PROFIL PELAJAR PANCASILA || FILOSOFI PENDIDIKAN INDONESIA

 


BAB I

PENDAHULUAN



Latar belakang 


Pendidikan adalah pemahaman tentang upaya sadar dan disengaja yang dapat menciptakan lingkungan dan proses pembelajaran yang memungkinkan peserta didik mengembangkan potensi mereka. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 1 ayat (1) menyatakan bahwa: “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.

Ada beberapa yang melatar belakangi pentingnya pembentukan karakter, baik secara filosofis, ideologis, normatif, maupun sosiokultural. Dari sudut pandang filosofis, pembentukan karakter bangsa merupakan kebutuhan mendasar dari proses nasional. Secara ideologis, pembentukan karakter merupakan upaya untuk mewujudkan nilai dari setiap sila-sila yang terkandung dalam Pancasila. Pembangunan karakter bangsa secara normatif merupakan ekspresi substantif dari langkah-langkah menuju pencapaian tujuan Negara. Secara historis, pembentukan karakter bangsa merupakan dinamika penting dari proses nasional, yang terjadi secara terus menerus dalam kerangka sejarah pada masa kolonial dan masa kemerdekaan. Di sisi lain, secara kultural, pengembangan karakter bangsa suatu neara multikultural (Ariandy, 2019:139).

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengatakan, “Penguatan pendidikan karakter bagi peserta didik dapat diwujudkan melalui berbagai kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila, mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi”. Kurikulum ini dirancang untuk menerapkan nilai-nilai sila Pancasila baik di sekolah maupun di lingkungan sekitar. Sehingga pelajar dapat mengimplementasikan dan menerapkan di lingkungan sekitarnya.

 Implementasi ini disebut Profil Pelajar Pancasila. Profil adalah suatu         pandangan yang paling umum dilihat pertama kali untuk diindentifikasi dan dinilai. Profil yang akan dijelaskan ialah profil pelajar Pancasila yang merupakan pandangan tentang pelajar yang mengamalkan dan menerapkan nilai-nilai yang terdapat dalam Pancasila. Profil pelajar Pancasila sendiri merupakan suatu wujud dari pelajar yang mengamalkan atau menerapkan sila-sila Pancasila dalam kehidupan sehari-hari baik disekolah maupun dilingkungan rumahnya. Bentuk dari penerapan profil pelajar Pancasila ialah pelajar yang selalu mengamalkan nilai-nilai Pancasila seperti taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Keberhasilan penyempurnaan profil pelajar Pancasila harus memenuhi 6 kriteria, yaitu: 1) Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, 2) Berkebhinekaan Global, 3) Gotong Royong, 4) Mandiri, 5) Bernalar Kritis, dan 6) Kreatif. Poin-poin tersebut merupakan penguatan pendidikan karakter yang dibutuhkan untuk diwujudkan ke dalam proses pembelajaran. Dalam mewujudkan profil pelajar Pancasila ini tentunya perlu strategi dari guru agar mampu mewujudkan profil pelajar Pancasila. Strategi adalah suatu cara yang digunakan oleh guru dalam mewujudkan profil pelajar Pancasila. 


Rumusan Masalah

  • Apa itu profil pelajar Pancasila

  • Bagaimana upaya dalam mewujudkan profil pelajar Pancasila

  • Apa faktor pendukung dan penghambat dari terwujudnya profil pelajar Pancasila

  • Bagaimana dampak profil pelajar Pancasila terhadap ketahanan diri seorang pelajar.

Tujuan

  • Untuk mengetahui pengertian dari profil pelajar Pancasila

  • Untuk mengetahui upaya profil pelajar Pancasila dalam mewujudkan karakter bangsa

  • Untuk mengetahui pendukung dan penghambat dari terwujudnya profil  pelajar  Pancasila

  • Untuk mengetahui dampak profil pelajar Pancasila terhadap ketahanan diri seorang mahasiswa



BAB II

PEMBAHASAN


  1. Profil Pelajar Pancasila

Pendidikan merupakan sesuatu hal yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan seseorang. Pendidikan merupakan landasan dan memberikan manfaat bagi kehidupan. Hal ini sesuai dengan fungsi pendidikan nasional yang diatur oleh UU No. 20 Tahun 2003, Pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), yang berbunyi: “Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan taat kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.” (Juliani dan Bastian, 2021).

Pendidikan yang dimaksud bukanlah hanya Pendidikan formal di sekolah. Pendidikan pada dasarnya harus mampu menjadikan individu memiliki perilaku, karakter dan cara berpikir yang lebih baik. Selain itu, Pendidikan juga harus mampu mempertahankan dan melindungi ideologi bangsa dan nilai-nilai suatu bangsa agar individu tersebut tidak terpengaruh budaya asing dan tetap menjadi pribadi yang menerapkan nilai-nilai Pendidikan pancasila dan berakhlak. Profil pelajar pancasila merupakan salah satu program yang sangat diperhatikan khususnya bagi para pendidik yang menjadi salah satu upaya untuk dapat mengantarkan individu/ siswa mencapai tingkat pemahaman, perilaku, karakter yang berlandaskan pada nilai-nilai pancasila agar pancasila tetap tegak dan menjadi ideologi yang dipahami dan diimplementasikan oleh para pelajar. Melihat bagaimana perkembangan teknologi dan budaya-budaya asing pada zaman ini (Kurniawaty dkk., 2022).

Profil pelajar Pancasila sesuai Visi dan Misi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi) sebagaimana tertuang  dalam dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020-2024, bahwa “Pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, dengan enam ciri utama: beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif”

Pembelajaran pada dasarnya merupakan suatu kegiatan yang terjadi antar siswa dan guru dalam mencapai tujuan-tujuan tertentu dimana tujuan tersebut diantaranya dapat mengubah perilaku siswa menjadi pribadi yang lebih baik, mampu mengembangkan apa yang ada pada dirinya sesuai dengan kemampuan, serta menguasai materi yang telah diajarkan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Pembelajaran kontekstual mendorong guru dan siswa untuk mampu menjadikan lingkungan sekitar dan realitas sehari-hari sebagai bahan utama pembelajaran. Kontekstual berkaitan dengan upaya mendasarkan kegiatan belajar pada pengalaman nyata yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran ini mendorong pendidik dan peserta didik untuk dapat menjadikan lingkungan sekitar dan realitas kehidupan sehari-hari sebagai bahan utama pembelajaran (Yunita, 2022). Oleh karena itu, Pembelajaran Kontekstual cocok digunakan untuk mewujudkan profil pelajar Pancasila yang meliputi akhlak mulia, kemandirian, berpikir kritis, kreatif, gotong royong dan kebhinnekaan global. Dalam pembelajaran kontekstual, kegiatan belajar didasarkan pada pengalaman nyata yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari (Fauzi dkk., 2023)

Secara historis, profil Pendidikan Pancasila sudah ada sejak awal mula kemerdekaan negara Indonesia. Nilai-nilai perjuangan dan semangat dari para pahwalan menjadi acuan utama bagi rakyat Indonesia untu lebih siap dalam menghadapi perubahan serta pasang surutnya kehidupan bernegara ini. Melihat perkembangan zaman yang cukup pesat saat ini, seringkali nilai-nilai Pancasila itu sendiri memudar dan mengalami penurunan.Terbukti dari banyaknya  kasus  tawuran, perkelahian   dan   korupsi   di   masyarakat   menggambarkan  bahwasannya  nilai-nilai  solidaritas   maupun   toleransi   Pancasila   sedang    menghadapi    degradasi    makna. Masih ada sikap-sikap yang bertentangan dengan profil Pendidikan Pancasila. Hal  ini  sangat  memprihatinkan  sebab   Pancasila   adalah   pedoman   hidup   bangsa    Indonesia    dan    harus    menjadi    acuan  bagi  tiap-tiap  warga  negara  guna  kehidupan  berbangsa  maupun  bernegara (Zuriah dan Sunaryo, 2022).

Merujuk pada pandangan Ki Hadjar Dewantara, dalam (VF  Musyadad,  2022) bahwa,“pendidikan sebagai proses pembudayaan bukan hanya diorientasikan untuk  mengembangkan  pribadi  yang  baik,  tetapi  juga  masyarakat  yang  baik”. Dalam prosesnya seringkali masih belum sesuai sehingga sebagai individu yang berbangsa terutama yang telah mengecam pendidikan kewarganegaraan sudah selayaknya dapat menunjukan jati diri sebagaimana individu yang berbangsa dan mencerminkan profil pendidikan Pancasila. Segala aspek dan nilai dari Pancasila itu sendiri haruslah seimbang, di    mana    pendidikan    membantu individu untuk mengenal potensi dirinya, dan memberikan kesempatan kepada setiap individu  untuk menempatkan  keunggulan-keunggulan dirinya di lingkungan sekitarnya. Sehingga dapat terciptalah profil pendidikan Pancasila untuk pembudayaan membutuhkan pengembangan   daya   pikir, daya rasa, daya karya, dan daya raga (Irawati dkk., 2022).


  1. Upaya Dalam Mewujudkan Profil Pelajar Pancasila

Berbagai cara dapat dilakukan untuk mengupayakan berlangsungnya profil pendidikan Pancasila di kehidupan sehari hari, khususnya dibidang pendidikan. Indonesia sudah melawati berbagai proses perkembangan pendidikan salah satunya adalah perkembangan kurikulum. Kurikulum di Indonesia sudah termasuk dalam tahap perubahan yang baik. Melalui kurikulum, dapat diciptkan dan diwujudkannya keberhasilan pendidikan. Dalam upaya mencapai keberhasilan pendidikan terutama pendidikan karakter dan moral, selain kurikulum semua komponen dalam pendidikan harus saling terikat dan mengisi satu sama lain. Penerapan profil Pancasila dilakukan melalui berbagai kegiatan di Sekolah maupun Kampus. Kegiatan meliputi kegiatan intrakuler dan ekstrakurikuler yang mana memiliki tujuan didalammnya membangun karakter pelajar dalam kehidupan kesehariannya (Lubaba dan Alfiansyah, 2022). 

Dalam dunia pendidikan formal penerapan pembelajaran dapat dibuat dalam bentuk berkelompok. Dimana setiap individu akan bersatu dan membangun kerjasama yang baik antar sesama. Dalam proses belajar bersama setiap individu dituntut untuk menghargai dan menghormati sesama. Secara tidak langsung akan mempraktekan nilai dari Pancasila itu sendiri. Pendidikan karakter  dapat  dimaknai  dengan  pendidikan  nilai,  pendidikan  budi  pekerti,    pendidikan    moral,pendidikan watak. Dengan kata lain pendidikan    karakter    merupakan    bagian esensial dalam proses pendidikan, dimaknai sebagai sistem penanaman nilai-nilai karakter    kepada    warga    sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau     kemauan     dan     tindakan     untuk melaksanakan    nilai-nilai    tersebut,    baik    terhadap   Tuhan   Yang   Maha   Esa,   diri   sendiri,     sesama,     lingkungan,     maupun    kebangsaan (Lubaba dan Alfiansyah, 2022).


  1. Faktor Pendukung Dan Penghambat Dari Terwujudnya Profil Pelajar Pancasila

Menurut (Wibiyanto, 2021) faktor pendukung pembentukan profil Pelajar Pancasila dibagi menjadi indikator internal dan eksternal sebagai berikut:

1. Pembawaan (internal). Sifat manusia yang dimiliki sejak ia lahir di dunia. Sifat yang menjadi faktor pendukung ialah mengurangi kenakalan remaja, beribadah kepada Allah dengan taat, tidak hanya mementingkan duniawi, fokus kepada cita-cita. 

2. Kepribadian (internal). Perkembangan kepribadian dialami ketika manusia telah mengalami sebuah peristiwa atau kejadian yang telah di lalui. Kemampuan seseorang dalam memahami masalah-masalah agama atau ajaran-ajaran agama, hal ini sangat dipengaruhi oleh intelejensi pada orang itu sendiri dalam memahami ajaran-ajaran islam. Kepribadian dengan faktor pendukung contohnya sopan, tekun, disiplin dan rajin. 

3. Keluarga (eksternal) contoh keluarga sebagai faktor pendorong yaitu: memperhatikan anak tentang pendidikanya, selalu mendukung keputusan anak jika baik untuk dirinya 

4. Guru/pendidik (eksternal). Guru harus mampu menunjukkan akhlakul karimah dalam kehidupan sehari-hari, karena peran dan pengaruh seorang pendidik terhadap peserta didik sangat kuat. 

5. Lingkungan (eksternal) faktor pendukung dalam lingkungan, jika lingkungan yang ditempati positif, mengarahkan anak untuk mempunyai sifat seperti nilai-nilai Pancasila.

 Selain itu juga terdapat faktor penghambat dalam pelaksanaan Profil Pelajar Pancasila sebagai berikut: 

1. Menyebabkan kurangnya suatu pemahaman yang disampaikan oleh pendidik. 

2. Terbatasnya waktu Kegiatan Belajar Mengajar, substansi pelajaran yang minim, dan terbatasnya Ilmu Teknologi yang dilakukan oleh pendidik. 

3. Minat peserta didik yang sangat kurang terhadap mata pelajaran, peserta didik masih pasif dalam proses pembelajaran, keterbatasan guru dalam mendesain RPP yang baik, dan strategi pembelajaran yang kurang variasi dari pedidik, orang tua kurang memperhatikan pola pembelajaran anak serta kurangnya guru dan adanya spekulasi terhadap pemberian materi pembelajaran. Sementara pemahaman dan pengetahuan koresponden di lingkungan tempat tinggal terhadap penanaman nilai-nilai Pancasila masih sangat kurang misalnya, nilai-nila i ketuhanan hanya dipahami terbatas pada tindakan sembahyang atau beribadah dan membuat upacara.


d. Dampak profil pelajar Pancasila terhadap ketahanan diri seorang pelajar.

Keberhasilannya profil pendidikan Pancasila akan sangat berdampak bagi seorang individu menjadi pribadi yang sangat disenangi dan dapat dipercaya. Melalui implementasi profil pelajar pancasila diharapkan setiap individu mampu berkembang terutama karakternya menjadi lebih baik dan dapat mempertahankan diri. Dalam pembelajaran ini setiap individu bisa menerapkan nilai-nilai profil pelajar pancasila di kehidupan sehari-hari yang sudah dipelajarinya. Baik dari segi kebudayaan, keagamaan, kesenian, pahlawan, dsb (Fauzi dkk., 2023).

Hal yang utama yang sangat berdampak adalah beriman, bertakwa Kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia. Individu dengan profil pendidikan Pancasila diharapkan dapat membantu dan peduli pada sesama dan lingkungan. Adanya keimanan dan spiritual akan membantu manusia dan memberikan kekuatan untuk menyelesaikan segala persoalan. Pribadi dengan akhlak dan moralitas yang tinggi akan menghantarkan kedalam kehidupan yang damai. Dampak kedua yang dapat dirasakan adalah terciptanya kerukunan. Dengan adanya rasa saling menghargai dan toleransi terhadap keanekaragaman budaya, agama dan ras di Indonesia. Selain itu adanya pola pikir yang terbuka untuk melihat serta menyikapi adanya kesenjangan sosial dan siap untuk melakukan perubahan kearah yang baik (Fauzi dkk., 2023).

Ketiga, adalah sifat bergotong royong. Pada dasarnya setiap manusia sebagai mahkluk sosial tidak mampu hidup tanpa bantuan orang lain. Gotong royong merupakan metode berinteraksi yang sudah sering diketahui khususnya bangsa Indoensia. Konsep gotong royong menganjurkan setiap individu untuk kolaborasi dalam kebaikan. Kerja sama yang dilandasi oleh rasa peduli, tulus dan ikhlas. Dengan terciptanya gotong royong, akan memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan tanpa adanya hambatan dan terasa ringan. Harapannya pelajar Pancasila memahami hakikat bekerjasama, berkolaborasi untuk menghasilkan suatu yang bermanfaat dan bernilai. Unsur-unsur utama gotong royong meliputi kolaborasi, altruis, dan berbagi (Tricahyono, 2022).

Keempat, mandiri, kemandirian menjadi awal terciptanya rasa tanggung jawabnya. Setiap Individu yang mandiri memiliki ciri senantiasa berupaya dengan antusias mengembangkan diri dan prestasinya. Dengan begitu akan lebih mudah dalam pengenalan diri sertapaham akan kelebihan atau potensi yang dimiliki serta keterbatasan dirinya. Kelima, bernalar kritis, dampak tersebut akan membentuk jati diri seseorang menjadi berjiwa dengan kemampuan berpikir tingkat tinggi, dapat mengevaluasi informasi yang ada serta mampu mengungkapkan pendapatnya. Keenam, kreatif, Harapannya para pelajar Pancasila memiliki daya inovatif untuk mampu mengembangkan terobasan terbaru serta aktif dalam perubahan kearah yang lebih baik. Sifat kreatif sangat penting dimiliki. Unsur utama dari kreatifitas adalah menghasilkan kebaruan ide dan luaran karya serta tindakan yang membanggakan (Tricahyono, 2022).


BAB III

PENUTUP


Kesimpulan

  • Profil pelajar pancasila merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan yang mengedepankan pembentukan moral, karakter dan berakhlak. Pelajar pancasila mewujudkan pelajar Indonesia sebagai pembelajar yang bertindak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. 

  • Berbagai macam upaya dapat dilakukan dalam mewujudkan  profil  pelajar  Pancasila, sebagai salah satu hal yang mendasar adalah sistem pembelajaran di dunia pendidikan, contohnya melakukan pendekatan dan kolaborasi antar siswa agar lebih menumbuhkan karakter dalam interaksi sosial. Selain itu juga dapat memberikan konten  buku  sesuai   dengan   nomenklatur   pendidikan   Pancasila   agar   lebih   relevan   maupun   representatif  pada  capaian  pembelajaran  terkini. 

  • Terdapat 2 faktor pendukung untuk terwujudnya profil pelajar Pancasila yaitu internal (sifat pelajar dari lahir dan perkembangan karakter yang dialami selama proses pertumbuhan diri), eksternal (lingkungan, guru, dan orangtua). Sedangkan faktor penghambat yaitu kurangnya pemahaman diri, terbatasanya waktu kegiatan belajar dan mengajar dan minat dari dalam diri pelajar.

  • Dampak profil pelajar Pancasila terhadap ketahanan diri seorang mahasiswa enam yaitu: pertama, beriman, bertakwa kepada tuhan yang maha esa, dan berakhlak mulia. Kedua, berkebhinekaan global. Ketiga, gotong royong. Keempat, mandiri. Kelima, kreatif. Keenam, bernalar kritis. 


DAFTAR PUSTAKA


Fauzi, M.I.R., Rini, E.Z., Qomariyah, S. 2023. Penerapan Nilai-Nilai Profil Pelajar Pancasila melalui Pembelajaran Kontekstual di Sekolah Dasar. CES. Halaman 482-484.


Juliani, A.J., dan Bastian, A. 2021. Pendidikan Karakter Sebagai Upaya Wujudkan Pelajar Pancasila. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan. Halaman 260-263.


Kurniawaty,I., Faiz, A., Purwati. 2022. Strategi Penguatan Profil Pelajar Pancasila di Sekolah Dasar. Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan. Vol.4(4): 5170 – 5175.


Lubaba, M.N., dan Alfiansyah, I. 2022. Analisis Penerapan Profil Pelajar Pancasila dalam Pembentukan Karakter Peserta Didik di Sekolah Dasar. Edusaintek: Jurnal Pendidikan, Sains dan Teknologi. Vol.9(3):687-706.


Tricahyono, D. 2022. Upaya Menguatkan Profil Pelajar Pancasila Melalui Desain Pembelajaran Sejarah Berbasis Kebhinekatunggalikaan. Jurnal Pendidikan Sejarah Indonesia. Vol. 5(1): 13-17.


Wibiyanto, F. S. (2021). Analisis Faktor Pendukung Dan Penghambat Pembentukan Profil Pelajar Pancasila di Sekolah. Jurnal Universitas Muhammadiyah Surakarta. Halaman 2.


Zuriah, N., dan Sunaryo, H. 2022. Konstruksi Profil Pelajar Pancasila Dalam Buku Panduan Guru Ppkn Di Sekolah Dasar. Jurnal Civic Hukum. Vol.7(1): 71-87.

PROFIL PELAJAR PANCASILA || FILOSOFI PENDIDIKAN INDONESIA PROFIL PELAJAR PANCASILA || FILOSOFI PENDIDIKAN INDONESIA Reviewed by asarisolid on 4:31 PM Rating: 5

No comments:

ADS

referensimakalah. Powered by Blogger.