Pengertian, Tujuan, Fungsi, Jenis, Strategi Pembelajaran Akidah Ahlak



BAB I
PENDAHULUAN




A.      Latar Belakang

Upaya meningkatkan kualitas pembelajaran pada dasarnya merupakan pemilihan dan penetapan srategi pembelajaran yang optimal guna mencapai perolehan belajar sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Dalam kaitan ini, strategi penyampaian pembelajaran yang tetap merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien.
Pembelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu mata pelajaran PAI yang menekankan pada kemampuan memahami dan mempertahankan keyakinan/keimanan yang benar serta menghayati dan mengamalkan nilai-nilai asma’ul husna, serta penciptaan suasana keteladanan dan pembiasaan dalam mengamalkan akhlak terpuji dan adab islami melalui pemberian contoh-contoh perilaku dan cara mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. 
Dengan demikian, materi pendidikan Aqidah Akhlak bukan hanya mengajarkan pengetahuan tentang agama, akan tetapi bagaimana membentuk kepribadian siswa agar memiliki keimanan dan ketakwaan yang kuat dan kehidupanya dihiasi dengan akhlak yang mulia dimanapun mereka berada.
Oleh karena itu guru dalam hal ini guru PAI atau guru kelas dituntut untuk mengembangkan metode-metode pembelajaran yang dapat memperluas pemahaman peserta didik mengenai ajaran-ajaran agama, mendorong mereka untuk mengamalkannya dan sekaligus dapat membentuk akhlak dan kepribadiannya. Hal inilah yang melatar belakangi penulis dalam menyusun makalah ini.




B.       Rumusan Masalah
1.  Apa pengertian strategi pembelajaran akidah ahlak?
2.  Apa saja tujuan strategi pembelajaran akidah ahlak?
3.  Apa saja fungsi strategi pembelajaran akidah ahlak?
4.  Apa saja jenis-jenis strategi pembelajaran akidah ahlak?
5.  Strategi apa yang tepat dalam pembelajaran akidah ahlak?

C.      Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian strategi pembelajaran akidah ahlak.
2.      Untuk mengetahui apa saja tujuan strategi pembelajaran akidah ahlak.
3.      Untuk mengetahui apa saja fungsi strategi pembelajaran akidah ahlak.
4.      Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis strategi pembelajaran akidah ahlak.
5.      Untuk mengetahui Strategi apa yang tepat dalam pembelajaran akidah ahlak.



BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Strategi Pembelajaran Akidah Ahlak

Strategi adalah siasat melakukan kegiatan-kegiatan dalam pembelajaran yang mencakup metode dan teknik mengajar. Adapun yang dimaksud dengan metode adalah cara mengajar itu sendiri. Sedangkan yang dimaksud dengan teknik adalah cara melakukan kegiatan khusus dalam menggunaka suatu metode tertentu, seperti teknik bertanya, teknik menjelaskan, dan sebagainya. Pembelajaran adalah suatu proses yang kompleks ( rumit ) dengan maksud memberi pengalaman belajar kepada siswa sesuai dengan tujuan. Tujuan yang hendak dicapai sebenarnya merupakan acuan dalam penyelenggaraan proses pembelajaran.[1]
Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif.[2]
Akidah adalah keyakinan/keimanan yang benar yang terealisasikan dalam perilaku ahlak mulia.
Jadi secara etimologis strategi pembelajaran akidah akhlak adalah suatu metode yang sadar dan terencana dalam menyiapkan dan memberi pengalaman belajar peserta didik untuk mengenal, memahami, mengahayati dan mengimani Allah dan merealisasikannya dalam perilaku ahlak mulia dalam kehidupan sehari-hari.

B.     Tujuan Strategi Pembelajaran Akidah Ahlak

Berdasarkan Permenag No 2 tahun 2008 Mata pelajaran Akidah Ahlak di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan untuk membekali peserta didik agar dapat :
1.    Menumbuh kembangkan aqidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang akidah Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT.
2.    Mewujudkan manusia yang berahlak mulia dan menghindari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam kehidupan individu maupun sosial, sebagai manifestasi dari ajaran dan nilai-nilai akidah islam.[3]

C.    Fungsi Strategi Pembelajaran Akidah Ahlak

1.      Memberikan pengetahuan dan bimbingan kepada siswa agar mau menghayati dan meyakini dengan keyakinan yang benar terhadap Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan Qadha Qadar-
Nya.
2.      Memberikan pengetahuan dan bimbingan kepada siswa agar mau menghayati dan mengamalkan ajaran Islam tentang ahlak, baik yang berkaitan dengan hubungan antara manusia dengan Allah, manusia dengan dirinya, dan manusia dengan alam lingkungannya.

Jika dilihat didalam Al Qur’an telah dijelaskan fungsi dari Akidah Ahlak yaitu:
1.      Sebagai dasar bertingkah laku umat manusia, sebagaimana tercantum dalam Q.S. An Najm ayat ; 3-4:
Dan Tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). (QS : An Najm, 3-4).

2.      Membimbing seseorang dalam bertingkah laku. Disini Rasululullah merupakan suri tauladan yang harus dicontoh sikap dan akhlaknya. Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah. (QS : Al-Ah Zaab, 21).[4]

D.    Jenis-jenis Strategi Pembelajaran Akidah Ahlak

Ada beberapa strategi pembelajaran yang adapat digunakan. Rowntree 1974) mengelompokkan kedalam strategi penyampaian penemuan atau exposition-discovery learning, dan strategi pembelajaran individual atau groups-individual learning.
            Dalam strategi exposition, bahan pelajaran disajikan kepada siswa dalam bentuk jadi dan siswa dituntut untuk menguasai bahan tersebut. Roy Killen menyebutnya dengan strategi pembelajaran langsung (direct instruction). Mengapa dikatakan strategi pembelajaran langsung ? sebab dalam strategi ini, materi pelajaran disajikan begitu saja kepada siswa, siswa tidak dituntut untuk mengolahnya, kewajiban siswa adalah menguasainya secara penuh. Dengan demikian, dalam strategi expositori guru berfungsi sebagai penyampai informasi. Berbeda dengan strategi discovery , dalam strategi ini bahan pelajaran dicari dan ditemukan sendiri oleh siswa dalam berbagai aktivitas, sehingga tugas guru lebih banyak sebagai fasilitator dan pembimbing bagi siswanya, karena sifatnya yang demikian strategi ini sering juga dinamakan strategi pembelajarantidak langsung.[5]
Strategi belajar individual dilakukan oleh siswa secara mandiri. Kecepatan, kelambatan dan keberhasilan pembelajaran siswa sangat ditentukan oleh kemampuan individu siswa yang bersangkutan .

 Bahan pelajaran serta bagaimana mempelajarinya didesain untuk belajar sendiri. Contoh dari strategi pembelajaran ini adalah belajar melalui modul, atau belajar bahasa melalui kaset audio.
Berbeda dengan strategi pembelajaran individual, belajar kelompok dilakukan secara beregu. Sekelompok siswa diajar oleh seorang atau beberapa orang guru. Bentuk belajar kelompok itu bisa dalam pembelajaran kelompok besar atau pembelajaran klasikal atau bisa juga siswa belajar dalam kelompok kelompok kecil semacam buzz group. Strategi kelompok tidak memperhatikan kecepatan belajar individual. Setiap individu dianggap sama, oleh karena itu belajar dalam kelompok dapat terjadi siswa yang memiliki kemampuan tinggi akan terhambat oleh siswa yang mempunyai kemampuan biasa-biasa saja, sebaliknya siswa yang memiliki kemampuan kurang akan merasa tergusur oleh siswa yang mempunyai kemampuan tinggi.
            Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi pembelajaran juga dapat dibedakan antara strategi pembelajaran deduktif dan strategi pembelajaran induktif. Strategi pembelajaran deduktif adalah strategi pembelajaran yang dilakukan dengan mempelajari konsep-konsep terlebih dahulu untuk kemudian dicari kesimpulan dan ilustrasi-ilustrasi, atau bahan pelajaran yang dipelajari dimulai  dari hal-hal yang abstrak, kemudian secara perlahan-lahan menuju hal yang konkrit. Strategi ini disebut juga strategi pembelajaran dari umum ke khusus. Sebaliknya dengan strategi induktif, pada strategi ini bahan yang dipelajari dimulai dari hal-hal yang konkret atau contoh-contoh yang kemudian secara perlahan siswa dihadapkan pada materi yang kompleks dan sukar. Strategi ini kerap dinamakan strategi pembelajaran dari khusus ke umum.[6]

