UKHUWAH ISLAMIYAH, UKHUWAH WATHANIYAH, DAN UKHUWAH INSANIYAH BERBASIS AL-QURAN

 

TEGRASI UKHUWAH ISLAMIYAH, UKHUWAH WATHANIYAH, DAN UKHUWAH INSANIYAH BERBASIS AL-QURAN

Muhammad Zein Ikhsan Firdaus(41182911180121) Siti Romlah Nur Zain(41182911180124)

Ayu Siti Nurhasanah(41182911180151)

 

 Catatan Pena An-Nawawi (Bag 11): Memperkuat Ukhwah Untuk Kemenangan Dakwah  ~ Mujahid Dakwah

ABSTRAK

 

Manusia merupakan makhluk individu dan makhluk sosial, manusia dikatakan makhluk sosial, karena kehidupannya selalu bergantung kepada sesama manusia lainnya dalam mencapai tujuan yang diharapkan, ketergantungan itu menandai adanya hubungan kerjasama dan saling menguntungkan, yang tentunya berkaitan dan berhubungan dengan pengertian dari manusia sebagai Ukhuwah Islamiyah, Ukhuwah Wathaniyah, Ukhuwah Insaniyah dan penjelasan al-quran (al-hujurat:13). Tetapi di zaman yang sudah maju sekarang ini makna manusia sebagai makhluk sosial seakan mulai luntur karena kepentingan pribadi manusia itu sendiri dan tidak mempedulikan kepentingan bersama dalam hal mencapai keuntungan,

Pada zaman materialistis seperti sekarang orang-orang lebih mengutamakan hal-hal yang bersifat materi untuk keperluan diri sendriri dan melupakan hubungan sosial. Mereka beranggapan menumpuk-numpuk keuntungan untuk diri sendiri adalah segalanya, bahkan kebahagiaan orang di sekitarnya pun di pertaruhkan hanya untuk meraih keuntungan dirinya sendiri. Jadi seolah-olah tidak lagi membutuhkan orang lain dalam kehidupannya.

Key Word: Ukhuwah Islamiyah, Ukhuwah Wathaniyah, Ukhuwah Insaniyah, Al-Quran


A.     Pendahuluan

Hidup manusia sangat memerlukan manusia lain supaya tercapainya cita-cita yang dia inginkan, contoh ketika manusia sedang melakukan suatu kegiatan pasti dia memerlukan manusia lain agar kegiatan yang dia lakukan dapat berjalan dengan baik dan sesuai yang dia harapkan. Dalam hal ini manusia memiliki kepentingan yaitu kepentingan pribadi dan kepentingan bersama (masyarakat).

Manusia secara pribadi maupun sebagai makhluk sosial ingin memenuhi kebutuhan secara umum, yaitu kebutuhan ekonomis, kebutuhan biologis dan lain sebagainya. Untuk memenuhi kebutuhan ini manusia tidak dapat berdiri sendiri, ia harus bekerja sama dengan orang lain atau masyarakat. Tanpa mengadakan kerja sama dan hubungan keutuhan tersebut tidak akan dapat terpenuhi, oleh sebab itu manusia baik secara pribadi maupun secara bersama saling memerlukan dan saling melakukan hubungan.

Dewasa ini, kemajuan teknologi informasi, komunikasi, dan teknologi smartphone semakin pesat. Hal ini sangat mempengaruhi tingkat kesadaran manusia terhadap hubungan sosial, mengapa karena manusia nanti akan terfokus dengan kepentingan pribadinya saja tanpa harus mempedulikan kepentingan bersama dalam artian dengan semakin canggihnya alat atau benda yang dimiliki sekarang tentu akan memudahkan manusia menyelesaikan segala masalah yang dihadapinya tanpa harus memikirkan kepentingan manusia bersama. Dan ini sangat bertentangan dengan prinsip manusia sebagai Ukhuwah Islamiyah, Ukhuwah Wathaniyah, dan Ukhuwah Insaniyah. Sebagaimana yang tertulis dan dapat difahami dari firman Allah SWT :

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.(Q.S.Al-Hujurat[49]:13)

Ayat ini menjelaskan bahwa manusia diciptakan dari hubungan laki-laki dengan perempuan, bukan dari tanah sebagaimana Nabi Adam (hanya Nabi Adam yang dari tanah, anak cucu adam dari sari pati tanah yang dimakan kaum adam dan hawa, sehingga menjadi


sel telur dan sel sperma), manusia diciptakan berbangsa-bangsa dan bersuku-suku dengan tujuan agar saling mengenal, mudah dikenali, dan saling menolong, kedudukan manusia semua sama dihadapan Allah terkecuali orang yang bertaqwa.

Dari ayat diatas dapat disimpulkan bahwa kehidupan manusia di dunia ini pasti memerlukan manusia lain juga dalam melakukan seluruh kegiatan yang dia lakukan, dalam artian dia tidak dapat hidup sendirian dalam menjalankan kehidupannya di dunia ini.

 A.     Pembahasan

Pada pembahasan disini kami ingin menjelaskan apa-apa saja pengertian manusia di dunia ini sebagai Ukhuwah Islamiyah, Ukhuwah Wathaniyah, Ukhuwah Insaniyah. Berikut pengertian-pengertiannya tersebut:

1.      Ukhuwah Islamiyah

Menurut Imam Hasan Al-Banna, ukhuwah Islamiyah (persaudaraan Islam) adalah keterikatan hati dan jiwa satu sama lain dengan ikatan aqidah. Ukhuwah Islamiyah adalah satu dari tiga unsur kekuatan yang menjadi karakteristik masyarakat Islam di zaman Rasulullah, yaitu pertama, kekuatan iman dan aqidah. Kedua, kekuatan ukhuwah dan ikatan hati. Dan ketiga, kekuatan kepemimpinan. Dengan tiga kekuatan ini, Rasulullah membangun masyarakat yang ideal, memperluas kawasan Islam, mengangkat tinggi bendera tauhid, dan mengeksiskan umat Islam atas muka dunia kurang dari setengah abad. Sekarang ini, kita berusaha memperbaharui kekuatan ukhuwah ini, karena ukhuwah memiliki pengaruh kuat dan aktif dalam proses mengembalikan kejayaan umat Islam.

Keutamaan Ukhuwah Islamiyah

 

Ukhuwah memiliki beberapa keutamaan. Pertama, dengan ukhuwah kita bisa merasakan manisnya iman. Rasulullah bersabda: “Ada tiga golongan yang dapat merasakan manisnya iman: orang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya lebih dari mencintai dirinya sendiri, mencintai seseorang karena Allah, dan ia benci kembali pada kekafiran sebagaimana ia benci jika ia dicampakkan ke dalam api neraka.” (HR. Imam Bukhari).

Kedua, dengan ukhuwah kita akan berada di bawah naungan cinta Allah dan dilindungi dibawah Arsy-nya. Di akhirat Allah berfirman:“Di mana orang-orang yang saling


mencintai karena-Ku, maka hari ini aku akan menaungi mereka dengan naungan yang tidak ada naungan kecuali naunganku.” (HR. Imam Muslim). Rasulullah bersabda:“Ada seseorang yang mengunjungi saudaranya di sebuah desa. Di tengah perjalanan, Allah mengutus malaikat-Nya. Ketika berjumpa, malaikat bertanya, “Mau kemana?” Orang tersebut menjawab, “Saya mau mengunjungi saudara di desa ini.” Malaikat bertanya, “Apakah kau ingin mendapatkan sesuatu keuntungan darinya?” Ia menjawab, “Tidak. Aku mengunjunginya hanya karena aku mencintainya karena Allah.” Malaikat pun berkata, “Sungguh utusan Allah yang diutus padamu memberi kabar untukmu, bahwa Allah telah mencintaimu, sebagaimana kau mencintai saudaramu karena-Nya.” (HR. Imam Muslim).

Ketiga, dengan ukhuwah kita akan menjadi ahli surga di akhirat kelak. Rasulullah bersabda:“Barangsiapa yang mengunjungi orang sakit atau mengunjungi saudaranya karena Allah, maka malaikat berseru, ‘Berbahagialah kamu, berbahagialah dengan perjalananmu, dan kamu telah mendapatkan salah satu tempat di surga.” (HR. Imam Al- Tirmizi). Rasulullah Bersabda:“Sesungguhnya di sekitar arasy Allah ada mimbar-mimbar dari cahaya. Di atasnya ada kaum yang berpakaian cahaya. Wajah-wajah mereka bercahaya. Mereka bukanlah para nabi dan bukan juga para syuhada. Dan para nabi dan syuhada cemburu pada mereka karena kedudukan mereka di sisi Allah.” Para sahabat bertanya, “Beritahukanlah sifat mereka wahai Rasulallah. Maka Rasul bersabda, “Mereka adalah orang-orang yang saling mencintai karena Allah, bersaudara karena Allah, dan saling mengunjungi karena Allah.” (Hadis yang ditakhrij Al-Hafiz Al-Iraqi, ia mengatakan, para perawinya tsiqat).

Keempat, bersaudara karena Allah adalah amal mulia yang akan mendekatkan seorang hamba dengan Allah. Rasul pernah ditanya tentang derajat iman yang paling tinggi, beliau bersabda:“Hendaklah kamu mencinta dan membenci karena Allah…” Kemudian Rasul ditanya lagi, “Selain itu apa wahai Rasulullah?” Rasul menjawab, “Hendaklah kamu mencintai orang lain sebagaimana kamu mencintai dirimu sendiri, dan hendaklah kamu membenci bagi orang lain sebagaimana kamu membenci bagi dirimu sendiri.” (HR. Imam Al-Munziri).

Kelima, dengan ukhuwah dosa-dosa kita akan diampuni oleh Allah. Rasulullah bersabda:“Jika dua orang Muslim bertemu dan kemudian mereka saling berjabat tangan,


maka dosa-dosa mereka hilang dari kedua tangan mereka, bagai berjatuhan dari pohon.”

(Hadis yang ditkhrij oleh Al-Imam Al-Iraqi, sanadnya dha’if).

 

2.      Ukhuwah Wathaniyah

Ukhuwwah Wathaniyyah adalah persaudaraan sesama warga yang tinggal di wilayah yang sama. Wathan artinya tanah air, tempat kelahiran, tanah tumpah darah, kampung halaman. Dengan begitu, kata bentukannya, wathaniyyah, adalah kata sifat yang artinya berkenaan dengan tanah air atau bersifat ke tanah lahiran. Dalam konteks kita sekarang, seluruh warga Indonesia yang tinggal di Sabang sampai Merauke adalah bersaudara, karena sama-sama lahir dan/atau tinggal di wathan (tanah air, negeri) yang sama, tanpa melihat latar belakang agamanya atau keturunannya.

Persaudaraan jenis ini diakui oleh agama Islam. Kehadiran Islam, meskipun mengenalkan jenis persaudaraan baru yang berdasarkan kesamaan iman dan agama, tidak lantas membasmi jenis persaudaraan yang lain. Ini dapat kita tangkap dari sikap Rasulullah saw. yang mengikat warga Madinah dalam sebuah ikatan perjanjian yang dalam sejarah kemudian dikenal dengan Piagam Madinah atau Konstitusi Madinah. Di Madinah, secara kesukubangsaan dan kekabilahan, masyarakatnya beragam. Sekadar menyebut contoh, ada suku Aus, Khazraj, Bani Qaynuqa’, Banî Nadhir, dan sebagainya. Secara agama, mereka juga masyarakat yang plural, multiagama. Ada penganut Yahudi, penganut Nasrani, dan penganut Islam. Mereka yang berlatar belakang berbeda-beda itu diikat dalam satu persaudaraan, yaitu persaudaraan ketanahairan, persaudaraan sesama warga yang tinggal di wilayah yang sama, ukhuwwah wathaniyyah.

Persaudaraan jenis ini pun ada konsekuensinya, ada hak dan kewajiban masing-masing warga terhadap yang lain dan terhadap wilayah yang menjadi tempat tinggal bersama. Dalam salah satu sabdanya, Rasulullah bersabda, “Siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, janganlah ia menyakiti tetangganya.” (HR Bukhari dan Muslim).

 

3.      Ukhuwah Insaniyah

Ukhuwah Insaniyah merupakan persaudaraan dan persahabatan sesama manusia yang disebut brotherhood humanities. Semua umat manusia sebagai makhluk social tidak mungkin dapat hidup sendirian, karena itu satu sama lain hakekatnya saling membutuhkan


untuk berinteraksi. Hubungan yang lain, seperti hubungan ekonomi, politik, peradaban, kebudayaan, dan lain sebagainya.Dalam melakukan interaksi di tengah masyarakat, setiap diri manusia dari mana pun latar belakangnya, budaya, adat istiadat, bangsa dan agama selalu mengharapkan agar terjalin hubungan yang baik dan saling menguntungkan. Baik secara alamiah maupun batin.Manusia dalam kehidupan di dunia terdiri dari berbagai ras, bangsa, suku, adat istiadat, dan berbagai kelompok diharapkan agar saling mengenal dan saling memahami. Dengan demikian, maka akan terwujud kedamaian dunia dan persaudaraan sesama umat manusia. Allah berfirman:”Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakanmu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikanmu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antaramu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al-Hujurat, 49:13).

Persaudaraan sesama umat manusia atau Ukhuwah Insaniah telah dipraktikkan Rasulullah Saw sejak beliau hijrah ke Madinah. Sebagaimana diketahui masyarakat Madinah di masa Nabi Saw adalah masyarakat multikultural yang terdiri dari berbagai ras, bangsa, agama, dan peradaban. Masyarakat Madinah yang multikultural itu dijalin dan dirajut dalam persaudaraan atau Ukhuwah Insaniah melalui Konstitusi Madinah. Konstitusi Madinah atau piagam Nabi Muhammad Saw merupakan konstitusi tertulis pertama di dunia, terdiri dari sepuluh bab, berisi 47 pasal. Antara lain; mengatur persaudaraan seagama, persaudaraan sesama umat manusia, pertahanan bersama, perlindungan terhadap minoritas, pembentukan suatu umat atau bangsa, dan aturan-aturan lain yang lebih lengkap.

 

B.     Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan diatas, kami dapat menarik kesimpulan bahwa:

 

1.      Manusia sebagai makhluk individu, makhluk sosial di kehidupannya selalu bergantungan kepada sesama manusia sebagaimana yang dijelaskan dalam surat Al-Hujurat [49]:13.

2.      Ukhuwah Islamiyah (persaudaraan Islam) adalah keterikatan hati dan jiwa satu sama lain dengan ikatan aqidah. Ukhuwan islamiyah mempunyai beberpa kekuatan yaitu, bisa merasakan manisnya iman, berada dibawah naungan cinta Allah SWT dan selalu dalam lindungan-nya, menjadi ahli surga di akhirat kelak dan dosa-dosa kita akan di ampuni oleh Allah.


3.      Ukhuwah Wathoniyah adalah persaudaraan sesama warga yang tinggal di suatu wilayah yang sama. Jadi ketika kita tinggal di suatu tempat atau wilayah, kita semua adalah saudara dan saling membutuhkan satu sama lain.

4.      Ukhuwah Insaniyah adalah merupakan persaudaraan persahabatan sesama manusia. Sesama umat manusia tidak mungkin dapat hidup sendirian, karena itu hakikatnya satu sama lain saling membutuhkan untuk berinteraksi.


REFERENSI

 

https://media.neliti.com/media/publications/235708-peranan-komunikasi-dalam- pendidikan-66310d01.pdf

https://www.dusturuna.com/quran/49-13/

 

https://tirto.id/ajaran-islam-tentang-manusia-sebagai-makhluk-sosial-cpKp

 

https://brainly.co.id/tugas/2215792

 

https://menaraislam.com/akhlaq/ukhuwah-islamiyah

 

https://nikmatislam.com/pengertian-ukhuwah-islamiyah-ukhuwah-wathaniyah-dan- ukhuwah-insaniyah/amp/

https://mohammadgie-wordpress- com.cdn.ampproject.org/v/s/mohammadgie.wordpress.com/2012/03/12/ukhuwah- insaniah/amp/?amp_js_v=a3&amp_gsa=1&usqp=mq331AQFKAGwASA%3D#aoh=158 58095643373&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251% 24s&ampshare=https%3A%2F%2Fmohammadgie.wordpress.com%2F2012%2F03%2F1 2%2Fukhuwah-insaniah%2F

https://moraref.kemenag.go.id/documents/article/98021043410591835


UKHUWAH ISLAMIYAH, UKHUWAH WATHANIYAH, DAN UKHUWAH INSANIYAH BERBASIS AL-QURAN UKHUWAH ISLAMIYAH, UKHUWAH WATHANIYAH, DAN UKHUWAH INSANIYAH BERBASIS AL-QURAN Reviewed by asarisolid on 11:40 PM Rating: 5

No comments:

ADS

referensimakalah. Powered by Blogger.