Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB I
PENDAHULUAN


A.              LATAR BELAKANG
            Penelitian Tindakan pada awalnya memiliki misi pemberdayaan masyarakat dalam ilmu sosial yang diterapkan untuk meningkatkan kinerja dan produktivitas karyawan perusahaan yang dilakukan oleh Kurt Lewin. Tahun 1946 ia menulis tentang “Action research and minority problems” pada Journal of Social Issues, yang intinya penelitian dan tindakan adalah cara untuk meningkatkan hubungan antar kelompok. Tahun 1952 Lewin menulis artikel dengan judul “group decision and social change” yang intinya bagaimana mempertahankan empat langkah- langkah “action research : planning, action, observation, and reflection” dalam penelitian tindakan.
            Dalam melaksanakan tugas mengajar, guru pasti pernah dihadapkan pada permasalahan pembelajaran dan non pembelajaran. Masalah pembelajaran misalnya: siswa tidak mau memperhatikan pelajaran (minat belajar rendah atau motivasi belajar rendah), siswa pasif, tidak berani bertanya, prestasi belajar rendah, dan sebagainya. Sedangkan yang bersifat non pembelajaran misalnya perkembangan personal siswa tidak optimal, efektivitas hubungan guru dan siswa yang kurang baik dan sebagainya.
            Permasalahan-permasalahan seperti itu menuntut segera diatasi agar tidak berlarut-larut dan berdampak sistematik pada proses pembelajaran selanjutnya. Peningkatan kualitas pembelajaran harus selalu diupayakan semaksimal mungkin oleh semua komponen pelaku-pelaku pendidikan, terutama oleh guru yang memiliki tanggungjawab yang paling besar dalam pembelajaran.
            Guru harus diberi kesempatan untuk menyelesaikan masalah-masalah pembelajaran dan non pembelajaran secara profesional dan kolaboratif lewat sebuah penelitian tindakan secara terkendali. Upaya meningkatkan kompetensi guru untuk menyelesaikan masalah-masalah pembelajaran akan berdampak positif ganda. Pertama, kemampuan dalam menyelesaikan masalah pembelajaran akan meningkat. Kedua, penyelesaian masalah pembelajaran melalui sebuah investigasi terkendali akan dapat meningkatkan kualitas isi, masukan, proses, sarana/ prasarana, dan hasil belajar. Ketiga, peningkatan kedua kemampuan tadi akan bermuara pada peningkatan kualitas lulusan.
            Upaya perbaikan kualitas proses pembelajaran menuntut adanya inisiatif dan motivasi internal guru sendiri. Untuk itu melalui penelitian tindakan masalah-masalah pembelajaran dapat dikaji dan dituntaskan sehingga proses pembelajaran yang inovatif dan ketercapaian tujuan pembelajaran dapat diaktualisasikan secara sistematis.

B.              RUMUSAN MASALAH
1.      Apa yang dimaksud dengan action research (penelitian tindakan)?
2.      Apa yang dimaksud dengan classroom action research (penelitian tindakan kelas)?
3.      Bagaimana karakteristik penelitian tindakan kelas?
4.      Metode dan instrumen pengumpulan data?
5.      Metode analisis data?
6.      Apa saja jenis, model penelitian tindakan kelas?
7.      Apa saja tujuan dan manfaat penelitian tindakan kelas?
8.      Apa prinsip dari penelitian tindakan kelas?
9.      Bagaimana langkah-langkah penyusunan penelitian tindakan kelas?
10.  Bagaimana sistematika penyusunan penelitian tindakan kelas?
11.  Apa saja kelebihan dan kekurangan penelitian tindakan kelas?
C.           TUJUAN
1.         Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan penelitian tindakan.
2.         Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan penelitian tindakan kelas.
3.         Untuk mengetahui karakteristik penelitian tindakan kelas.
4.         Untuk mengetahui metode dan Instrumen pengumpulan data.
5.         Untuk mengetahui metode analisis data.
6.         Untuk mengetahui jenis, model dan desain penelitian tindakan kelas.
7.         Untuk mengetahui tujuan dan manfaat penelitian tindakan kelas.
8.         Untuk mengetahui apa saja prinsip dari penelitian tindakan kelas.
9.         Untuk mengetahui langkah-langkah penyusunan penelitian tindakan kelas.
10.     Untuk mengetahui bagaimana sistematika penyusunan penelitian tindakan kelas.
11.     Untuk mengetahui apa saja kelebihan dan kekurangan penelitian tindakan kelas.


BAB II
PEMBAHASAN


A.      ACTION RESEARCH (Penelitian Tindakan)
Istilah action research (penelitian tindakan) untuk pertama kalinya dikenalkan oleh Lewin pada tahun 1944, seperti dijelaskan sebelumnya. Dia menggunakan istilah ini untuk mendeskripsikan bentuk penelitian yang mengawinkan antara pendekatan penelitian, eksperimen dalam ilmu sosial, dengan program tindakan sosial dalam merespon permasalahan sosial yang besar pada waktu itu. Lewin menyatakan, bahwa teori pengembangan dan penambahan sosial yang diperlukan secara simultan dapat dicapai dengan menggunakan definisi penelitian tindakan sebagai proses dimana dengan proses itu orang dapat  membangun eksperimen eksperimen sosial dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu (Green Wood and Levin dalam Pardjono, 2007:9).
Menurut Kemmis dan Mc. Taggart dalam Pardjono (2007:9), Penelitian tindakan merupakan proses berfikir reflektif secara kolektif yang dilaksanakan oleh partisipan didalam situasi sosial tertentu agar dapat meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari praktik praktik sosial dan pendidikan dan dapat meningkatkan pemahaman mereka terhadap praktik dan situasi yang berlangsung. Sedangkan menurut Mills dalam Craig A. Mertler (2009 :4) penelitian tindakan didefinisikan sebagai penyelidikan sistematis yang dilakukan oleh guru, administrator, konselor, atau orang lain yang memiliki kepentingan dalam proses belajar mengajar atau lingkungan untuk tujuan mengumpulkan informasi tentang bagaimana sekolah mereka beroperasi, bagaimana mereka mengajar, dan bagaimana siswa belajar. Dalam penelitian tindakan kelas, harus ada kolaborator, yaitu anggota kelompok peneliti atau orang lain yang mampu, secara kritis memberi masukan selama peneliti melakukan tindakan dan pada tahap analisis serta refleksi.
Penelitian tindakan merupakan bentuk penelitian untuk mendapatkan pengetahuan tentang perubahan (changes) dan peningkatan (improvement) karena dampak suatu tindakan yang mampu memberdayakan kelompok sasaran. Berdasarkan definisi itu, dalam penelitian tindakan ada 3 elemen kunci yaitu : Penelitian, tindakan, dan partisipasi.
   Penelitian tindakan juga harus mengikuti etika penelitian ilmiah dan langkah langkah seperti adanya desain, pengamatan atau pengumpulan data, dan analisis data. Penelitian tindakan merupakan salah satu cara yang cukup signifikan untuk menemukan pengetahuan baru karena target akhir penelitian tindakan tidak membuktikan suatu hipotesis tetapi menghasilkan hipotesis.
   Partisipasi dari orang yang diberdayakan harus ada, karena mereka sendirilah pada dasarnya yang mampu menolong dirinya sendiri untuk berubah. Dalam penelitian tindakan kelas, peneliti dan partisipan bersama-sama  mendiskusikan dan mendesain penelitian sehingga dapat menumbuhkan pengetahuan yang nantinya diperlukan untuk mengubah keadaan, dan menggunakan hasil penelitian sebagai dasar peningkatan kinerjanya. Penelitian tindakan merupakan proses partisipatori karena setiap anggota bertanggung jawab pada kesuksesan pelaksanaan penelitian.
   Penelitian tindakan, bertujuan untuk mengubah untuk mengubah situasi awal suatu kelompok, organisasi, masyarakat yang memiliki berbagai permasalahan, kearah keadaan yang lebih baik misalnya lebih swakelola, swadaya, atau keadaan yang lebih bebas, kelas lebih aktif, lebih partisipatif, dan sebagainya.

B.       Pengertian CLASSROOM ACTION RESEARCH (PENELITIAN TINDAKAN KELAS)
Menurut Suharsimi Arikunto (2012:3), Dilihat dari namanya  Clasroom Action Research sudah menunjukan isi yang dterkandung di dalamnya, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di dalam kelas. Dikarenakan ada tiga kata yang membentuk pengertian terebut, maka ada tiga pengertian yang dapat diterangkan.
Penelitian menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatan mutu suatu hal yang menarik minta dan penting bagi peneliti. Tindakan- menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.
Istilah kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula. Dengan menggabungkan batasan pegertian tiga kata ini, yaitu (1) penelitian, (2) tindakan, (3) kelas, dapat diambil kesimpulan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas.
Selain itu, Pardjono (2007:12) Clasroom Action Research (Penelitian Tindakan Kelas), adalah satu jenis penelitian tindakan yang dilakukan guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelasnya. Misi pemberdayaan dalam konteks penelitian tindakan kelas adalah ,memberdayakan guru dan sekaligus siswa. Guru diberdayakan dari sudut pengembangan profesionalitas sedangkan siswa mendapat manfaat dari upaya guru karena mendapatkan pelayanan yang lebih baik karena dmapak dari meningkatnya kualitas pembelajarannya. Kolaborasi juga bisa dilakukan oleh peneliti dengan guru lain, kepala sekolah, peneliti dari universitas, guru senior dan sebagainya.
Pernyataan Pardjono tersebut juga di dukung oleh Suhardjono (2012:58), yang menyatakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan (Action Research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya. PTK berfokus pada kelas atau pada proses belajar mengajar yang terjadi di dalam kelas, bukan pada input kelas(silabus, materi, dan lain- lain) ataupun output (hasil belajar). PTK juga harus tertuju atau mengenai hal- hal yang terjadi di dalam kelas.
Selain itu, Rochiati Wiriaatmadja (2009:13) mengemukakan, penelitian tindakan kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondidi praktek pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri . Mereka dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran mereka, dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu. Menurut Wibawa (Tukiran Taniredja,dkk, 2012:15), penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian yang mengangkat masalah-masalah aktual yang dihadapi oleh guru di lapangan.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang mengangkat masalah-masalah yang actual yang dilakukan oleh para guru yang merupakan pencermatan kegiatan belajar yang berrupa tindakan untuk memperrbaiki dan meningkatkan praktek pembelajaran di kelas secara lebih professional.
                                   
C.      KARAKTERISTIK PENELITIAN TINDAKAN KELAS
` Menurut Pardjono (2007:16), penelitian tindakan kelas mempunyai beberapa karakteristik yang sedikit berbeda bila dibandingkan dengan jenis penelitian lainnya. Beberapa karakteristik penting tersebut diantaranya sebagai berikut:
1.    Permasalahan yang dipecahkan merupakan permasalahan praktis dan urgen yang dihadapi oleh para guru atau peneliti dalam profesinya sehari- hari.
2.    Peneliti memberikan perlakuan atau tindakan yang berupa tindakan terencana untuk memecahkan permasalahan dan sekaligus meningkatkan kualitas yang dapat dirasakan implikasinya oleh subjek yang diteliti.
3.    Langkah- langkah penelitian yang direncanakan selalu dalam bentuk siklus atau tingkatan atau daur yang memungkinkan terjadinya peningkatan untuk setiap siklusnya.
4.    Adanya empat komponen penting dalam setiap langkah, yaitu:
(1)Perencanaan, (2) Tindakan, (3) Observasi, (4) Reflektif
Langkah 1,2, dan seterusnya membentuk spiral yang menuju ke arah tercapainya tujuan dan juga diperolehnya solusi permasalahan.
5.    Adanya langkah berpikir reflektif dan kolektif yang dilakukan oleh para peneliti baik sesudah atau sebelum tindakan.
Sedangkan menurut Zainal Arifin (2012),  Karakteristik PTK adalah
1.    Dilakukan dakam bentuk refleksi diri. Refleksi adalah tindakan merenung, mempertimbangkan atau memikirkan sesuatu.
2.    Mengutamakan maalah- masalah praktis, terbatas dan sesuai dengan situasi aktual dalam praktik pembelajaran di kelas.
3.    Fleksibel dan adaptif, baik bagi peeliti maupun proses penelitiannya.
4.    Tujuannya untuk memperbaiki praktik pembelajaran guru di kelas.
5.    Menggunakan pendekatan kolaboratif terhadap orang-orang yang terlibat di dalamnya.
6.    Melibatkan kelompok partisipan secara demokratis yang emmiliki komitmen bersama untuk melkukan evaluasi diri secara kontinu sebagai upaya perbaikan praktik pembelajaran.
7.    Memiliki kerangka kerja yang sistematis untuk mengembangkan ketrampilan yang lebih baik.
8.    Memiliki langkah- langkah yang spesifik, yaitu rencana, tindakan dan observasi, refleksi.

D.      TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN TINDAKAN KELAS
1.    Menurut Sukardi (2012 : 212) Secara umum penelitian tindakan kelas mempunyai tujuan seperti berikut:
a.    Merupakan salah satu cara strategis guna memperbaiki layanan maupun hasil kerja dalam suatu lembaga.
b.    Mengembangkan rencana tindakan guna meningkatkan apa yang telah dilakukan sekarang.
c.    Mewujudkan proses penelitian yang mempunyai manfaat ganda baik peneliti yang dalam hal ini mereka memperoleh informasi yang berkaitan dengan permasalaahan, maupun pihak subjek yang diteliti dalam mendapatkan manfaat langsung dari adanya tindakan nyata.
d.   Tercapainya konteks pembelajaran dari pihak yang terlibat, yaitu peneliti dan para subjek yang diteliti (Mc Niff, 1992).
e.    Timbulnya budaya meneliti yang terkait dengan prinsip sambil bekerja dapat melakukan penelitian dibidang yang ditekuninya.
f.     Timbulnya kesadaran pada subjek yang diteliti sebagai akibat adanya tindakan nyata untuk meningkatkan kualitas.
g.    Diperolehnya pengalaman nyata yang berkaitan erat dengan usaha peningkatan kualitas secara profesional maupun akademik.
2.        Manfaat PTK sangat besar bagi dunia pendidikan. Menurut I Wayan Santyana dalam Zainal Arifin (2012:100), yaitu :
a.     PTK dapat memberikan manfaat sebagai inovasi pendidikan yang tumbuh dari bawah, karena guru adalah ujung tombak pelaksana lapangan.
b.    PTK dapat merangsang para praktisi menjdi lebih mandiri yang ditopang oleh rasa percaya diri, sehingga secara keilmuan menjadi lebih berani mengambil prakarsa yang patut diduganya dapat memberikan manfaat perbaikan. Rasa percaya diri tersebut tumbuh sebagai akibat guru semakin banyak mengembangkan sendiri pengetahuaanya berdasar pengalaman yang praktis.
c.    Pelaksanaan PTK secara kontinu dapat membentuk sikap profesional (guru, kepala sekolah, pengawas), sehingga mereka tidak akan cepat berpuas diri lalu diam di zona nyaman, melainkan selalu memiliki komitmen untuk meraih hasil yang lebih baik. Sikap profesional ini muncul dari rasa kepedulian untuk memecahkan masalah-masalah praktis dalam kesehariannya.
d.   Manfaat lainnya, bahwa hal PTK dapat dijadikan sumber masukan dalam rangka melakukan pengembangan kurikulum dan pembelajaran. Proses pengembangan kurikulum tidak bersifat netral, melainkan dipengaruhi oleh gagasan-gagasan yag saling terkait mengenai hakikat pendidikan, pengetahuan, dan pembelajaran yang dihayati oleh guru di lapangan.
e.    PTK dapat membantu guru untuk lebih memahami hakikat pendidikan dan pembelajaran secara empirik.

E.       PRINSIP PENELITIAN TINDAKAN KELAS
                 Penelitian Tindakan Kelas (PTK) mempunyai beberapa prinsip penting yang perlu diperhatikan para peneliti. Beberapa prinsip penting tersebut diantaranya diuraikan sebagai berikut (Pardjono, 2007:18):
1.    PTK memcahkan permasalahan signifikan yang dihadapi pada guru. Permasalahan yang signifikan, yaitu problematika yang sering dirasakaan dan ditemui oleh para guru di kelas atau di suatu sekolah.
2.    PTK memberikan perlakuan atau tindakan kepada para siswa atau responden yang diteliti. Perlakuan yang nyata di sekolah di antaranya seperti pemberian handout dalam pembelajaran , metode mengajar yang terencana dan diberikan kepada siswa, pemberian buku acuan belajar dan sebagainya.
3.    PTK dilakukan oleh seorang guru secara kolaboratif atau bersama- sama. Satu diantaranya guru yanng terlibat langsung adalah guru pengampu di sekolah tersebut, sedangkan anggota tim lainnya bisa dosen atau guru dalam suatu sekolah.
4.        PTK menekankan kepada kontribusi bagi peningkatan profesionalitas guru. Permasalahan diutamakan yang praktis yang akan memberikan dampak pada guru atau untuk lebih memahami dan menguasai situasi dan kondisi sekolah maupun siswa yang menjadi objek penelitian.
5.    PTK merupakan penelitian yang menekankan cara berpikir kolektif dan reflektif yang dilakukan bersama responden yang diteliti.
6.    PTK dilaksanakan secara sitematis dan memperhatikan asas- asas metodologi penelitian.
7.    PTK menjadikan wahana bagi guru untuk lebih memahami pribadi siswa. Siswa bukan saja dipandang secara parsial, tetapi dipandang secara horistik sehingg guru dapat mengetahui kelemahan maupun kelebihan siswanya.



F.       JENIS PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Ada empat jenis PTK (Kemmis dan Mc Taggart dalam Zainal Arifin : 2011) , yaitu:
1.      PTK Diagnostik
PTK diagnostik ialah penelitian yang dirancang dengan menuntun peneliti ke arah suatu tindakan. Dalam hal ini peneliti mendiagnosia dan memasuki situasi yang terdapat di dalam latar penelitian. Sebagai contohnya ialah apabila peneliti berupaya menangani perselisihan, pertengkaran, konflik yang dilakukan antar siswa yang terdapat di suatu sekolah atau kelas. 
2.      PTK Partisipan
Suatu penelitian dikatakan sebagai PTK partisipan ialah apabila orang yang akan melaksanakan penelian harus terlibat langsung dalam proses penelitian sejak awal sampai dengan hasil penelitian berupa laporan. Dengan demikian, sejak penencanan panelitian peneliti senantiasa terlibat, selanjutnya peneliti memantau, mencacat, dan mengumpulkan data, lalu menganalisa data serta berakhir dengan melaporkan hasil panelitiannya. PTK partisipasi dapat juga dilakukan di sekolah seperti halnya contoh pada butir a di atas. Hanya saja, di sini peneliti dituntut keterlibatannya secara langsung dan terus-menerus sejak awal sampai berakhir penelitian. 
3.      PTK Empiris
PTK empiris ialah apabila peneliti berupaya melaksanakan sesuatu tindakan atau aksi dan membukakan apa yang dilakukan dan apa yang terjadi selama aksi berlangsung. Pada prinsipnya proses penelitinya berkenan dengan penyimpanan catatan dan pengumpulan pengalaman penelti dalam pekerjaan sehari-hari. 
4.      PTK Eksperimental
PTK eksperimental ialah apabila PTK diselenggarakan dengan berupaya menerapkan berbagai teknik atau strategi secara efektif dan efisien di dalam suatu kegiatam belajar-mengajar. Di dalam kaitanya dengan kegitan belajar-mengajar, dimungkinkan terdapat lebih dari satu strategi atau teknik yang ditetapkan untuk mencapai suatu tujuan instruksional. Dengan diterapkannya PTK ini diharapkan peneliti dapat menentukan cara mana yang paling efektif dalam rangka untuk mencapai tujuan pengajaran. 


G.      MODEL- MODEL PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Model-model penelitian tindakan kelas menurut Rochiati (2009: 62-70), yaitu:
1.                Model Lewin yang ditafsirkan oleh Kemmis





Penjelasan
Model ini menggambarkan sebuah spiral dari beberapa siklus kegiatan. Bagan yang melukiskan kegiatan ini pada siklus dasar kegiatan terdiri dari mengidentifikasi gagasan umum, melakukan reconnaissance, menyusun rencana umum, mengembangkan langkah tindakan pertama, mengevaluasi, dan memperbaiki rancangan umum. Dari siklus dasar yang pertama inilah, apabila peneliti menilai adanya kesalahan atau kekurangan dapat memperbaiki atau memodifikasi dengan menggunakannya dalam spiral ke perencanaan langkah tindakan kedua. Apabila dalam implementasinya kemudian dievaluasi masih ada  kesalahan atau kekurangan masih bisa diperbaiki atau dimodifikasi, yakni kemudian secara spiral dilanjutkan dengan perencanaan tindakan ketiga, dan seterusnya. Siklus dalam spiral ini baru perhenti apabila tindakan substantif yang dilakukan oleh penyaji sudah dievaluasi baik, yaitu penyaji yang mungkin peneliti sendiri atau mitra guru sudah menguasai keterampilan mengajar yang dicobakan dalam penelitian tersebut. Bagi peneliti peengamat atau observer, siklus dihentikan apabila data yang dikumpulkan untuk penelitian sudah jenuh atau kondisi kelas sudah stabil.

Penafsiran yang diberikan oleh Kemmis meliputi hal-hal berikut :
1.    Penyusunan gagasan atau rencana umum dapat dilakukan jauh sebelumnya.
2.    Reconnaissance bukan hanya kegiatan menemukan fakta di lapangan akan tetapi juga mencakup analisis dan terus berlanjut pada siklus berikutnya, dan bukanhanya pada awal saja.
3.    Implementasi tindakan bukan pekerjaan yang mudah, karenanya jangan langsung dievaluasi, melainkan dimonitor dahulu sampai langkah implementasi dilakkukan seoptimal mungkin.








2.      Revisi Model Lewin Menurut Elliot



Penjelasan masalah adalah pernyataan yang mengubungkan gagasan atau idea dengan tindakan. Contoh : orang tua peserta didik bersedia untuk membantu sekolah dengan melakukan supervise PR (pekerjaan rumah) mereka. Bagaimana caranya agar bantuan orangtua murid bekerja lebih produktif? (Elliot dalam Rochiati, 2009:65)
Adapun yang diangkat dalam penelitian, hendaknya tetap berada dalam lingkup permasalahan yang dihadapi guru dalam praktek kesehariannya di kelas atau di ruang kuliah dan merupakan sesuatu yang ingin diubah atau diperbaiki.
Sedangkan yang dimaksud dengan reconnaissance, kegiatannya dimaksud meliputi pemahaman tentang situasi kelasyang ingin diubah atau diperbaiki.. apabila guru/dosen  dalam pembelajaran sehari-hari merasakan ada sesuatu yang janggal atau kurang memuaskan, yang oleh peneliti pengamat juga dicermati pada waktu orientasi atau tahap awal penelitian sebagai perlu peningkatan, maka diperlukan penjelasan lebih lanjut. Misalnya, kejanggalan itu ialah bahwa para peserta didik banyak membuang waktu percuma di kelas perlu deskripsi yang mendetail, seperti :
1.      Peserta didik mana yang mebunag waktu percuma di kelas?
2.      Tugas apayang mereka lakukan?
3.      Pada saat-saat mana dalam pelajaran mereka melakukannya?
4.      Manifestasi bentuk kegiatan apa yang mereka tampilkan waktu “membuang waktu percuma” di kelas?
Informasi yang didapat dari pertanyaan-pertanyaan di atas akan menolong untuk membedakan berbagai aspek permasalahan penelitian dan membantu ke arah mana perbaikan harus dilakukan.
Refleksi atau mempertimbangkan baik atau buruknya atau pun berhasil belum berhasilnya tindakan merupakan bagian dari tahap diskusi dan analisis penelitian sesudah tindakan dilakukan sehingga memberikan arah perbaikan selanjutnya. Bentuk dari model ini digambarkan dalam alur-alur tahap penelitian, namun demikian tetap beradda dalam siklus yang bergerak dalam spiral.






3.      Model Ebbutt

Model ini menunjukkan bentuk alur kegiatan penelitian. Dimulai dengan pemikiran awal penelitian yang dilanjutkan dengan reconnaissance. Bagian ini, Ebbutt berpendapat berbeda dengan penafsiran Elliott mengenai reconnaissance-nya Kemmis, yang seakan-akan hanya berkaitan dengan penemuan fakta saja (fact finding only). Padahal, menurutnya reconnaissance mencakup kegiatan-kegiatan diskusi, negosiasi, menyelidiki kesempatan, mengakses kemungkinan dan kendala, atau dengan singkat mencangkup keseluruhan analisis.
Menurut Ebbutt, cara yang tepat untuk memahami proses penelitian tindakan ialah dengan pemikirannya sebagai suatu seri dari siklus yang berturut-turut dengan setiap siklus mencakup kemungkinan masukan balik informasi di dalam dan diantara siklus. Deskripsi ini mungkin tidak begitu rapih dibandingkan dengan membayangkan proses itu sebagai spiral, atau dengan bagan representasi. Bagaimanapun menurut Ebbutt proses penelitian tindakan pendidikan yang ideal adalah seperti yang digambarkannya di atas.



4.    Model McKernan
Penjelasan :
McKernan dalam Rochiati (2009: 69-70) lebih menekankan model penelitian dengan “proses waktu”, dalam arti bahwa dalam penelitian tindakan yang penting  janganlah dilakukan menentukan fokus permasalahan, penyelesaian masalah yang rasional dan kepemilikan penelitian yang demokratis.

5.      Model Spiral dari Kemmis dan Taggart










                       



Secara utuh Kemmis dan Taggart (Suharsimi, 2010: 138-140) menjelaskan tahap-tahap penelitian tindakan yang dilakukannya, yaitu :
a.     PLAN (perencanaan)
Yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Penelitian tindakan yang ideal sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan. Cara ini dikatan ideal karena adanya upaya untuk mengurangi unsur subjektivitas pengamat serta mutu kecermatan amatan yang dilakukan. Dengan mudah dapat diterima bahwa pengamatan yang diarahkan pada diri sendiri biasanya kurang teliti dibandiongkan dengan pengamatan yang dilakukan terhadap hal-hal yang berada diluar diri, karena adanya unsur subjektivitas yang mudah berpengaruh, yaitu cenderung mengunggulkan dirinya. Denagn demikian tindakan yang baik adalah apabila dilakukan dalam bentuk kolaborasi sebagai berikut. “Pihak yangmelakukan tindakan adalah guru sendiri, sedangkan yang melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan adalah peneliti, bukan gguru yang sedang melakukan tindakan.
Dalam tahap menyusun rancangan, peneliti menentukan titik-titik atau fokus peristiwa yang perlu mendapatkan [perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat sebuah instrumen pengamatan untuk membantu peneliti merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung.  Jika yang digunakan dalam penelitian ini bentuk terpisah, yaitu peneliti dan pelaksana guru adalah orang yang berbeda, dalam tahap menyusun rancangan harus ada kesepakatan antar keduanya. Oleh karen apelaksana guru adalah pihak yang paling berkepentingan untuk meningkatkan kinerja, maka pemilihan strategi pembelajaran disesuaikan dengan selera guru, agar pelaksanaan tindakan dapat terjadi secar wajar.
b.      ACT (Pelaksanaan Tindakan)
Yaitu implementasi atau penerapan isi rancangan didalam kancah, yaitu mengenai tindakan kelas. Hal yang perlu diingat adlah bahwa dalam tahap dua ini pelaksana guru harus ingat dan taat padaapa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pulaberlaku wajar. Tentu saja membuat modifikasi tetap diperbolehkan, selama tidak mengubah prinsip dan hindari kekakuan.
c.       OBSERVE (Pengamatan)
Pelaksanaan pengamatan oleh pengamat. Sebetulnya sedikit kurang tepat kalau pengamatan ini dipisahkan dengan pelaksanaan tindakan karena seharusnya pengamatan dilakukan pada waku tindakan sedang dilakukan. Jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Sebuatan tahap dua diberikan untuk memberikan peluang kepada guru pelaksana yang berstatus juga sebgai pengamat. Ketika agur tersebut sedang melakukan tindakan karena hatinya menyatu dengan kegiatan, tentu tidak sempat menganalisis peristiwanya ketika sedang terjadi. Oleh karena itu kepada guru pelaksana yang berstatus sebagai pengamat iniuntuk melakukan “Pengamatan Balik” terhaddap apa yang terjadi ketika tindakan berlangsung. Sambil melakukan pengamatan balik ini guru pelaksana mencatat sediki demi sedikit apa yang terjadi.
d.      REFLECT (Refleksi)
Kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah terjasdi. Istilah “refleksi” sebetulnya lebih tepat dikenakan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudia berhadapan dengan peneliti ddan subjek peneliti untuk bersama-sama mendiskusikan implementasi rancangan tindakan. Istilah refleksi ini sam adengan “memantul-seperti halnya sinar memancar dan menatap kena kaca”, yang dalam hal ini guru pelaksana sedang memantulkan pengalamannya kepada peneliti yang baru saja mengamati kegiatannya dalam tindakan, tetapi juga dihadapan subjek yang terlihat dalam penelitian. Inilah inti dari penelitian tindakan, yaitu ketika guru pelaku mengatakan kepada pengamat tentang hal-hal yang dirasakan sudah berjalan baik dan bagian mana yang belum. Disamping itu, juga sangat penting artinya jika siswa yang dikenai tindakan mengemukakan pendapat tentang apa yang dialami, sert adanya kemungkinan usul penyempurnaannya.s

H.      LANGKAH- LANGKAH PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Menurut Zaenal Arifin (2012:111), secara umum langkah- langkah PTK akan membentuk suatu siklus sampai dirasa ada suatu perbaikan. Langkah- langkah tersebut yaitu penetapan fokus masalah penelitian, perencanaan tindakan perbaikan, peaksanaan tindakan perbaikan, observasi dan interpretasi, evaluasi dan refleksi, serta simpulan dan tindak lanjut. Kelima langkah ini dapat diperinci lagi menjadi langkah- langkah operasional sebagai berikut.
Langkah ke-1 :    Menetapkan Fokus Masalah. Maksudnya, Anda harus mencari dan menetapkan masalah yang dipandang kritis dan betul- betul memerlukan tindakan perbaikan dalam sistem pembelajaran. Untuk menuntut Anda dalam menetapkan fokus masalah, jawablah pertanyaan- pertanyaan apa yang sedang terjadi sekarang, apakah yang sedang terjadi itu ada masalah, jika ada, bagaimana cara mengatasinya, bisakah saya memperbaikinnya, dan seterusnya.
Langkah ke-2 : Melakukan diskusi awal. Maksudnya, Anda harus mengadakan pertemuan di antara kelompok yang terlibat, seperti guru, peneliti, penasehat, dan sponsor, untuk mendiskusikan masalah kritis yang perlu diperbaiki dn berakhir dengan suatu draft(konsep awal) usulan (proposal).
Langkah ke-3 :  Melakukan kajian pustaka. Maksudnya, Anda harus mempelajari berbagai referensi seperti buku sumber, jurnal penelitian dan hasil- hasil penelitian terdahulu yang relevan. Coba juga anda cek di referensi tersebut, adakah orang lain yang menemukan masalah yang sama? Jika masalahnya sama, tetapi lokasi sekolah dan kelasnya berbeda,maka masalah tersebut dapat dilanjutkan.
Langkah   ke-4  :   Melanjutkan kembali masalahnya. Maksudnya setelah anda mengikuti langkah 1,2,dan 3, Anda harus merumuskan kembali masalahnya secara mantap. Mungkin saja berubah atau muncul hipotesis tindakan yang dapat diuji.
Langkah ke-5 :  Setting penelitian. Maksudnya, Anda harus menetapkan sampel, kelompok partisipan, administrasi penelitian, pemilihan bahan/ materi, metode mengajar, alokasi waktu dan biaya, dan merinci kegiatan untuk setiap tahap penelitian, yaitu rencana, tindakan, observasi, merekam data, evaluasi, dan refleksi.
Langkah ke-6    :   Melaksanakan penelitian. Maksudnya anda melaksanakan penelitian tindakan yang meliputi tahap- tahap rencana, tindakan observasi, merekam data, evaluasi dan refleksi
Langkah ke-7 : Menafsirkan dan memberi makna. Maksudnya data yang sudah dikumpulkan kemudian anda tafsirkan dan diberi makna. Untuk itu, sebaiknya ada kriteria standar sebagai acuan penafsiran
Langkah ke-8 :  Membahas hasil penelitian dan evaluasi. Maksudnya Anda harus membahas hasil penelitian dengan cara mengaitkan hasil penelitan dengan bahan pustaka, lihat kesesuaiannya, apa kelebihan dan kekurangannya, dan berikan komentar atau pendapat Anda. Selanjutnya anda evaluasikeseluruhan hasil penelitian berdasar kriteria yang telah ditetapkan.
Langkah ke-9  :     Simpulan dan saran. Maksudnya, Anda harus menarik simpulan dan memberikan saran perbaikan. Perlu Anda pahami bahwa simpulan tidak sama dengan rangkuman. Simpulan adalah kristalisasi dari hasil pembahasan sesuai dengan rumusan masalah.
Langkah ke-10 :    Menyusun Laporan PTK. 


Langkah-langkah Pelaksanaan PTK Menurut Burhan Elfanany
1.    Tahapan Pra PTK
Penyusunan proposal penelitian, meliputi :
a)      Halaman pengantar yang berisi halaman judul dan halaman pengesahan.
b)      Halaman isi yang berisi latar belakang masalah, rumusan permasalahan, cara pemecahan masalah.
c)      Tujuan dan manfaat penelitian.
d)     Kerangka teori dan hipotesis.
e)      Rancangan metodologi.
f)       Tim peneliti
g)      Jadwal penelitian

2.      Tahapan Tindakan
a)    Perencanaan Tindakan
1)   Membuat rencana pembelajaran beserta sekenario tindakan yang akan dilaksanakan.
2)   Merumuskan tujuan instruksional umum dan khusus. Guru yang melaksanakan PTK perlu menambahkan tujuan sesuai dengan hasil yang diharapkan oleh gururu setelah melakukan tindakan perbaikan.
3)   Merumuskan indikator keberhasilan.
4)   Memilih bahan ajar.
5)   Memilih metode
6)   Memilih alat bantu, anatara lain : pedoman observasi, catatan harian, kamera, dll.
7)   Mempersiapkan alat ukur untuk mengukur ketercapaian tujuan instruksional khusus.
8)   Memperjelas skenario pembelajaran

b)    Pelaksanaan Tindakan
Tahapan ini merupakan implementasi (pelaksanaan) dari semua rencana yang telah dibuat. Tahap ini, berlangsung di dalam kelas, adalah realisasi dari teori pendidikan dan teknik mengajar yang telah dipersiapkan sebelumnya.

c)    Pengamatan Tindakan
Kegiatan observasi atau pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Data yang dikumpulkan pada tahapan ini berisi tentang pelaksanaan tindakan dari rencana yang telah dibuat dan dampaknya terhadap proses dan hasil instruksional yang dikumpulkan dengan alat bantu instrumen pengamatan yang dikembangkan oleh peneliti.
d)   Refleksi terhadap tindakan
Tahapan ini untuk memproses data yang telah didapat pada saat pengamatan. Data yang didapat kemudian dianalisis. dalam proses refleksi segala pengalaman, pengetahuan dan teori instruksional yang dikuasai dan relevan dengan tindakan yang dilakukan sebelumnya menjadi bahan pertimbangan dan perbandingan sehingga dapat ditarik kesimpulan yang mantap dan sahih.

Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas buku UT
1.      Mengidentifikasi Masalah
Munculnya permasalahan mungkin belum terliaht jelas/kabur bagi guru namun tetap ada kesadara dari guru bahwa ada yang harus diperbaiki. Guru menganalisa masalah apa saja yang terjadi di dalam kelas.
2.    Menganalisa dan Merumuskan Masalah
Setelah masalah teridentifikasi, dilanjutkan dengan menganalisa permasalahan yang dapat diselesaikan melalui penelitian tindakan kelas. Kemudian menetapkan fokus permasalahan atau rumusan masalah dengan jelas.
3.    Merencanakan PTK
Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan kemudian membuat rencana tindakan atau rencana perbaikan, yaitu ;
a)         Rumuskan cara perbaikan yang ditempuh dalam bentuk hipotesis tindakan.
b)                                 Analisis kelayakan hipotesis tindakan.
4.    Melaksanakan PTK
a)      Menyiapkan Pelaksanaan
b)      Membuat rencana pembelajaran beserta sekenario tindakan.
c)      Menyiapakan fasilitas atau sarana pendukung yang diperlukan.
d)   Menyiapkan cara merekan dan menganalisis data yang berkaitan dengan proses dan hasil perbaikan.
5.      Melaksanakan Tindakan
     Pelaksanaan kegiatan tindakan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya dan melaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan.
6.      Merefleksi Hasil Tindakan
                 Merefleksi tindakan yang telah dilakukan dan melihat dampak dari pelaksanaan tindakan tersebut. Dengan begitu dapat ditentukan kekuatan dan kelemahan dari tindakan tersebut.

I.         METODE DAN INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
1.                                        Metode dan Instrumen Pengumpulan  Data
Seperti halnya pada penelitian secara umum, PTK juga dengan istilah metode dan pengumpulan data. Metode pengumpulan data atau metode penelitian adalah     cara yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data penelitian, contoh metodenya seperti : angket, wawancara, pengamatan atau observasi, tes, dokumentasi. Sedangkan instrument penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Contoh jenis instrumennya adalah angket, check list, pedoman wawancara, pedoman pengamatan (Suharsimi Arikunto, 2010:203).
Cara sendiri merujuk pada sesuatu yang abstrak, tidak dapat terlihat mata tetapi hanya dapat ditunjukan kegunaannya. Menurut Trianto (2011: 54) beberapa metode dalam pengumpulan data antara lain; angket (questionnaire), wawancara (interview), pengamatan (observation), ujian (test) dokumentasi (documentation).
Instrumen pengumpul data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh penelitian dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah, jadi suatu intrumen berfungsi untuk menjaring data data hasil penelitian.
Berikut ini adalah Tabel Pasangan Metode dan Instrumen Pengumpul Data menurut Suharsimi Arikunto dalam Trianto (2012: 55).

No
Jenis Metode
Jenis Instrumen
1
Angket (questionnaire)
Angket (questionnaire)
Daftar Cocok (Check List)
Skala (Scale)
Invetori (Inventory)
2
Wawancara (Interview)
Pedoman wawancara (interview guide)
Daftar Cocok (check list)
3
Pengamatan (Observation)
Lembar Pengamatan (Observation sheet)
Paduan pengamatan (Observation schedule)
Daftar Cocok (Check List)
4
Ujian atau tes (test)
Soal Ujian, Soal tes atau tes (test)
Inventori (Inventory)
Daftar cocok (Check list)
Tabel (Table)

2.                                        Analisis Instrumen Pengumpulan Data
a.       Validitas Instrumen
Menurut Nana Syaodih S. (2012: 228-229), validitas instrument menunjukkan bahwa hasil dari suatu pengukuran menggambarkan segi atau aspek yang diukur.
Beberapa karakteristik dari validitas :
1.    Validitas sebenarnya menunjuk kepada hasil dari penggunaan instrumen tersebut bukan pada instrumennya. Suatu instrumen dikatakan valid atau memiliki validitas bila instrumen tersebut benar-benar mengukur aspek atau segi yang akan diukur.
2.    Kedua, validitas menunjukan suatu derajad atau tingkatan, validitasnya tinggi, sedang atau rendah, bukan valid atau tidak valid.
3.    Ketiga, validitas instrumen juga memiliki spesifikasi tidak berlaku umum.

Ada beberapa macam validitas, yaitu validitas isi, konstruk, dan kriteris.
1.    Validitas isi berkenaan dengan isi dan format dari instrumen.
2.    Validitas konstruk berkenaan dengan konstruk atau struktur dan karakteristik psikologis aspek yang akan diukur dengan instrumen.
3.    Validitas kriteria berkenaan dengan tingkat ketepatan instrumen mengukur segi yang akan diukur dibandingkan dengan hasil pengukuran dengan instrumen lain yang menjadi kriteria.
Rumus korelasi product moment Karl Person yang dapat digunakan untuk mengukur validitas adalah :
Keterangan:
rxy        =   Koefisisen korelasi antara X dan Y.
x        =   Skor butir.
y        =   Skor Total
N       =   Jumlah Subjek
x2         =   Jumlah kuadrat nilai X
y2         =   Jumlah kuadrat nilai Y
(Suharsimi Arikunto, 2010: 170).
b.      Reliabilitas instrumen
Reliabilitas berkenaan dengan tingkat keajegan atau ketetapan hasil pengukuran. Suatu instrumen memiliki tingkat reliabilitas yang memadai, bila instrumen tersebut digunakan mengukur aspek yang diukur beberapa kali hasilnya sama atau relatif sama.

Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 230-231), untuk mencari reliabilitas dengan rumus KR-20, yaitu :


dimana Vt = Varian total
Keterangan :
                        : Reliabilitas instrumen
k               : banyaknya butir pertanyaan
      : jumlah skor total kuadrat
    : kuadrat dari jumlah skor
            : jumlah peserta tes
p               : banyaknya subjek yang skornya 1
q               : banyaknya subjek yang mendapat skor 0

J.         TEKNIK ANALISIS DATA
Menurut Wina Sanjaya (2012:106-107) Analisis data dalam PTK bisa dilakukan dengan analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis data kuantitatif digunakan untuk menentukan peningkatan proses belajar khususnya berbagai tindakan yang dilakukan guru. Analisis data kuantitatif digunakan untuk menentukan peningkatan hasil belajar siswa sebagai pengaruh dari setiap tindakan yang dilakukan oleh guru.
Anilisis data bias dilakukan melalui tiga tahap. Pertama, reduksi data yaitu kegiatan menyeleksi data sesuai dengan fokus masalah. Pada tahap ini, guru atau peneliti mengumpulkan semua instrument yang digunakan untuk mengumpulkan data kemudian dikelompokkan berdasarkan fokus masalah atau hipotesis. Tahap kedua, mendeskripsikan data sehingga data yang telah diorganisir jadi bermakna. Mendeskripsikan data bisa dilakukan dalam bentuk naratif, membuat grafik atau menyusunnya dalam bentuk tabel. Pada tahap ketiga, adalah membuat kesimpulan berdasarkan deskripsi data. Dalam proses penelitian menganalisis dan menginterpretasi data berupa langkah sangat penting, sebab data yang telah terkumpul tidak akan berarti apa- apa tanpa dianalisis dan dan diberi makna melalui interpretasi data.Proses analisis dan interpretasi data dalam PTK diarahkan untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan untuk menjawab rumusan masalah dan pertanyaan penelitian.
Proses analisa data pada penelitian ini sesuai model Miles and Huberman (Sugiyono, 2006: 337-345), yaitu langkah-langkah analisis data terdiri dari tiga alur kegiatan secara bersamaan, antara lain: reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan. Adapun penjelasan nya sebagai berikut:
1.    Reduksi data, yaitu proses penyeleksian, pemilihan, penyederhanaan, dan pengkategorian data yang diperoleh dari berbagai sumber di lapangan. Hal ini bertujuan untuk mempermudah pengorganisasian dan keperluan analisis data serta penarikan kesimpulan.
2.    Penyajian data, dalam tahap ini dilakukan dengan mengumpulkan informasi yang diperoleh dari hasil reduksi. Data yang telah disajikan dievaluasi dan disusun penafsirannya untuk menentukan tindakan selanjutnya. Hasil evaluasi dan penafsiran adalah 1) perbedaan antara perencanaan tindakan, 2) persepsi guru, peneliti, dan observer tentang hasil observasi guru, wawancara terhadap siswa, dan tes hasil belajar, 3) penentuan tindakan berikutnya, dan 4) permasalahan dan pemecahan masalah yang terjadi saat penelitian.
3.    Penarikan kesimpulan, merupakan paparan akhir tentang tindakan dari penafsiran dan evaluasi penyajian data penelitian.

K.      SISTEMATIKA LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
LEMBAR JUDUL PENELITIAN
LEMBAR PERNYATAAN
LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I   PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Identifikasi Masalah
Pembatasan Masalah atau Fokus Penelitian
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Hasil Penelitian


BAB II  LANDASAN TEORI
Kajian Teori
Hasil Penelitian yang Relevan
Kerangka Pikir
Hipotesis Tindakan

BAB III  METODE PENELITIAN
Jenis dan Desain Penelitian
Lokasi dan Waktu Penelitian
Subjek Penelitian
Jenis Tindakan
Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Teknik Analisis Data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Prosedur dan Hasil Penelitian
Pembahasan

BAB V  SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Implikasi
Keterbatasan Penelitian
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

L.       CONTOH PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Judul : “Peningkatan konsep diri dan proses belajar matematika menggunakan pendekatan matematika realistik pada siswa kelas V di SD N 5 Bumirejo Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen tahun ajaran 2013/2014.
Rumusan Masalah
                 Bagaimana meningkatan konsep diri dan proses belajar matematika siswa kelas V di SD N 5 Bumirejo Kecamatan Kebumen melalui pendekatan matematika realistik? 


M.     KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
Kelebihan dan kekurangan menurut Zaenal Arifin (2012: 107-108) yaitu :
1.    Kelebihan
a.       Hasil PTK kolaboratif dapat dijadikan feedback bagi sistem pembelajaran dengan cara yang lebih substansil dan kritis.
b.      Mendorong guru untuk berbagi masalah pembelajaran terhadap pihak-pihak yang terkait.
c.       Dapat memberdayakan potensi guru.
d.      Tumbuhnya rasa memilki melalui kolaborasi tim dalam PTK
e.       Tumbuhnya berpikir kritis dan kreatif, sistematis dan logis melalui interaksi terbuka yang bersifat relflektif-evaluatif dalam PTK.
f.       Adanya upaya saling mendorong untuk berubah dalam kerjasama
g.      Meningkatnya kesepakatan melalui kerjasama secara demokratis dan dialogis, dan
h.      Timbulnya semangat dan motivasi kerja melalui dinamika kelompok
2.      Kekurangan
a.       Sulitnya mencapai keharmonisan kerjasama antara orang- orang yang memiliki latar belakang yang berbeda
b.      Kurangnya pengetahuan peneliti dalam metode penelitian karena terlalu banyak berurusan dengan hal-hal praktis
c.       Rendahnya efisiensi waktu karena disatu pihak, guru sebagai peneliti harus terlibat dalam proses tindakan, sedangkan dilain pihak guru harus melakukan tugas rutin.
d.      Adanya tuntunan pemimpin kelompok untuk bertindak secara demokratis dan memiliki kepekaan tinggi terhadap kebutuhan anggota kelompoknya dalam situasi tertentu. Padahal untuk mendapatkan pemimpin yang demikian sangat sulit.
e.       Memiliki validitas dan reliabilitas yang rendah.







BAB III
KESIMPULAN

Dari hasil pembahasan di atas dapat diperoleh kesimpulan bahwa penelitian tiondakan kelas adalah penelitian yang mengangkat masalah-masalah yang actual yang dilakukan oleh para guru yang merupakan pencermatan kegiatan belajar yang berupa tindakan untuk memperbaiki dan meningkatkan praktek pembelajaran di kelas secara lebih professional. Oleh karena itu penelitian ini sangat membantu guru dalam memecahkan masalah yang timbul di dalam kelas.
Namun penelitian tindakan kelas juga mempunyai beberapa kelemahan yang tidak mungkin dielak. Diantaranya yaitu Sulitnya mencapai keharmonisan kerjasama antara orang- orang yang memiliki latar belakang yang berbeda ,rendahnya efisiensi waktu karena disatu pihak, guru sebagai peneliti harus terlibat dalam proses tindakan, sedangkan dilain pihak guru harus melakukan tugas rutin. Ada lagi kelemahan lainnya yaitu Memiliki validitas dan reliabilitas yang rendah.


















DAFTAR PUSTAKA


Anonim. 2013. Pedoman Tesis & Disertasi. Yogyakarta : Program Pascasarjana UNY

Burhan L Fanani. 2013. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta : Araska

Craig A. Merthler. 2009. Action Research. London: Sage

Igak wardani, Kuswaya Wihardit. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Universitas Terbuka.

Nana Syaodih Sukmadinata. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung :PT Remaja Rosdakarya

Pardjono, dkk. 2007. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Lembaga Penelitian UNY

Rochiati Wiriaatmaja.2009. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Rosda Karya.

Sugiono. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Sukardi. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

_________. (2007). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara.

_________. (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Trianto. 2011. Paduan Lengkap Penelitian Tindakan KelasTeori & Praktik. Jakarta : Prestasi Pustaka Publisher

Tukiran dkk. 2012. PTK Untuk Pengembangan Profesi Guru. Bandung : Alfabeta

Wina Sanjaya 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Kencana Prenada Media Grup


Zainal Arifin. 2012. Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosda Karya.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Reviewed by asarisolid on 4:19 PM Rating: 5

No comments:

ADS

referensimakalah. Powered by Blogger.