E.     Strategi Pembelajaran Akidah Ahlak yang tepat

Secara umum, belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku, akibat interaksi individu dengan lingkungan. Jadi perubahan perilaku adalah hasil belajar. Artinya seseorang dikatakan telah belajar, jika ia dapat melakukan sesuatu yang tidak dapat dilakukan sebelumnya. Akidah Ahlak merupakan mata pelajaran yang memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempraktikan akhlak al karimah dan adab islami dalam kehidupan sehari-hari sebagai manifestasi dari keimanannya kepada Allah SWT, malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, serta Qada dan Qadar.
Namun demikian untuk mencapai tujuan ( peningkatan keimanan dan pembentukan akhlak al karimah ) tersebut tidaklah mudah, diperlukan strategi / metode yang tepat dalam proses pembelajarannya.
Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai model atau pendekatan pembelajaran bergantung pada karakteristik pendekatan atau strategi yang dipilih. Misalnya metode tanya jawab, diskusi, eksperimen dan lain-lain. Maksud istilah pendekatan dalam kajian ini ialah pendekatan terhadap seluruh unsur terkait dalam pembelajaran.
Metode pembelajaran dewasa ini pada umumnya menggunakan pendekatan sistem ( system approach ). Dengan pendekatan ini pembelajaran dipandang sebagai suatu sistem. Suatu sistem mempunyai sejumlah komponen yang saling berinteraksi dan berhubungan dalam rangka mencapai tujuan. Sistem pembelajaran juga mempunyai sejumlah komponen, yaitu materi, metode, alat, dan evaluasi. Semua komponen itu saling berhubungan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.
Metode pembelajaran dapat ditetapkan oleh guru dengan memperhatikan tujuan dan materi pembelajaran. Pertimbangan pokok dalam menentukan metode pembelajaran terletak pada keefektifan proses pembelajaran. Tentu saja orientasi kita adalah kepada siswa belajar. Jadi metode pembelajaran ang digunakan pada dasarnya hanya berfungsi sebagai bimbingan agar siswa belajar.

1.      Pendekatan Contextual Teaching and Learning
Pembelajaran Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning ( CTL ) yaitu suatu pendekatan yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengaplikasikan apa yang dipelajarinya di kelas. Pembelajaran kontekstual terfokus pada perkembangan ilmu, pemahaman, keterampilan siswa, dan juga pemahaman kontekstual siswa tentang hubungan mata pelajaran yang dipelajarinya dengan dunia nyata. Pembelajaran akan bermakna jika guru lebih menekankan agar siswa mengerti relevansi apa yang mereka pelajari di sekolah dengan situasi kehidupan nyata dimana isi pelajaran akan digunakan.
Dengan demikian pembelajaran kontekstual mengutamakan pada pengetahuan dan pengalaman atau dunia nyata ( Real Word Learning ), berpikir tingkat tinggi, berpusat pada siswa, siswa aktif, kritis, kreatif, memecahkan masalah, siswa belajar menyenangkan, mengasyikkan, dan tidak membosankan.

2.      Penerapan Pembelajaran Kontekstual
Penerapan pembelajaran kontekstual melibatkan tujuh tugas utama
pembelajaran efektif. Tujuh tugas utama tersebut antara lain :
a)      Konstruktivisme  yaitu mengembangkan pemikiran siswa akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan barunya.
b)      Bertanya, yaitu mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya. Melalui proses bertanya, siswa akan mampu menjadi pemikir yang handal dan mandiri. Mereka dirangsang untuk mampu mengembangkan ide/gagasan dan pengujian baru yang inovatif, mengembangkan metode dan teknik untuk bertanya, bertukar pendapat, dan berinteraksi.
c)      Menemukan ( inquiry ), yaitu melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiry untuk semua topik. Misalnya siswa diminta untuk mencari contoh-contoh kejadian-kejadian/ciptaan-ciptaan Allah yang menunjukkan bukti atau tanda Kebesaran, Kekuasaan dan Kemahaan Allah.
d)     Learning Commonity, yaitu menciptakan masyarakat belajar ( belajar dalam kelompok ). Siswa hidup dalam lingkungan masyarakat tempat tinggalnya atau di sekitar sekolah. Dengan demikian, masyarakat dapat dijadikan sumber daya untuk mengembangkan pemahaman pembelajaran kontekstual.
e)      Pemodelan ( Modeling ), yaitu menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran. Siswa akan mudah memahami dan menerapkan proses dan hasil belajar jika dalam pembelajaran guru menyajikan bentuk suatu model bukan hanya berbentuk lisan.
f)       Refleksi ( Reflection ), yaitu melakukan refleksi akhir pertemuan pembelajaran. Refleksi ini merupakan ringkasan dari pembelajaran yang telah disampaikan guru. Siswa mengungkapkan, lisan maupun tulisan apa yang telah mereka pelajari. Refleksi ini bisa berbentuk kegiatan penulisan mandiri tentang sebuah ringkasan dari hasil pembelajaran yang telah diikutinya.
g)      Penilaian sebenarnya ( authentice assesment ), yaitu melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara, baik yang yang menyangkut aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik siswa.

3.      Metode Pembelajaran Kontekstual   
Metode yang dilakukan dalam pembelajaran kontekstual Akidah Akhlak adalah  ceramah, simulasi ( suri tauladan ) dan juga metode latihan dan pembiasaan.
a)         Metode Ceramah
Metode ceramah dapat dipandang sebagai suatu cara penyampaian pelajaran dengan melalui penuturan. Metode ceramah ini termasuk klasik. Namun penggunaannya sangat populer. Banyak guru memanfaatkan metode ceramah dalam mengajar.oleh karena pelaksanaannya sangat sederhana, tidak memerlukan pengorganisasian yang rumit.
Ceramah digunakan ketika menjelaskan pelajaran yang tentunya diikuti oleh contoh realitas kehidupan yang berkaitan dengan materi yang disampaikan, mulai dari peristiwanya, sebabnya dan juga akibat yang akan diterimanya kelak.
b)        Metode Simulasi / Suri Tauladan / Modelisasi
Metode simulasi ( contoh / suri tauladan ) adalah metode yang sangat tepat dalam pembelajaran Akidah Akhlak ini, karena walau bagaimanapun akhlak kita sebagai seorang pendidik akan menjadi contoh yang berarti untuk peserta didik. Sebagaimana Rosulpun memberi contoh kepada umatnya dalam gerak gerik kehidupan.  
c)         Metode Latihan dan Pembiasaan
Untuk meningkatkan keimanan dan akhlak sebagai manivestasi dari pembelajaran Akidah dan Akhlak diperlukan latihan dan pembiasaan secara berulang-ulang oleh guru di sekolah maupun oleh orang tua dirumah.  karena walau bagaimanapun kecakapan hidup siswa ( life skill ) perlu dibina dan dibiasakan untuk senantiasa berpikir dan berakhlak fositif. Disamping itu juga pembentukan akhlak al mahmudah  sangatlah sulit jika tidak dilatih dan dibiasakan.
Peranan orang tua dan lingkungan akan sangat menentukan sekali dalam hal ini. Jika siswa hidup dalam keluarga yang kurang baik akhlaknya, maka pendidikan disekolah mengenai akhlak tidak bisa terealisasikan karena anak akan melihat akhlak orang tua atau saudaranya yang lain, begitupun lingkungan. Oleh karena itu kerja sama antara sekolah, orang tua siswa, dan  para tokoh-tokoh masyarakat sangatlah diperlukan dalam pembinaan dan pembiasaan akhlak al mahmudah ini.[7]


 
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa upaya meningkatkan keberhasilan pembelajaran merupakan tantangan yang selalu dihadapi oleh setiap orang yang berkecimpung dalam profesi keguruan dan kependidikan. Banyak upaya telah dilakukan, banyak pula keberhasilan telah dicapai, meskipun disadari bahwa apa yang telah dicapai belum sepenuhnya memberikan kepuasan sehingga menuntut renungan, pemikiran dan kerja keras untuk memecahkan masalah tersebut.
Menganalisis upaya meningkatkan keberhasilan proses pembelajaran, pada intinya tertumpu pada suatu persoalan, yaitu bagaimana guru memberikan pembelajaran yang memungkinkan bagi siswa terjadi proses belajar yang efektif atau dapat mencapai tujuan yang dihasilkan. Oleh karena itu penentuan strategi dan pemilihan metode pembelajaran yang tepat adalah salah satu solusinya.
Salah satu strategi pembelajaran yang bisa dilakukan dalam pembelajaran Akidah Akhlak adalah  Pembelajaran Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning ( CTL ) yaitu suatu pendekatan yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengaplikasikan apa yang dipelajarinya di kelas.
Strategi ini dipilih karena dipandang cocok dengan tujuan pembelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah, karena berkaitan dengan pemahaman yang mencakup aspek kognitif ( pengetahuan/pemahaman ), Afektif ( sikap ) maupun Psikomotorik ( keterampilan ) siswa.

Saran
1.      Guru hendaknya dapat memilih, mengembangkan dan menggunakan strategi pembelajaran yang efektif dalam kegiatan proses pembelajaran.
2.      Guru hendaknya memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi pembalajaran dan karakteristik peserta didik.
3.      Orang tua hendaknya ikut membimbing dalam pembentukan, pemahaman dan penerapan akidah dan akhlak siswa karena waktu luang yang paling banyak adalah di rumah.
4.      Masyarakat hendaknya ikut memperhatikan dan menciptakan lingkungan yang sehat dan positif, karena faktor lingkungan ikut mempengaruhi pembentukan kepribadian dan akhlak siswa.
5.      Seluruh aspek ( pemerintah, masyarakat, sekolah, dan keluarga ) hendaknnya menjadi suri tauladan yang baik bagi anak-anak.


[1] Hisyam Zaini, Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta; CTSD, 2007), hal.48
[2] Khalimi, Pembelajaran Akidah Dan Akhlak, (Jakarta; Direktorat Jendral Pendidikan Islam, 2009) cet ke-1, hal.88
[3]Kementerian Agama RI, Standar Kompetensi (Sk) Dan Kompetensi Dasar (Kd) Matapelajaran Pendidikan Agama Islam Dan Bahasa Arab Madrasah Ibtidaiyah, (Jakarta; SK Kemenag, 2008)
[4]Khalimi, Op.Cit., hal.118
[5] Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta; Kencana, 2006), hal.128
[6]Ibid., hal.129
[7] Anwar Cecep, Silabus Mata Kuliah Pembelajaran Akidah Akhlak Di Madrasah, (Bandung; UIN SGD, 2012), hal.67

Pengertian, Tujuan, Fungsi, Jenis, Strategi Pembelajaran Akidah Ahlak Pengertian, Tujuan, Fungsi, Jenis, Strategi Pembelajaran Akidah Ahlak Reviewed by SDIT AR RAHMAN JATI AGUNG LAMPUNG SELATAN on 12:59 AM Rating: 5

No comments:

ADS

referensimakalah. Powered by Blogger.