KULTUM TENTANG SEDEKAH
Sebagai umat Islam, kita dianjurkan untuk
menaruh simpati dan empati kepada orang lain yang berkekurangan, baik dari sisi
finansial, kekeringan jiwa dan motivasi, maupun hal lainnya.
Hal tersebut tentu saja harus diwujudkan dalam
bentuk perhatian khusus kepada mereka, misalnya dengan sedekah.
Salah satunya dengan berbagi makanan, minuman,
atau sebagian harta kita kepada mereka untuk dimanfaatkan dalam menjalani
kehidupannya.
Sedekah kepada orang lain merupakan kebiasaan
terbaik dalam Islam. Bahkan, Sayyid Muhammad bin Alawi bin Abbas al-Maliki
al-Hasani dalam kitabnya yang berjudul Syaraful Ummatil Muhammadiyah,
menyebutkan bahwa memberikan makan kepada orang lain merupakan bagian dari
amal-amal yang paling diharapkan untuk mengantarkan kita masuk ke dalam
surganya Allah SWT.
Hadirin yang dirahmati oleh Allah SWT. Memang
amalan ini dapat menjadi pelebur dosa bagi orang yang melakukannya hingga
menjadi bagian dari hal yang mewajibkan pengamalnya mendapatkan rahmat hingga
ampunan dari Allah SWT.
Tidak sekadar imbalan surga bagi mereka yang
memiliki kebiasaan berbagi makanan. Mereka juga mendapatkan pintu dan ruang
khusus di surga.
Oleh karena itu, mari kita bersedekah
khususnya, kepada orang-orang terdekat kita, anak-anak yatim dan fakir miskin
yang berada di sekitar kita. Sebab, mereka adalah orang-orang yang ada di depan
mata yang harus kita bantu semampu kita.
Semoga kultum pada hari ini membawa keberkahan
bagi kita semua.
Manfaat
Membaca Al-Qur’an dan Puasa
Kadang
kita semangat untuk beribadah, dan kadang kita merasa malas untuk menjalankan
ibadah. Kenapa itu bisa terjadi? Jawaban yang paling mudah karena itu takdir
dari Allah ‘Azza wa Jalla. Allah menakdirkan hari ini kita semangat besok kita
malas.
Namun
tentunya segala sesuatu ada sebabnya. Salah satu sebab terbesar yang menyebabkan
orang malas atau semangat beribadah adalah kondisi hati. Ketika hatinya sedang
sehat, hatinya sedang bersih, biasanya dia akan semangat beribadah.
Sebaliknya,
ketika hatinya kotor dan dipenuhi dengan penyakit, maka saat itu dia akan malas
untuk beribadah kepada Allah ‘Azza wa Jalla.
Apakah
hati yang terlanjur kotor, yang terlanjur sakit, bisa diobati, bisa
dibersihkan? Jawabnya bisa. Tentunya dengan izin Allah ‘Azza wa Jalla. Dan
salah satu faktor yang bisa membersihkan hati dari kerak-kerak kotoran itu dan
Al-Qur’an.
Sehingga
di dalam Surah Al-Isra’ ayat 82, Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:
وَنُنَزِّلُ
مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ
“Dan
Kami turunkan Al-Qur’an salah satunya adalah untuk Syifa
(penawar/penyembuh/obat) dari penyakit-penyakit yang ada dalam hatinya…”
Semakin
sering kita membaca Al-Qur’an, semakin banyak halaman yang kita baca, maka akan
semakin sehat hati kita, akan semakin bersih hati kita. Sebaliknya, semakin
jarang kita menyentuh Al-Qur’an, semakin jarang kita membaca Al-Qur’an, maka
kerak-kerak yang dalam hati kita akan semakin menumpuk dan semakin susah untuk
dihilangkan.
Mudah-mudahan
kita ditolong oleh Allah untuk memanfaatkan bulan Ramadhan guna membersihkan
hati kita yang mungkin sudah terlanjur kotor. Tidak ada kata terlambat untuk
memperbaiki diri.
Ramadhan sebagai Bulan Meraih Surga
Selain
rahmat dan ampunan, pada bulan Ramadhan ini Allah juga membuka pintu-pintu
surga dan menutup rapat-rapat pintu neraka-Nya.
Dalam
salah satu hadits disebutkan : إِذَا جَاءَ رَمَضَانَ فُتِحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ
وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِيْنَ Artinya, “Ketika Ramadhan tiba, dibukalah
pintu-pintu surga, ditutuplah pintu-pintu neraka dan setan pun dibelenggu.” (HR
Muslim)
Berkaitan
dengan hadits di atas, Syekh ‘Izzuddin bin Abdissalam menjelaskan, ‘dibukanya
pintu surga’ merupakan simbol imbauan bagi umat Muslim untuk memperbanyak amal
ibadah di bulan suci Ramadhan, sementara ‘dibelengguhnya setan’ merupakan
simbol untuk mencegah diri dari perbuatan maksiat. (Syekh ‘Izzuddin bin
Abdissalam, Maqashidush Shaum, 1922: 12)
Artinya,
kita bisa mendapatkan kesempatan meraih surga di bulan Ramadhan ini jika kita
mengupayakan diri sendiri dengan memperbanyak amal-amal ibadah yang dianjurkan
sekaligus menahan diri dari segala perbuatan maksiat. Selamat menjalankan ibadah pusa, semoga
Ramadhan tahun ini lebih baik dari Ramadhan-ramadhan sebelumnya. Wallahu a’lam.
Sumber:
https://nu.or.id/ramadhan/kultum-ramadhan-meraih-rahmat-ampunan-dan-surga-di-bulan-mulia-mIYnJ
Ramadhan sebagai Bulan Ampunan
Kita
tentu sering mendengar, membaca, atau menyampaikan langsung, baik dalam
kesempatan ceramah, tulisan di media massa, ataupun di video-video yang
tersebar berbagai platform media sosial, bahwa Ramadhan adalah bulan penuh
ampunan.
Sudah
barang tentu semua umat Muslim ingin mendapat ampunan ini. Maka, salah satu doa
yang khas dibaca dan dianjurkan dalam bulan suci ini adalah perbanyak memohon
ampunan, sebagaimana salah satu doa berikut:
اَللَّهُمَّ إنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيْمٌ تُحِبُّ
الْعَفْوَ فاَعْفُ عَنَّا
Artinya, ”Wahai Allah Sesungguhnya Engkau maha pengampun serta suka
mengampuni, maka ampunilah aku.”
Doa
di atas juga dianjurkan untuk dibaca pada tanggal-tanggal potensial terjadinya
malam Lailatul Qadar, yaitu pada setiap tanggal ganjil di sepuluh hari terakhir
dari bulan Ramadhan.
Namun,
karena malam Lailatul Qadar juga memungkinkan terjadi pada tanggal kapan saja
selama Ramadhan, maka doa tersebut juga dianjurkan untuk banyak dibaca
sepanjang bulan puasa. (Abu Ishaq as-Syairazi, at-Tanbih fi Fiqhisy Safi’i,
t.t: juz I, h. 67)
Sumber:
https://nu.or.id/ramadhan/kultum-ramadhan-meraih-rahmat-ampunan-dan-surga-di-bulan-mulia-mIYnJ
Macam-Macam Syurga dan Penghuninya
Sebagai umat muslim tentu surga adalah tujuan dan keinginan di akhirat kelak.
Orang-orang berlomba-lomba berbuat kebaikan guna mengumpulkan pahala sehingga
lebih mudah menuju rumah yang hakiki, yaitu surga.
Berikut
macam surga ada 8 dengan calon penghuni yang berbeda-beda kriterianya. Pertama surga firdaus, merupakan tingkat
tertinggi.
“Calon
penghuni surga ini adalah orang beriman yang khusyuk dalam salat, menunaikan
zakat, menjaga diri dan menghindari zina, dan senantiasa menaati
perintah-perintah Allah SWT.”
Kedua,
surga ‘adn yang diciptakan dari Intan putih. Surga ini dihuni oleh orang-orang
yang beriman karena kesempurnaan iman dan Islamnya. Sekaligus diperuntukkan
bagi orang yang bersabar dalam hidupnya.
Ketiga,
surga Naim yang tercipta dari perak putih. Calon penghuni surga ini adalah
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh. Keempat, surga Ma’wa
tempat tinggal malaikat Jibril. Surga Ma’wa menjadi tempat para hamba-Nya yang
bertakwa, beramal saleh, menahan hawa nafsu, dan meyakini kebesaran Allah SWT.
Kelima,
surga Darussalam yang diciptakan dari yaqut merah. Adapun penghuninya adalah
orang-orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah, merenungkan tanda-tanda
kebesaran-Nya, dan orang yang selalu mengakui kebesaran Allah.
Keenam,
surga yang diciptakan dari permata putih yaitu Darul Muqomah. Ini yang akan
ditempati oleh orang yang senantiasa berpegang teguh kepada iman dan Islam dan
memperbanyak amal saleh. Ketujuh, Maqamul Amin yang akan dihuni oleh orang yang
benar-benar bertakwa kepada Allah.
Terakhir,
surga Khuldi yang diciptakan dari marjan merah dan kuning. Calon penghuninya
adalah orang yang taat menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
No comments: