PROFIL PELAJAR PENDIDIKAN ABAD KE-21 || Critical Thinking, Communiaction, Collaborative, Creativity)
Latar Belakang
Menurut Djamarah (2011) pendidikan merupakan tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat. Sebagaimana yang tercantum di dalam undang-undang Nomor 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi setiap individu untuk dapat berkembang (Megawanti, 2012). Hakikat seorang pendidik adalah mendidik dan sekaligus didalamnya mengajar sesuai dengan keilmuan yang dimilikinya (Ramli, 2015). Konsep pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara didasarkan pada asas kemerdekaan, memiliki arti bahwa manusia diberi kebebasan dari Tuhan yang Maha Esa untuk mengatur kehidupannya dengan tetap sejalan dengan aturan yang ada di masyarakat. Untuk menciptakan manusia indonesia yang beradab, maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk mencapainya. Pendidikan dapat menjadi ruang berlatih dan tumbuhnya nilai-nilai kemanusiaan yang dapat diteruskan atau diwariskan. Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidik menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh sebab itu, pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak. Hal itu sesuai dengan pendidikan yang saat ini diintegrasikan dengan keterampilan abad 21, dimana pendidikan di abad 21 ini merupakan pendidikan yang pada proses pembelajarannya berpusat pada peserta didik (student centered).
Abad 21 kini telah menimbulkan begitu banyak tantangan, dimana abad 21 ini dicirikan dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat, serta digitalisasi yang terjadi di semua sektor kehidupan. Hal ini mengharuskan masyarakat untuk mampu mengimbangi perkembangan yang pesat ini. Perkembangan teknologi di abad 21 tentunya bisa memberikan peluang apabila mampu memanfaatkan segala perubahan yang terjadi dengan baik, tetapi sebaliknya apabila tidak mampu untuk mengantisipasi perubahan yang negatif maka tentu hal ini akan menimbulkan masalah. Maka untuk mengimbangi perubahan dan tantangan di abad 21, manusia dituntut untuk memiliki keterampilan yang tidak bisa dimiliki oleh robot (teknologi). Adapun keterampilan abad 21 yang harus dimiliki manusia yakni meliputi 4C (Critical Thinking, Communiaction, Collaborative, Creativity) (Redhana, 2019). Kompetensi abad 21 atau disebut 4C ini dituangkan dalam pendidikan guna untuk mempersiapkan peserta didik agar mampu bersaing serta menjadi manusia yang unggul dan berkualitas.
B. Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan profil pelajar pendidikan abad ke-21 ?
Apa saja keterampilan yang harus dimiliki peserta didik pada pembelajaran abad ke-21 ?
Bagaimana ciri pembelajaran abad ke-21 ?
Bagaimana penerapan profil pelajar pendidikan abad ke-21 dalam pembelajaran di sekolah ?
C. Tujuan Masalah
Mengetahui apa yang dimaksud dengan profil pelajar pendidikan abad ke21.
Mengetahui apa keterampilan yang harus dimiliki peserta didik pada pembelajaran abad ke-21.
Mengetahui Bagaimana ciri pembelajaran abad ke-21.
Mengetahui Bagaimana penerapan profil pelajar pendidikan abad ke-21 dalam pembelajaran di sekolah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Profil Pelajar Pendidikan Abad ke-21
Profil Pelajar pendidikan abad ke-21 merupakan sejumlah ciri karakter dan kompetensi yang diharapkan untuk diraih oleh peserta didik, yang didasarkan pada nilai-nilai luhur Pancasila. Profil siswa abad 21 adalah profil siswa yang memiliki 12 keterampilan yang dibutuhkan siswa dalam menghadapi era informasi. Keahlian tersebut terdiri dari 12. Siswa dipersiapkan menghadapi segala tantangan dengan memiliki kecerdasan Pejuang.
Pancasila merupakan ciri khas bangsa Indonesia. Keterkaitan Pancasila dengan pendidikan abad 21 dan Profil Pelajar Pancasila yaitu Pancasila sebagai dasar negara memiliki nilai khas keIndonesiaan yaitu nilai religiusitas, kebhinekaan, gotong royong, dan keadilan. Profil pelajar Pancasila merupakan salah satu tujuan akhir yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran. Hal ini juga sejalan dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan & kebudayaan. Dalam rencana tersebut tertuang bahwa Profil Pelajar Pancasila merupakan perwujudan pelajar Indonesia sebagai pembelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi dan wawasan global serta berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, dengan enam ciri utama: beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.
Keterampilan yang Harus Dimiliki Peserta Didik Pada Pembelajaran Abad Ke-21
Sir Arthur C. Clarke, seorang ilmuwan sekaligus penulis dari Inggris, mengatakan bahwa we need to educate our children for their future, not their past yang artinya kita harus mendidik anak-anak untuk masa depan mereka, bukan masa lalu. Atau yang sudah akrab di telinga kita ungkapan bahwa kita harus mendidik anak-anak sesuai dengan zamannya. Saat ini sudah memasuki abad 21 di mana perkembangan zaman sudah sangat berbeda, tantangan dan peluang yang muncul juga sangat berbeda dengan masa-masa Guru Pintar menjadi pelajar. Untuk menghadapi abad 21 ini keterampilan belajar apa yang harus dimiliki oleh guru dan siswa. Dalam pembelajaran abad 21 kemampuan yang paling penting untuk diajarkan pada siswa ada enam. Dengan enam kompetensi atau keterampilan tersebut, diharapkan siswa akan mampu menjawab semua tantangan yang mungkin mereka hadapi di masa depan.
Critical Thinking (Berpikir Kritis) and Problem Solving (Pemecahan Masalah)
Berpikir kritis adalah kemampuan untuk berpikir secara rasional. Sedangkan Problem Solving adalah kemampuan siswa dalam memecahkan masalah. Dengan kemampuan ini, saat siswa mendapatkan informasi, mereka tidak akan serta-merta menerimanya begitu saja, melainkan mempertanyakannya terlebih dahulu. Dengan kompetensi ini, siswa akan mampu untuk menganalisa sesuatu hal dan memecahkan masalah. Di tengah derasnya arus informasi yang ada seperti saat ini, sangat penting untuk membekali siswa dengan kemampuan ini supaya mereka tidak mudah terpengaruh oleh berita hoaks.
Communication (Keterampilan Berkomunikasi)
Kemampuan siswa yang harus dikembangkan yang kedua adalah communication atau komunikasi. Kemampuan ini berkaitan dengan bagaimana siswa dapat mengekspresikan apa yang ada di dalam pikiran secara lisan maupun tulisan dengan efektif. Tujuan utama dari diajarkannya kemampuan berkomunikasi ini adalah supaya siswa memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik sehingga pesan yang mereka sampaikan dapat diterima dengan baik oleh penerima pesan dan tidak terjadi salah paham. Dalam keterampilan ini, siswa juga diajarkan untuk memahami situasi sekitar, penggunaan media dalam komunikasi, dan siapa yang menjadi lawan bicara mereka. Beri kesempatan pada siswa untuk mengemukakan pendapat, menceritakan pengalaman, atau bertanya di kelas adalah cara untuk melatih kemampuan berkomunikasi siswa. Dengan pembiasaan dan juga teladan yang baik dari guru dalam berkomunikasi, siswa akan lebih mudah mengembangkan kemampuan komunikasi mereka dan tentu saja akan menjadi pribadi yang lebih percaya diri.
Collaboration (Kolaborasi)
Collaboration is the new competition. Pada abad 21 selain membangun jiwa kompetitif, ada hal lain yang lebih penting untuk diajarkan kepada siswa, yaitu kolaborasi. Sudah bukan waktunya lagi untuk menjadi pemenang seorang diri saat ini. Penting untuk diajarkan kepada siswa untuk dapat berkolaborasi dan bekerja sama dengan orang lain sehingga dapat mencapai kesuksesan yang bersama-sama. Dengan berkolaborasi, masing-masing siswa dilatih untuk bisa saling mengisi kelebihan dan kekurangan satu sama lain, sehingga hasil akhirnya pun bisa lebih maksimal. Selain itu, kolaborasi juga berguna untuk mengajarkan kepada siswa untuk lebih bertanggung jawab dengan perannya, saling berempati, dan menghormati orang lain yang memiliki pendapat berbeda. Cara terbaik untuk mengajarkan kolaborasi adalah dengan membuat siswa bekerja secara berkelompok, berdiskusi, atau mengerjakan project secara bersama-sama. Siswa akan belajar mendengar pendapat orang lain dan juga menghargainya. Selain itu, mereka juga akan mendapatkan rasa bangga karena telah melakukan tugasnya dengan baik dan berkontribusi dalam kesuksesan kelompoknya.
Creativity (Kreativitas)
Kemampuan dalam diri yang dapat dikembangkan di abad 21 ini selanjutnya adalah creativity atau dalam bahasa Indonesianya adalah kreativitas. Mengapa kreativitas harus dikembangkan di abad 21 ini? Karena kreativitas dapat membuat siswa berpikir out of the box, mereka akan dapat lebih berani mencari dan mengungkapkan ide-ide yang ada di dalam kepalanya. Kemampuan berpikir kreatif selama ini dianggap hanya terbatas pada penciptaan barang atau ide baru, padahal kreativitas juga bisa juga diterapkan untuk mengembangkan sesuatu yang sudah ada menjadi lebih baik lagi. Guru Pintar dapat mengasah kreativitas siswa dengan mengajak mereka untuk bebas mengeksplorasi pikiran serta imajinasinya. Guru Pintar juga bisa membantu mengembangkan kreativitas siswa dengan memberikan wadah serta dukungan yang tepat agar mereka tidak takut untuk berkreasi.
Citizenship
Kompetensi atau keterampilan abad 21 berikutnya adalah citizenship atau sering juga dienal sebagai Global Citizenship. Pendidikan global citizenship ini melatih siswa untuk aware bahwa mereka tidak hanya milik suatu komunitas atau etnis tertentu saja, melainkan mereka juga adalah bagian dari warga negara dunia. Tujuan dari pendidikan global citizenship adalah untuk memberdayakan siswa untuk berperan aktif dalam menghadapi dan mengatasi tantangan global dan menjadi kontributor yang proaktif untuk dunia yang lebih damai, toleran, inklusif dan aman. Mereka akan dapat menghargai perbedaan baik itu perbedaan kebudayaan, kebangsaan, fisik, dan lain sebagainya.
Leadership
Anak-anak adalah pemimpin masa depan. Supaya mereka menjadi pemimpin-pemimpin yang handal di masa depan, mereka harus dilatih untuk memiliki karakter dan juga keterampilan Ileadership sejak dini. Dalam leadership, sikap kepemimpinan dalam diri siswa dibangun agar menjadi siswa yang bertanggung jawab, siswa yang dapat menjalankan perannya sebagai siswa serta siswa yang dapat mengembangkan potensinya sebagai seorang pribadi. Bentuk-bentuk kegiatan yang mendorong tumbuhnya keterampilan leadership diantaranya organisasi siswa seperti OSIS, mengikuti kegiatan Leadership Camp, workshop, dan lain sebagainya.
Dengan mengembangkan keterampilan abad ke-21 dalam pembelajaran, diharapkan setiap individu memilki keterampilan untuk hidup di abad ke-21 dengan berbagai peluang dan tantangan yang akan di hadapi di era kemajuan teknologi dan informasi. Beberapa pakar menjelaskan pentingnya penguasaan berbagai keterampilan abad ke-21 sebagai sarana kesuksesan di abad dimana dunia berkembang dengan cepat dan dinamis. Indikator keberhasilan lebih didasarkan pada kemampuan untuk berkomunikasi, berbagi, dan menggunakan informasi untuk memecahkan masalah yang kompleks, dapat beradaptasi dan berinovasi dalam menanggapi tuntutan baru dan mengubah keadaan, dan memperluas kekuatan teknologi untuk menciptakan pengetahuan baru. Ketidakmampuan anak dalam mengungkapkan keinginan, perasaan serta mengaktualisasikan apa yang ada dalam diri mereka menjadikan masalah yang dihadapi oleh anak-anak semakin besar. Sehingga anak-anak memerlukan sebuah kemampuan dan keterampilan untuk mengungkapkan masalah yang mereka hadapi kepada orang lain. Semua kecakapan ini bisa dimiliki oleh peserta didik apabila pendidik mampu mengembangkan rencana pembelajaran yang berisi kegiatan-kegiatan yang menantang peserta didik untuk berpikir kritis dalam memecahkan masalah. Kegiatan yang mendorong peserta didik untuk bekerja sama dan berkomunikasi harus tampak dalam setiap rencana pembelajaran yang dibuatnya. Keterampilan abad ke-21 diantaranya adalah
Communication (komunikasi) adalah proses pertukaran bahasa yang berlangsung dalam dunia manusia, Collaborative (kolaborasi) adalah Suatu pembelajaran termasuk pembelajaran kolaboratif apabila anggota kelompoknya tidak tertentu atau ditetapkan terlebih dahulu, dapat beranggotakan dua orang, beberapa orang atau bahkan lebih dari tujuh orang, Critical Thinking and Problem Solving (berpikir kritis dan pemecahan masalah). Adalah Berpikir kritis merupakan suatu proses yang terarah dan jelas yang digunakan dalam kegiatan mental seperti memecahkan masalah, mengambil keputusan, membujuk, menganalisis asumsi dan melakukan penelitian ilmiah. Berpikir kritis adalah kemampuan untuk berpendapat dengan cara yang terorganisasi. Berpikir kritis merupakan kemampuan untuk mengevaluasi secara sistematis bobot pendapat pribadi dan pendapat orang lain (Elaine B. Johnson, 2009: 182), Creativity and innovation (kreativitas dan inovasi) Lawrence dalam Suratno, 2005: 24 menyatakan kreativitas merupakan ide atau pikiran manusia yang bersifat inovatif, berdaya guna dan dapat dimengerti. Berbeda dengan Lawrence, Chaplin dalam Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati, 2010: 16) mengutarakan bahwa kreativitas adalah kemampuan menghasilkan bentuk baru dalam bidang seni atau dalam persenian, atau dalam memecahkan masalah-masalah dengan metode-metode baru.
Ciri Pembelajaran Abad Ke-21
Pembelajaran abad 21 adalah pembelajaran yang menggabungkan kecakapan literasi, kemampuan pengetahuan, keterampilan, perilaku, serta penguasaan teknologi. Artinya, di abad ini peserta didik tidak hanya dituntut untuk mahir dalam ilmu pengetahuan. Lebih dari itu, peserta didik juga harus terampil dalam menggunakan teknologi, menjadi insan literat, serta berakhlak yang baik. Itulah mengapa kompetensi yang harus dimiliki di abad 21 ini disebut sebagai 4C yang mencakup creativity and innovation, collaboration, communication, and critical thinking and problem solving. Pembelajaran di abad ini harus berbasis HOTS (high order thinking skill) atau keterampilan berpikir tingkat tinggi. Ciri pembelajaran di setiap abad tentu disesuaikan dengan perkembangan zaman di abad tersebut. Lantas, apa ciri-cirinya?
Selalu melibatkan aspek keterampilan abad 21 dalam menyelesaikan setiap permasalahan di ranah global. Selalu berkolaborasi dalam belajar dan bekerja dengan beragam individu dari berbagai suku, etnis, maupun agama. Mengedepankan sikap saling menghormati dan dialog terbuka dengan komunitas. Penanaman nilai integritas di tengah keberagaman bangsa dan budaya sebagai bentuk keragaman masyarakat global.
Pembelajaran harus dipusatkan pada peserta didik.
Implementasi Profil Pelajar Pendidikan Abad Ke-21 dalam Pem belajaran di Sekolah
Implementasikan Profil Pelajar Pancasila melalui keteladanan dan pembiasan guru sebagai agen perubahan abad 21, siswa lebih menyadari, memahami dan melaksanakan hak serta kewajibannya untuk beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia; mandiri; bergotong-royong; berkebinekaan global; bernalar kritis; dan kreatif. Peran guru sebagai agen perubahan abad 21 dapat ditinjau dari tiga sudut pandang sebagai aktivitas pengajaran dan administrasi pendidikan, diri pribadi dan psikologis dengan mempunyai lima ciri yaitu: mempunyai komitmen pada siswa dan proses belajarnya, menguasai secara mendalam materi pelajaran yang diajarkannya serta cara mengajarnya kepada siswa, bertanggung jawab memantau hasil belajar siswa melalui berbagai evaluasi, mampu berpikir sistematis tentang apa yang dilakukannya dan belajar dari pengalamannya dan merupakan bagian masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya dengan empat profilnya yaitu memiliki kepribadian yang matang dan berkembang, menguasai ilmu yang ditekuninya, memiliki keterampilan dan Menguasai sains dan teknologi serta mengembangkan profesi secara berkelanjutan. Metode keteladanan guru sebagai agen perubahan dalam implementasi Profil Pelajar Pancasila sangat efektif dan efesien dalam membentuk sikap dan prilaku siswa di sekolah, karena siswa tersebut sangat peka meniru dari orang dekatnya terurama orang tua dalam kelaurga (in formal), masyakarat sekitarnya (non formal) dan gurunya di sekolah (formal). Ketiga lingkungan tersebut berpengaruh namun keteladanan dan kebisaan gurunya di sekolah sangat berpengaruh. Kadang anak lebih percaya kepada guru dari pada pihak lainnya.
Impelemntasi yang lain yaitu dengan penerapan pembelajaran di sekolah pendidik bersama peserta didik seperti : peserta didik diminta untuk membuat pupuk berbahan dasar sampahorganik sebagai pupuk alternatif yang ramah lingkungan. Adapun langkah penerapannya berkaitan dengan contoh tersebut adalah sebagai berikut. Guru memberikan pemahaman terkait masalah utama yang melatarbelakangi pembuatan pupuk alternatif berbahan sampah organik. Misalnya saja, meningkatnya kasus pencemaran tanah akibat pemakaian pupuk kimia secara berlebihan. Guru membimbing peserta didik dalam menentukan alur kerja serta rencana pembuatan produk. Guru membimbing peserta didik untuk membuat jadwal pengerjaan tugas, mulai menyusun alur kerja, persiapan barang, sampai mendapatkan hasil. Kegiatan pembelajaran ini membutuhkan waktu yang lebih lama karena proses pembuatan pupuk tidak bisa selesai hanya dalam satu kali pertemuan. Jika tiba jadwal presentasi, setiap kelompok harus mempresentasikan proses pembuatan pupuk di depan kelas. Dalam hal ini, kelompok lain diberi kesempatan untuk bertanya terkait pembuatan pupuk tersebut. Guru memberikan penilaian terkait hasil yang diperoleh setiap kelompok. Guru mengadakan evaluasi terkait pembuatan pupuk alternatif berbahan dasar sampah organik.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Profil Pelajar Pendidikan Abad Ke-21 yaitu Profil Pelajar pendidikan abad ke-21 merupakan sejumlah ciri karakter dan kompetensi yang diharapkan untuk diraih oleh peserta didik, yang didasarkan pada nilai-nilai luhur Pancasila. Profil siswa abad 21 adalah profil siswa yang memiliki 12 keterampilan yang dibutuhkan siswa dalam menghadapi era informasi.
Keterampilan yang Harus Dimiliki Peserta Didik Pada Pembelajaran Abad Ke-21 yaitu : Critical Thinking (Berpikir Kritis) and Problem Solving (Pemecahan Masalah), Communication (Keterampilan Berkomunikasi), Collaboration (Kolaborasi), Creativity (Kreativitas), Citizenship dan Leadership.
Ciri Pembelajaran abad Ke-21 adalah pembelajaran yang menggabungkan kecakapan literasi, kemampuan pengetahuan, keterampilan, perilaku, serta penguasaan teknologi. Artinya, di abad ini peserta didik tidak hanya dituntut untuk mahir dalam ilmu pengetahuan. Lebih dari itu, peserta didik juga harus terampil dalam menggunakan teknologi, menjadi insan literat, serta berakhlak yang baik.
Implementasikan Profil Pelajar Pancasila Abad Ke-21 Pada Pembelajaran di Sekolah melalui keteladanan dan pembiasan guru sebagai agen perubahan abad 21, siswa lebih menyadari, memahami dan melaksanakan hak serta kewajibannya untuk beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia; mandiri; bergotong-royong; berkebinekaan global; bernalar kritis; dan kreatif. Impelemntasi yang lain yaitu dengan penerapan pembelajaran di sekolah pendidik bersama peserta didik seperti: peserta didik diminta untuk membuat pupuk berbahan dasar sampahorganik sebagai pupuk alternatif yang ramah lingkungan.
B. Saran
Setelah membaca makalah ini pembaca memperoleh pengetahuan baru yang bermanfaat terutama mengenai pemahaman memperdalam tentang bentuk-bentuk desain pendidikan yang memerdekakan. dan penyusun menyadari bahwa makalah ini masi banyak kekurangan sehingga mengharapkan banyak kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Anugrah, Meisakh Nur, Indri Astuti dan Afandi. Analisis Karakter Pelajar Abad-21 dalam Studi Kasus di SMA Kristen Makedona. Jurnal Evaluasi Pendidikan. Vol. 13, No. 2. 2022. https://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jep/article/download/28276/13096/#:~:text=Pelajar%20di%20abad%2021%20adalah,S%2C%202019
https://yunandra.com/profil-siswa-abad-21/
https://repo.undiksha.ac.id/13848/2/1914041004-BAB%201%20PENDAHULUAN.pdf
No comments: