PENDIDIKAN
IPA SD/MI DAN SIGNIFIKANSINYA MENHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)
ABSTRAK
MEA merupakan bentuk
realisasi dari tujuan akhir integrasi ekonomi di kawasan Asia Tenggara. Pada
tahun 2015 kesepakatan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau Pasar Ekonomi ASEAN
mulai berlaku. Kesepakatan ini tak hanya berdampak pada sektor ekonomi, tapi
juga sektor-sektor lainnya. Tak terkecuali “pendidikan” sebagai modal membangun
sumber daya manusia yang kompetitif. Tantangan MEA dalam dunia pendidikan yang
akan dihadapi antara lain, menjamurnya lembaga pendidikan asing, standar dan
orientasi pendidikan yang makin pro pasar, serta pasar tenaga kerja yang dibanjiri
tenaga kerja asing. Untuk itu era perdagangan bebas ASEAN, harus disambut oleh
dunia pendidikan dengan cepat, agar sumber daya manusia Indonesia siap
menghadapi persaingan yang semakin ketat dengan negara-negara lain. Mengacu
pada faktor penentu kemajuan suatu negara, yaitu ; penguasaan inovasi (45%),
penguasaan jaringan/networking (25%), penguasaan teknologi (20%), dan kekayaan
sumber daya alam hanya (10%), maka pendidikan di Indonesia harus lebih
menekankan pada tiga kemampuan di atas.dalam
hal ini peningkatan peran
pemerintah dalam menyelesaikan masalah pendidikan, salah satunya dengan
mengalokasikan anggaran pendidikan
yang memadai disertai dengan pengawasan
pelaksanaan anggaran, sebisa mungkin agar dimanfaatkan untuk memperbaiki
pendidikan di Indonesia. Peran pemerintah tersebut juga diharapkan mampu
membawa Indonesia ke gerbang kesuksesan
menuju Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Kata Kunci : Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA), Konsep Pembelajaran IPA SD/MI, Sumber Daya Manusia
PENDAHULUAN
Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA) sudah ada didepan kita. ASEAN merupakan kekuatan ekonomi
ketiga terbesar setelah Jepang dan Tiongkok, di mana terdiri dari 10 Negara
yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Brunei Darussalam,
Vietnam, Laos, Myanmar, dan Kamboja. Pembentukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
berawal dari kesepakatan para pemimpin ASEAN dalam Konferensi Tingkat Tinggi
(KTT) pada Desember 1997 di Kuala Lumpur, Malaysia. Pada KTT selanjutnya yang
berlangsung di Bali Oktober 2003, petinggi ASEAN mendeklarasikan bahwa
pembentukan MEA pada tahun 2015. Kesepakatan ini tak hanya berdampak pada
sektor ekonomi, tapi juga sektor-sektor lainnya. Tak terkecuali “pendidikan” .[1]
Pendidikan
mengemban peran penting dalam membangun sumber daya manusia yang kompetitif dan
mampu bersaing dengan negara lain. Oleh karena itu untuk menyambut MEA 2015,
pendidikan harus mampu mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang terampil,
peka dan kritis dalam menghadapi tantangan maupun perubahan-perubahan yang akan
terjadi di dunia pendidikan mendatang. Tantangan MEA dalam dunia pendidikan
yang akan dihadapi antara lain, menjamurnya lembaga pendidikan asing, standar
dan orientasi pendidikan yang makin pro pasar, serta pasar tenaga kerja yang
dibanjiri tenaga kerja asing.
Terkait
dengan hal tersebut tidak lepas dari kebijakan-kebijakan Pemerintah dalam
mengatur sistem pendidikan nasional yang tidak berkiblat pada kepentingan
masyarakat. Maka dari itu pemerintah harus mampu memperbaiki sistem pendidikan
di Indonesia agar mampu menciptakan sumber daya yang kompeten dan mampu
bersaing dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).[2]
PEMBAHASAN
MEA merupakan bentuk realisasi dari tujuan akhir
integrasi ekonomi di kawasan Asia Tenggara. Terdapat empat hal yang akan menjadi
fokus MEA pada tahun 2015 yang dapat dijadikan suatu momentum yang baik untuk
Indonesia.
Negara-negara
di kawasan Asia Tenggara ini akan dijadikan sebuah wilayah kesatuan pasar dan
basis produksi. Dengan terciptanya kesatuan pasar dan basis produksi maka akan
membuat arus barang, jasa, investasi, modal dalam jumlah yang besar, dan
skilled labour menjadi tidak ada hambatan dari satu negara ke negara lainnya di
kawasan Asia Tenggara.[3]
Berdasarkan
ASEAN Economic Blueprint, MEA sangat dibutuhkan untuk memperkecil kesenjangan
antara negara-negara ASEAN dalam hal pertumbuhan perekonomian dengan
meningkatkan ketergantungan anggota-anggota didalamnya. Semakin dekatnya MEA
dan masih banyaknya masyarakat yang belum memahami hal ini, besar kemungkinan
menjadi masalah besar bagi bangsa kita. Karena hal tersebut dapat menimbulkan
kegagapan massal, terutama bagi angkatan kerja yang tidak terdidik dan tidak
terlatih.
IPA
merupakan konsep pembelajaran alam dan mempunyai hubungan yang sangat luas
terkait dengan kehidupan manusia. Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses
pendidikan dan juga perkembangan Teknologi, karena IPA memiliki upaya untuk
membangkitkan minat manusia serta kemampuan dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta pemahaman tentang alam semesta yang mempunyai
banyak fakta yang belum terungkap dan masih bersifat rahasia sehingga hasil
penemuannya dapat dikembangkan menjadi ilmu pengetahuan alam yang baru dan
dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian, IPA memiliki peran yang sangat penting.[4]
Dengan demikian, IPA memiliki peran yang sangat penting.[4]
Kemajuan
IPTEK yang begitu pesat sangat mempengaruhi perkembangan dalam dunia pendidikan
terutama pendidikan IPA di Indonesia dan negara-negara maju. Pendidikan IPA
telah berkembang di Negara-negara maju dan telah terbukti dengan adanya
penemuan-penemuan baru yang terkait dengan teknologi. Akan tetapi di Indonesia
sendiri belum mampu mengembangkannya. Pendidikn IPA di Indonesia belum mencapai
standar yang diinginkan, padahal untuk memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK) sains penting dan menjadi tolak ukur kemajuan bangsa.
Kenyataan
yang terjadi di Indonesia, mata plajaran IPA tidak begitu diminati dan kurang
diperhatikan. Apalagi melihat kurangnya pendidik yang menerapkan konsep IPA.
Permasalahan ini terlihat pada cara pembelajaran IPA serta kurikulum yang
diberlakukan sesuai atau malah mempersulit pihak sekolah dan siswa didik,
masalah yang dihadapi oleh pendidikan IPA sendiri berupa materi atau kurikulum,
guru, fasilitas, peralatan siswa dan komunikasi antara siswa dan guru.
Oleh sebab
itu untuk memperbaiki pendidikan IPA di SMP diperlukan pembenahan kurikulum dan
pengajaran yang tepat dalam pendidikan IPA. Masalah ini juga yang mendasasri
adanya kurikulum yang di sempurnakan (KYD) yang saat ini sedang di kembangkan di
sekolah-sekolah, yaitu KTSP.
Dalam makalah ini penulis akan menyajikan tentang pengertian pendidikan IPA dan perkembangannya sehingga menyebabkan adanya perubahan kurikulum yang disempurnakan. Diharapkan setelah adanya penyempurnaan kurikulum maka pendidikan IPA dapat diajarkan sesuai dengan konsepnya serta dapat dikembangka dala dunia tekologi.[5]
Dalam makalah ini penulis akan menyajikan tentang pengertian pendidikan IPA dan perkembangannya sehingga menyebabkan adanya perubahan kurikulum yang disempurnakan. Diharapkan setelah adanya penyempurnaan kurikulum maka pendidikan IPA dapat diajarkan sesuai dengan konsepnya serta dapat dikembangka dala dunia tekologi.[5]
KESIMPULAN
Pendidikan IPA merupakan disiplin
ilmu yang di dalamnya terkait antara pendidikan dengan IPA. Pendidikan
merupakan suatu proses sadar dan terencana dari setiap individu maupun kelompok
untuk membentuk pribadi yang baik dalam mengembangkan potensi yang ada dalam
upaya mewujudkan cita-cita dan tujuan hidup yang diharapkan. IPA sendiri
merupakanpengetahuan dari hasil kegiatan manusia yang dipeoleh dengan
menggunakan langkah-langkah ilmiah yang berupa metode ilmiah yang didapatkan
dari hasil eksperimen atau observasi yang bersifat umum sehingga akan terus
disempurnakan.
Dari dua pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa pendidikan IPA merupakan suatu usaha yang dilakukan secara
sadar untuk mengungkap gejala-gejala alam dengan meerapkan langkah-langkah
ilmiah serta untuk membentuk kepribadian atau tingkah laku siswa sehingga siswa
dapat memehami proses IPA yang kemudian dapat dikembangkan di masyarakat.
Pendidikan IPA memiliki tujuan agar
peserta didik dapat mempelajari diri sendiri dan alam sekitar yang kemudian
dapat dikembangkan menjadi suatu ilmu yang baru. Perkembangan IPA ditandai
dengan pesatnya perkembangan teknologi yang berpengaruh dalam kehidupan di
masyarakat. Oleh sebab itu pendidikan IPA sangat diperlukan, melalui
pembelajaran IPA ini, diharapkan peserta didik dapat menggali pengetahuan
melalui kerja ilmiah dan terus mengembangkan sikap ilmiah agar peserta didik
nantinya bisa menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
[1]Althaf,
2010. IPM Indonesia Jauh Di Bawah Malaysia. Depdiknas, 2000. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Edisi III. Balai Pustaka. Jakarta.hal.92
[2]http://aeccenter.kemendag.go.id/media/177687/peluang-dan-tantangan-indonesia-pasar-bebas-asean.pdf
[3] Arya Baskoro
(Associate Researcher). 2015. Peluang, Tantangan, dan Risiko Bagi Indonesia Dengan Adanya
Masyarakat Ekonomi ASEAN.hal 68
[4] Muhammad
Joko.M.Pd, Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) SD/MI, (Jakarta :
Rosda Karya,2007).hal.56
[5] P Suparno. Pendidikan
Scientific & Teknologi dalam pembelajara IPA SD/MI (Bandung :
Alfabeta,2007), hal 134
PENDIDIKAN IPA SD/MI DAN SIGNIFIKANSINYA MENHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)
Reviewed by asarisolid
on
4:12 AM
Rating:
No comments: