Materi Tentang IMAN dan ISLAM

 Meningkatkan Iman Sebagai Upaya Menangkal Diri Dari Hal-hal Negatif

1.        Iman

Menurut bahasa, iman berarti pembenaran dalam hati. Adapun menurut istilah “membenarkan dengan hati, mengikrarkan dengan Islam, mengamalkan dengan anggota badan”.

Ini adalah mayoritas para ulama Imam Syafi’i meriwayatkan ijma’ para sahabat tabi’in, dan orang-orang sesudah mereka yang sezaman dengan beliau atas pengertian tersebut.

 

“Membenarkan dengan hati” maksudnya menerima segala yang dibawa Rasulullah. “Mengikrarkan dengan lisan” maksudnya mengucapkan dua kalimat syahadat. “Mengamalkan dengan anggota badan” maksudnya hati mengamalkan dalam bentuk keyakinan, sementara anggota badan mengamalkan dalam bentuk ibadah yang sesuai dengan fungsinya.

Iman itu terbagi menjadi dua bagian, yaitu Iman yang samar (khaf) dan Iman yang tampak (jali). Iman yang samar misalnya, yang berkaitan dengan niat. Iman yang tampak, seperti segala sesuatu yang dikerjakan oleh anggota badan secara lahir, seperti membaca Al-Qur’an, sholat, puasa, zakat, haji, dan lain-lain.

Dalam hadits dari Abu Hurairah disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda

 
Iman itu ada 70 atau 60 sekian cabang. Yang paling tinggi adalah perkataan ‘laa ilaha illallah’ (tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah), yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalanan, dan sifat malu merupakan bagian dari iman.” (HR. Bukhari no. 9 dan Muslim no. 35).

 

a.        Iman Kepada Allah

Beriman kepada Allah adalah keyakinan yang sesungguhnya bahwa Allah adalah satu, Esa, sendiri, tempat bergantung, tidak beranak, tidak diperanakkan. Hanya Allah yang menciptakan dan pemilik segala sesuatu. Hanya Allah yang dapat memberi rezeki, kematian, kehidupan, dan mengatur segala urusan di langit serta di bumi.

 Allah yang berhak disembah, tiada tuhan selain Allah, semua ibadah diperuntukkan kepada Allah. Seperti tunduk, khusyuk, takut, taubat, niat, memohon, berdoa, menyembelih kurban, nazar dan sebagainya. Tidak boleh berdoa kepada wali, nabi, malaikat, dan lain sebagainya. Karena hanya Allah yang dapat mengabulkan doa. Termasuk beriman kepada Allah adalah beriman dengan segala apa yang dikabarkan dalam Kitab suci-Nya atau apa yang dapat mengabulkan doa.


b.        Iman Kepada Malaikat

 Meyakini secara pasti bahwa Allah mempunyai para malaikat yang diciptakan dari cahaya, tidak pernah mendurhakai terhadap apa yang Allah perintahkan kepada mereka, dan mengerjakan setiap perintah yang Allah titahkan kepada mereka. Dalil yang mewajibkan beriman kepada malaikat ;

“Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah,malaikat-malaikat-Nya, kitab- kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami taat". (Mereka berdoa): "Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali".

Merekalah yang ditugasi mengurus adzab dan nikmat dalam alam barzakh serta sesudah kebangkitan. Merekalah yang membuat alat kenikmatan dan azab. Merekalah yang meneguhkan iman bagi hamba yang mukmin dengan izin Allah, mengajarkan baginya yang bermanfaat, yang berperang membelanya. Merekalah para walinya(penolongnya) di duna dan di akhirat. Merekalah yang menjanjikan kebaikan dan mengajak kepadanya, melarang kejahatan dan memperingatkannya. Mereka adalah duta penghubung antara Allah dan hamba-Nya. Turun dengan perintah dari sisi-Nya di seluruh penjuru alam, dan naik kepada-Nya dengan perintah.

 

c.         Iman kepada Kitab Allah

Beriman kepada kitab Allah adalah membenarkan dengan penuh keyakinan bahwa Allah mempunyai kitab-kitab yang diturunkan kepada hamba-hamba-Nya dengan kebenaran yang nyata dan petunjuk yang jelas. Al-Qur’an adalah kalam Allah yang Dia firmankan dengan sebenarnya, seperti apa yang Dia kehendaki dan menurut apa yang Dia ingini. Allah berfirman

“Dia menurunkan para malaikat dengan (membawa) wahyu dengan perintah- perintah-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki diantara hamba-hamba-Nya…”

 Mengenai Al-Qur’an para ulama mengatakan, “Sesungguhnya, Al-Qur’an adalah kalam Allah dengan lafazh dan maknanya, diturunkan dan ia bukan makhluk. Didengar oleh Jibril dari  Allah, kemudian disampaikan kepada Nabi  Muhammad SAW kepada para sahabatnya.” Allah berfirman ;

“Sesungguhnya Al-Quran ini adalah bacaan yang sangat mulia
pada kitab yang terpelihara (Lauhul Mahfuzh),”
 
Dalam ayat tersebut terdapat nash dan pernyataan bahwa al-Qur’an itu diturunkan dari sisi Allah. Tidak sah perkataan al-Qur’an dan Kitab-Kitab Allah yang lain itu adalah makhluk Kitab- Kitab itu adalah Kalam Allah, Kalam Allah adalah sifat-Nya bukan makhluk. Al-Qur’an datang dengan syariat yang universal, berlaku umum, untuk setiap zaman dan tempat, menghapus syariat sebelumnya. Dan ia wajib diikuti oleh setiap orang yang mendengarkan kabarnya sampai hari kiamat. Allah tidak menerima agama dari siapapun selainnya setelah al-Qur’an diturunkan.

 

d.        Iman kepada Nabi dan Rasul

Menurut bahasa, nabi beasal dari kata wa an baa anabbaa, yang berarti akhbara ‘mengabarkan’. Jadi, nabi adalah yang memberitakan dari Allah dan dia diberi kabar dari sisi-Nya. Maka, nabi adalah makhluk yang termulia dan tertinggi derajat atau kedudukannya. Menurut istilah, nabi adalah seorang laki-laki yang diberi wahyu oleh Allah berupa syariat terdahulu, dan dia mengajarkan kepada orang-orang di sekitarnya dari umatnya. Adapun rasul secara bahasa, adalah orang yang mengikuti berita-berita orang yang mengutusnya; diambil dari kata “ ja at al-ibilu rasala”,(unta itu datang beriringan). Menurut istilah, rasul adalah seorang laki-laki merdeka yang diberi wahyu oleh Allah dengan membawa syariat, dan dia diperintahkan untuk menyampaikan kepada umatnya, baik orang yang tidak dikenal maupun yang memusuhinya. 
 
Adapun perbedaan antara nabi dan rasul adalah:

1)         Kenabian (nubuwwah) adalah syarat kerasulan. Maka, tidak bisa menjadi rasul orang yang bukan nabi. Kenabian lebih umum daripada kerasulan. Setiap rasul pasti nabi, tetapi tidak setiap nabi adalah rasul.

2)         Rasul membawa risalah kepada orang(kaum) yang tidak mengerti tentang agama dan syariat Allah; atau kepada kaum yang telah mengubah syariat dan agama, untuk mengajari mereka atau mengembalikan mereka ke dalam syariat Allah. Adapun nabi diutus dengan dakwah kepada syariat nabi/rasul sebelumnya.

 

e.         Iman Kepada Hari Akhir

 Meyakini dengan pasti setiap hal yang diberitakan oleh Allah dalam kitab suci-Nya dan setiap hal yang diberitakan oleh rasul-Nya, mulai dari apa yang terjadi sesudah mati, fitnah kubur, azab dan nikmat kubur, serta apa yang terjadi sesudah itu seperti kebangkitan dari kubur, mahsyar (tempat berkumpul di akhirat), mizan (timbangan), haudh (telaga), sirath (titian), syafa’ah (pertolongan), surga dan neraka serta apa yang dijanjikan oleh Allah bagi para penghuninya.

“Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang- orang Shabiin, siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati”

“Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat.”

 

f.         Beriman Kepada Qadha’ dan Qadhar

Qadha’ menurut bahasa memiliki beberapa makna yang berbeda menurut perbedaan struktur kalimatnya. Diantaranya: 

1)         Perintah, seperti firman Allah:

 “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” 

 

2)         Khabar, seperti firman Allah 

Dan telah Kami wahyukan kepadanya (Luth) perkara itu, yaitu bahwa mereka akan ditumpas habis diwaktu Subuh”. 

Qadha adalah hukum Allah yang telah Dia tentukan untuk alam semesta ini, dan Dia jalankan alam semesta ini sesuai dengan konsekuensi hukum-Nya dari sunnah-sunnahnya yang Dia kaitkan antara akibat dan sebab-sebabnya. Semenjak Dia menghendakinya sampai selama- lamanya. Maka, setiap apa yang terjadi di alam ini adalah berdasarkan takdir yang mendahuluinya. Ini sesuai apa yang telah ditakdirkan dan ditentukan qadha’ nya oleh Allah, dan apa yang belum terjadi berarti belum ditakdirkan dan belum ditentukan oleh qadha’ nya.

 

Adapun qadhar adalah takdir, yaitu menentukan atau membatasi ukuran segala sesuatu sebelum terjadinya dan menulisnya di lauhul mahfudzh. Allah berfirman:

 “Dan dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya.”

 

A.       Islam

a.        Bersaksi Bahwa Tidak Ada Tuhan Selain Allah

Ini adalah rukun yang pertama, yaitu dengan cara mengucapkannya dan menetapkannya dengan hati bahwa tidak ada tuhan selain Allah. Tidak ada yang pantas disembah secara haq, kecuali Allah.

Keilahiyahan-Nya merupakan cabang dari kerububiyahan-Nya. Siapa yang mengakui keilahiyahan-Nya, dia telah mengakui kerububiyahan-Nya. Sebab, zat yang disembah haruslah pencipta dan memiliki sifat-sifat sempurna. Maka dari itu, orang yang mengingkari sifat-sifat Allah kurang sama sekali dari aspek penyembahan. Tuhan harus memiliki sifat-sifat yang sempurna sehingga layak disembah dengan segala sifat yang dimiliki-Nya. Maka dari itu, Allah berfirman:

Hanya milik Allah asmaa-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.”

Sembahlah Dia dan bertawasullah kamu dengan nama-Nyua untuk mendapatkan apa yang kamu inginkan. Doa ataupun permohonan di sini mencakup doa dalam arti meminta dan doa dalam arti ibadah.

Penyembahan yang dimaksud adalah tanpa kesyirikan, seperti, memohon kepada wali, menyembah batu atau patung, memberi sesajen kepada pohon dan benda-benda lain yang dianggap keramat. Kalimat tauhid ini jika diucapkan dengan lisan, diimani dalam hati, dan direalisasikan oleh manusia akan memasukkan pelakunya kedalam surga. Nabi bersabda:

”Barangsiapa yang akhir perkataannya sebelum meninggal dunia adalah ‘lailaha illallah’, maka dia akan masuk surga” (HR.   Abu   Daud.   Dikatakan shohih oleh   Syaikh   Al   Albani dalam Misykatul Mashobih no. 1621)

 

b.        Bersaksi Bahwa Muhammad Adalah Utusan Allah

Bersaksilah bahwa Muhammad bin Abdullah al-Hasyimi al-Quraisyi al-Arabi adalah Rasulullah. Setelah Muhammad diutus menjadi rasul, semua agama menjadi batal;btidak diterima oleh Allah, Allah berfirman:

“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.”

Sabda Rasulullah “bersaksilah bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah” merupakan kedua syarat ibadah, yaitu ikhlas kepada Allah dan mengikuti rasulullah. Siapa yang mengatakan “la ilaha illallah” berarti memurnikan ibadah kepada Allah tanpa menyekutukan-Nya siapa yang bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah berarti mengikuti sunnah Rasulullah dan meninggalkan bid’ah.

Maka dari itu, kedua rukun ini dianggap sebagai salah satu rukun islam karena keduanya kembali kepda salah satu fokus, yaitu mengoreksi ibadah. Ibadah tidak sah kecuali jika mencakup kedua kesaksian ini; beribadah dengan ikhlas dan sesuai dengan sunnah.

Disamping itu, hendaklah kita percaya bahwa beliau adalah penutup para nabi, firman

Allah:

“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

Maka dari itu, tidak ada nabi setelahnya. Siapa yang mengaku sebagai nabi sesudah Muhammad, berarti dia kafir, siapa pula yang membenarkannya dia telah kafir.

 

c.         Menegakkan Shalat

 Shalat merupakan penghubung (shillah) antara hamba dan Allah. Sesungguhnya, manusia jika berdiri mengerjakan shalat, dia bermunajat kepada tuhannya; berdialog dengan dengan-Nya seperti dijelaskan dalam hadis sahih dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda:

Dari hadist di atas kita tahu bahwa shalat adalah mengambil, memberi, berdialog, dan munajat antara manusia dan tuhan-Nya. Shalat harus dilakukan dengan menghadirkan hati sehingga kita dapat mengambil faedah darinya. Shalat yang dapat memberikan hasil hanyalah shalat yang sempurna syarat, rukun, wajibnya, serta dilakukan dengan khusyuk.

Shalat adalah rukun islam terbesar setelah dua kalimat syhadat. Allah mewajibkan shalat kepada Nabi Muhammad tanpa perantara, ditempat tertinggi yang dapat dicapai manusia, dan dimalam termulia, yaitu malam isra’ mi’raj. Pada awalnya shalat diwajibkan 50 waktu sehari semalam.

 

d.        Memberi Zakat

Kata zakat berasal dari kata zakah; diambil dari kata az-zaka’ yang berarti suci dan tumbuh. Karena orang yang mengeluarkan zakat berarti membersikah dirinya dari kebakhilan dan menumbuh kembangkan hartanya dengan zakat. Allah berfirman;

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

Pengertian zakat adalah nisab tertentu yang ditetapkan secara syariat pada hari tertentu, dan milik orang tertentu. Nisab harta tertentu berarti tidak semua harta, tetapi harta tertentu yang dijelaskan dalam al-Quran.

 

Zakat berbeda dengan pajak. Ada beberapa perbedaan antara zakat dengan pajak;

1)         Zakat. Hanya berasal dari sumber yang bersih dan yang berhak menerimanya hanya orang- orang yang ditentukan Allah dalam al-Quran.

2)         Pajak. Diperoleh dari segala sumber, baik haram maupun halal. Dialokasikan untuk hal-hal yang tidak terbatas dan berbeda-beda tiap negara.

Sebaik-baik shadaqah adalah zakat. Satu rupiah yang dikeluarkan zakat lebih baik daripada saturupiah yang dikeluarkan untuk shadaqah.

 

e.         Puasa Ramadhan

Ramadhan adalah antara bulan Sya’ban dan Syawal. Bulan ini dinamakan Ramadhan karena pada awal pemberian nama bulan ini berada masa masa yang sangat panas, yang bahasa arabnya ramadha’ sehingga disebut Ramadhan.

Puasa Ramadhan termasuk salah satu rukun Islam yang tidak sempurna Islam, kecuali dengannya. Akan tetapi, tidak wajib melaksanakan puasa Ramadhan, kecuali bagi orang yang memenuhi syarat berikut; Ilam, baligh, berakal, mampu, muqim, dan tidak berhalangan. Itulah keenam syarat yang diperlukan.

Anak kecil, orang gila, orang kafir, dan orang yang lemah tidak wajib berpuasa. Akan tetapi ia mendapati dua bagian;

1)         Jika kelemahannya itu bisa sembuh seperti sakit biasa, berbukalah setelah sembuh dan qadha’lah puasa sebanyak yang ditinggalkan.

 2)         Jika sakitnya tidak ada harapan untuk sembuh seperti orang yang sudah tua, atau berpenyakitan yang sulit untuk disembuhkan,dia haarus memberi makan orang miskin.

 

f.         Ibadah Haji

 Haji adalah menyengaaja ke Baitullah untuk tujuan menunaikan manasik (ibadah) yang dijelaskan Allah di dalam kitab-Nya melalui lisan Rasul-Nya. Haji di Baitullah merupakan salah satu rukun Islam. Di antara manasik haji adalah umrah, dan nabi menamakannya dengan haji kecil.

Haji memiliki beberapa syarat; baligh, berakal, Islam, merdeka mampu. Jika salah satu syaratnya tidak terpenuhi, tidak wajib hukumnya melaksanakannya.


Jika kelemahan seorang itu pada harta, tidak wajib baginya, baik dirinya sendiri maupun diwakilkan. Jika kelemahan itu pada fisik dan dia berharap penyakit itu bisa disembuhkan, dia harus menunggu sampai sembuh. Jika penyakitnya tidak bisa sembuh maka dia harus diwakilkan kepada orang lain yang bisa berhaji untuknya.

 

Materi Tentang IMAN dan ISLAM Materi Tentang IMAN dan ISLAM Reviewed by asarisolid on 1:17 AM Rating: 5

No comments:

ADS

referensimakalah. Powered by Blogger.