PERKEMBANGAN ANAK USIA 6-12 TAHUN DITINJAU DARI ASPEK BIOLOGIS, EMOSI, BAHASA, MOTORIK, INTELEGENSI, SOSIAL, MORAL, AGAMA SERTA KECAKAPAN YANG MENONJOL
PERKEMBANGAN
ANAK USIA 6-12 TAHUN DITINJAU DARI ASPEK BIOLOGIS, EMOSI, BAHASA, MOTORIK,
INTELEGENSI, SOSIAL, MORAL, AGAMA SERTA KECAKAPAN YANG MENONJOL
Masa kanak-kanak
(usia 6-12 tahun) adalah periode ketika anak dianggap mulai dapat bertanggung jawab atas perilakunya sendiri, dalam
hubungannya dengan orang tua mereka, teman sebaya, dan orang orang lain.
Periode ini sangat penting dalam mendorong pembentukan harga diri yang tinggi
pada anak. Harga diri tinggi yang terbentuk pada periode ini akan menjadi modal
anak untuk memasuki masa remaja dan tumbuh menjadi remaja yang lebih percaya
diri.
Usia 6-12 tahun juga sering disebut usia sekolah artinya
sekolah menjadi pengalaman inti anak anak usia ini, yang menjadi titik pusat
perkembangan fisik, kogninisi dan psikososial.
Usia 7-12 tahun yaitu anak-anak menguasai berbagai konsep untuk
melakukan manipulasi logis. Misalnya, mereka dapat menyusun benda berdasarkan
dimensi, seperti tinggi dan berat, dapat juga membentuk mental sengan serangkaian
tindakan. Anak-anak yang berumur 5 tahun dapat mencari jalan sendiri ke rumah
temanya karena mereka tahu harus membelok pada tempat-tempat tertentu, tetapi
mereka tidak mempunnyai gambaran rute secara keseluruhan.
Sebaliknya anak-anak usia 8 tahun sanggup menggambarkan peta
rute itu. Masa ini tahapan operasional konkret, meskipun anak-anak memakai istilah
abstrak, mereka hanya memakai hubungannya dengan objek sebelum mencapai tahapan
akhir perkembangan kogniti.
Pada
tahapan operasional formal, yang dimulai sekitar usia 11-12 tahun, anak-anak
sanggup berfikir logis dengan berbagai istilah simbolik. Anak mulai menghargai
bahwa beberapa peraturan adalah kebiasaan social, persetujuan bersama yang
dapat sekehandak hati diputuskan dan di ubah jika semua setuju. Anak kecil
menumjukkan minatnya dalam membuat peraturan bahkan untuk menghadapi situasi
yang belum yang belum pernah mereka jumpai. Stadium ini ditandai oleh model
ideologis penalaran moral ketimbang situasi personal dan interpersonal.
Perkembangan anak usia 6-12 ditinjau dari berbagai aspek,
sebagai berikut :
a.
Aspek
Biologis
selama
masa kanak-kanak perubahan fisik yang terjadi sebagai kelanjutan proses pertumbuhan
masa bayi dan kanak-kanak awal cenderung berjalan lebih lambat namun pada akhir
masa kanak kanak akan terlihat perubahan yang nyata. Pada awal usia 6 tahun anak
anak ini masih terlihat seperti anak kecil namun sekitar usia 12 tahun, anak
anak ini sudah berubah dan mulai tampak seperti orang dewasa. Beberapa
perubahan yang menonjol pada masa kanak-kanak adalah: pertumbuhan yang cepat
pada ukuran tubuh dan kemampuan koordinasi, pada anak perempuan mulai muncul payudara
sekitar usia 10 tahun.
b.
Aspek
Emosi
Menginjak usia sekolah, anak-anak
mulai menyadari bahawa pengungkapan emosi secara kasar tidaklah diterima di masyarakat.
Oleh karena itu, anak-anak mulai belajar untuk mengendalikan dan mengontrol
ekspresi emosinya. Kemampuan mengontrol emosi diperoleh anak melalui peniruan
dan latihan. Dalam proses peniruan, kemampuan orang tua dalam mengendalikan emosinya sangat berpengaruh. Emosi-emosi
yang dialami pada tahap perkembangan usia sekolah ini adalah marah, takut, iri
hati, kasih sayang, rasa ingin tahu, dan kegembiraan. Emosi merupakan faktor
dominan yang mempengaruhi tingkah laku individu, dalam hal ini termasuk pula
perilaku belajar. Emosi yang positif, seperti perasaan senang, bergairah,
bersemangt atau rasa ingin tahu akan mempengaruhi individu untuk
mengonsentrasikan dirinya terhadap aktivitas belajar, seperti memperhatikan
penjelasan guru, membaca buku, aktif dalam diskusi, mengerjakan tugas, dan
disiplin dalam belajar.3 Menurut Daniel Goleman dalam bukunya “Emotional
Intellegence” Menyatakan bahwa unsure emosi merupakan faktor yang turut
berperan dalam keberhasilan hidup seseorang. Aspek emosi mengalami perkembangan
yang signifikan pada periode anak. Seiring pertambahan usia ,kemampuan anak
mengendalikan emosinya sendiri semakin berkembang. Anak-anak semakin menyadari
tentang perasaannya sendiri dan orang lain. Anak-anak juga semakin mampu
mengatur ekspresi emosi dalam situasi sosial dan mampu mereaksi kondisi stres
yang dialami orang lain. Pada periode kanak kanak lanjut, anak akan lebih
empatis dan perilaku tolong-menolong semakin berkembang. Anak-anak juga mulai
belajar mengontrol emosi negatif.
c.
Aspek
Bahasa
Anak-anak
pada usia sekolah dasar merupakan masa perkembangan pesatnya kemampuan mengenal
dan menguasai perbendaharaan kata (vocabulary). Pada awal usia anak, anak sudah
menguasai sekitar 2.500 kata dan pada masa akhir, usia11-12 tahun telah dapat
menguasai sekitar 50.000 kata. Dengan dikuasainya keterampilan membaca dan
berkomunikasi dengan orang lain, anak sudah gemar membaca atau mendengarkan
cerita yang bersifat kritis (tentang petualagan, riwayat para pahlawan, dsb).
Pada masa ini tingkat berfikir anak sudah lebih maju, dia banyak menanyakan
soal waktu dan sebab akibat. Oleh karena itu, kata tanya yang dipergunakan yang
semula hanya “apa”, sekarang sudah diikuti dengan pertanyaan ”dimana”,
“darimana”, “kemana”, ”mengapa”, dan “bagaimana”. Terdapat faktor penting yang
mempengaruhi perkembangan bahasa, yaitu sebagai proses jadi matang, dengan
perkatan lain anak itu menjadi matang (organ-organ suara/bicara sudah berfungsi)
untuk berkata-kata dan proses belajar, yang berarti bahwa anak yang telah
matang untuk berbicara lalu mempelajari bahasa orang lain dengan meniru
ucapa/kata- kata yang didengarnya. Di sekolah, diberikan pelajaran bahasa untuk
menambah pembendaharaan katanya, dengan dibekali pelajaran bahasa ini, diharapkan
peserta didik dapat mempergunakan bahasa
sebagai alat untuk berkomunikasi dengan orang lain, menyatakan isi hatinya,
memahami keterampilan informasi yang diterimanya, berfikir (menyatakan
pendapat), mengembangkan kepribadiannya, seprti menyatakan sikap.
d.
Aspek Motorik
Seiring
perkembangan fisiknya yang beranjak matang, maka perkembangan motorik anak
sudah dapat terkordinasi dengan baik. Pada masa ini ditandai dengan kelebihan
gerak atau aktivitas motorik yang lincah, usia ini merupakan masa yang ideal
untuk belajar keterampilan yang berkaitan dengan motorik ini, seperti menulis,
menggambar, melukis, mengetik (komputer), berenang, main bola, dan atletik.
Perkembangan fisik yang normal merupakan salah satu faktor penentu kelancaran
proses belajar, baik dalam bidang pengetahuan maupun keterampilan. Oleh karena
itu, perkembangan motorik sangat menunjang keberhasilan belajar peserta didik.
Pada masa usia sekolah dasar kematangan perkembangan motorik ini pada umumnya
dicapainya, karena itu mereka sudah siap menerima pelajaran keterampilan sesuai
perkembangan fisik (motorik), maka di kelas-kelas permulaan sangat tepat
diajarkan dasar-dasar keterampilan untuk menulis dan menggambar, keterampilan
dalam mempergunakan alat-alat olahraga (menerima, menendang, dan memukul), gerakan-gerakan
untuk meloncat, berlari, berenang, serta baris-berbaris secara sederhana untuk
menanamkan kebiasaan, ketertiban, dan kedisiplinan.
e.
Aspek
Intlegensi
Pada
usia sekolah dasar 6-12 tahun, anak sudah dapat mereaksi rangsangan intelektual,
atau melaksanakan tugas-tugas belajar yang menuntut kemampuan intelektual atau
kemampuan kognitif (seperti membaca, menulis dan menghitung). Sebelum masa ini,
yaitu masa prasekolah, daya pikir anak masih bersifat imajinatif,
berangan-angan (berkhayal) sedangkan pada usia sekolah dasar daya pikirnya
sudah berkembang kearah berfikir konkret dan rasional (dapat diterima akal). Periode
ini ditandai dengan tiga kemampuan atau kecakapan baru, yaitu mengklasifikasiakan
(mengelompokkan), menyusun, atau mengasiosikan (menghubungkan atau manghitung)
angka-angka atau bilangan. Kemampuan yang berkaitan dengan perhitungan (angka),
seperti menambah, mengurangi, mengalikan, dan membagi. Pada masa ini, anak sudah
memiliki kemampuan memecahkan masalah (problem solving) yang sedarhana. Kemampuan
intelektual pada masa ini sudah cukup untuk menjdi dasar diberikannya berbagai
kecakapan yang dapat mengembangkan pola pikir atau daya nalarnya. Kepada anak
sudah dapat diberikan dasar-dasar keilmuan, seperti membaca, menulis dan
berhitung. Di samping itu, kepada anak diberikan juga pengetahuan-pengetahuan
tentang manusia, hewan, lingkungan alam sekitar dan sebagainya. Untuk
mengembangkan daya nalarnya dengan melatih anak untuk mengungkapkan pendapat, gagasan
atau penilaiannya terhadap berbagai hal, baik yang dialaminya maupun peristiwa
yang terjadi dilingkunganya. Dalam rangka mengembangkan kemampuan anak, maka
dalam hal ini guru memberikan kesempatan kepada anak untuk mengemukakan
pertanyaan, memberikan komentar atau pendapatnya tentang materi pelajaran atau
yang dijelaskan guru.
f.
Aspek Sosial
Maksud
perkembangan sosial disni adalah pencapaian kematangan dalam hubungan social dapat
juga dikatakan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri dengan norma-
norma kelompok, tradisi dan moral (agama). Perkembangan sosial pada anak-anak
sekolah dasar ditandai dengan adanya perluasan hubungan, di samping dengan
keluarga, anak tersebut juga mulai membentuk ikatan baru dengan teman sebaya
(peer group) atau teman sekelas, sehingga ruang gerak hubungan sosialnya telah
tembah luas. Pada usia ini, anak mulai memiliki kesanggupan menyesuaikan
diri-sendiri (egosentris) kepada sikap yang kooperatif (bekerja sama) atau
sosiosentris (mau memperhatiakn kepentingan orang lain). Anak dapat berminat
terhadapat kegiatan-kegiatan teman sebayanya, dan bertambah kuat keinginannya
untuk diterima menjadi anggota kelompok, anak merasa tidak senang apabila tidak
diterima dalam kelompoknya. Dalam proses belajar di sekolah, kematangan
perkembangan sosial ini dapat dimanfaatkan atau dimaknai dengan memberikan
tugas-tugas kelompok, baik yang membutuhkan tenaga fisik (seperti membersihkan
kelas dan halaman sekolah) maupun tugas yang membutuhkan pikiran (seprti merencanakan
kegiatan camping, membuat rencana study tour). Pada aspek sosial, perubahan
yang terjadi pada masa kanak-kanak lanjut antara lain: anak semakin mandiri dan
mulai menjauh dari orang tua dan keluarga, anak lebih menekankan pada kebutuhan
untuk berteman dan membentuk kelompok, anak memiliki kebutuhan yang besar untuk
disukai dan diterima oleh teman sebaya. Mengacu pada teori Erikson tentang
perkembangan psiko sosial, masa kanak-kanak lanjut berada pada tahap yaitu industry
vs inferiority. Pada tahap ini anak-anak ingin memasuki dunia yang lebih luas
dalam hal pengetahuan dan pekerjaan. Kejadian yang paling penting pada tahap
ini adalah ketika mereka mulai masuk sekolah. Masuk sekolah membuat mereka
berhadapan dengan banyak hal baru yang harus dipelajari. Pengalaman berhasil
akan membuat anak menumbuhkan “sense of
industry” yaitu perasaan akan kompetensi dan keahlian yang dimiliki anak. Sebaliknya,
kegagalan akan menghasilkan “inferior”
yaitu perasaan bahwa dirinya tidak mampu melakukan apapun.
g.
Konsep
Moral
Anak mulai mengenal konsep moral
(mengenal benar sah atau baik-buruk) pertama kali dari lingkungan keluarga.
Pada mulanya, mungkin anak tidak mengerti konsep moral ini tetapi lambat laun
anak akan memahaminya. Usaha menanamkan konsep moral sejak usia dini
(prasekolah) merupakan hal yang seharusnya karena informasi yang diterima anak
mengenai benar-salah atau baik-buruk akan menjadi pedoman pada tingkah lakunya
di kemudian hari. Pada usia sekolah dasar, anak sudah dapat mengikuti pertautan
atau tuntutan dari orang tua atau lingkungan sosialnya. Pada akhir usia ini,
anak sudah dapat memahami alasan yang mendasari suatu peratuaran dan anak dapat
mengasosiakan satiap bentuk perilaku dengan konsep benar-salah atau baik-buruk.
Misalnya, dia memandang atau menilai bahwa perbuatan nakal, berdusta, dan tidak
hormat kepada orang tua merupakan suatu yang salah atau buruk sedangkan
perbuatan jujur, adil, dan sikap hormat kepada orang tua merupakan suatu yang
benar atau baik
h.
Aspek
Agama
Pada masa ini perkembangan
penghayatan keagamaan ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut:
1. Sikap
keagamaan bersifat reseptif disertai pengertian.
2. Pandangan
dan paham ketuhanan diperolehnya secara rasional berdasarkan kaidah logika yang
berpedoman pada alam semesta sebagai manifestasi dari keagungan-Nya.
3. Penghayatan
secara rohaniah semakin mendalam, pelaksanaan kegiatan ritual diterimanya
sebagai keharusan moral.
Periode
usia sekolah dasar merupakan masa pembentukan nilai-nilai agama sebagai
kelanjutan periode sebelumnya. Kualitas keagamaan anak akan sangat dipengaruhi
oleh proses pembetukan atau pendidikan yang diterimanya. Berkaitan dengan hal
tersebut, pendidikan disekolah dasar mempunyai peranan yang sangat penting.
Oleh karena itu, pendidikan agama di sekolah dasar harus menjadi perhatian semua
pihak yang terlibat dalam pendidikan di sekolah dasar tersebut, bukan hanya
guru agama saja tetapi kepala sekolah dan guru-guru yang lainnya.
i.
Konsep Kecakapan
Dari konsep kecakapan yang menonjol
untuk perkembangan kecerdasannya ditunjukkan dengan kemampuannya dalam
melakukan mengelompokkan obyek, berminat terhadap angka dan tulisan,
meningkatnya perbendaharaan kata, senang berbicara, memahami sebab akibat. Berikut
karakteristik umum yang terjadi pada rentang usia anak 6-12 tahun :
1. Anak
Usia 6-7 Tahun : mulai membaca dengan lancar, cemas
terhadap kegagalan, peningkatan minat pada bidang spiritual, terkadang malu
atau sedih.
2. Anak
Usia 8-9 Tahun : kecepatan dan kehalusan aktivitas
motorik meningkat, mampu menggunakan peralatan rumah tangga, ketrampilan lebih
individual, ingin terlibat dalam sesuatu, menyukai kelompok dan mode, mencari
teman secara aktif.
3. Anak
Usia 10-12 Tahun : perubahan sifat berkaitan dengan berubahnya
postur tubuh yang berhubungan dengan pubertas mulai tampak, mampu melakukan aktivitas
rumah tangga (seperti mencuci, menjemur pakaian sendiri, dll), adanya keinginan
anak untuk menyenangkan dan membantu orang lain, mulai tertarik dengan lawan
jenis.
PERKEMBANGAN ANAK USIA 6-12 TAHUN DITINJAU DARI ASPEK BIOLOGIS, EMOSI, BAHASA, MOTORIK, INTELEGENSI, SOSIAL, MORAL, AGAMA SERTA KECAKAPAN YANG MENONJOL
Reviewed by asarisolid
on
4:06 PM
Rating:
min boleh minta referensinya ga?
ReplyDeletejazakallah khaer
ReplyDeleteBoleh tau ini referensi nya dpt dr mana?
ReplyDeleteBagus materinya
ReplyDelete