A. IHSAN
Menurut bahasa, ihsan berarti berbuat baik. Ia adalah lawan dari isaa’ah atau berbuat buruk.
Berbuat baik kepada sesama bisa dengan harta, jabatan, ilmu, dan tenaga.
Mengenai sabda Rasulullah “jika engkau tidak dapat melihat-Nya, sesungguhnya Dia melihatmu” ada yang mengatakan bahwa sabda tersebut merupakan penjelasan sabda sebelumnya, bahwa jika seorang hamba diperintahkan merasa diawasi Allah dalam ibadah dan merasakan kedekatan Allah dengan hamba-Nya seolah-olah melihatnya, bisa jadi tersebut sulit baginya. Untuk itu hamba tersebut menggunakan imannya bahwa Allah melihat dirinya, mengetahui rahasianya, dam tidak ada sedikitpun yang tidak diketahui-Nya.
a. Penyebutan Ihsan dengan Iman
“Tidak ada dosa bagi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan yang saleh karena memakan makanan yang telah mereka makan dahulu, apabila mereka bertakwa serta beriman, dan mengerjakan amalan-amalan yang saleh, kemudian mereka tetap bertakwa dan beriman, kemudian mereka (tetap juga) bertakwa dan berbuat kebajikan. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.”
b. Penyebutan Ihsan dengan Takwa
“Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat
kebaikan.”
Dalam sahih Muslim disebutkan Nabi menafsirkan bahwa yang dimaksud dengan kata tambahan pada ayat di atas adalah melihat Wajah Allah di surga. Itu repat sebagai balasan bagi orang yang berbuat ihsan. Karena, muhsin adalah mukmin yang menyembah Allah di dunia dengan merasa diawasi Allah. Dia seperti melihat Allah dengan hatinya dan melihat-Nya pada saat ia beribadah kepada-Nya. Maka, balasan baginya adalah melihat Allah terang-terangan diakhirat.
B. Kesimpulan
Tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pertama, pendidikan berarti ditujukan untuk melaksanakan transformasi nilai-nilai kebudayaan Islam dari suatu generasi kepada generasi berikutnya.Kedua, pendidikan ditujukan untuk pengembangan potensipotensi individu.ketiga, pendidikan berarti harus mampu menanamkan nilai-nilai absolut yang tidak dapat berubah dalam berbagai ruang dan waktu.
Definisi iman “membenarkan dengan hati, memgikrarkan dengan lisan, mengamalkan dengan anggota badan.”
5 pondasi dasar islam, yaitu bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan Shalat, memberi Zakat, puasa Ramadhan, Ibadah Haji.
Hidup manusia sangat memerlukan manusia lain supaya tercapainya cita-cita yang dia inginkan, contoh ketika manusia sedang melakukan suatu kegiatan pasti dia memerlukan manusia lain agar kegiatan yang dia lakukan dapat berjalan dengan baik dan sesuai yang dia harapkan. Dalam hal ini manusia memiliki kepentingan yaitu kepentingan pribadi dan kepentingan bersama (masyarakat).
Manusia secara pribadi maupun sebagai makhluk sosial ingin memenuhi kebutuhan secara umum, yaitu kebutuhan ekonomis, kebutuhan biologis dan lain sebagainya. Untuk memenuhi kebutuhan ini manusia tidak dapat berdiri sendiri, ia harus bekerja sama dengan orang lain atau masyarakat. Tanpa mengadakan kerja sama dan hubungan keutuhan tersebut tidak akan dapat terpenuhi, oleh sebab itu manusia baik secara pribadi maupun secara bersama saling memerlukan dan saling melakukan hubungan.
Dewasa ini, kemajuan teknologi informasi, komunikasi, dan teknologi smartphone semakin pesat. Hal ini sangat mempengaruhi tingkat kesadaran manusia terhadap hubungan sosial, mengapa karena manusia nanti akan terfokus dengan kepentingan pribadinya saja tanpa harus mempedulikan kepentingan bersama dalam artian dengan semakin canggihnya alat atau benda yang dimiliki sekarang tentu akan memudahkan manusia menyelesaikan segala masalah yang dihadapinya tanpa harus memikirkan kepentingan manusia bersama. Dan ini sangat bertentangan dengan prinsip manusia sebagai Ukhuwah Islamiyah, Ukhuwah Wathaniyah, dan Ukhuwah Insaniyah. Sebagaimana yang tertulis dan dapat difahami dari firman Allah SWT :
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.(Q.S.Al-Hujurat[49]:13)
Ayat ini menjelaskan bahwa manusia diciptakan dari hubungan laki-laki dengan perempuan, bukan dari tanah sebagaimana Nabi Adam (hanya Nabi Adam yang dari tanah, anak cucu adam dari sari pati tanah yang dimakan kaum adam dan hawa, sehingga menjadi
sel telur dan sel sperma), manusia diciptakan berbangsa-bangsa dan bersuku-suku dengan tujuan agar saling mengenal, mudah dikenali, dan saling menolong, kedudukan manusia semua sama dihadapan Allah terkecuali orang yang bertaqwa.
Dari ayat diatas dapat disimpulkan bahwa kehidupan manusia di dunia ini pasti memerlukan manusia lain juga dalam melakukan seluruh kegiatan yang dia lakukan, dalam artian dia tidak dapat hidup sendirian dalam menjalankan kehidupannya di dunia ini.
REVERENSI
Ied, Ibnu Daqiqiel, 2015, Syarah Hadist Arbain, Solo : Pustaka At-Tibyan
Jawas, Yazid bin Abdul Qadir, 2008, Prinsip - Prinsip Aqidah Ahlus Sunnah wal Jamaah,
Bogor : Pustaka At-Taqwa
Musyarifah, Umi, 2019, Hadits Dakwah dan Komunikasi, Pondok Gedhe : Tasnim
No comments: