubahan) pada pola gerakan sesuai dengan situasi dan kondisi tertentu. Hal ini telibat seperti pada orang yang bermain tenis, pola-pola gerakan disesuaikan dengan kebutuhan mematahkan permainan lawan.
7)      Originansi
Originansi menunjukkan kepada penciptaan pola gerakan baru untuk diseuaikan dengan situasi atau masalah tertentu. Biasanya hal ini dapat dilakukan oleh orang yang sudah mempunyai keterampilan tinggi seperti menciptakan mode pakaian, komposisi musik, atau menciptakan tarian.[14]
Tujuan pembelajaran dapat diklasifikasikan atas tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum adalah pernyataan umum tentang hasil pembelajaran yang diinginkan yang mengacu pada struktur orientasi, sedangkan tujuan khusus adalah pernyataan khusus tentang hasil pembelajaran yang diinginkan yang mengacu pada konstruk tertentu.
a.       Tujuan umum pembelajaran dapat dibedakan atas:
1)      Tujuan yang bersifat orientatif, dapat diklasifikasikan pula atas 3 tujuan, yakni:
a)      Tujuan orientatif konseptual
Pada tujuan ini tekanan utama pembelajaran adalah agar siswa memahami konsep-konsep penting yang tercakup dalam suatu bidang studi.
b)      Tujuan orientatif prosedural
Pada tujuan ini tekanan utama pembelajaran adalah agar siswa belajar menampilkan prosedur.
c)      Tujuan orientatif teoritik
Pada tujuan ini tekanan utama pembelajaran adalah agar siswa memahami hubungan kausal penting yang tercakup dalam suatu bidang studi.
b.      Tujuan pendukung dapat diklasifikasikan menjadi 2 tujuan, yakni:
1)      Tujuan pendukung prasyarat, yaitu tujuan pendukung yang menunjukkan apa yang harus diketahui oleh siswa agar dapat mempelajari tugas yang didukungnya.
2)      Tujuan pendukung konteks, yaitu tujuan pendukung yang membantu menunjukkan konteks dari suatu tujuan tertentu dengan tujuan yang didukungnya.
Selain tujuan umum dan tujuan pendukung di atas, terdapat pula tujuan pembelajaran yang lain yaitu untuk mengembangkan kemampuan, membangun watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka pencerdasan kehidupan bangsa.[15]
Tujuan pengajaran / pendidikan yang akan dicapai dalam pembelajaran secara umum dapat berkisar pada hal-hal sebagai berikut :
1)      Mendapat sekedar pengetahuan
2)      Mempelajari keterampilan menggunakan teknikk dan alat.
3)      Mempelajari konsep dan teori
4)       Meningkatkan kemampuan menemukan permasalahan
5)      Meningkatkan kemampuan analitikal
6)      Meningkatkan kemampuan komunikasi yang efektif dan persuasive
7)      Mengembangkan sikap diri
8)       Mengembangkan kualitas berfikir
9)      Mengembangkan judgment dan wisdom (menempatkan diri di posisi untuk mengambil keputusan)
Tujuan pembelajaran dewasa ini mempunyai perbedaan yang sangat mendasar. Tujuan pembelajaran jaman dahulu berpusat pada guru, atau proses yang dilakukan guru. Sedangkan tujuan pembalajaran sekarang berpusat pada peserta didik, atau hasil yang dicapai setelah pembelajaan yang diperoleh peserta didik.
Dengan berpusatnya tujuan pembelajaran pada peserta didik, maka keberhasilan proses belajar mengajar lebih banyak dinilai dari seberapa jauh perubahan-perubahan perilaku yang diharapkan ada pada diri siswa. Tentu saja tugas seorang guru tidak berakhir hanya ketika perubahan sikap dan prilaku yang diharapkan sebagi hasil dari proses belajar mengajar.
Serta dengan berpusatnya tujuan pembelajaran pada diri siswa maka dapat memberikan petunjuk yang terarah bagi alat evaluasi, pemilihan materi serta kegiatan belajar mengajar dan media pembelajaran.
3.      Rumusan Tujuan Pembelajaran
Seiring dengan pergeseran teori dan cara pandang dalam pembelajaran, saat ini telah terjadi pergeseran dalam perumusan tujuan pembelajaran. W. James Popham dan Eva L. Baker mengemukakan pada masa lampau guru diharuskan menuliskan tujuan pembelajarannya dalam bentuk bahan yang akan dibahas dalam pelajaran, dengan menguraikan topik-topik atau konsep-konsep yang akan dibahas selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran.
Tujuan pembelajaran pada masa lalu ini tampak lebih mengutamakan pada pentingnya penguasaan bahan bagi siswa dan pada umumnya yang dikembangkan melalui pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher-centered). Namun seiring dengan pergeseran teori dan cara pandang dalam pembelajaran, tujuan pembelajaran yang semula lebih memusatkan pada penguasaan bahan, selanjutnya bergeser menjadi penguasaan kemampuan siswa atau biasa dikenal dengan sebutan penguasaan kompetensi atau performansi.
Dalam praktik pendidikan di Indonesia, pergeseran tujuan pembelajaran ini terasa  lebih mengemuka sejalan dengan munculnya gagasan penerapan Kurikulum  Berbasis Kompetensi.
Selanjutnya, W. James Popham dan Eva L. Baker menegaskan bahwa seorang guru profesional harus merumuskan tujuan pembelajarannya dalam bentuk perilaku siswa yang dapat diukur yaitu menunjukkan apa yang dapat dilakukan oleh siswa tersebut sesudah mengikuti pelajaran.
Dalam sebuah perencanaan pembelajaran tertulis (written plan/RPP), untuk merumuskan tujuan pembelajaran tidak dapat dilakukan secara sembarangan, tetapi harus memenuhi beberapa kaidah atau kriteria tertentu.
W. James Popham dan Eva L. Baker (2005)  menyarankan dua kriteria yang harus dipenuhi dalam memilih tujuan pembelajaran, yaitu:
a.       Preferensi nilai guru yaitu cara pandang dan keyakinan guru mengenai apa yang penting dan seharusnya diajarkan kepada siswa serta bagaimana cara membelajarkannya; dan
b.      Analisis taksonomi perilaku sebagaimana dikemukakan oleh Bloom di atas. Dengan menganalisis taksonomi perilaku ini, guru akan dapat menentukan dan menitikberatkan bentuk dan jenis pembelajaran yang akan dikembangkan, apakah seorang guru hendak menitikberatkan pada pembelajaran kognitif, afektif ataukah psikomotor.
Rumusan tujuan merupakan pernyataan tentang hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh setiap siswa. Lebih tepatnya, kemampuan baru apa yang seharusnya dikuasai siswa pada akhir pelajaran. Rumusan tujuan bukan merupakan pernyataan tentang apa yang direncanakan guru untuk dilaksanakan dalam pembelajaran tetapi tentang apa yang seharusnya siswa peroleh dari suatu pelajaran.
4.      Tujuan Pembelajaran di SD/MI
Pembelajaran di SD/MI bertujuan memberikan bekal kemampuan dasar baca, tulis, hitung, pengetahuan, dan keterampilan dasar yang bermanfaat bagi siswa sesuai dengan tingkat perkembangan serta mempersiapkan mereka untuk mengikuti pendidakan di SMP. Terkait dengan tujuan memberikan bekal kemampuan dasar baca tulis, maka peran pendidikan mampu memberikan bekal pada kemampuan dasar baca tulis mulai pada tahap keterwacanaan (di kelas-kelas awal), sampai pada tercapainya kemahirwacanaan (di kelass-kelas tinggi).[16]
Membaca merupakan suatu keterampilan untuk meningkatkan daya nalar seseorang. Artinya, baha daya berpikir seseorang banyak ditentukan oleh kultur membacanya secara makro, membaca juga bedampak terhadap kualitas pembangunan bangsa dan negara. Sebagaimana suatu adagium yang kita maklumi baha maju mundurnya suatu negara bergantung pada m,inat dan kultur membaca.
Minat dan kultur membaca di negara Barat di kawasan Asia Tenggara (ASEAN), seperti : Singapura, Thailand, Filipina, Malaysia lebih baik dibandingkan dengan negara Indonesia. Di Indonesia, minat baca masyarakat maih rendah, yang otomatis beakibat pada sumber daya manuia yang rendah pula. Padahal, minat itu merpakan kunci utama dalam belajar, termasuk minat membaca. Pendeknya, tidak akan ada proses belajara atau mmembaca tanpa minat (no learning withoun inteet).[17]
Problematika rendahnya minat membaca juga telihat dari poduk buku yang dipublikasikan baik secara kuantita maupun kualitas. Ini sangat berkaitan dengan minat membaca masyarakat kita yang secara logika akn berimba kepada kultu membaca dan tentu saja berkibat pula kepad kemampuan membaca itu sendii, bahkan selanjutnya sangat berpengaruh tehadap minat menulis.
Pemahaman terhadap bacaan dapat dipandang sebagai suatu proses yang bergulir terus-menerus dan berkelanjutan. Membaca pemahaman sebagai proses memecayai bahwa upaya memahami bacaan sudah tejadi ketika kita belum membaca buku apa pun. Kmudian, pemahaman itu menapaki tahapan yang berbeda dan terus berubah saat baris demi baris, kalimat demi kalimat, paragraf demg paragraf dari bacaan itu, yakni ketika menutup buku, novel, atau apa saja. Apakah pemahaman sampai disini? Belum, proses pemahaman terus berlangsung bahkan setelah proses membaca telah selesai. Agara meningkatkan pemahaman dalam diri siswa itu terjadi, guru perlu menciptakan kondii yang memungkinkan interaksi beberapa pihak dapat tejadi, untuk itu, guru harus membuat perencanaan yang mantap.
Rendahnya minat baca menjadi problem yang dihadapi bangsa kita. Hal ini terlihat dari tertinggalnya kualitas DM kita oleh negara-egara tetanga, an ini menunjukkan kualitas pendidikan kita lebih rendah dibandingkan mereka. Salah satunya adalah akibat dari kebiasaan membaca yang sangat rendah dan ini berakibat fatal kepada kualitas SDM-nya sendiri, sebab kepintaran daya nalar seseorang salah satu kunci utamanya ditentukan oleh frekuensi dan banyaknya buku yang dibaca (kultur membaca).
Di SD/MI, bagi pembaca pemula yang dimulai pada kelas 3 dan serusnya, misalnya penerapan strategi Directed Reading Thinking Activiy (DRTA) dianggap yang palang efektif. Karena strategi individual dan menekankan pada pengembangan proses berpikir tigggi. Selain itu, strategi ini melibatkan pemahaman aktif dan pertukaran gagasan diantara para pembelajar serta sangat efektif dalam mengarahkan dinamika sosial yang terjadi dalam kelompok pembelajar.[18]
4.      Tujuan Pembelajaran sebagai Kontrak Antara Guru dan Siswa
Tanpa tujuan pembelajaran yang eksplisit, siswa tidak akan tahu apa yang diharapkan dari mereka. Apabila tujuan dinyatakan dengan jelas dan spesifik, pembelajaran dan pengajaran menjadi berorientasi pada tujuan.
Sesungguhnya, pernyataan tujuan dapat dipandang sebagai suatu kontrak antara guru dan siswa. Inilah tujuan pembelajarannya. Tugas saya sebagai guru adalah menyediakan aktivitas pembelajaran yang cocok untuk pencapaian tujuan itu. Tanggung jawab kamu sebagai siswa adalah berpartisipasi dengan sungguh-sungguh dalam aktivitas pembelajaran itu.”
5.      Manfaat Tujuan Pembelajaran
Dalam Permendiknas RI No. 52 Tahun 2008 tentang Standar Proses disebutkan bahwa tujuan pembelajaran memberikan petunjuk untuk memilih isi mata pelajaran, menata urutan topik-topik, mengalokasikan waktu, petunjuk dalam memilih alat-alat bantu pengajaran dan prosedur pengajaran, serta menyediakan ukuran (standar) untuk mengukur prestasi belajar siswa.
Upaya merumuskan tujuan pembelajaran dapat memberikan manfaat tertentu, baik bagi guru maupun siswa. Nana Syaodih Sukmadinata mengidentifikasi 4 (empat) manfaat dari tujuan pembelajaran, yaitu:
a.       Memudahkan dalam mengkomunikasikan maksud kegiatan belajar mengajar kepada siswa, sehingga siswa dapat melakukan perbuatan belajarnya secara  lebih mandiri;
b.      Memudahkan guru memilih dan menyusun bahan ajar;
c.       Membantu memudahkan guru menentukan kegiatan belajar dan media pembelajaran;
d.      Memudahkan guru mengadakan penilaian.[19]

C.    Tujuan dan Manfaat Pembelajaran Bahasa Inggris pada Siswa SD/MI
1.      Tujuan Pembelajaran Bahasa Inggris pada Siswa SD/MI
Pembelajaran Bahasa Inggris pada tingkat SD/MI Bahasa Inggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan dan tulis. Berkomunikasi adalah memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan buaya. Kemampuan berkomunikasi dalam pengertian yang utuh adalah kemampuan berwacana, yakni kemampuan memahami dan menghasilkan teks lisan dan tulis yang direalisasikan dalam 4 keterampilan berbahasa yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Bahasa Inggris diarahkan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan tersebut agar lulusan mampu berkomunikasi dan berwacana dalam bahasa Inggris pada tingkat literasi tertentu. Tingkat Literasi mencakup performative, fungsional, infomational dan epistemic.
Pada tingkat performative, orang mampu membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara dengan simbol-simbol yang digunakan. Pada tingkat functional, orang mampu menggunakan bahasa untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seperti membaca surat kabar, manual atau petunjuk. Pada tingkat informational, orang mampu mengakses pengetahuan dengan kemampuan berbahasa, sedangkan pada tingkat epistemic orang mampu mengungkapkan pengetahuan kedalam bahasa sasaran.
Pembelajaran bahasa Inggris ditargetkan agar peserta didik dapat mencapai tingkat finctional, yakni berkomunikasi secara lisan dan tulis untuk menyelesaikan masalah seharihari. Diharapkan dapat mencapai tingkat informational karena mereka disiapkan untuk melanjutkan pendidikannya keperguruan tinggi. Tinggi literasi epistemic dianggap terlalu tinggi untuk dapat dicapai oleh peserta didik karena bahasa Inggris di Indonesia merupakan
bahasa asing.
Adapun tujuan dan ruang lingkup pembelajaran bahasa inggris bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
a.       Mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisan dan tulis untuk mencapai tingkat literasi functional.
b.      Memiliki kesadaran tentang hakekat dan pentingnya bahasa Inggris untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam masyarakat global.
c.       Mengembangkan peserta didik tentang keterkaitan antara bahasa dengan budaya.
Sebagai bahasa asing dan terkait dengan pendidikan anak-anak secara umum tujuan adanya bahasa Inggris di kurikulum sekolah dasar tidaklah sama dengan tingkat pendidikan diatasnya. Sebaiknya tujuan pengajaran bahasa Inggris untuk anak-anak adalah mempersiapkan anak secara kebahasaan, secara mental dan budaya untuk mempelajari bahasa asing.
Tujuan belajar bahasa secara umum adalah belajar untuk berkomunikasi, tetapi untuk anak-anak Indonesia perlu disertakan tujuan yang didasarkan pada wawasan kebangsaan.
a.       Menimbulkan kesadaran terhadap bahasa ibu, bahasa nasional dan bahasa Inggris
b.      Mengembangkan sikap positif terhadap makna belajar bahasa 
c.       Menemukan dan mengembangkan sikap positif terhadap budaya, baik lokal, nasional maupun internasional serta perbedaan yang dibawanya.
Pembelajaran bahasa Inggris di SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
a.       Mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisan terbatas untuk mengiringi tindakan (language accompanying action
b.      Memiliki kesadaran tentang hakikat dan pentingnya bahasa Inggris untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam masyarakat global.
Berdasarkan hal tersebut, pembelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar diarahkan mempersiapkan siswa agar memiliki kemampuan berbahasa Inggris sebagai bekal mempelajari bahasa Inggris di jenjang berikutnya. Kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Inggris untuk menunjang kegiatan kelas dan sekolah
Kemampuan atau kompetensi bahasa Inggris yang harus dimiliki siswa sekolah tercantum dalam Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 yaitu tentang standar kompetensi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah. Berikut ini pemaparan Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKLSP) untuk mata pelajaran bahasa Inggris.
a.       Mendengarkan
Memahami instruksi, informasi, dan cerita sangat sederhana yang disampaikan secara dalam konteks kelas, sekolah, dan lingkungan sekitar.
b.      Berbicara
Mengungkapkan makna secara lisan dalam wacana interpersonal dan transaksional sederhana dalam bentuk instruksi dan informasi dalam konteks kelas, sekolah, dan lingkungan sekitar.
c.       Membaca
Membaca nyaring dan memahami makna dalam instruksi, informasi, teks fungsional pendek, dan teks deskriptif bergambar sangat sederhana yang disampaikan secara tertulis konteks kelas, sekolah, dan lingkungan sekitar.
d.      Menulis
Menuliskan kata, ungkapan, dan teks fungsional pendek sangat sederhana dengan ejaan tanda baca yang tepat.
Keempat kompetensi ini merupakan empat keterampilan berbahasa Inggris yang digunakan untuk berkomunikasi dan berwacana dalam bahasa Inggris. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Inggris diarahkan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan tersebut dengan program pembelajaran yang disusun oleh setiap satuan pendidikan.
Namun dibalik semua itu, tujuan inti dari pembelajaran bahasa apapun adalah belajar komunikasi.
Selain itu tujuan pembelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Dasar, yaitu :
a.       Memahami instruksi, isi-isi cerita naratif,kalimat-kalimat, dan berita yang disampaikan melalui media audio-visual.
b.      Menyampaikan pertanyaan, instruksi, pesan, ide, dll. Dengan susunan kalimat dan pengucapan yang benar.
c.       Mempresentasikan ide dengan memanfaatkan berbagai media komunikasi dengan memahami metode presentasi yang tepat.
d.      Memahami bahan bacaan dan istilah-istilah yang sesuai dengan bidang studinya dengan menggunakan tekhnik membaca yang beragam.
e.       Menulis ide,pendapat, pesan, dan cerita dalam kalimat-kalimat yang benar dan baik.
f.       Menilai media visual singkat ke dalam bentuk verbal dan non-verbal (membuat resensi dan film review secara sederhana).
g.      Menggunakan kaidah bahasa yang tepat dan terintegrasi dalam aspek bahasa secara keseluruhan.
            Cara pemberian pelajaran terhadap anakpun harus di sampaikan dengan cara yang tepat. Pembelajaran yang di berikan pada seorang anak yang masih duduk di bangku SD/MI, sudah seharusnya diperkenalkan dengan kegiatan yang sesuai dengan dunia anak. Misalnya, belajar kosakata dan kalimat sederhana tentang apa yang ada di sekitarnya atau belajar sambil menggambar, menyanyi, bermain, dan berceritera. Namun pada kenyataannya anak-anak SD/MI sering di tugasi untuk menerjemahkan kalimat-kalimat yang sulit, mencatat bahasa dengan istilah-istilah yang tidak dimengerti oleh siswa dan pekerjaan rumah yang serinng tidak jelas perintahnya sehingga ada jawaban yang rancu.
            Dan yang paling mengkhawatirkan adalah penggunaan pengajar yang tidak kompeten terutama di kalangan SD/MI. Menurut Andrea Candra, bahwa Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan ( LPTK ) yang bertanggung jawab atas pendidikan tenaga kependidikan, tidak memiliki program pendidikan tanpa tenaga kependidikan yang memilikikewenangan mengajar bahasa Inggris di SD/MI. Sebelum adanya kurikulum kependidikan yang berlaku secara Nasional Tahun 1994, LPTK diarahkan untuk menghasilkan tenaga pengajar untuk SMA. Jangankan untuk SD/MI, untuk sekolah menengah kejuruan atau SMK dan SLTP pun LPTK tidak siap. Ini berarti bahwa penyelenggaraan pengajaran Bahasa Inggris di SD/MI tidak ditangani oleh guru yang memanng kompeten. Padahal guru yang kompeten adalah salah satu faktor yang cukup mempengaruhi kesuksesan seorang siswa dalam berbahasa Asing. Karena pada jenjang inilah seorang siswa akan memiliki pandangan terhadap Bahasa Asing tersebut dan apapun yang dipelajari di SD/MI akan berpengaruh pada jenjang selanjutnya.
Alexei A.leontiev dalam bukunya Psycology and The Language Learning Process (1989) mengemukakan mengenai belajar bahasa pada masa kanak-kanak bahwa “Language Learning in anearly age of a child (6-12 years old) has a deceptive effect.His Language development will be greatly effected by his experience in learning the language.When he has undergone the right track of learning his language esquistion will develop smoothly dalam (Andrea Candra ).”
Alexei A.leontiev dalam bukunya Psycology and The Language Learning Process mengemukakan mengenai belajar bahasa pada masa kanak-kanak bahwa “Pembelajaran bahasa pada usia kanak-kanak (6-12 tahun) berdampak baik. Perkembangan bahasanya akan sangat mempengaruhi latihannya dalam berbahasa. Ketika dia menjalani pembelajaran bahasa yang sesungguhnya dia akan cepat mahir dan lancar.
Berdasarkan pendapat Leontiev ini kita dapat menyimpulkan bahwa pembelajaran bahasa, khususnya bahasa asing, harus diajarkan sesuai dengan tuntutan pembelajaran anak. Dan untuk melakukan hal tersebut, di perlukan guru yang benar-benar kompeten. Akan tetapi hal tersebut masih sulit dilaksanakan di sekolah dasar. Dengan tidak tersedianya guru Bahasa Inggris di SD/MI, strategi belajar-mengajar yang benar dan sesuai dengan kebutuhan pembelajaran siswa juga tidak bisa di kembangkan.
Kalaupun pandanngan Leontiev dijadikan acuan, maka dapat di prediksikan bahwa pembelajaran bahasa inggris di SLTP dan SMU pun tidak dapat mencapai tujuan yang di inginkan. Dan akibat yang lebih buruk adalah kesalahan di SD/MI akan di bawa hingga di SLTP dan SMU. Selain itu keinginan siswa untuk belajar Bahasa Inggris akan sulit berkembang karena memiliki dasar yang kurang dan pengalaman yang urang menyenangkan saat pembelajaran di SD/MI.
Dari semua pemaparan diatas dapat di pastikan bahwa pembelajaran bahasa asing terutama bahasa inggris dikatakan penting karena sangat mempengaruhi terhadap masa yang akan datang karena semakin maju jaman, maka semakin penting pula bahasa asing itu terutama bahasa inggris karena bahasa inggris merupakan bahasa universal. Namun, semakin majunya jaman mungkin saja di masa yang akan datang bukan hanya bahasa inggris yang perlu di kuasai akan tetapi tidak menutup kemungkinan bahasa-bahasa lain juga akan sama pentingnya dengan bahasa inggris.[20]
Tujuan pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa Inggris dalam Kurikulum yang berlaku saat ini mencakup :
1.      Mengembangkan kemamupuan berkomunikasi dalam bahasa tersebut baik lisan maupun tulis. Kemampuan tersebut meliputi mendengarkan (listening), berbicara (speaking), membaca (reading), dan menulis (writing).
2.      Menumbuhkan kesadaran akan hakikat dan pentingya bahasa Inggris sebagai salah satu bahasa asing untuk menjadi alat utama belajar.
3.      Mengembangkan pemahaman keterkaitan antara bahasa dan budaya serta memperluas cakrawala budaya. Dengan demikian siswa memiliki wawasan lintas budaya dan melibatkan diri dalam keragaman budaya.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa Inggris diperlukan saling keterkaitan antar komponen dalam kurikulum, yakni tujuan pembelajaran yang dalam konteks kurikulum saat ini dan sejalan dengan Standar Isi yang diatur dalam Peraturan Pemerintah No.19, dinyatakan dalam bentuk rumusan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang selanjutnya dirumuskan secara spesifik dalam bentuk indikator-indikator yang digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam memlih dan mengembangkan komponen kurikulum lainnya, yakni bahan ajar, kegiatan pemelajaran, dan evaluasi pemelajaran. Keempat komponen utama kurikulum ini dalam Kurikulum Mata Pelajaran Bahasa Inggris yang berlaku saat ini harus secara eksplisit dicakup dalam silabus mata pelajaran Bahasa Inggris yang dikembangkan baik untuk kepentingan pembelajaran di kelas maupun untuk pengembangan bahan ajar. Dalam petunjuk guru ini keempat komponen tersebut dicoba dipetakan dengan mengacu kepada kurikulum tersebut.[21]
2.      Manfaat Pembelajaran Bahasa Inggris pada Siswa SD/MI
Kita semua tahu bahwa bahasa inggris digunakan secara internasional. Artinya masyarakat yang berasal dari beragam latar belakang goegrafi, agama dan kultur telah memiliki suatu media yang disepakati untuk berkomunikasi satu sama lainnya, yaitu Bahasa Inggris. Sehingga jika ingin berwawasan dan berpengetahuan luas maka bahasa inggris adalah sesuatu yang sangat penting untuk dipelajari. Bahasa Inggris memberi ruang gerak yang seluas-luasnya kepada kita untuk larut menjadi bagian dari komunitas global masyarakat dunia. Bahkan pada bidang-bidang tertentu bahasa inggris mutlak sangat diperlukan. Oleh sebab itu, kita sebagai guru di sekolah dasar sudah sepatutnya mengenalkan bahasa inggris kepada siswa sejak usia dini. Dengan metode yang tepat belajar bahasa inggris akan terasa menyenangkan yang akan menambah wawasan mereka dalam bermain.
Di Indonesia, bahasa inggris telah lama diajarkan di semua sekolah menengah dan atas baik negeri maupun swasta. Sejak kelas tujuh sampai kelas dua belas, bahasa inggris menjadi mata pelajaran pokok sejajar dengan mapel bahasa Indonesia dan matematika. Oleh karena itu, pada ujian akhir nasional (UAN) SMP maupun SMA, bahasa inggris termasuk salah satunya yang diujikan. Dalam beberapa tahun terakhir ini, bahasa inggris juga telah diajarkan di sekolah dasar sebagai muatan lokal. Para siswa kelas 3 sampai kelas 6 menerima pelajaran bahasa inggris selama beberapa jam pelajaran dalam seminggu. Sebagai bahasa internasional, memang sudah sepatutnya kalau Bahasa Inggris diajarkan sejak dini. bahkan dibeberapa sekolah TK, para siswanya diberi pelajaran bahasa inggris walaupun dalam tingkat pemula. Anak-anak TK di ajari menyanyi yang terkadang lirik lagunya di campur dengan bahasa inggris meskipun masih basic sekali, menghafal nama bilangan dan nama warna dalam bahasa inggris. Bahasa inggris di sekolah dasar memang merupakan muatan lokal, tetapi hal itu sangat bermanfaat untuk mereka di era globalisasi seperti ini. Kebijakan memasukkan bahasa inggris sebagai muatan lokal SD/MI merupakan langkah maju. Ketika anak lulus SD/MI masuk ke jenjang yang lebih tinggi, bahasa inggris sudah tidak asing lagi.
Pendidikan bahasa inggris di SD/MI dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan berbahasa yang disertai dengan tindakan. Dalam pendidikan sekolah dasar Bahasa Inggris digunakan untuk interaksi dan bersifat “here and now”. Topik pembicaraannya berkaitan dengan hal-hal yang berada dalam konteks situasi. Dalam hal ini siswa di ajak untuk latihan berinteraksi dengan pasangan temannya, agar siswa SD/MI tidak kesulitan dalam melafalkan Bahasa Inggris karena pada dasarnya pembelajaran bahasa harus sering berlatih untuk diucapkan dan bisa luwes dalam pengucapannya.
Memasuki era globalisasi atau yang lebih dikenal dengan pasar bebas, menuntut setiap individu untuk mempersiapkan sumber daya yang handal, terutama dibidang IPTEK. Untuk mengetahui hal tersebut, dibutuhkan pengetahuan yang memadai dalam menghadapi tuntutan dunia global yang bersaing dengan ketat. Disini peran bahasa inggris sangat penting sekali dalam menguasai ilmu komunikasi dan berinteraksi langsung dengan dunia global.
Dengan memberikan pembelajaran Bahasa Inggris terhadap anak sekolah dasar, anak akan lebih tau tentang dunia global itu seperti apa, dengan satu bahasa yaitu bahasa Inggris, anak bisa berkeliling dunia, karena bahasa inggris telah digunakan diberbagai negara meskipun sebagai bahasa kedua setelah bahasa resmi dimasing-masing negara. Pembelajaran bahasa inggris mungkin manfaatnya belum bisa begitu terlihat ketika si anak masih berada di sekolah dasar, tetapi itu akan sangat bermanfaat sekali untuk masa depan si anak, untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang seterusnya, karena si anak sudah mendapatkan bekal di sekolah dasarnya. Bagi kita seorang guru harus mampu mengajarkan bahasa inggris yang benar dan tepat dan tentunya menyenangkan.
Hal ini agar si anak benar-benar memahami apa yang telah disampaikan oleh para guru. Anak-anak SD/MI masih sangat polos sekali, mereka akan menganut dan menerima apa yang di berikan oleh gurunya. Sekali saja gurunya memberikan pengetahuan bahasa inggris yang salah atau kurang benar, sampai jenjang pendidikan berikutnya pun anak akan lebih cenderung mempertahankan apa yang telah didapatkan dari gurunya di sekolah dasar itu, meskipun yang diberikan guru itu kurang tepat. Oleh karena itu, sebagi guru harus memberikan pembelajaran Bahasa Inggris yang baik dan benar kepada anak, agar anak memiliki bekal yang tepat untuk menguasai bahasa inggris dengan baik.
Bahasa Inggris merupakan suatu bahasa yang sangat penting dalam dunia internasional terutama di era globalisasi sekarang ini. Bahasa Inggris digunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain diberbagai negara. Dengan menguasai bahasa inggris, orang akan bisa masuk dan mengakses dunia informasi dan teknologi. Dengan pengenalan bahasa inggris di sekolah dasar, maka siswa akan mengenal dan mengetahui Bahasa Inggris lebih awal. Sehingga, mereka akan mempunyai pengetahuan dasar yang lebih baik sebelum melanjutkan ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Seorang guru dapat memberikan bekal bagi siswa bahwa dengan menguasai bahasa Inggris maka bisa memberikan kesempatan yang lebih terbuka untuk mengembangkan diri guna memperoleh kesempatan yang lebih baik menghadapi persaingan lapangan kerja dan karir di masa yang akan datang. Bahasa Inggris telah menjadi suatu alat yang sangat menentukan bagi kelanjutan pendidikan, pekerjaan serta status sosial masyarakat.
Sebagai seorang guru juga harus memperhatikan metode yang digunakan dalam pengajaran Bahasa Inggris kepada siswa sekolah dasar, agar manfaat dari pengajaran itu benar-benar didapatkan oleh si anak. Misalnya saja guru menggunakan pendekatan komunikatif, artinya yang perlu ditonjolkan adalah interaksi dan komunikasi bahasa, bukan pengetahuan tentang bahasa. Belajar bahasa lebih efektif jika diajarkan secara alamiah, artinya dilakukan melalui komunikasi langsung dalam Bahasa Inggris yang sedang dipelajari. Kebutuhan utama siswa sekolah dasar dalam belajar bahasa adalah untuk berkomunikasi, maka tujuan umum pembelajaran bahasa adalah untuk mengembangkan siswa untuk berkomunikasi agar siswa bisa lancar dalam melafalkan bahasa inggris sebagai bekal dimasa depannya untuk menghadapi dunia global seperti saat sekarang ini. Pada intinya bahasa inggris sangat penting sekali dikenalkan kepada siswa sekolah dasar agar mereka lebih mengetahui dan memahami tentang Bahasa Inggris dan tidak merasa kesulitan ketika mendapatkan Bahasa Iggris dijenjang berikutnya, karena mereka sudah merasa tidak asing lagi dengan Bahasa Inggris.
Dalam garis besar pendidikan dasar di Indonesia, tujuan pendidikan dasar di Indonesia ialah mempersiapkan lebih awal pengetahuan dasar siswa sebelum melangkah ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Akhirnya kesimpulan utama alasan pengajaran bahasa Inggris diadakan di sekolah dasar ialah untuk memberikan pengetahuan penguasaan kosa kata yang banyak sehingga apabila siswa melanjutkan jenjang pendidikannya ke tingkat yang lebih tinggi mereka tidak akan mengalami kesulitan . oleh krena itu fokus utama dalam pengajaran bahasa Inggris ini menurut responden ialah penguasaan kosa kata. Dengan menguasai kosa kata yang banyak maka para siswa dapat dengan mudah menguasai keterampilan bahasa yang lain.[22]



[1] Sadirman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,  (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), cet ke-21, hlm 25
[2] Ibid, hlm 28
[3] Ibid., hlm. 29
[6]R. Ibrahim dan Nana Syaodih S, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta : Rineka Cipta, 2010), Cet. Ke.3, hlm 69
[7] Ibid, hlm 70
[8] Ibid., hlm. 71
[9] Iskandarwassid dan Sunendar Dadang, Strategi Pembelajaran Bahasa, ( Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA, 2011), Cet ke-3, hlm 202
[10] Ibid.,  hlm. 203
[11] Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, (Gorontalo : PT Bumi Aksara, 2006), Cet. Ke-1,  hlm 34
[12] Ibid., hlm. 35-37
[13] Ibid., hlm. 37-38
[14] Ibid., hlm. 38-39
[16] Ahmad Susanto, Teori Belajar Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta : Prenadamedia Group, 2012), hlm. 89
[17] Ibid., hlm. 90
[18] Ibid., hlm. 91
Tujuan dan Manfaat Pembelajaran Bahasa Inggris Tujuan dan Manfaat Pembelajaran Bahasa Inggris Reviewed by asarisolid on 2:38 AM Rating: 5

1 comment:

  1. Kami menyediakan jasa pembuatan Blower Keong, Blower Centrifugal, Blower Axialfan, Blower Industri, Blower Pabrik, Blower Direct, Blower Fanblet dan masih banyak blower lainnya,
    untuk info lebih lanjut hubungi kami di : 081112300319 / 081977000899 / 081112520816

    Kunjungi juga kami di :

    https://www.kontraktorducting.com/

    https://id.pinterest.com/kontraktorductingdanblower/

    https://twitter.com/kontraktorduct1

    https://www.bukalapak.com/u/partisiindonesia14

    https://www.tokopedia.com/partisiindonesia14

    https://jualblowerkarawang14.blogspot.com/#

    https://id.pinterest.com/blowerjakarta14/



    #jualblower #blowermurah #centrifualblower #axialfan #blowerportable #blowerkandangayam #blowerindustri #blowercustom blower ruangan | jual blower keong | blower harga | blower industri | blower fan | harga blower pabrik | blower industri | blower atap pabrik | jual exhaust pabrik | harga blower | harga blower | blower ducting | harga blower pabrik | blower industri | blower atap pabrik | jual exhaust pabrik | harga blower angin |blower ducting | blower pabrik sawit | harga blower pabrik | harga blower pabrikan | blower pada pabrik | blower pabrik rokok randegan | blower pabrik adalah | fungsi blower di pabrik | kegunaan blower pada pabrik | apa fungsi blower pada pabrik | blower industrial fan | blower industrial parts | blower keong mini | blower keong besar | blower keong adalah | harga blower angin keong | agen blower keong | blower keong bandung | harga blower keong besar | jual blower keong jogja | jual blower keong surabaya | blower keong centrifugal | blower keong cke | cari blower keong | blower di medan | jual blower keong di surabaya | jual blower keong di medan | jual blower keong di bandung | jual blower keong di malang | jual blower keong di bali | fungsi blower keong | fan blower keong | foto blower keong | gambar blower keong | blower keong harga | blower keong jogja | blower keong tangerang | ukuran blower keong | blower centrifugal fan | centrifugal blower design | centrifugal blower brand | centrifugal blower catalogue | centrifugal blower exhaust fan | centrifugal blower for dust collector | centrifugal blower for sale | centrifugal blower function | centrifugal blower impeller design | centrifugal blower impeller | centrifugal blower indonesia | centrifugal blower jual | blower centrifugal di jakarta | blower keong centrifugal | centrifugal blower price list | custom blower | custom blower pulleys | custom blower shafts | custom blower housings | custom blower intake | fan blower custom | pembuatan blower custom | blower keong centrifugal | blower keong besar

    ReplyDelete

ADS

referensimakalah. Powered by Blogger.