HUBUNGAN IMAN DAN AKHLAK

 

HUBUNGAN IMAN DAN AKHLAK

 HADITS IMAN DAN AKHLAK - YouTube

Oleh:

 

Safira Ruhama (41182911180110)

 

Muhammad Irfaq (41182911180160)

 

ABSTRAK :

 

Ibarat perangko, hubungan iman dan akhlak memiliki hubungan yang sangat erat. Begitupun manusia dan pendidikan merupakan satu kesatuan yang utuh. Dalam artian, menurut hakikatnya, manusia mampu mengembangkan dirinya dan mampu untuk dididik. Artinya, pendidikan mengizinkan manusia untuk mampu mengembangkan potensi dalam dirinya. Sementara, pendidikan islam bertujuan untuk mengarahkan kepada terwujudnya manusia yang beriman dan berakhlak. Iman memiliki arti keteguhan hati, keyakinan, kepercayaan. Dalam nilai iman itu ada 3 unsur yang akan membentuk karakter. Karakter adalah pengamalan potensi dan penghayatan nilai-nilai moral. Iman sebagai nilai kepercayaan yang dijadikan sebuah fondasi dalam pembentukan karakter islami. Hanya saja, dewasa ini banyak sekali tantangan yang mampu mengakibatkan merosotnya iman dan akhlak. Oleh sebab itu, ajaran islam menekankan betapa pentingnya pendidikan akhlak berbasis iman.

Kata Kunci : Hubungan, iman, akhlak


Pendahuluan :

 

Sejalan dengan meroketnya kemajuan teknologi dan globalisasi. Ternyata berdampak pada dunia pendidikan islam yang sedang diguncangkan oleh berbagai perubahan yang dituntut serta ditantang untuk mampu menjawab berbagai problematika masyarakat. Di era milenial ini, terjadi kemerosotan moral dan akhlak pelajar. Oleh karena itu, muncul suatu penawaran atas upaya pencarian solusi terhadap permasalahan tersebut dengan adanya pendidikan islam yang membahas hubungan iman dan akhlak.

Pendidikan adalah usaha sadar yang diarahkan untuk mematangkan potensi fitrah manusia, agar setelah tercapai kematangan itu, ia mampu memerankan diri sesuai dengan amarah yang disandangnya, serta mampu mempertanggung jawabkan pelaksanaan kepada Sang pencipta. Kematangan disini dimaksudkan sebagai gambaran dari tingkat perkembangan optimal yang dicapai oleh setiap potensi fitrah manusia.1

Al-qur’an memberikan kabar kepada kita dalam Q.S.Al-Hujurat ayat 14 bahwasanya inti manusia adalah Iman. Iman menempati kedudukan tertinggi dalam kehidupan manusia. Menurut ayat ini terletak di dalam kalbu bukan dikepala atau jasmani. Maka patutlah dinilai penting bahwa pendidikan Iman sebagai basis dari pembangunan akhlak.

Begitu juga Akhlak dalam kehidupan manusia menduduki tempat sangat penting sekali. Jaya hancurnya, jatuh bangunnya, sejahtera rusaknya suatu bangsa dan masyarakat tergantung pada akhlaknya. Apabila akhlaknya baik maka baik pula lahir dan bathinnya begitupun sebaliknya apabila buruk, buruk pula lahir dan bathinnya.2 Menurut pandangan islam, pembentukan akhlak sudah sangat jelas ditegaskan oleh Rasulullah SAW sebagai misis kerasulannya. Dalam kajiannya disimpulkan bahwa akhlak mulia sebagai hasil dari pembentukan karakter yang dapat dikatakan sebagai jantung dari ajaran islam. Akhlak termasuk bagian penting yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Tanpa akhlak, manusia akan hilang derajat kemanusiaannya sebagai makhluk yang mulia.




1 Jalaluddin, Theologi Pendidikan, (Jakarta: Grafindo Persada,2001), hal. 5

2 Rahmat Djatnika, Sistem Etika Islam (Akhlaq Mulia) (Jakarta:Panjimas,1996), hal.1


Nilai akhlak yang dikembangkan dalam pendidikan akhlak yang terdiri dari religius, toleransi, jujur, kerja keras, disiplin, mandiri, demokratis, kreatif, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat, gemar membaca, cinta damai, peduli lingkungan, peduli sosial dan tanggung jawab. Diantara 18 nilai-nilai akhlak tersebut, masing-masing sekolah bebas memprioritaskan nilai mana yang akan dikembangkan sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan siswa1

Pembahasan:

 

1.Iman

Iman memiliki arti percaya. Menurut istilah, iman berarti membenarkan dan meyakinkan dengan hati yang mana diucapkan oleh lisan, kemudian diamalkan dengan perbuatan. 2 Jadi, pengertian iman kepada Allah dapat diartikan dengan membenarkan dengan hati bahwa Allah benar-benar ada dengan segala sifat dan kesempurnaanNya. Dari pengakuan yang diucapkan oleh lisan lalu diaplikasikan dengan amal perbuatan secara nyata yakni bertakwa kepada Allah, menjalani segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya.

Orang yang beriman dan bertakwa akan selalu merasakan dalam muroqobah (pengawasan) Allah setiap waktu. Segala kegiatan yang kita lakukan selalu dalam pengawasan Allah. Dan kemanapun kaki kita melangkah selalu dalam pengintaian Allah. Dan apabila kita selalu menganggap bahwa ada yang memantau dan mengawasi kegiatan kita berarti kita selalu waspada dalam melaksanakan apapun. Baik secara lahir atau secara tersembunyi ada CCTV yang tidak akan tidur yaitu Allah.3

Abdullah Nasih Ulwan memiliki pandangan bahwa pendidikan berbasis iman adalah sesuatu yang universal. Bukan sekedar percaya kepada rukun iman dan rukun islam saja, akan tetapi mencakup mengenai masalah keagamaan lainnya seperti nilai akhlak, ibadah, perundang-undangan dan hukum islam lainnya4. Agar kelak anak didik hanya




1 Kemendiknas, 2011, h.8

2 Abu Ahmadi & Noor Salimi, Dasar-dasar Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,2008), hal.98

3 Ibid, hal.80

4 Mustafti, Makalah: Pemikiran Dr.Nasih Ulwan tentang Pendidikan Islam, (Pekalongan:STAIN Pekalongan, 2002)


mengenal islam sebagai agamanya serta menjadikan Al-qur’an dan hadist sebagai pegangan

dalam kehidupan

 

II.  Akhlak

Akhlak merupakan bentuk jamak dari Khuluq. Secara etimologi artinya perilaku, kebiasaan, sifat dasar dan perangai. 1 Dari kata-kata tersebut dapat dilihat bahwa ia merupakan sifat dasar yang dimiliki oleh manusia. Akhlaq secara terminologi dapat diartikan sifat yang tumbuh dan menyatu dalam diri seseorang. Dari sifat yang ada itulah terpancar sikap dan tingkah laku perbuatan seseorang seperti kasih sayang dan penyabar atau sebaliknya pendendam dan pemarah.2

Akhlak merupakan kewajiban fitrah seorang muslim dan menjadi keutamaan. Akhlak dalam islam disebut juga dengan akhlakul karimah. Akhlak dijelaskan oleh Nabi SAW dengan pernyataan yang menghubungkan akhlak dengan kualitas kemauan, bobot amal, dan jaminan masuk syurga. Sabda Nabi SAW : “Sebaik-baiknya kamu adalah yang paling baik akhlaknya” (HR.Tirmidzi) dan dipertegas lagi oleh Nabi SAW : “Sesungguhnya orang yang paling cinta kepadaku diantara kamu sekalian dan yang paling dekat tempat duduknya denganku di hari kiamat adalah orang yang terbaik akhlaknya diantara kamu sekalian” (HR.Tirmidzi).3

 

III.    Hubungan Iman dan Akhlak

Apabila implementasi iman dan takwa dalam kehidupan sehari-hari berarti menganalisis perilaku yang berhungan dengan Allah (hablumminallah) dan perilaku yang berhubungan dengan manusia (hablumminannas). 4 Oleh karena itu, manusia yang memiliki iman dan takwa akan menimbulkan akhlak yang baik, baik ucapan melalui ibadah langsung kepada Allah seperti sholat,zakat,puasa,haji dan sebagainya, ataupun melalui

1 Louis Ma’luf al Yasui, Kamus al Munjid fi al lughah wa al a’lam, hal. 194

2 Abdullah Salim, Akhlak Islam, (Media dakwah, Jakarta:1986) hal.5

3 Hakim, S. M (http://muslim.or.id/40677-keutamaan-berhias-dengan-akhlak-mulia.htmli)Diakses 31 Maret 2020

4 Zainuddin Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta, Bumi Aksara,2011), hal.32


akhlak baik tertentu yang mencerminkan hubungan manusia dengan Allah di luar ibadah tersebut.

Sebagai pendidik dan orangtua wajib mendidik anak akan pedoman-pedoman berupa pendidikan iman semenjak pertumbuhannya. Mengajarkan fondasi-fondasi berupa rukun iman dan rukun islam. Sehingga anak terikah dengan agama islam secara akidah dan ibadah, disamping dengan penerapan aturan dan metode. Menjadikan Islam agamanya, Al-Qur’an penuntunnya, Rasulullah panutan dan pemimpinnya. Diucapkan kalimat Laa Ilaaha Illalloh, yang memiliki faedah agar kalimat tauhid itu syiar masuknya seseorang kedalam agama islam. Bagaikan adzan dan iqamat yang dikumandangkan pada anak ketika lahir.

Selanjutnya, mendidik untuk cinta kepada Nabi, keluarganya dan cinta membaca Al- Qur’an dan kandungan didalamnya agar anak mau meneladani perjalanan hidup para pendahulu, baik pergerakan kepahlawanan ataupun perjuangan. Dengan ini, pembentukan karakter perlu diupayakan dan diimplementasikan pada kehidupan sehari-hari di lingkungan keluarga atau masyarakat baik pada jalur pendidikan formal ataupun nonformal. Berdasarkan grand design yang dikembangkan kemendiknas, secara psikologi pembentukan karakter dalam diri individu merupakan fungsi dari seluruh potensi manusia baik itu kognitif, efektif dan psikomotor.1

 

PENUTUP :

 

Keimanan yang ada didalam diri kita harus senantiasa dijaga dan dipupuk dari segala hal yang mampu merusak kemurniannya. Pendidikan iman adalah mengikuti anak degan dasar iman, membiasakannya mengenal rukun iman dan rukun islam serta mengajarinya



1 Kemendiknas, 2009, h.8


hukum dasar syariat mulai sejak kecil. Sebab iman adalah meyakini Allah dalam hati, diucapkan oleh lisan dan diamalkan dengan perbuatan. Jika iman dan takwa nya sudah bagus maka pengaplikasian akhlak nya pun bagus.

Pembentukan karakter merupakan suatu hal yang continuitas pada proses perkembangannya dari satu periode ke periode berikutnya yang akan memberi buah hasil menjadi pola kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari.

Sebuah kata bijak mengatakan “Ilmu tanpa agama buta, agama tanpa ilmu lumpuh”. Dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan kognitif tanpa pendidikan akhlak berbasis keimanan adalah buta. Hasilnya adalah stagnan ataupun menabrak. Sebaliknya, pengetahuan akhlak tanpa kognitif, maka akan lumpuh sehingga mudah diambil alih, dimanfaatkan dan dikendalikan oleh orang lain. Untuk itu hubungan iman dan akhlak adalah satu kesatuan yang tidak boleh diabaikan.


DAFTAR RUJUKAN :

 

Abdullah Salim, Akhlak Islam, (Media dakwah, Jakarta:1986) hal.5.

 

Abu Ahmadi & Noor Salimi, Dasar-dasar Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,2008), hal.98.

Hakim,         S.         M         (http://muslim.or.id/40677-keutamaan-berhias-dengan-akhlak- mulia.htmli)Diakses 31 Maret 2020.

Ibid, hal.80.

Ibid, hal.80

Kemendiknas, 2009, h.8.

Kemendiknas, 2011, h.8.

Louis Ma’luf al Yasui, Kamus al Munjid fi al lughah wa al a’lam, hal. 194.

Mustafti,     Makalah:     Pemikiran     Dr.Nasih     Ulwan     tentang     Pendidikan     Islam, (Pekalongan:STAIN Pekalongan,  2002).

Rahmat Djatnika, Sistem Etika Islam (Akhlaq Mulia) (Jakarta:Panjimas,1996), hal.1. Zainuddin Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta, Bumi Aksara,2011), hal.32

HUBUNGAN IMAN DAN AKHLAK HUBUNGAN IMAN DAN AKHLAK Reviewed by asarisolid on 12:25 AM Rating: 5

No comments:

ADS

referensimakalah. Powered by Blogger.