Perencanaan Pembelajaran IPS di SD/MI

BAB I
PENDAHULUAN



A.    Latar Belakang Masalah
Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidik untuk membantu siswa melakukan kegiatan belajar. Guru harus memiliki empat syarat yang harus dikuasai yaitu penguasaan materi pelajaran, penugasan professional keguruan dan pendidikan, penguasaan cara-cara menyesuaikan diri dan berkepribadian untuk melaksanakan tugasnya, disamping itu guru harus menjadi pribadi yang berkembang dan bersifat dinamis. Perubahan paradigma pola mengajar guru yang pada mulanya sebagai sumber informasi bagi siswa dan selalu mendominasi kegiatan dalam kelas berubah menuju paradigm yang memposisikan guru sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran dan selalu terjadi interaksi antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa dalam kelas. Kenyataan ini mengharuskan guru untuk selalu meningkatkan kemampuanya terutama memberikan keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreatifitas siswa dalam pembelajaran.
Rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan realisasi dari pengalaman belajar siswa yang telah ditentukan pada silabus pembelajaran. Yang berisi komponen terdiri dari identitas mata pelajaran, kopetensi dasaryang hendak dicapai, materi pokok beserta uraiannya. Agar guru dapat pengetahuan jika akan melakukan sebuah perencanaan pembelajaran.[1]
Perencanaan pembelajaran merupakan hal yang amat penting bagi praktisi pendidikan termasuk pendidik (guru atau dosen). Pentingnya persiapan mengajar adalah sebagai acuan kelangsungan kegiatan, kelancaran proses kegiatan belajar, dan sebagai alat feed back maupun untuk alat evaluasi. Oleh karena itu, dengan persiapan mengajar ini, akan amat membantu guru sebab perencanaan merupakan sarana untuk mencapai tujuan yang resmi.
Pembelajaran IPS berupaya mengembangkan pemahaman siswa tentang cara individu dan kelompok hidup bersama serta berinteraksi dengan lingkunganya. Disamping itu siswa dibimbing untuk mengembangkan rasa bangga terhadap warisan budaya yang positif dan kritis terhadap yang negatif, serta memiliki kepedualian terhadap keadilan sosial, proses demokrasi, dan kelanggengan ekologis.[2]

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan batasan masalah maka pemakalah merumuskan masalah sebagai berikut: “ Perencanaan Pembelajaran IPS di SD/MI "
C.    Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui: “Perencanaan Pembelajaran IPS di SD/MI “

BAB II
PEMBAHASAN

A.    DEFINISI PERENCANAAN
Ada beberapa defini tentang perencanaan yang rumusan nya berbeda-beda. Cunningham[3] misalnya mengemukakan bahwa perencanaan ialah menyeleksi dan menghubungkan pengetahuan, fakta, imajinasi, dan asumsi untuk masa yang aklan datang dengan tujuan memvisualisasi dan memformulasi hasil yang diinginkan, urutan kegiatan yang diperlukan, dan perilaku dalam batas-batas yang dapat diterima yang akan digunakan dalam penyelesaian. Perencanaan disini menekankan pada usaha menyeleksi dan menghubugkan sesuatu dengan kepentingan masa yang akan datangitu dan bagaimana usaha untuk memcapainya merupakan perencanaan.
Definisi yang ke dua mengemukakan bahwa perencanaan adalah hubungan antara apa yang ada sekarang dengan bagaimana seharusnya yang bertalian dengan kebutuhan, penentuan tujuan, prioritas, program, dan alokasi sumber. Bagaimana sehrusnya adalah mengacu pada masa yang akan datang. Perencanaan disini menekankan pada usaha mengisi kesenjangan antara keadaan sekarang dengan keadaan yang akan datang disesuaikan dengan apa yang dicita-citakan, ialah menghilangkan jarak antara keadaan sekarang dengan keadaan mendatang yang diingikan.
Sementara itu definisi yang lain tentang perencanaan dirumuskan sangat pendek, perencanaan adalah suatu cara untuk mengantisipasi dan menyeimbangkan perubahan. Dalam definisi ini ada asumsi bahwa perubahan selalu terjadi. Perubahan lingkungan ini selalu diantisipasi, dan hasil antisipasi ini dipakai agar perubahan itu berimbang. Artinya perubahan yang terjadi di luar organisasi pengajaran tidak jauh berbeda dengan perubahan yang terjadi pada organisasi itu, organisasi tidak mengalami keguncangan. Jadi, maknaperencanaan disini adalah usaha mengubah organisasi agar sejalan dengan perubahan lingkungannya.
Ketiga definisi tersebut diatas memprlihatkan rumusan yang berbeda yang satu mencari wujud yang akan datang serta uasaha untuk mencapainya, yang kain menghilangakan kesenjangan antara keadaan sekarang dengan keadaan masa mendatang. Dan yang stu lagi mengubah keadaan agar sejalan dengan keadaan lingkungan yang juga berubah-ubah.
Berdasarkan rumusan diatas dapat dibuat rumusan bahwa perencanaan adalah suatu cara yang memuaskan untuk membuat kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai langkah yang antisipasi gna memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

B.     PERENCANAAN PEMBELAJARAN
Pembelajaran atau pengajaran menurut Dengeng adalah uapaya untuk membelajarkan siswa. Dalam pengertian ini secara implisit dalam pengajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai hasil pengajaran yang diinginkan. Pemilihan, penetapan, dan pengembangan metode ini didasarkan pada kondisi pengajaran yang ada. Kegiatan ini pada dasarnya merupakan inti dari perencanaan pembelajaran.
Konsep pembelajaran yang dipakai dalam buku ini memiliki maksud yang sama dengan konsep pembelajaran yang telah disusun sebelumnya.[4] Dalam hal ini istilah pembelajaran memiliki hakikat perencanaan atau perancangan sebagai upaya untuk membelajarkan siswa. Itulah sebabnya dalam belajar, siswa tidak hanya berinteraksi dengan guru sabgai salah satu sumber belajar, tetapi mungkin berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Oleh karena itu, pembelajaran memuasatkan perhatian pada “ bagaimana membelajarkan siswa” dan bukan pada “ apa yang di pelajari siswa “. Adapun perhatian terhadap apa yang di pelajari siswa merupakan bidang kajian dari kurikulum, yakni mengenai apa isi pembelajaran yang harus dipelajari siswa agar dapat tercapainya tujuan.
Pembelajaran yang akan direncanakan memerlukan berbagai teori untuk merencanakan memerlukan bebagai teori untuk merecanakan agar rencana pembelajaran yang disusun benar-benar dapat memenuhi[5] harapan dan tujuan pembelajaran. Untuk itu pembelajaran sebagaimana disebut oleh Degrng.

C.    DASAR PERLUNYA PERENCANAAN PEMBELAJARAN
Perlunya perencanaan pembelajaran sebagaimana disebutkan diatas, dimaksudkan agar dapat dicapai perbaikan pembelajaran. Upaya perbaikan pembelajaran ini dilakukan dengan asumsi sebagi berikut :
1.    Untuk memperbaiki kualitas pembelajaran perlu diawali dengan perencanaan pembelajaran yang di wujudkan dengan adanya desain pembelajaran
2.    Untuk merancang suatu pembelajaran peru menggunakan pendekatan sistem
3.    Perencanaan desain pembelajaran diacukan pada bagaimana seseorang belajar
4.    Untuk merencanakan suatu desain pembelajran diacukan pada siswa secara perorangan
5.    Pembelajaran yang dilakukan akan bermuara pada ketercapaian tujuan pembelajran, dalam hal ini akan ada tujuan langsung pembelajaran, dan tujuan pengiringan dalam pembelajaran
6.    Sasaran akhir dari perencanaan desain pembelajaran adalah mudahnya siswa untuk belajar.


D.    PERENCANAAN DAN IMPLEMENTASI PERSIAPAN PENGAJARAN
Pekerjaan mengajar merupakan pekerjaan yang kompleks dan sifatnya dimensional. Berkenaan dengan hal tersebut, guru paling sedikit harus menguasai berbagai teknik yang erat hubungannya dengan kegiatan-kegiatan penting dalam pengajaran. Urutan pembelajaran yang baik selalu melibatkan keputusan guru berdasarkan berbagai tugas.
Kerangka perencanaan dan implementasi pengajaran melibatkan urutan langkah-langkah yang sangat penting bagi para guru dalam mempersiapkan pelaksanaan rencana pengajaran. Kerangka tersebut membatasi benyaknya aktivitas khusus yang akan diselesaikan oleh guru, yaitu hanya enam aktivitas terutama bagi para guru baru. enam jenis aktivitas dirasakan sudah cukup berat untuk mulai karirnya sebagai tenaga yang profesional. Dalam kerangka tersebut terlihat adanya hubungan yang erat antara keenam aktivitas tersebut.[6]
Aktivitas pertama “mendiagnosa kebutuhan peserta didik”, berarti para guru harus menaruh perhatian khusus terhadap peserta didik dalam kelas. Antara lain bertalian dengan minat para individu, kebutuhan dan kemampuan mereka. Selanjutnya dicari jalan keluar bagaimana memenuhi hal tersebut. Disamping itu guru juga harus menentukan bahan pelajaran yang dipilih dan diajarkan kepada peserta didik. Jawaban-jawaban atau usaha tersebut akan dapat membantu guru untuk melangkah kepada aktivitas berikutnya. Kedua, yaitu “ memilih isi dan menentukan sasaran”. Sasaran pengajaran kita melukiskan apa yang sebenarnya diharapkan dari peserta didik, agar mereka mampu melakukan sesuatu sesuai dengan urutan pembelajaran, dengan demikian para guru dapat mengetahui bahwa ‘peserta didik’ tersebut telah mempelajari sesuatu dalam kelas. Dalam hubungan ini para guru juga perlu mempertimbangkan adanya perbedaan individu yang terdapat dalam kelas tersebut selama mengajar.
Ketiga, mengidentifikasi teknik-teknik “pembelajaran”. Aktivitas ini dilakukan karena guru telah mengetahui sasaran-sasaran tertentu yang dapat dipergunakan sebagai basis untuk mengambil suatu keputusan. Guru dapat memilih secara bebas setiap tehknik pembelajaran, sehingga merupakan penyesuaian yang bersifat profesional, dan tindakan semacam ini dapat membantu para peserta didik untuk dapat mencapai sasaran yang telah ditentukan semula. keempat, merencanakan aktivitas “merumuskan unit-unit dan merencanakan pelajaran”. Dalam aktivitas ini yang paling penting adalah menorganisasi keputusan-keputusan yang telah diambil, yaitu mengenai peserta didik secara individu, sasaran-sasarn, dan teknik pembelajaran dan dibukukan pada dokumen resmi, sehingga dapat dipergunakan untuk melanjutkan pembelajaran berikutnya.
Kelima, “memberikan motivasi dan implementasi program”. Perencanaan pada aktivitas ini mempersiapkan guru secara khusus bertalian dengan teknik motivasional yang akan diterapkan dan beberapa prosedur administratif yang perlu diikuti agar perencanaan pengajaran tersebut dapat dilaksanakan dengan baik. Dalam hubungannya dengan tugas atau aktivitas ini terdapat suatu keputusan yang sangat penting yang harus dilakukan, yaitu menetapkan transisi antara satu bagian dari pelajaran yang diberikkan pada hari iru ke pelajaran pada hari-hari berikutnya.
Keenam, merupakan aktivitas yang terakhir, yaitu perencanaan yang dipusatkan kepada “pengukuran, evaluasi, dan penentuan tingkat”. Aktivitas ini merupakan pengembangan perencanaan untuk mengadakan tes dan penyesuaian tentang penampilan peserta didik secara individual. Perlu diperhatikan bahwa terdapat hubungan antara pengukuran, evaluasi dan penentuan tingkatan tersebut dengan keenam aktivitas lain yang terdapat dalam kerangka kerja sebagaimana diutarakan diatas. Dengan demikian terdapat hubungan yang langsung antara masing-masing aktivitas tersebut.

E.     Perencanaan Pembelajaran IPS
Sebelum kita bahas tentang pembelajaran IPS, ada baiknya dikemukakan aspek perencanaan. Dalam membuat desain perencanaan pembelajaran, Brunner mendeskripsikan bagaimana prinsip kekuatan, seharusnya diterapkan ketika menyeleksi isi kurikulum. Pelajaran atau unit kerja yang kuat adalah apabila berbagai  konsep dasar daripelajaran itu disajikan secara sederhana, tidak  rumit, dan logis. Melalui organisaasi yang logis. Siswa akan melihat hubungan diantara berbagai fakta dan di antara berbagai konsep penting dalam sebuah topik.[7]
Perlu  diketahui bahwa disetiap bidang  pembelajaran, ada bannyak yang tidak  mungkin habis dipelajari dalam waktu tertentu, setahun bahkan mungkin habis dipelajari dalam waktu tertentu, setahun bahkan mungkin seumur hidup. Disini guru ips harus memeilih isi berdasarkan ide-ide dasar dan struktur ilmu pengetahuan dengan memperhatikan pengetahuan dan kemampuan yang sebelumnya sudah dimiliki siswa. Pada setiap bidang ilmu pengetahuan termasuk IPS, konsep dan pemahaman konsep tinggi dibangun dalam bentuk seperti piramida.
Dalam realitasnya tidak sedikit guru yang bermasalah dalam pembelajaran karena mereka sering kali kurang memiliki pengetahuan yang memadahi tentang yang mereka ajarkan. Dalam hal ini, jacobs dengan karyanya yang berjudul Mapping The Big Picture  menawarkan peta tentang kurikulum sebagai cara bagi guru untuk memahami dan memetakan apa yang sedang mereka  kerjakan serta membantu memastikan bahwa tidak ada kesenjangan pada keterampilan-keterampilan yang penting untuk dikuasi guru. Perlu diingat bahwa dalam memahami petakurikulum, dimulai dengan masing-masing guru mendiskripsikan proses dan keterampilan yang ditekankannya,konsepdan topik esensial yang diterapkannya, serta hasil yang diharapkan dari siswa. Setelah itu tergantung situasinya, deskripsi-deskripsi ini saling diinformasikan kepada guru-guru di sekkolah tersebut, dan peta kurikulum dikonstruksikan untuk memperlihatkan kurikulum sekolah, termasuk kesenjangan yang mungkin ada dan topik-topik yang tidak perlu diajarkan lebih dari satu kali.
Proses perencanaan pembelajaran dan pengambilana keputusan oleh guru IPS. Beberapa diantarannya adalah dasar pemikiran dan pengetahuan perencanaan IPS, khususnya dampak perencanaan pada pembelajaran siswa dan pada alur kehidupan di kelas secara keseluruhan, dideskripsikan seperti halnya proses-proses yang digunakan oleh guru-guru berpengalaman untuk membuat perencanaan dan mengambil keputusan. Pada bagian tulisan ini juga memasukkan penjelasan yang agak terperinci tentang prosedur-prosedur perencanaan tertentu dan sejumlah alat bantu serta teknik yang digunakan untuk perencanaan dibidang pembelajaran IPS dan bidang-bidang lainnya. Yang selanjutnya akan kita bahas tentanng  kompleksitas perencanaan dan pengambilan keputusan oleh guru IPS dan menunjukkan bagaimana fungsi ini dijalankan oleh guru dalam kondisi yang tidak pasti.
Ada banyak bergai orang  mengekspresikan keyakinan akan kemampuan mereka untuk mengontrol berbagai kejadian melalui perencanaan yang canggih. Perencanaan juga sangat dibutuhkan dalam pembelajaran. Salah satu nyaadalah pentingnya perencanaan diilustrasikan ketika anda memikirkan tentang berapa banyak nya waktu yang digunakan guru untuk kegiatan ini, misalnya guru melaporkan bahwa para guru  memperkirakan bahwa mereka menghabiskan satu sampai dua puluh persen waktu kerjanya setiap minggu untuk kegiatan perencanaan pembelajaran.

  
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Perencanaan pembelajaran merupakan hal yang amat penting bagi praktisi pendidikan termasuk pendidik (guru atau dosen). Pentingnya persiapan mengajar adalah sebagai acuan kelangsungan kegiatan, kelancaran proses kegiatan belajar, dan sebagai alat feed back maupun untuk alat evaluasi. Oleh karena itu, dengan persiapan mengajar ini, akan amat membantu guru sebab perencanaan merupakan sarana untuk mencapai tujuan yang resmi.
Pembelajaran IPS berupaya mengembangkan pemahaman siswa tentang cara individu dan kelompok hidup bersama serta berinteraksi dengan lingkunganya. Disamping itu siswa dibimbing untuk mengembangkan rasa bangga terhadap warisan budaya yang positif dan kritis terhadap yang negatif, serta memiliki kepedualian terhadap keadilan sosial, proses demokrasi, dan kelanggengan ekologis

Saran
Kita sebagai calon guru harus bisa menguasai berbagai prinsip pembelajaran , karena dalam merencanakan sebuah proses pembelajaran kita sebagai calon guru harus mengetahui berbagai macam prinsip, jika kita tidak mengetahui maka kita tidak akan bisa menciptakan sebuah pembelajaran yang efektif dan menyenangkan
  

DAFTAR PUSTAKA
Hasbullah, 2005, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada)

paket 2 eprints.radenfatah.ac.id/380/2/PAKET%202.pdf / jurnal peendidikan IPS diakses pada tanggal 19 maret 2017 pada pukul 10.00

Cunningham Willian G. 1982, Systematic Planning for Education Change, Frits Edition, Mayfield Publishing Company, (California)

Hamzah Uno B, 1998, Teori Belajar dan Pembelajaran (suatu pengantar), (STKIP Gorontalo: penerbit Nurul Jannah)

Syaefuddin Udin, 2009, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung : PT Rosda karya)

Supardan Dadang, 2015, Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, ( Jakarta: PT Bumi Aksara)



[1] Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), h.4
[2] paket 2 eprints.radenfatah.ac.id/380/2/PAKET%202.pdf / jurnal peendidikan IPS diakses pada tanggal 19 maret 2017 pada pukul 10.00
[3] Willian G. Cunningham, Systematic Planning for Education Change, Frits Edition, Mayfield Publishing Company, (California, 1982), hlm. 4.
[4] Uno, Hamzah B. Teori Belajar dan Pembelajaran (suatu pengantar), (STKIP Gorontalo: penerbit Nurul Jannah, 1998) hal.23
[5] Ibid.,Hal25
[6] Udin Syaefuddin, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung : PT Rosda karya 2009) hal.76
[7]Dadang Supardan, Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, ( Jakarta: PT Bumi Aksara, 2015 ) Cet Ke,1
Perencanaan Pembelajaran IPS di SD/MI Perencanaan Pembelajaran IPS di SD/MI Reviewed by asarisolid on 4:09 PM Rating: 5

No comments:

ADS

referensimakalah. Powered by Blogger.