RPP dan SILABUS

BAB I
PENDAHULUAN



A.      Latar Belakang Masalah
Pengembangan silabus dan pengembangan RPP sangat urgen untuk kita pelajari karena dengan mengetahui kedua hal tersebut bisa lebih memudahkan pendidik untuk melaksanakan kegiatan proses pembelajaran.
Adapun dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 19 ayat (3) menyebutkan setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Selanjutnya pada pasal 20 disebutkan  perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.
Untuk mengembangkan Silabus maupun RPP dengan baik kita memerlukan pedoman-pedoman. Misalnya untuk  standar kompetensi dan Kompetensi dasar  sudah pasti kita harus menyiapkan Permendiknas nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi.
Pengembangan materi ajar kita perlu membaca panduan pengembangan bahan ajar. Dalam menentukan metode pembelajaran kita harus paham jenis metode, kelebihan dan kekurangannya. Pengembangan penilaian hasil belajar kita perlu membaca Permendinas 20 tahun 2007 tentang standar penilaian dan pedoman penilaian hasil belajar. Agar Silabus dan RPP yang disusun para guru sesuai standar maka perlu dibuat instrumen penilaiannya.[1]


B.       Rumusan Masalah
1.      Bagaimana Asal-Usul Perencanaan Pembelajaran ?
2.      Bagaimana Pengembangan Silabus ?
3.      Apa Saja Langkah-Langkah Pengembangan Silabus ?
4.      Apa Hakikat Perencanaan Pembelajaran ?

C.      Tujuan
1.      Untuk Mengetahui Asal-Usul Perencanaan Pembelajaran
2.      Untuk Mengetahui Pengembangan Silabus
3.      Untuk Mengetahui Langkah-Langkah Pengembangan Silabus
4.      Untuk Mengetahui Hakikat Perencanaan Pembelajaran


BAB II
PEMBAHASAN

A.      Asal Usul Perencanaan Pendidikan
Dalam banyak literatur yang dikaji dan dipelajari menjelaskan bahwa asal usul perencanaan pendidikan dimulai dari sejak zaman kuno, di mana pada masa itu para ahli filsafat dan ahli pendidikan sudah memiliki gagasan tentang perencanaan pendidikan yang bersifat spekulatif seperti yang dikemukakan Xenepon dalam “Konstitusi Lacedaemonian” yang menunjukkan kepada orang-orag Athena bahwa bangsa Sparta pada 2500ntahun yang lalu telah merencanakan pendidikannya untuk tujuan militer, sosial, dan ekonomi mereka.
Kemudian, Plato dalam bukunya “Republic” membuat suatu perencanaan pendidikan yang dapat memenuhi kebutuhan pemimpin dan kebutuhan politik bangsa Athena. Tujuan pendidikan yang diusulkan Plato adalah untuk kebahagiaan individu dan kesejahteraan negara, sehingga tugas pendidikan pada waktu itu adalah untuk mencapai kebahagiaan individu dan kesejahteraan negara melalui lembaga-lembaga sosial di mana masing-masing individu harus menyesuaikan dengan tujuan itu melalui proses seleksi.[2]
Selanjutnya pada masa dinasti Han di Cina dan kebudayaan Inca dan Peru telah dikenal adanya perencanaan pendidikan. Perencanaan pendidikan pada masa itu disusun dengan tujuan untuk memenuhi berbagai kebutuhan masyarakat. Hal ini membuktikan betapa pentingnya fungsi perencanaan pendidikan dalam kaitannya dengan sistem pendidikan dan tujuan masyarakat, sehingga dapat dilihat bahwa pendidikan adalah suatu alat yang sangat kuat untuk mencapai perubahan dan untuk mencapai kehidupan yang baik.
Dalam beberapa literatur disebutkan bahwa pada pertengahan abad ke-16, John Knot seorang berkebangsaan Scotlandia pernah mengusulkan suatu rencana untuk sistem persekolahan dan kursus-kursus nasional sehingga secara khusus bangsa Scotlandia memiliki suatu bentuk panduan antara kepuasan spiritual dan kesejahteraan sosial.
Kemudian pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19 di benua Eropa banyak diciptakan sistem dan slogan tentang pendidikan, seperti: “An Education Plan” dan “The Reform Teaching” yang dimaksudkan untuk pembaruan dan peningkatan sosial. Dan “Diderot Plan d’une Universite four le Goverment de Russie” yang dipersiapkan atas permintaan Catherina II (pemimpin Rusia pada waktu itu). Begitu juga di Polandia terdapat rencana yang disusun Rousseau yang menyatakan agar setiap warga negara Polandia memperoleh pendidikan.
Usaha modern dalam perencanaan pendidikan untuk membantu merealisasikan masyarakat baru ditemukan di Uni Soviet pada tahun 1923 dalam suatu dokumen yang disebut sebagai :”The First Five Year for the Young Soviet Union”. Walaupun metodologinya dianggap kuno jika dibandingkan dengan masa sekarang, tetapi rencana tersebut adalah merupakan permulaan dari proses perencanaan pendidikan yang komprehensif dan berkesinambungan yang dapat membantu mengubah suatu bangsa, dimana dari 2/3 jumlah penduduk Uni Soviet yang buta huruf pada waktu itu menjadi suatu bangsa yang sangat maju pendidikannya dalam jangka waktu kurang dari 50 tahun berikutnya.[3]

B.            Pengembangan silabus
1.             Pengertian silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan tema tertentu, yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, indikator, penilaian alokasi waktu, dan sumber belajar yang di kembangkan oleh setiap satuan pendidikan. Dalam pedoman umum pengembangan silabus, istilah silabus digunakan untuk menyebut suatu produk pengembangan kurikulum berupa penjabaran lebih lanjut dari SK dan KD yang ingin dicapai, dan materi pokok serta uraian materi yang perlu dipelajari peserta didik dalam rangka mencapai SK dan KD. [4]
Silabus bermanfaat sebagai pedoman dalam pegembangan pembelajaran lebih lanjut, seperti pembuatan rencana pembelajaran, pengelolaan sistem pembelajaran, dan pengembangan sistem penilaian.Silabus merupakan sumber pokok dalam penyusunan rencana pembelajaran, baik rencana pembelajaran untuk satu SK maupun satu SD.

2.             Prinsip Pengembangan Silabus
Dalam pengembangan silabus perlu diperhatikan prinsip-prinsip pengembangannya. Prinsip pengembangan silabus adalah sebagai berikut:
a.       Ilmiah. keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuwan.
b.      Relevan. cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional dan spiritual peserta didik.
c.       Sistematis. Komponen- komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi.
d.      Konsisten. adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara, kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar dan sistem penilaian.
e.       Memadai. Cakupan indikator, materi belajar, pengalaman belajar, sumber belajar dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.
f.       Aktual dan kontekstual. Cakupan indikator, materi belajar , pengalaman belajar, sumber belajar dan sistem genilaian memperhatikan perkembangan ilmu teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.
g.      Fleksibel. Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi variasi peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi disekolah dan tuntutan masyarakat.
h.      Menyeluruh. Kompnen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, efektif dan psikomotorik)[5]
3.      Komponen silabus
Secara garis besar komponen silabus dapat dibedakan menjadi 4 kelompok
kepentingan berkaitan dengan tiga pertanyaan medasar dalam
pembelajaran yatu:
a.       kompetensi apa yang hendak dikuasai siswa
b.      bagaimana memfasilitasi siswa dengan kompetensi itu
c.       bagaimana mengetahui tingkat pencapaian kompetensi oleh siswa.
C.           Langkah- langkah pengembangan silabus
1. mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar
Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran
sebagaimana tercantum pada standar isi, sesuai dengan tuntunan kegiatan
pembelajaran, dengan memperhatikan hal- hal berikut:
a.         Urutan berdasarkan hierarki konsep displin imu atau tingkat kesulitan materi
b.         Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajran
c.         Keterkaitan standar kompetensi dan kompetensidasar antar mata pelajaran



2.Mengidentifikasi Materi pokok
Mengidentifikasi materi pokok yang menunjang pencapaian standar kompetensidan kompetensi dasar dengan mempertimbangkan hal- hal berikut:
a.       Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sos1ial, dan spiritual siswa
b.      Kebermanfaatan bagi siswa
c.       Struktur keilmuan
d.      Kedalaman dan keluasan materi
e.       Relavansi dengan kebutuhan siswa dan tuntunan lingkungan
f.       Alokasi waktu
3.      Mengembangkan Kegiatan Belajar
Pengalaman belajar merupakan kegiatan fisik dan mental yang dilakukan siswa dalam berinteraksi dengan sumber belajar, melalui pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan mengaktifkan siswa.
4.      Merumuskan Indikator Keberhasilan Belajar
Indikator merupakan penjabaran dari kompetensi dasar yang menunjukkan  tanda- tanda, perbuatan, dan respon yang dilakukan atau ditampilkan oleh siswa.
5.      Penentuan Jenis Penelitian
Penilaian pencapaian kompetensi dasar siswa dilakukan berdasarkan indikator- indikator yang memuat satu ranah atau lebih.Penilaian digunakan dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, sikap, penilaian hasil karya berupa proyek atau produk.
6.      Menentukan alokasi waktu
Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada
jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu
dengan mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, kelulusan dan
kedalaman materi pokok, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan
kompetensi dasar.
7.      Menentukan sumber belajar
Sumber belajar adalah rujukan, objek, dan bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.Sumber belajar dapat berupa media cetak dan elektronik.
Langkah- langkah menyusun silabus adalah sebagai berikut:
a.         Petakan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD).
b.         Pilihlah dan tentukan materi pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi dasar dengan mengacu atau menggunakan sumber belajar.
c.         Merancang kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran yang sudah banyak digunakan. Buatlah kegiatan pembelajaran tersebut semenarik mungkin dan dapat memotivasi siswa untuk siap belajar.
d.        Tentukan indikator pencapaian agar lebih mudah merancang penilaiannya.
e.         Susunlah penilaian dengan menyertakan teknik yang digunakan, bentuk nstrumen, dan berikan contoh soal.
f.          Alokasikan waktu kegiatan pembelajaran. Sesuaikan dengan materi yang akan diberikan.
g.         Masukkan sumber belajar. Sumber belajar dapat berupa buku yang digunakan, CD, kaset, atau wbsite.
h.         Dan terakhir tentukan bilai karakter apa yang harus ditanamkan melalui materi yang diberikan tersebut.







D.      Hakikat Rencana pelaksanaan Pembelajaran
Pengertian Rencana Pelaksanaan pembelajran
Rencana pelaksanaan pembelajran (RPP) adalah urutan kegiatan yang menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus.[6] Rpp dikembangkan berdasarkan karakteristik dan kondisi sekolah, serta kemampuan guru dalam menjabarkan menjadi rencana pelaksanaan pembelajaran yang siap dijadikan pedoman pembentukan  kompetensi siswa.
Fungsi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Dalam rencana pembelajaran terdapat beberapa fungsi, antara lain sebagai berikut:
a.       Dapat mendorong guru lebih siap melakukan kegiatan pembelajaran dengan perencanaan yang matang
b.      Mengefektifkan proses pembelajaran sesuai dengan apa yang direncanakan.
Prinsip Pengembangan RPP
Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran antara lain sebagai berikut:
a.       Kompetensi yang dirumuskan dalam rencana pelaksanaan pembelajran harus jelas, makin konkrit kompetensi makin mudah diamati, dan makin tepat kegiatan- kegiatan yang harus dilakukan untuk membentuk kompetensi tersebut.
b.      Rencana pelaksanaan pembelajaran harus sederhana dan fleksibel, serta dapat dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran, dan pembentukan kompetensi siswa.
c.       Kegiatan yang disusun dan dikembangkan dalam rencana pelaksanaan pembelajran harus menunjang, dan sesuai dengan kompetensi dasar yang akan diwujudkan.
d.      Rencana pelaksanaan pembelelajaran yang dikembangkan harus utuh dan menyeluruh, serta jelas pencapaiannya.
e.       Harus ada koordinasi antar komponen pelaksanaan program sekolah, terutama apabila pembelajran dilaksanakan secara tim atau dilaksanakan di luar kelas, agar tidak mengganggu jam- jam pelajran yang lain.
Langkah- langkah pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran:
a.       Mengisi kolom identitas
b.      Menuliskan standar kompetensi yang di kutip dari silabus
c.       Menuliskan kompetensi dasar
d.      Menuliskan indikator.
e.       Merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan standar kompetensi dasar, serta indikator yang telah ditentukan
f.       Mengidentifikasi materi standar berdasarkan materi pembelajaran yang terdapat dalam silabus. Materi standar merupakan uraian materi pembelajaran.
g.      Menetukan metode pembelajaran yang akan digunakan
h.      Merumuskan langkah- langkah pembelajaran.

Rancangan Pengajaran yang Baik
Rancangan pengajaran yang baik mendorong siswa berprestasi, yaitu menguasai isi atau materi pelajaran dan keterampilan serta belajar yang diperlukan.Rancangan pengajaran yang mendorong prestasi siswa mencakup perilaku yang digunakan guru dalam menentukan taktik pengajaran.[7]
Rancangan pengajaran yang baik mendorong pengarahan diri, pengarahan diri merupakan salah satu tujuan dalam pengajaran. Tujuan ini akan tercapaijika dalam rancangan pengajaran mencakup bimbingan, bermain peran, diskusi/ kerja kelompok dan taktik yang lain yang akan mendorong siswa mencerminkan dirinya sendiri dengan penuh tanggung jawab.
Rancangan pengajaran yang baik, mendorong siswa belajar dengan lebih bebas menetukan berbagai alternatif kegiatan belajarnya.Apabila pengajar mengeahui bahwa siswanya mengalami kesukaran atau tidak berminat melakukan aktifitas tertentu, pengajar harus segera mencari metode yang tepat untuk mendorong siswa melakukan sesuatu.
Rancangan yang baik mendorong belajar belajar dan bekerja yang terprogram. Dengan adanya rancangan pengajaran, berarti guru akan mengajar dengan terprogram. Sebagai konsekuensi edukatifnya cara- cara belajar siswa harus terprogram pula.

Model- model Rancangan Pengajaran
1.Model kemp
Dalam model kemp terdapat tujuh langkah yang ditempuh dalam menyusun rancangan pengajaran:
a.       Menentukan topik dan TIU (Tujuan instuksional umum)
b.      Menentukan karakteristik siswa
c.       Menentukan TIK (Tujuan Instuksional khusus)
d.      Menentukan materi pelajaran
e.       Menentukan pres tes
f.       Menentukan kegiatan belajar mengajar dan sumber/ alat
g.      Evaluasi

2.Model Dick dan Carey
Pada model ini dikemukakan tujuh langkah penyusunan rancangan pengajaran:
a.       Mengidentifikasikan TIU
b.      Mengadakan analisis instruksional dan mengidentifikasikan karakteristik/ kemampuan awal siswa
c.       Merumuskan TIK
d.      Mengembangkan Criterion Referenced Test
e.       Mengembangkan strategi instruksional
f.       Memilih dan mengembangkan sumber, alat dan media
g.      Melaksanakan evaluasi

3.      Model PPSI (program pengembangan sisteminstruksional)
Pada model ini dikenal lima langkah pokok, yaitu:
a.       Merumuskan tujuan (TIK)
b.      Mengembangkan alat evaluasi
c.       Menetapkan kegiatan belajar
d.      Mengembangkan program kegiatan
e.       Pelaksanaan


BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Rancangan pengajaran yang baik mendorong siswa berprestasi, yaitu menguasai isi atau materi pelajaran dan keterampilan serta belajar yang diperlukan.Rancangan pengajaran yang mendorong prestasi siswa mencakup perilaku yang digunakan guru dalam menentukan taktik pengajaran
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan tema tertentu, yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, indikator, penilaian alokasi waktu, dan sumber belajar yang di kembangkan oleh setiap satuan pendidikan.


DAFTAR PUSTAKA

STKIP Dharmawacana.2013, perencanaan pengajaran.metro: STKIP Dharmawacana metro

Slameto.1991.proses belajar mengajar dalam sistem sks,Jakarta: Bumi Aksara

Martin.2013.Dasar-Dasar Perencanaan Pendidikan.Jakarta:Rajawali Pers

https://sajidadotinggulo.wordpress.com/2014/01/10/makalah-rpp-dan-silabus/diakses pada hari Selasa, 05 April 2016 Jam 10.00



[1] https://sajidadotinggulo.wordpress.com/2014/01/10/makalah-rpp-dan-silabus/diakses pada hari Selasa, 05 April 2016 Jam 10.00
[2] Martin.Dasar-Dasar Perencanaan Pendidikan. (Jakarta:Rajawali Pers.2013),Cet.Ke-1,h.1
[3] Ibid.,h.3
[4]STKIP Dharmawacana, perencanaan pengajaran (metro: STKIP Dharmawacana metro, 2013), hal.215
[5]Ibid, hal. 216-217
[6]Ibid, hal. 234
[7]Drs. Slameto,proses belajar mengajar dalam sistem sks, (Jakarta: Bumi Aksara,1991). Cet. Ke-1. Hal 40
RPP dan SILABUS RPP dan SILABUS Reviewed by asarisolid on 11:54 PM Rating: 5

No comments:

ADS

referensimakalah. Powered by Blogger.